Anda di halaman 1dari 15

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21. Definisi

Penggalian jenazah (Exhumation) berasal dari bahasa Latin yaitu Ex

yang berarti keluar dan Humus yang berarti tanah. 1 Jadi exhumation berarti

mengeluarkan mayat yang sudah dimakamkan untuk dilakukan pemeriksaan

yang syah secara hukum.1

Pada umumnya, penggalian mayat dilakukan kembali karena adanya

kecurigaan bahwa mayat mati secara tidak wajar, adanya laporan yang

terlambat terhadap terjadinya pembunuhan yang disampaikan kepada

penyidik atau adanya anggapan bahwa pemeriksaan mayat yang telah

dilakukan sebelumnya tidak akurat1.

2.2 Kepentingan Exhumasi

Penggalian kuburan atau ekshumasi diperlukan untuk tujuan

tertentu sesuai dengan kepentingan3 :

1. Penggalian atau pembongkaran kuburan untuk kepentingan

peradilan. Untuk kepentingan penyidikan kepolisian kadang –

kadangsuatu kuburan perlu digali kembali untuk memeriksa dan

membuat visum et repertum dari jenazah yang beberapa waktu lalu

dikubur. Hal ini terjadi atas dasar laporan atau pengaduan


6

masyarakat agar polisi dapat melakukan penyidikan atas kematian

tersebut tidak wajar dan menimbulkan kecurigaan. Kadang –

kadangkorban suatu pembunuhan atau tidak kejahatan lain dimana

korban dikubur disuatu tempat atau suatu kematian yang pada waktu

itu dianggap atau dibuat seolah – olahkematian wajar sehingga pada

waktu itu tidak dimintakan Visum et Repertum. Ternyata beberapa

waktu kemudian diketahui bahwa kematian itu tidak wajar.

2. Penggalian non forensik atau bukan untuk peradilan.

a. Biasanya dilakukan untuk keperluan kota – kota,

pengembangan gedung –gedungdan sebagainya atas perintah

dari penguasa pemerintah setempat. Untuk pelaksanaan

biasanya ada petunjuk pelaksanaan yang diatur oleh

pemerintah setempat yang bekerjasama dengan keluarga. Oleh

karena itu sifatnya lebih sederhana dan sifatnya tidak perlu ikut

serta kepolisian dari segi pengamanan pelaksanaan sehingga

hanya untuk mencegah seandainya terjadi hal – halyang tidak

diinginkan.

b. Kadang – kadangatas kemauan keluarga sendiri untuk

memindahkan kuburan seseorang ke kuburan lain atau kekota

lain. Untuk tujuan ini sudah ada cara tertentu dan biasanya

tidak menjadi urusan kepolisian.


7

Ekshumasi harus dilakukan sesuai hukum dan mentaati prosedur

pemeriksaan dan dilakukan secara ilmiah oleh pakar dari institusi yang

netral dan imparsial. Semakin dini ekshumasi dilakukan semakin baik.

Selain itu pengamanan barang bukti harus dilakukan semaksimal mungkin

sejak awal penggalian dengan melibatkan ahli. Penggalian awal biasa

dilakukan oleh orang yang bukan ahli forensik, tetapi begitu sudah kelihatan

ada mayat atau peti maka menjadi bagian ahli forensik untuk melanjutkan.

2.3 Alasan Exhumasi

Biasanya berkaitan dengan perkara tindak pidana, dimana diperlukan

keterangan mengenai penjelasan yang masih kabur bagi penyidik dan badan

lain (misalnya asuransi), seperti:

1. Penguburan mayat secara ilegal untuk menyembunyikan kematian

atau karena alasan-alasan kriminal

2. Pada kasus dimana sebab kematian yang tertera dalam surat kematian

tidak jelas dan menimbulkan pertanyaan, seperti keracunan dan

gantung diri.

3. Pada kasus dimana identitas mayat yang dikubur tidak jelas

kebenarannya atau diragukan

4. Pada kasus kriminal untuk menentukan penyebab kematian yang

diragukan, misalnya pada kasus pembunuhan yang ditutup-tutupi

seakan-akan bunuh diri.1


8

2.4 Persiapan Exhumasi

Secara teknis, prosedu rekshumasi di bagi menjadi :

1. Persiapan Penggalian Kuburan

1) Surat persetujuan dari keluarga yang meninggal yang menyatakan

tidak berkeberatan bahwa makam atau kuburan tersebut dibongkar.

2) Surat pernyataan dari keluarga, juru kubur, petugas pemerintah

setempat atau saksi – saksilain yang menyatakan bahwa kuburan

tersebut memang kuburan dari orang – orangyang meninggal yang

dimaksudkan.

3) Surat penyitaan dari kuburan yang akan digali sebagai barang bukti

yang dikuasai oleh penyidik ( Kepolisian ) untuk sementara.

4) Surat permintaan Visum et Repertum kepada Dokter pemerintah,

Dokter Polri atau Dokter setempat untuk pemeriksaan mayat Cq.

penggalian kuburan.

5) Berita acara pembongkaran kuburan harus dibuat secara kronologis

serta sesuai metode kriminalistik yang membuat semua kejadian

kejadian sejak pertama kali kuburan itu dibongkar.

6) Peralatan dan sarana lain yang diperlukan.


9

2. Pelaksanaan Penggalian Kuburan :

a. Perlu dihadiri oleh dokter, penyidik, pemuka masyarakat setempat,

pihak keamanan, petugas pemakaman dan penggali kuburan.

b. Memastikan kuburan yang harus digali dengan kehadiran pihak

keluarga atau ahli waris atau saksi yang mengetahui dan

menyaksikan penguburan diperlukan kehadirannya .

c. Sebelum penggalian, sekitar kuburan harus ditutup dengan tabir

( dari bahan apa saja ).

Gambar 1. Tabir dan tenda pada sekitar tempat ekshumasi

d. Mencatat kronologis acara pembongkaran kuburan.

- Siapa saja yang hadir di tempat penggalian ( nama & alamat )

- Tempat dan alamat penggalian


10

- Jam berapa dimulai pemeriksaan kuburan ( dari luar )

- Tanda – tanda yang ada dicatat, misalnya nisan dibuat dari

apa, berapa tingginya, dan bagaimana bentuknya.

- Identitas, nama, tanggal kematian, dan sebagainya.

- Keadaan cuaca, mendung, panas, dan sebagainya.

- Setiap mencapai kedalaman tertentu harus dicatat diukur

dengan mistar dan difoto. Misalnya jam 09.30 mencapai

kedalaman 1 meter.

- Keadaan tanah , komposisi tanah, pasir, tanah liat warna

merah atau coklat dan sebagainya.

- Tanah yang berada disekitar jenazah diatas, dibawah dan

disisi kanan kiri jenazah. Sebaiknya harus diambil dan

dimasukkan kedalam gelas kaca, yang ditempel kertas label

identitas. Sebaiknya sekurang-kurangnya dua sampel tanah

diambil dengan jarak kurang lebih 25 sampai 30 kaki dari

kuburan, hal ini sangat penting pada kasus keracunan. Pada

kasus keracunan Arsen icracu nakan ditemukan di tubuh

jenazah pada saat penggalian kubur dan tanah disekitar

jenazah akan mengandung arsenic.

- Pada jam berapa mencapai papan penutup liang lahat atau

peti mayat dan sebagainya dan pada kedalaman berapa meter

jangan lupa selalu dibuat fotonya.


11

- Jam berapa peti mayat atau papan penutup diangkat, atau bila

tidak ada peti, jenazah diangkat dari liang lahat.

- Bagaimana keadaan jenazah, posisi mayat, keadaan kain

kafan dan lain lain.

- Barang barang yang ditemukan.

- Saat dokter mulai mengadakan pemeriksaan ( autopsi )

sampai selesai.

e. Seandainya autopsi akan dilakukan di Rumah Sakit maka mayat

atau peti mayat sebagai barang bukti harus dibungkus, disegel, dan

sebagainya sebelum dikirim ke Rumah Sakit dan harus disertai

dengan Berita Acara dan sebagainya. Pertimbangan melakukan

pemeriksaan di tempat atau TPU :

- Transportasi yang sulit atau tidak memungkinkan.

- Penghematan waktu

- Mendapat hasil pemeriksaan lebih cepat.

- Menghindari kesalahpahaman pandangan masyarakat

- Mempermudah penguburan kembali

- Pertimbangan melakukan pemeriksaan dirumah sakit.

- Pemeriksaan dapat dilakukan dengan tenang

- Diharapkan lebih teliti


12

- Mendapat hasil lebih baik karena dapat dilakukan pemeriksaan

yang lebih lengkap seperti pemeriksaan histopatologik dan

toksikologik.

f. Untuk mengukur dapat disediakan mistar kayu 1 meter atau

meteran dari pita logam 2 – 5meter.

g. Peralatan fotografi dilengkapi flash unit dengan film hitam putih

oleh petugas Polri sendiri. Tidak diperkenankan wartawan /

wartawan foto berada dilokasi pengadilan.

3. Penyerahan ke Penyidik

Tahapan teknis yang terakhir dari ekshumasi adalah dilakukan

penyerahan kembali ke penyidik bahwa pemeriksaan terhadap jenazah

telah selesai. Dimana selanjutnya akan dibuat

- Berita acara pemakaman kembali

- Berita acara penyerahan kembali kuburan kepada keluarga dan

yang kemudian selanjutnya jenazah yang telah diotopsi

dimakamkan kembali.

2.5 Teknik Autopsi

Dilakukan terhadap mayat seseorang berdasarkan peraturan undang –

undang, dengan tujuan :


13

- Membantu dalam hal penentuan identitas mayat

- Menentukan sebab pasti kematian, memperkirakan cara kematian, serta

saat kematian

- Mengumpulkan serta mengenali benda – benda bukti untuk penentuan

identitas benda penyebab serta identitas pelaku kejahatan.

- Membuat laporan tertulis yang objektif berdasarkan fakta dalam bentuk

visum et repertum

- Melindungi orang yang tidak bersalah dan membantu dalam penentuan

identitas serta penuntutan terhadap orang yang bersalah4

Autopsi yang dilakukan pada ekshumasi adalah autopsi forensik.

Ada pun tujuan dari medico – legal nya adalah5 :

1. Tuntutan kasus kriminal seperti pembunuhan, kecurigaan pada kasus

keracunan, dan kematian karena kasus abortus kriminal atau malpraktek.

Hal ini berlaku secara universal di seluruh negara.

2. Penentuan penyebab kematian pada kasus perdata seperti gugatan

kematian karena kecelakaan, ganti rugi asuransi, gugatan kompensasi

pekerjaan, pertanggungjawaban untuk malpraktek, dan tuntutan untuk

warisan. Hal ini hanya berlaku di luar negeri sedangkan di Indonesia

tidak.

Adapun teknik autopsi yang dapat digunakan antara lain6 :


14

1. Teknik Virchow

Setelah dilakukan pembukaan rongga tubuh, organ – organ

dikeluarkan satu persatu dan langsung diperiksa. Dengan demikian

kelainan – kelainan yang terdapat pada masing – masing organ yang

tergolong dalam satu sistem menjadi hilang. Teknik ini kurang baik

bila digunakan pada autopsi forensik, terutama pada kasus

penembakan dengan senjata api dan penusukan dengan senjata tajam.

Gambar 2. Teknik Virchow mengeluarkan organ satu persatu

2. Teknik Rokitansky

Setelah rongga tubuh dibuka, organ dilihat, dan diperiksa

dengan melakukan beberapa irisan in situ, baru kemudian seluruh

organ – organ tersebut dikeluarkan dalam kumpulan – kumpulan


15

organ ( en bloc ). Teknik ini pun tidak baik digunakan untuk autopsi

forensik.

3. Teknik Letulle

Setelah rongga tubuh dibuka, organ leher, dada, diafragma,

dan perut dikeluarkan sekaligus ( en masse ). Kepala diletakan di atas

meja dengan permukaan posterior menghadap ke atas. Plexus

coeliacus dan kelenjar para aortal diperiksa, aorta dibuka sampai arcus

aortae dan Aa. renales kanan dan kiri dibuka serta diperiksa. Aorta

diputus di atas muara a. Renalis. Rectum dipisahkan dari sigmoid.

Organ urogenital dipisahkan dari organ lain. Bagian proksimal

jejunum diikat pada dua tempat dan kemudian diputus antara dua

ikatan tersebut dan usus dapat dilepaskan. Esofagus dilepaskan dari

trakhea, tetapi hubungannya dengan lambung dipertahankan. Vena

cava inferior serta aorta diputus di atas diafragma dan dengan

demikian organ leher dan dada dapat dilepas dari organ perut. Dengan

pengangkatan organ – organ tubuh secara en masse ini, hubungan

antar organ tetap dipertahankan setelah seluruh organ dikeluarkan dari

tubuh. Kerugian teknik ini adalah sukar dilakukan tanpa pembantu,

serta agak sukar karena ”panjang”nya kumpulan organ – organ yang

dikeluarkan sekaligus.

4. Teknik Ghon
16

Setelah rongga tubuh dibuka, organ leher dan dada, organ

pencernaan bersama hati dan limpa, organ urogenital diangkat keluar

sebagai 3 kumpulan organ ( bloc ).

Pada autopsi jenazah yang baru meninggal dunia, terkadang sulit

untuk menentukan penyebab kematiannya. Apalagi autopsi pada kasus

ekshumasi dimana jenazah yang sudah dikuburkan mulai dari

beberapa hari sampai beberapa tahun sehingga tidak semua autopsi

pada ekshumasi dapat menjelaskan tentang penyebab kematiannya,

terutama pada jenazah yang telah mengalami pembusukan.

2.6 Aspek Hukum

Identifikasi  kuburan harus dilakukan dengan perencanaan dan dicatat

segala sesuatunya atas ijin petugas pemakaman dan pihak yang berwenang.

Prosedur penggalian mayat di atur dalam KUHAP dan memerlukan surat

permintaan pemeriksaan dari penyidik. Di samping itu, masih diperlukan

persiapan lain yaitu koordinasi dengan pihak pemerintah daerah (Dinas

Pemakaman), untuk memperoleh bantuan penyediaan tenaga para penggali

kubur, juga perlu dipersiapkan kantong plastic besar untuk jenazah serta

kantong plastic untuk wadah /sampel pemeriksaan laboratorium1.

KUHAP Pasal 135


17

Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan

penggalian mayat, dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 133 ayat 2 dan pasal 134 ayat 1 undang-undang ini.Dalam

penjelasan pasal 135 KUHAP ini lebih lanjut disebut : yang dimaksud

dengan “penggalian mayat” termasuk pengambilan mayat dari semua jenis

tempat dan penguburan.1

KUHAP Pasal 133 ayat 2

Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1

dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas

untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan

bedah mayat.1

KUHAP Pasal 134 ayat 1

Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian

bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib

memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.Mengenai biaya

untuk kepentingan penggalian mayat, bila merujuk ke dalam ketentuan

hukum KUHP dinyatakan ditangguang oleh Negara, walaupun dalam

pelaksanaannya ada ketegasan dan kejelasan.1

KUHAP Pasal 136


18

Semua biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemeriksaan

sebagaimana dimaksud dalam bagian kedua BAB XIV ditanggunga oleh

Negara.1

KUHAP Pasal 7 ayat 1

Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya

dengan pemeriksaan perkara.

KUHAP Pasal 180

(1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang

timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan

ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang

berkepentingan.

(2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat

hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang.

(3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan

penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2).Bagi yang

menghalang- halangi atau menolak bantuan pihak pengadilan dapat

dikenakan sanksi hukum seperti tercantum dalam pasal 222  KUHP.

KUHP pasal 222


19

Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalangi, atau

menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan dihukum dengan

penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak- banyaknya  tiga ratus

ribu rupiah.1

Anda mungkin juga menyukai