• Follow up prepartum :
• Jam 09.00-11.50 observasi his, DJJ, tanda
vital ibu
• Penurunan di atas spina W
• Sejajar spina W
• Di bawah spina W
• Hal. 23 Apgar skor bayi 4/8
Rekam Medik
Anemnesis
Identifikasi
• Ny. Win/31 th • R/ Perkawinan: 1 x
• Tamat SMP lamanya 2,5 tahun
• Alamat dalam kota • HPHT : 15-11-08
• MRS : 17 Agustus 2009 • TP : 22-08-09
pukul 23.30 WIB • Primigravida
Keluhan • Hamil cukup bulan dengan keluar air-
Riwayat
kain basah. Riwayat perut mules yang
menjalar ke pinggang hilang timbul
makin lama makin kuat dan sering (-)
Terapi :
1. R/ Partus pervaginam
2. Observasi his, DJJ, tanda vital ibu dan tanda-tanda inpartu
3. Kosongkan kandung kemih
4. Injeksi Cefotaxime 3x1 g IV (skin test dulu)
5. Lab: DR, UR, kultur urin
6. Evaluasi partograf WHO modifikasi
Prognosis :
Ibu : dubia
Janin : dubia
Follow up
Tanggal Pemeriksaan Tindakan
18-8-06 Kel : hamil cukup bulan dengan keluar air-air dan anak sungsang R/ Partus pervaginam
03.30 WIB Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20 x/m, T Observasi his, DJJ,
36,80C tanda vital ibu dan
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang, puka, tanda-tanda inpartu
bokong, W, di atas spina, his (-), DJJ 146 x/mnt, TBJ 2500 gr. Kosongkan kandung
VT: Porsio lunak, posterior, pendataran 0%, pembukaan kuncup, bokong, kemih
sulit dinilai, ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai Injeksi Cefotaxime 3x1
Bishop’s score : 3 g IV (skin test dulu)
ZA score : 4 Evaluasi partograf
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan KPSW 2,5 jam belum inpartu janin WHO modifikasi
tunggal hidup presentasi bokong
18-8-06 Kel : hamil cukup bulan dengan keluar air-air dan anak sungsang R/ Partus pervaginam
07.00 WIB Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20 x/m, T Observasi his, DJJ,
36,80C tanda vital ibu dan
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang, puka, tanda-tanda inpartu
bokong, W, di atas spina, his (-), DJJ 146 x/mnt, TBJ 2500 gr. Kosongkan kandung
VT: Porsio lunak, posterior, pendataran 60%, pembukaan kuncup, kemih
bokong, ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai Injeksi Cefotaxime 3x1
Bishop’s score : 5 g IV
ZA score : 4 Evaluasi partograf
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan KPSW 10 jam belum inpartu janin WHO modifikasi
tunggal hidup presentasi bokong
Tanggal Pemeriksaan Tindakan
18-8-06 Kel : hamil cukup bulan dengan keluar air-air dan anak sungsang R/ Partus pervaginam
09.00 WIB Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20 x/m, Observasi his, DJJ, tanda
T 36,80C vital ibu
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang, Kosongkan kandung kemih
puka, bokong, W, di atas spina, his (-), DJJ 146 x/mnt, TBJ 2500 gr. Injeksi Cefotaxime 3x1 g IV
VT: Porsio lunak, posterior, pendataran 60%, pembukaan kuncup, Evaluasi partograf WHO
bokong, ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai modifikasi
Bishop’s score : 5 ZA score : 4
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan KPSW 10 jam belum inpartu janin
tunggal hidup presentasi bokong
18-8-06 Kel : mau melahirkan dengan keluar air-air dan anak sungsang R/ Partus pervaginam
10.00 WIB Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20 x/m, Observasi his, DJJ, tanda
T 36,80C vital ibu
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang, Kosongkan kandung kemih
puka, bokong, W, sejajar spina, his 3x/10/35, DJJ 146 x/mnt, TBJ Injeksi Cefotaxime 3x1 g IV
2500 gr. Evaluasi partograf WHO
VT: Porsio lunak, medial, pendataran 100%, pembukaan 3 cm, modifikasi
bokong, ketuban (-) jernih, bau (-), penunjuk sakrum kiri depan dan
calcaneus
ZA score : 5
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan KPSW 12 jam inpartu kala I fase
laten janin tunggal hidup presentasi bokong-kaki
Tanggal Pemeriksaan Tindakan
18-8-06 Kel : mau melahirkan dengan keluar air-air dan anak sungsang R/ Partus pervaginam
11.00 Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20 Observasi his, DJJ, tanda vital
WIB x/m, T 36,80C ibu
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang, Kosongkan kandung kemih
puka, bokong, W, di bawah spina, his 4x/10/45, DJJ 146 x/mnt, Injeksi Cefotaxime 3x1 g IV
TBJ 2500 gr. Evaluasi partograf WHO
VT: Porsio lunak, medial, pendataran 100%, pembukaan 6 cm, modifikasi
bokong, ketuban (-) jernih, bau (-), penunjuk sakrum kiri lintang
dan calcaneus
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan Riwayat KPSW 14 jam inpartu
kala I fase aktif janin tunggal hidup presentasi bokong-kaki
18-8-06 Kel : mau melahirkan dengan keluar air-air dan anak sungsang Akhiri kala II dengan ekstraksi
11.50 Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20 total
WIB x/m, T 36,80C Episiotomi mediolateral
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang, Observasi his, DJJ, tanda vital
puka, bokong, W, di bawah spina, his 4x/10/45, DJJ 60 x/mnt, TBJ ibu
2500 gr. Lapor konsulen VK
VT: porsio tak teraba, pembukaan lengkap, ketuban (-) jernih, bau Acc dilakukan ektraksi total
(-), kaki dan tali pusat menumbung, penunjuk calcaneus
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan riwayat KPSW 14,5 jam inpartu
kala II janin tunggal hidup presentasi kaki dengan tali pusat
menumbung + gawat janin
Pukul 11.50 WIB
D/G1P0A0 hamil aterm inpartu kala II JTH presentasi kaki dengan
tali pusat menumbung + gawat janin
Th/ Ekstraksi total
Episiotomi mediolateral
Pukul 11.55 WIB
Lahir neonatus hidup, laki-laki, BB 2600 g, PB 53 cm, AS 4/8 FT
AGA
Pukul 12.oo WIB
Plasenta lahir lengkap BP 450 g, PTP 50 cm diameter 17x18 cm
Luka episiotomi dijahit
19-08-09 Kel : habis melahirkan Mobilisasi dini
06.45 WIB St. Present : KU sedang, sens cm, ASI on demand
TD 110/70 mmHg, N 80x/m, RR 20x/m, Vulva hygiene
T 36,8oC Perawatan luka episiotomi
St. Obstetri : Amoksisilin 3 x 500 mg
PL : tifut 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, perdarahn aktif (-), lokhia rubra (+), Asam mefenamat 3 x 500 mg
luka episiotomi dan vulva tenang Vitamin B kompleks 3 x 1 tab
K/ post partum dengan ekstraksi total neonatus hidup laki-laki 2600g, 53 cm AS
8/9 FTAGA
1. Apakah
penatalaksanaan
pada pasien ini
sudah tepat?
2. Bagaimanakah
pertimbangan 3. Apakah
terminasi komplikasi tindakan
perabdominam ekstraksi total yang
pada pasien ini? dapat terjadi?
1. Apakah penatalaksaan pasien ini
sudah tepat ?
Analisis Kasus
MRS
Keluar air-air, 3 kali ganti kain basah 2,5 jam yll, perut mulas jarang, darah lendir
(-), hamil cukup bulan
PL : tifut 29 cm, his (-), DJJ 146 x/m, janin memanjang, ballotement kepala di
fundus, terbawah bokong, TBJ 2500 g
Insp : fluxus (+) cairan ketuban tak aktif, tes lakmus (+) merah biru
VT : Pembukaan kuncup, eff 0%
Skor ZA 4 (reevaluasi)
R/ Partus pervaginam
Evaluasi kemajuan persalinan
Pemberian antibiotika
KPSW
Insiden 2,7%-17% dari seluruh persalinan
INFEKSI ??
UNKNOWN??
Kultur urine
MALPRESENTASI
Antibiotik
Observasi
Induksi ?? KPSW 12 jam
Presentasi Bokong
Engangement dan desensus bokong masuknya diameter bitrochanteric melalui
diameter oblique panggul
Panggul anterior desensus lebih cepat dari posterior
Putar paksi dalam 45º
Pemutaran panggul anterior ke arah arcus pubis diameter bitrochanteric
menempati diameter anteroposterior PBP
Saat kala II
Teraba kalkaneus
(kedua kaki) dan teraba
tali pusat melilit satu
tumit janin)
Saat kala I
DJJ 60 x/menit
Teraba bokong
Fetal distress akibat tali
kaki
pusat menumbung
Bokong
Inkomplet
Kejadian prolaps tali pusat :
Presbo murni 0,4%
Presbo komplet 5-6%
Presbo 10%.
Prolaps tali pusat atau
terlilitnya tali pusat pada
ekstremitas dapat
menyebabkan asfiksia, akibat
kepala menekan tali pusat
pada serviks dan jaringan lunak
pelvis
Teknik Ekstraksi Kaki
• Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian
kecil anak dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan
tangan lain membuka labia.
• Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong –
pangkal paha sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian
melakukan fleksi dan abduksi paha janin sehingga sendi lutut menjadi
fleksi
• Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki
janin untuk mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas
• Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari II dan
II , kemudian dituntun keluar vagina
• Kedua tangan penolong memegang betis anak
dengan meletakkan kedua ibu jari dibelakang
betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-
jari lain didepan tulang kering. Dengan
pegangan ini dilakukan traksi curam bawah
pada kaki sampai pangkal paha lahir
• Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi
mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha
pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain
didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal
paha ditarik curam bawah sampai trochanter
depan lahir
• Kemudian dilakukan traksi curam atas pada
pangkal paha untuk melahirkan trochanter
belakang sehingga akhirnya seluruh bokong
lahir.
• Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan
femuropelvik dan dilakukan traksi curam dan
selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan
bahu dan lengan serta kepala seperti yang sudah
dijelaskan
2. Bagaimanakah pertimbangan
terminasi perabdominam pada pasien
ini?
Pasien ini,
evaluasi awal Kemajuan
KPSW 2,5 jam persalinan baik
dan ZA score 4 pecahnya ketuban
evaluasi dan tidak
observasi lanjut menghambat
untuk rencana kemajuan dan
partus proses persalinan
pervaginam
Pemeriksaan USG
di IRD dan VK
janin usia 36-37
R/ Pervaginam
minggu dengan
ketuban masih
cukup
Indikasi Seksio (William’s)
Bayi besar
Kepala hiperekstensi
Persalinan tidak maju (When delivery is indicated in the absence of spontaneous labor
(some clinicians use oxytocin augmentation))
Janin preterm yang baik dan viabel pada ibu dalam persalinan aktif atau diindikasikan
untuk diterminasi
IUGR berat
Rencana sterilisasi
Paralisis lengan
Separasi epifisis
tekanan oleh jari
Fraktur humerus pada tulang
tangan operator
dan klavikula skapula, humerus
pada pleksus
atau femur
brakialis
Fraktur kompresi
berbentuk sendok
atau fraktur
tengkorak
TERM BREECH TRIAL
• Pertimbangan pemilihan persalinan masih terus menjadi
perdebatan
• Rerata SC meningkat 50% -> 80%
• BBL 4000 g mortalitas perinatal menurun 0,35% hingga
0,18%, Apgar score 5 menit < 7 menurun dari 2,4% menjadi
1,1%, trauma lahir menurun 0,29% menjadi 0,08%.
• Sebagian besar dari penelitian tersebut menggambarkan
bahwa persalinan bokong per vaginam sama amannya
dengan seksio sesar, tapi tidak lebih aman, dengan
notabene dilakukan oleh penolong yang berpengalaman
• Evidence Based Guidelines komplikasi morbiditas dan
mortalitas perinatal setelah 4-6 minggu yang dilahirkan SC
menurun 67%
• Persalinan pervaginam luaran janin cukup baik pada kala II < 60 menit.
• Postpartum 3 bulan grup postseksio melaporkan kejadian inkontinensia
urin yang lebih rendah 38%, nyeri perut lebih tinggi 89%, dan nyeri
perineum yang lebih rendah 68%.
• Luaran janin setelah 2 tahun pertama pada kedua grup untuk gangguan
perkembangan saraf atau mortalitas tidak berbeda, pervaginam2,8% , SC
3,1%
• Evidence Based Guidelines mengindikasikan preferensi untuk terminasi
perabdominam pada presentasi bokong dengan bayi besar (> 3500g),
panggul yang sempit, defleksi kepala, presentasi inkomplet atau footling,
IUGR, dan ketrampilan penolong yang kurang memadai
Pertolongan bokong
inkomplit di negara-negara
maju lebih banyak
dilakukan dengan seksio
Pada kasus ini, bayi lahir dengan apgar skor bayi 4/8, tanda perdarahan intrakranial (-)
trauma vertebra servikalis (-), jejas/hematom (-)
Namun, setelah perawatan gabung sehari asfiksia NICU D/ tersangka infeksi.
Dalam perawatan, bayi mengalami perbaikan dan dipindahkan ke ruang neonatus.
Kesimpulan
▫ Pemilihan penatalaksaan pada kasus ini sudah tepat.
Kejadian prolaps tali pusat yang menyebabkan gawat
janin dapat terjadi pada persalinan bokong
inkomplet secara tiba-tiba. Namun, pada kala II
persalinan segera diakhiri dengan ekstraksi kaki.
▫ Pemilihan antara persalinan pervaginam dan
terminasi per abdominam pada kasus bokong dengan
pecah ketuban sebelum waktunya masih menjadi
perdebatan. Seksio primer tidak mutlak
diindikasikan bila penilaian evaluasi kemajuan
persalinan per vaginam cukup baik.
TERIMA KASIH