Anda di halaman 1dari 41

Presentasi Kasus I

PRIMIGRAVIDA HAMIL ATERM DENGAN


KPSW DAN PRESENTASI KAKI DENGAN
TALI PUSAT MENUMBUNG YANG
DIAKHIRI DENGAN EKSTRAKSI TOTAL

Penyaji : dr. Fonda Octarianingsih Shariff


Pembimbing : dr. H. A. Abadi, SpOG(K)
Pemandu : dr. H. Amir Fauzi, SpOG(K)

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
Ralat :

• Follow up prepartum :
• Jam 09.00-11.50  observasi his, DJJ, tanda
vital ibu
• Penurunan di atas spina W
• Sejajar spina W
• Di bawah spina W
• Hal. 23 Apgar skor bayi 4/8
Rekam Medik
Anemnesis

Identifikasi
• Ny. Win/31 th • R/ Perkawinan: 1 x
• Tamat SMP lamanya 2,5 tahun
• Alamat dalam kota • HPHT : 15-11-08
• MRS : 17 Agustus 2009 • TP : 22-08-09
pukul 23.30 WIB • Primigravida
Keluhan • Hamil cukup bulan dengan keluar air-

utama air dan anak sungsang

• Sejak 2,5 jam yang lalu os mengeluh


keluar air-air, banyaknya 3 kali ganti

Riwayat
kain basah. Riwayat perut mules yang
menjalar ke pinggang hilang timbul
makin lama makin kuat dan sering (-)

Perjalana Riwayat keluar darah lendir (+).


Riwayat trauma (-), riwayat perut
diurut-urut (-), riwayat minum

n obat/jamu-jamuan (-), riwayat post


coital (+) 3 hari yang lalu,
• Os mengaku hamil cukup bulan dan

Penyakit gerakan anak masih dirasakan.


Pemeriksaan Fisik
MRS : 17-08-09 pk. 23.30 WIB
P. Obstetri :
PL : FUT 3 jari bawah
St. Presens : proc. Xiphoideus (29 cm),
KU : baik memanjang, puki,
P. Panggul :
Sens : compos mentis terbawah bokong, W, his
promontorium tak teraba,
(-), DKK : 146 x/m, TBJ :
BB : 51 kg KD > 13 cm, KV > 11,5 cm,
2500 g
linea inominata teraba
TB : 156 cm Inspekulo : portio livide, 1/3-1/3, sakrum konkaf,
OUE tertutup, fluor (-), spina ischiadika tak
TD : 110/70 mmHg fluxus (+) ketuban tak menonjol, arcus > 90º,
N : 82 x/m aktif, tes lakmus (+) dinding samping lurus.
RR : 20 x/m VT : porsio lunak, Kesan : panggul luas
mposterior, eff 0%, Skor Zatuchni Andros : 4
T : 36,7º C kuncup, bokong, di atas
BS : 2
Keadaan Khusus : dbn spina, ketuban dan
penunjuk belum dapat
dinilai
Pemeriksaan penunjang
• DR : Hb 10,9 g%, Ht 32 vol %
• Leukosit 9200/mm3
• Trombosit : 359.000/mm3 LED 55 mm/jam
Laboratorium

• Sel epitel (+), Leukosit 1-2/LPB


• Eritrosit penuh, Silinder (-)
• Kristal (-), protein trace, glukosa (-)
Urin Rutin

• Hasil diterima tgl 18-08-09 pk 10.00 WIB


• Janin tunggal hidup, presentasi bokong
• FL = 7,1 cm ~ 36W1D
USG • Ketuban minimal, plasenta implantasi di corpus depan
Konfirmasi • Kesan : hamil 36 minggu, JTH, presbo dengan oligohidramnion
Diagnosis Kerja :
G1P0A0 hamil aterm dengan KPSW 2,5 jam belum inpartu janin tunggal
hidup presentasi kepala

Terapi :
1. R/ Partus pervaginam
2. Observasi his, DJJ, tanda vital ibu dan tanda-tanda inpartu
3. Kosongkan kandung kemih
4. Injeksi Cefotaxime 3x1 g IV (skin test dulu)
5. Lab: DR, UR, kultur urin
6. Evaluasi partograf WHO modifikasi

Prognosis :
Ibu : dubia
Janin : dubia
Follow up
Tanggal Pemeriksaan Tindakan
18-8-06 Kel : hamil cukup bulan dengan keluar air-air dan anak sungsang  R/ Partus pervaginam
03.30 WIB Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20 x/m, T  Observasi his, DJJ,
36,80C tanda vital ibu dan
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang, puka, tanda-tanda inpartu
bokong, W, di atas spina, his (-), DJJ 146 x/mnt, TBJ 2500 gr.  Kosongkan kandung
VT: Porsio lunak, posterior, pendataran 0%, pembukaan kuncup, bokong, kemih
sulit dinilai, ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai  Injeksi Cefotaxime 3x1
Bishop’s score : 3 g IV (skin test dulu)
ZA score : 4  Evaluasi partograf
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan KPSW 2,5 jam belum inpartu janin WHO modifikasi
tunggal hidup presentasi bokong

18-8-06 Kel : hamil cukup bulan dengan keluar air-air dan anak sungsang  R/ Partus pervaginam
07.00 WIB Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20 x/m, T  Observasi his, DJJ,
36,80C tanda vital ibu dan
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang, puka, tanda-tanda inpartu
bokong, W, di atas spina, his (-), DJJ 146 x/mnt, TBJ 2500 gr.  Kosongkan kandung
VT: Porsio lunak, posterior, pendataran 60%, pembukaan kuncup, kemih
bokong, ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai  Injeksi Cefotaxime 3x1
Bishop’s score : 5 g IV
ZA score : 4  Evaluasi partograf
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan KPSW 10 jam belum inpartu janin WHO modifikasi
tunggal hidup presentasi bokong
Tanggal Pemeriksaan Tindakan

18-8-06 Kel : hamil cukup bulan dengan keluar air-air dan anak sungsang  R/ Partus pervaginam
09.00 WIB Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20 x/m,  Observasi his, DJJ, tanda
T 36,80C vital ibu
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang,  Kosongkan kandung kemih
puka, bokong, W, di atas spina, his (-), DJJ 146 x/mnt, TBJ 2500 gr.  Injeksi Cefotaxime 3x1 g IV
VT: Porsio lunak, posterior, pendataran 60%, pembukaan kuncup,  Evaluasi partograf WHO
bokong, ketuban dan penunjuk belum dapat dinilai modifikasi
Bishop’s score : 5 ZA score : 4
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan KPSW 10 jam belum inpartu janin
tunggal hidup presentasi bokong
18-8-06 Kel : mau melahirkan dengan keluar air-air dan anak sungsang  R/ Partus pervaginam
10.00 WIB Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20 x/m,  Observasi his, DJJ, tanda
T 36,80C vital ibu
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang,  Kosongkan kandung kemih
puka, bokong, W, sejajar spina, his 3x/10/35, DJJ 146 x/mnt, TBJ  Injeksi Cefotaxime 3x1 g IV
2500 gr.  Evaluasi partograf WHO
VT: Porsio lunak, medial, pendataran 100%, pembukaan 3 cm, modifikasi
bokong, ketuban (-) jernih, bau (-), penunjuk sakrum kiri depan dan
calcaneus
ZA score : 5
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan KPSW 12 jam inpartu kala I fase
laten janin tunggal hidup presentasi bokong-kaki
Tanggal Pemeriksaan Tindakan
18-8-06 Kel : mau melahirkan dengan keluar air-air dan anak sungsang  R/ Partus pervaginam
11.00 Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20  Observasi his, DJJ, tanda vital
WIB x/m, T 36,80C ibu
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang,  Kosongkan kandung kemih
puka, bokong, W, di bawah spina, his 4x/10/45, DJJ 146 x/mnt,  Injeksi Cefotaxime 3x1 g IV
TBJ 2500 gr.  Evaluasi partograf WHO
VT: Porsio lunak, medial, pendataran 100%, pembukaan 6 cm, modifikasi
bokong, ketuban (-) jernih, bau (-), penunjuk sakrum kiri lintang
dan calcaneus
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan Riwayat KPSW 14 jam inpartu
kala I fase aktif janin tunggal hidup presentasi bokong-kaki

18-8-06 Kel : mau melahirkan dengan keluar air-air dan anak sungsang  Akhiri kala II dengan ekstraksi
11.50 Status presens: KU baik, CM, TD 110/80 mmHg, N 80x/m, RR 20 total
WIB x/m, T 36,80C  Episiotomi mediolateral
PL: Tifut 3 jari bawah prosessus xyphoideus (29cm), memanjang,  Observasi his, DJJ, tanda vital
puka, bokong, W, di bawah spina, his 4x/10/45, DJJ 60 x/mnt, TBJ ibu
2500 gr.  Lapor konsulen VK
VT: porsio tak teraba, pembukaan lengkap, ketuban (-) jernih, bau  Acc dilakukan ektraksi total
(-), kaki dan tali pusat menumbung, penunjuk calcaneus
D/: G1P0A0 hamil aterm dengan riwayat KPSW 14,5 jam inpartu
kala II janin tunggal hidup presentasi kaki dengan tali pusat
menumbung + gawat janin
Pukul 11.50 WIB
D/G1P0A0 hamil aterm inpartu kala II JTH presentasi kaki dengan
tali pusat menumbung + gawat janin
Th/ Ekstraksi total
Episiotomi mediolateral
Pukul 11.55 WIB
Lahir neonatus hidup, laki-laki, BB 2600 g, PB 53 cm, AS 4/8 FT
AGA
Pukul 12.oo WIB
Plasenta lahir lengkap BP 450 g, PTP 50 cm diameter 17x18 cm
Luka episiotomi dijahit
19-08-09 Kel : habis melahirkan Mobilisasi dini
06.45 WIB St. Present : KU sedang, sens cm, ASI on demand
TD 110/70 mmHg, N 80x/m, RR 20x/m, Vulva hygiene
T 36,8oC Perawatan luka episiotomi
St. Obstetri : Amoksisilin 3 x 500 mg
PL : tifut 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, perdarahn aktif (-), lokhia rubra (+), Asam mefenamat 3 x 500 mg
luka episiotomi dan vulva tenang Vitamin B kompleks 3 x 1 tab
K/ post partum dengan ekstraksi total neonatus hidup laki-laki 2600g, 53 cm AS
8/9 FTAGA

20-08-09 Kel : habis melahirkan Mobilisasi dini


06.45 WIB St. Present : KU sedang, sens cm, ASI on demand
TD 110/70 mmHg, N 80x/m, RR 20x/m, Vulva hygiene
T 36,8oC Perawatan luka episiotomi
St. Obstetri : Amoksisilin 3 x 500 mg
PL : tifut 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, perdarahan aktif (-), lokhia rubra (+), Asam mefenamat 3 x 500 mg
luka episiotomi dan vulva tenang Vitamin B kompleks 3 x 1 tab
K/ post partum dengan ekstraksi total neonatus hidup laki-laki 2600g, 53 cm AS Boleh pulang
8/9 FTAGA

19-08-09 Kel : habis melahirkan Mobilisasi dini


06.45 WIB St. Present : KU sedang, sens cm, ASI on demand
TD 110/70 mmHg, N 80x/m, RR 20x/m, Vulva hygiene
T 36,8oC Perawatan luka episiotomi
St. Obstetri : Amoksisilin 3 x 500 mg
PL : tifut 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, perdarahn aktif (-), lokhia rubra (+), Asam mefenamat 3 x 500 mg
luka episiotomi dan vulva tenang Vitamin B kompleks 3 x 1 tab
K/ post partum dengan ekstraksi total neonatus hidup laki-laki 2600g, 53 cm AS
8/9 FTAGA
Permasalahan

1. Apakah
penatalaksanaan
pada pasien ini
sudah tepat?

2. Bagaimanakah
pertimbangan 3. Apakah
terminasi komplikasi tindakan
perabdominam ekstraksi total yang
pada pasien ini? dapat terjadi?
1. Apakah penatalaksaan pasien ini
sudah tepat ?
Analisis Kasus
MRS
Keluar air-air, 3 kali ganti kain basah 2,5 jam yll, perut mulas jarang, darah lendir
(-), hamil cukup bulan
PL : tifut 29 cm, his (-), DJJ 146 x/m, janin memanjang, ballotement kepala di
fundus, terbawah bokong, TBJ 2500 g
Insp : fluxus (+) cairan ketuban tak aktif, tes lakmus (+) merah  biru
VT : Pembukaan kuncup, eff 0%
Skor ZA 4 (reevaluasi)

G1P0Ao dengan KPSW 2,5 jam belum inpartu JTH


presentasi bokong

R/ Partus pervaginam
Evaluasi kemajuan persalinan
Pemberian antibiotika
KPSW
Insiden 2,7%-17% dari seluruh persalinan

9 dari 10 pasien KPSW akan masuk dlm proses persalinan,


fase laten tidak lebih dari 48 jam

Tujuan penatalaksanaan  minimalisasi risiko infeksi


intrauterin tanpa meningkatkan insiden persalinan dgn sesar

Pada hamil aterm observasi ketat tanda-tanda inpartu,


tanda gawat janin atau infeksi, induksi jika perlu

Predisposisi  infeksi (>>), apoptosis, defek lokal membran,


kolagen <<, iritabilitas uterus, peregangan membran
Tanda-tanda demam (-)
Leukosit darah dbn
Leukosit urin dbn
Eritrosit urin penuh

INFEKSI ??
UNKNOWN??
Kultur urine
MALPRESENTASI
Antibiotik
Observasi
Induksi ??  KPSW 12 jam
Presentasi Bokong
Engangement dan desensus bokong  masuknya diameter bitrochanteric melalui
diameter oblique panggul
Panggul anterior  desensus lebih cepat dari posterior
Putar paksi dalam 45º
Pemutaran panggul anterior ke arah arcus pubis  diameter bitrochanteric
menempati diameter anteroposterior PBP

Desensus berlanjut sampai perineum teregang, panggul anterior terlihat di vulva


Gerakan laterofleksi  panggul posterior lahir  lurus  panggul anterior lahir
Putaran paksi luar bokong  punggung berputar ke anterior  diameter biacromial
melewati diameter oblique PAP
Desebsus bahu  putar paksi dalam
Kepala fleksi maksimum masuk panggul (diameter oblique )  putar paksi dalam ,
tengkuk di bawah simfisis pubis

Engagement bokong dapat dengan diameter tranversal panggul  sakrum di anterior


atau posterior.
Perbedaan terletak pada jauhnya putar paksi dalam (dalam keadaan ini putar paksi
dalam berlangsung sejauh 900).
Per
vaginam Per
abdominam
Bahu dan lengan 
Teknik Klasik (Deventer),
Mueller, Louvset.
Kepala  Mauriceau,
Mauriceau modifikasi, Well born baby
Najouks, Wigan Martin- Well born mother
Winckel, Prague terbalik, dan
cunam Piper
EKSTRAKSI
TOTAL

Saat kala II
Teraba kalkaneus
(kedua kaki) dan teraba
tali pusat melilit satu
tumit janin)
Saat kala I
DJJ  60 x/menit
Teraba bokong
Fetal distress akibat tali
kaki
pusat menumbung
Bokong
Inkomplet
Kejadian prolaps tali pusat :
Presbo murni 0,4%
Presbo komplet 5-6%
Presbo 10%.
Prolaps tali pusat atau
terlilitnya tali pusat pada
ekstremitas dapat
menyebabkan asfiksia, akibat
kepala menekan tali pusat
pada serviks dan jaringan lunak
pelvis
Teknik Ekstraksi Kaki
• Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian
kecil anak dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan
tangan lain membuka labia.
• Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong –
pangkal paha sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian
melakukan fleksi dan abduksi paha janin sehingga sendi lutut menjadi
fleksi
• Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki
janin untuk mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas
• Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari II dan
II , kemudian dituntun keluar vagina
• Kedua tangan penolong memegang betis anak
dengan meletakkan kedua ibu jari dibelakang
betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-
jari lain didepan tulang kering. Dengan
pegangan ini dilakukan traksi curam bawah
pada kaki sampai pangkal paha lahir
• Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi
mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha
pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain
didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal
paha ditarik curam bawah sampai trochanter
depan lahir
• Kemudian dilakukan traksi curam atas pada
pangkal paha untuk melahirkan trochanter
belakang sehingga akhirnya seluruh bokong
lahir.
• Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan
femuropelvik dan dilakukan traksi curam dan
selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan
bahu dan lengan serta kepala seperti yang sudah
dijelaskan
2. Bagaimanakah pertimbangan
terminasi perabdominam pada pasien
ini?
Pasien ini,
evaluasi awal Kemajuan
KPSW 2,5 jam persalinan baik 
dan ZA score 4  pecahnya ketuban
evaluasi dan tidak
observasi lanjut menghambat
untuk rencana kemajuan dan
partus proses persalinan
pervaginam

Pemeriksaan USG
di IRD dan VK 
janin usia 36-37
R/ Pervaginam
minggu dengan
ketuban masih
cukup
Indikasi Seksio (William’s)
Bayi besar

Kelainan panggul, contracted pelvis

Kepala hiperekstensi

Persalinan tidak maju (When delivery is indicated in the absence of spontaneous labor
(some clinicians use oxytocin augmentation))

Disfungsi uterus (gunakan oksitosin)

Presentasi inkomplet atau footling

Janin preterm yang baik dan viabel pada ibu dalam persalinan aktif atau diindikasikan
untuk diterminasi

IUGR berat

Riwayat kematian perinatal atau bayi mengalami trauma lahir

Rencana sterilisasi

Kurangnya keterampilan penolong


Risiko persalinan pervaginam
Peningkatan risiko
terjadinya ruptura Trauma saat Prolapsus funikuli
tentorium dan ekstraksi  fraktur, pada incomplete
perdarahan hematom breech
intraserebral

Paralisis lengan 
Separasi epifisis
tekanan oleh jari
Fraktur humerus pada tulang
tangan operator
dan klavikula skapula, humerus
pada pleksus
atau femur
brakialis

Fraktur kompresi
berbentuk sendok
atau fraktur
tengkorak
TERM BREECH TRIAL
• Pertimbangan pemilihan persalinan masih terus menjadi
perdebatan
• Rerata SC meningkat 50% -> 80%
• BBL 4000 g  mortalitas perinatal menurun 0,35% hingga
0,18%, Apgar score 5 menit < 7 menurun dari 2,4% menjadi
1,1%, trauma lahir menurun 0,29% menjadi 0,08%.
• Sebagian besar dari penelitian tersebut menggambarkan
bahwa persalinan bokong per vaginam sama amannya
dengan seksio sesar, tapi tidak lebih aman, dengan
notabene dilakukan oleh penolong yang berpengalaman
• Evidence Based Guidelines  komplikasi morbiditas dan
mortalitas perinatal setelah 4-6 minggu yang dilahirkan SC
menurun 67%
• Persalinan pervaginam  luaran janin cukup baik pada kala II < 60 menit.
• Postpartum 3 bulan grup postseksio melaporkan kejadian inkontinensia
urin yang lebih rendah 38%, nyeri perut lebih tinggi 89%, dan nyeri
perineum yang lebih rendah 68%.
• Luaran janin setelah 2 tahun pertama pada kedua grup untuk gangguan
perkembangan saraf atau mortalitas tidak berbeda, pervaginam2,8% , SC
3,1%
• Evidence Based Guidelines mengindikasikan preferensi untuk terminasi
perabdominam pada presentasi bokong dengan bayi besar (> 3500g),
panggul yang sempit, defleksi kepala, presentasi inkomplet atau footling,
IUGR, dan ketrampilan penolong yang kurang memadai
Pertolongan bokong
inkomplit di negara-negara
maju lebih banyak
dilakukan dengan seksio

Tidak ada kontraindikasi


per vaginam
Kemajuan persalinan
cukup baik
Keterampilan penolong
Prolaps funikuli  spontan
Current Diagnosis and Treatment OBGYN 2007
Table 21–2. Criteria for Vaginal or Cesarean Delivery in Breech Presentation.

Vaginal Delivery Cesarean Delivery


Estimated fetal weight of 3500 g or more, or less than 1500
Frank breech presentation  g. 
Gestational age of 34 weeks or more.  Contracted or borderline maternal pelvic measurements. 
•Estimated fetal weight of 2000–3500 g •Deflexed or hyperextended fetal head.
•Flexed fetal head. •Prolonged rupture of membranes.
•Adequate maternal pelvis as determined by x–ray •Unengaged presenting part.
pelvimetry (pelvic inlet with transverse diameter of 11.5 •Dysfunctional labor.
cm and anteroposterior diameter of 10.5 cm; midpelvis •Elderly primigravida.
with transverse diameter of 10 cm and anteroposterior •Mother with infertility problems or poor obstetric
diameter of 11.5 cm). history.
•No maternal or fetal indications for cesarean section. •Premature fetus (gestational age of 25–34 weeks).
•Previable fetus (gestational age < 25 weeks and weight < •Most cases of complete or footling breech over 25
700 g). weeks' gestation without detectable lethal congenital
•Documented lethal fetal congenital anomalies. malformations (to prevent umbilical cord prolapse).
•Presentation of mother in advanced labor with no fetal •Fetus with variable heart rate decelerations on
or maternal distress, even if cesarean delivery was electronic monitoring Footling presentation
originally planned (a carefully performed, controlled
vaginal delivery is safer in such cases than is a hastily
executed cesarean section).
Danforth’s 2007
Primary and Secondary Outcomes in Hysterectomy
Cervical laceration extending into lower
the Term Breech Trial uterine segment
Serious neonatal morbidity Vertical uterine incision
Birth trauma Vulvar/perineal hematoma
   Subdural, intracerebral, or intraventricular Deep venous thrombosis/pulmonary
hemorrhage embolism
   Spinal cord injury Pneumonia
   Skull fracture Wound infection/breakdown
   Peripheral nerve injury Bladder, ureter, or bowel injury
Seizures at <24 h of age Genital tract fistula
Apgar score <4 at 5 min Bowel obstruction
Cord blood base deficit Febrile morbidity (standard definition) NICU,
Hypotonia neonatal intensive care unit; D&C, dilation and
Stupor or coma curettage.
Intubation and ventilation
Tube feeding
NICU admission > 4 d (From Hannah ME, Hannah WF, Hewson SA,
Serious maternal morbidity et al. Planned caesarean section versus
Postpartum hemorrhage >1,500 mL planned vaginal birth for breech presentation
Need for blood transfusion at term: a randomized multicentre trial.
D&C for bleeding or retained placenta Lancet 2000;356,1375-1383)
3. Apakah komplikasi ektraksi total
yang dapat terjadi pada ibu dan
janin?
vertebra servikalis. Namun, setelah perawatan gabung sehari, bayi mengalami asfiksia, sehingga perawatan dilakukan di Unit Neona

Risiko Ekstraksi Total


Ibu Bayi
Laserasi jalan lahir Sufokasi/aspirasi
Prolapsus tali pusat
Ruptur uteri Asfiksia
Ruptur perineum Trauma intrakranial, trauma vertebra
HPP servikal
Fraktura / dislokasi
Paralisa nervus brachialis
Nuchal arm
After coming head
Gangguan saraf jangka panjang
Fetal head entrapment

Pada kasus ini, bayi lahir dengan apgar skor bayi 4/8, tanda perdarahan intrakranial (-)
trauma vertebra servikalis (-), jejas/hematom (-)
Namun, setelah perawatan gabung sehari asfiksia  NICU  D/ tersangka infeksi.
Dalam perawatan, bayi mengalami perbaikan dan dipindahkan ke ruang neonatus.
Kesimpulan
▫ Pemilihan penatalaksaan pada kasus ini sudah tepat.
Kejadian prolaps tali pusat yang menyebabkan gawat
janin dapat terjadi pada persalinan bokong
inkomplet secara tiba-tiba. Namun, pada kala II
persalinan segera diakhiri dengan ekstraksi kaki.
▫ Pemilihan antara persalinan pervaginam dan
terminasi per abdominam pada kasus bokong dengan
pecah ketuban sebelum waktunya masih menjadi
perdebatan. Seksio primer tidak mutlak
diindikasikan bila penilaian evaluasi kemajuan
persalinan per vaginam cukup baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai