Anda di halaman 1dari 13

PAPER

EXHUMATION
(PENGGALIAN KUBUR)

Disusun Oleh :
Lolla Radecha (71160891833)
Dexel Putra Simbolon (120611033)
Fernando Alca Fucino Sihombing (71160891961)

Oleh :
Pembimbing :
dr. Surjit Singh, MBBS, SPF,DFM
BAB 1 PENDAHULUAN
Penggalian jenazah (Exhumation) berasal dari bahasa Latin yaitu Ex yang
berarti keluar dan Humus yang berarti tanah.

Ada terdapat banyak alasan mengapa penggalian kuburan


(ekshumasi) dilakukan, namun sebelum ekshumasi dilakukan terlebih dahulu
harus ada permintaan dari penyidik. Beberapa alasan mengapa ekshumasi
perlu dilakukan antara lain kesalahan identifikasi mayat, studi toksikologi yang
tidak lengkap, jejak bukti hilang atau terabaikan sebelumnya, dan analisis luka
yang tidak benar atau tidak lengkap.

Ekshumasi atau penggalian jenazah merupakan hal yang tidak asing di


Indonesia karena cukup sering dilakukan. Penggalian jenazah biasanya
dilakukan untuk kepentingan pengadilan guna mencari penyebab kematian serta
memutuskan seseorang bersalah atau tidak bersalah.
BAB 2 PEMBAHASAN
Definisi:
Penggalian mayat ( exhumation) adalah pemeriksaan terhadap mayat
yang sudah dikuburkan dari dalam kuburannya yang telah disahkan
oleh hukum untuk membantu peradilan. Ex dalam bahasa latin berarti
keluar dan humus berarti tanah. Pada umumnya, penggalian mayat
dilakukan kembali karena adanya kecurigaan bahwa mayat mati secara
tidak wajar, adanya laporan yang terlambat terhadap terjadinya pembunuhan
yang disampaikan kepada penyidik atau adanya anggapan bahwa
pemeriksaan mayat yang telah dilakukan sebelumnya tidak akurat1.
Ekshumasi tidak hanya dilakukan pada penggalian kuburan personal
namun juga dapat dilakukan penggalian kuburan massal seperti penggalian
kuburan massal di hutan Situkup selama 3 hari. Penelitian massal ini
bertujuan untuk mengungkapkan jumlah korban pembunuhan, penahanan,
penyiksaan, dan pelanggaraan HAM. Menurut keterangan dr. Handoko (Tim
Forensik), dari proyektil – proyektil yang ditemukan pada kerangka yang digali
bisa ditarik kesimpulan bahwa pembunuhan ini dilakukan dengan
menggunakan senjata laras panjang maupun pendek yang diduga hanya
dimiliki oleh militer.
INDIKASI EKSHUMASI

Indikasi dilakukan penggalian mayat adalah sebagai berikut :


1. Terdakwa telah mengaku dia telah membunuh seseorang dan telah menguburnya di suatu
tempat.8
2. Jenazah setelah dikubur beberapa hari baru kemudian ada kecurigaan bahwa jenazah
meninggal secara tidak wajar.
3. Atas perintah hakim untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap jenazah yang telah
dilakukan pemeriksaan dokter untuk membuat visum et repertum.
4. Penguburan mayat secara ilegal untuk menyembunyikan kematian atau karena alasan
criminal.
5. Pada kasus dimana sebab kematian yang tertera dalam surat keterangan kematian tidak
jelas dan menimbulkan pertanyaan seperti keracunan dan gantung diri.1 Dalam
pembongkaran dua kuburan seperti yang dilakukan oleh aparat TNI/Polri di Kecamatan
Kuta baro yang hanya ditemukan tulang berulang korban. Melihat dari kondisi korban,
korban ditembak di pelipisnya dalam posisi jongkok di depan lubang yang telah
disediakan dengan kedua tangan dan kaki terikat, selanjutnya dilakukan pemeriksaan
bagian rambut dan gigi di lab forensik. Sedangkan satu kuburan lagi yang hanya
ditemukan tengkorak kepala bersama separuh rahang bawah kiri dan empat tulang rusuk
serta tulang tangan dan kaki tidak ditemukan. Proses penggalian tersebut disaksikan oleh
keuchik dan tokoh masyarakat.
6. Pada kasus dimana identitas mayat yang dikubur tidak jelas kebenarannya atau
diragukan.
7. Pada kasus criminal untuk menentukan penyebab kematian yang diragukan, misalnya
pada kasus pembunuhan, yang ditutupi seakan bunuh diri.
HAL– HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
EXHUMASI
1. Persiapan penggalian kuburan, 2. Waktu yang baik,
a.Dokter harus mendapat keterangan lengkap tentang
peristiwa kematian agar dapat memusatkan Waktu yang baik untuk melakukan ekshumasi adalah :
perhatian dan periksaan pada hal yang dicurigai. a. Jika mayatnya masih baru maka di lakukan secepat
b.Jika pemeriksaan dilakukan lokasi penggalian harus mungkin sedangkan jika mayatnya sudah lama
disiapkan tenda lengkap dengan dinding penutup, atau lebih dari satu bulan dapat dicari waktu yang
meja pemeriksaan, air wadah, dan perlengkapan tepat untuk penggalian.
pengankatan mayat. b. Penetapan batas waktu ekshumasi di India, Inggris
Perlengkapan yang diperlukan dalam penggalian kubur dan Indonesia tidak mempunyai batas waktu. Di
: Prancis sekitar 10 tahun, Skotlandia 20 tahun,
a. Kendaraan Jerman 30 tahun.
b. Perlengkapan untuk melakukan penggalian misalnya c. Waktu penggalian dilakukan pada pagi hari untuk
cangkul, ganco, linggis, secrop. mendapatkan cahaya yang cukup terang, udara
c. Perlengkapan untuk melakukan otopsi, yaitu pisau masih segar, matahari belum terlalu terik dan
dapur, scalpel, gunting, pinset, gergaji, jarum untuk menghindari kerumunan masyarakat yang
(jarum karung goni), benang, timbangan berat, sering mengganggu pemeriksaan. Bila tidak
gelas pengukur,alat penggaris, ember, stoples memungkinkan dilakukan pada pagi hari,
berisi alkohol 95% ini bila ada indikasi mati oleh pemeriksaan dilakukan pada siang hari dengan
keracunan dan stoples berisi formalin 10% cuaca yang baik. Penggalian mayat pada sore hari
sebanyak 1 liter, kantong plastik untuk membawa sebaiknya dihindari.
sampel tanah, sabun dan kapas dan kain kasa.
Sementara itu di lokasi sudah disediakan tenda
lengkap dengan dinding penutup, meja
pemeriksaan, air, wadah dan perlengkapan
pengangkatan mayat.
1 dan 2 disediakan penyidik.Perlu membawa 1 atau 2
pembantu
3. Kehadiran petugas
Pada saat pelaksanaan penggalian harus dihadiri oleh :
a. Penyidik atau polisi beserta pihak keamanan
b. Pemerintah setempat / pemuka masyarakat.
c. Dokter beserta pembantunya
d. Keluarga korban / ahli waris korban
e. Petugas pengamanan/ penjaga kuburan.
f. Penggali kuburan
Dalam penggalian kuburan, kewenangannya dimiliki oleh
Tim Penyidik sebagaimana yang dikatakan oleh Direktur I
Keamanan Trans Nasional Badan Reserse dan Kriminal Mabes
Polri Brigjen Pol Aryanto Sutadi bahwa TNI tidak memiliki
kewenagan untuk melakukan penggalian kuburan massal di Aceh
meskipun sedang diberlakukan darurat militer karena dapat
merusak barang bukti, akan tetapi penyidik memerlukan izin dari
penguasa darurat militer karena tugas PDM adalah
mengamankan
4. Keamanan, yaitu penyidik harus mengamankan tempat
penggalian dari kerumunan massa.
5. Proses penggalian kuburan
a. Untuk menentukan lokasi, bila dikuburan umum, adalah
keluarga atau juru kunci kuburan. Bila letaknya tersembunyi
maka tersangka yang menunjukan.Kadang tersangka sulit
menunjukkan letaknya secara pasti sehingga penggalian
dapat mengalami kegagalan.
b.Saat peti diangkat ke atas, penutup peti sebaiknya dibuka
sedikit dengan membuka mur atau engsel peti agar gas-gas
di dalamnya bias dikeluarkan ke udara bebas. Selanjutnya
peti dikirim ke kamar mayat, apabila terjadi pembusukan
maka ditempatkan potongan kayu atau kerangka fiberglass
di dasarnya. Tanah dan lumpur harus dipindahkan sebelum
peti dikirim ke kamar otopsi untuk menghindari
pencemaran.
6. Pemeriksaan mayat
Pemeriksaan mayat mayat sebaiknya dilakukan
ditempat penggalian agar mempermudah penguburan
kembali selain karena mengingat adanya masalah
transportasi dan waktu. Akan tetapi pemeriksaan dikamar
mayat lebih baik karena dapat dilakukan dengan tenang
tanpa harus ditonton oleh masyarakat banyak dan lebih
teliti.1
Sebelum ahli patologi melakukan pemeriksaan
terhadap mayat, terlebih dahulu dipastikan bahwa mayat
yang akan diperiksa adalah benar. Pada umumnya, kerabat
atau teman dekat korban yang melihat wajah mayat dan
kemudian menyatakan secara verbal kepada polisi, petugas
kamar mayat atau dokter bahwa benar itu mayat yang
dimaksud. Apabila mayat terbakar dan tidak dapat dikenali,
dimutilasi, maka identifikasi dilakukan dengan
cara menunjukkan dokumen atau benda- benda seperti
pakaian dan perhiasan milik mayat kepada kerabat.
PEMERIKSAAN MAYAT MENCAKUP
PEMERIKSAAN LUAR DAN DALAM.
Pemeriksaan luar yaitu : Tahap pemeriksaan dalam yaitu :
a.Label mayat a. Pembukaan jaringan kulit dan otot
b. Tutup dan pengbungkus mayat b. Pembukaan rongga tubuh, dapat
c. Pakaian dilakukan dengan dua metode yaitu
d. Perhiasan insisi I dan insisi Y
e. Tanda – tanda kematian c. Pengeluaran organ dalam tubuh
f. Identifikasi umum : usia, jenis
kelamin, TB
g. Identifikasi khusus : tato, tahi lalat,
kelainan bawaan
h. Pemeriksaan local : kepala, rambut,
mata, telinga, mulut, leher, dada,
perut, ekstremitas, alat kelamin,
punggung dan dubur.
i. Pemeriksaan luka
PROSEDUR PENGGGALIAN JENAZAH

a. Permintaan secara tertulis oleh penyidik, disertai permintaan untuk otopsi.


b. Penyidik harus memberikan keterangan tentang modus dan identitas
korban sehingga dokter dapat mempersiapkan diri. Misalnya korban
pencekikan maka pemeriksaan leher akan lebih berhati-hati. Korban
keracunan, maka dipersiapkan alkohol 95% untuk pengawet.
c. Yang harus diperhatikan dalam identitas korban adalah
1. Jenis kelamin, laki-laki atau perempuan
2. Tinggi badan.
3. Umur korban.
4. Pakaian, perhiasan yang menempel pada tubuh korban.
5. Sidik jari. (dari Satlantas saat mengambil SIM).
6. Tanda-tanda yang ada pada tubuh korban :
– Warna dan bentuk rambut serta panjangnya.
– Bentuk dan susunan gigi. Memakai gigi palsu / tidak.
– Ada tatou di kulit atau tidak. (bentuk dan lokasinya)
– Adanya cacat pada tubuh korban misalnya : Adanya luka perut, pada
kulit, penyakit-penyakit lainnya.
Label identitas diikat erat pada ibu jari atau gelang tangan dan kaki.
ASPEK HUKUM
KUHAP Pasal 135
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian mayat, dilaksanakan
menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat 2 dan pasal 134 ayat 1 undang-
undang ini.
Dalam penjelasan pasal 135 KUHAP ini lebih lanjut disebut : yang dimaksud dengan “penggalian
mayat” termasuk pengambilan mayat dari semua jenis tempat dan penguburan.1
KUHAP Pasal 133 ayat 2
Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis, yang
dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat.1
KUHAP Pasal 134 ayat 1
Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi
dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.
Mengenai biaya untuk kepentingan penggalian mayat, bila merujuk ke dalam ketentuan hukum
KUHP dinyatakan ditangguang oleh Negara, walaupun dalam pelaksanaannya ada ketegasan dan
kejelasan.1
KUHAP Pasal 136
Semua biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
bagian kedua BAB XIV ditanggunga oleh Negara.1
KUHAP Pasal 7 ayat 1 h
Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.
KUHAP Pasal 180
(1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan
yang timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta
keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh
yang berkepentingan.
(2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau
penasihat hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) hakim memerintahkan agar hal itu
dilakukan penelitian ulang.
(3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan
penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2).
Bagi yang menghalang- halangi atau menolak bantuan pihak
pengadilan dapat dikenakan sanksi hokum seperti tercantum dalam
pasal 222 KUHP.1
KUHP pasal 222
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalangi, atau
menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan dihukum
dengan penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-
banyaknya tiga ratus ribu rupiah

Anda mungkin juga menyukai