A B C D E F
A. Biologic onset of the condition
B. Pathologic evidence of disease detectable by screening
C. Signs and symptoms of disease
D. Health care sought
E. Diagnosis of disease
F. Treatment of disease
Diagnosa
Keputusan yang diambil oleh dokter
mengenai penyakit yang diderita pasien
Penyakit
Hasil uji Ya Tidak Jlh
Ya PB PS PB+PS
Tidak NS NB NB+NS
Jlh PB+NS PS+NB total
PB=positif benar ; PS = positif semu ; NS = negatif semu ; NB = negatif benar
Pd uji diagnostik kita menentukan
bagaimana suatu uji dpt memisahkan
antara subjek yg sakit dgn yg tdk sakit.
Cth
Suatu uji diagnostik thd 100 pasien limfoma
malignum yg dibuktikan dgn biopsi, 65
menunjukkan hasil positif; sdgkan uji diagnostik
yg sama thd 100 pasien dgn pembesaran
kelenjar non-limfoma, hanya 30 yg menunjukkan
hasil uji positif. Bila dilakukan uji hipotesis dgn X 2,
tdpt hubungan yg bermakna (p<0,001) antara
hasil uji positif dgn tdptnya limfoma malignum.
Penyakit
Limfoma Non Jlh
limfoma
Positif PB PS PB+PS
65 30
Hasil uji Negatif NS NB NB+NS
35 70
Jlh PB+NS PS+NB Total
100 100 200
SENSITIVITAS dan SPESIFISITAS
BAKU EMAS
UJI Positif Negatif Jlh
Positif A B A+B
Negatif C D C+D
Jlh A+C B+D A+B+C+D
TABEL 2X2 HASIL UJI DIAGNOSTIK YAITU HASIL YG DIPEROLEH DGN UJI
YG DITELITI DAN DGN HASIL PD PEMERIKSAAN DGN BAKU EMAS.
Sensitivitas = A : (A+C)
Spesifisitas = D : (B+D)
Nilai prediksi positif (Positive Predictive Value ) = A : (A+B)
Nilai prediksi negatif (Negative Predictive Value) = D : (C+D)
PRE-TEST PROBABILITY = PREVALENCE = (A+C ) /
(A+B+C+D)
LR = LIKELIHOOD RATIO
LR+ = SENSITIVITY/(1-SPESIFICITY)
LR- = (1- SENSITIVITY)/SPESIFICITY
Penyakit
Limfoma Non Jlh
limfoma
Hasil uji Positif 65 30 95
Negatif 35 70 105
Jlh 100 100 200
Histopatologi
Ca Non Ca Jlh
Positif 13 4 17
Mammogra
Negatif 3 28 31
fi
Jlh 16 32 48
PRE-TEST
LR+: LR-:
SENSITIVITY: SPESIFICITY: PROBABILITY
SENS/ (1-SENS)
A/(A+C) D/(B+D) = PREVALENCE:
(1-SPEC) /SPEC
(A+C ) / (A+B+C+D)
(13/16)X100% 1-(13/16)
(28/32)X100% (13/16) 16/48
/(28/32)
/(1-28/32)
= 81,25%
=87,5% =6,5 = 33,3%
=0,21
PRE TEST ODDS= POST-TEST PROBABILITY=
POST TEST ODDS=
PREVALENCE: POST TEST ODDS:
PRE TEST ODDS X LR+
(1-PREVALENCE) (1+POST TEST ODDS)
Individu dg hsl tes neg pd suatu saat dpt dilakukan tes ulang
Pemeriksaan
diagnostik
Pengobatan
intensif
Pemeriksaan yg biasa dilakukan untuk screening
dpt berupa pemeriksaan laboratorium atau
radiologis, misalnya :
a. Pemeriksaan gula darah
b. Pemeriksaan radiologis untk uji tapis penyakit
TBC
Pemeriksaan tsb dpt dilakukan :
a. Dengan cepat dpt memilih sasaran untk
pemeriksaan lbh lanjut (pem diagnostik)
b. Tdk mahal
c. Mdh dilakukan oleh petugas kesehatan
d. Tdk membahayakn yg diperiksa dan yg
memeriksa
TUJUAN
1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dg
gejala tdk khas thd org2 yg tampak sehat,
ttp mungkin menderita penyakit yi org2 yg
mempunyai resiko tinggi untuk terkena
penyakit (population at risk)
2. Dengan ditemukannya penderita tanpa
gejala dpt dilakukan pengobatan secara
tuntas shg mdh disembuhkn dan tdk
membahayakn dirinya maupun
lingkungannya dan tdk menjadi sumber
penularan shg epidemi dpt dihindari
SASARAN
Sasaran utama adalah penyakit kronis, spt :
1. Infeksi bakteri (lepra, TBC, dll)
2. Infeksi virus (hepatitis)
3. Penyakit2 non infeksi, spt :
a. Hipertensi
b. DM
c. Peny jantung
d. Ca cerviks
e. glaucoma
4. AIDS
KRITERIA EVALUASI
Untuk menilai hasil uji tapis dibutuhkan
kriteria ttt spt berikut :
1. Validitas
2. Reliabilitas
3. Yield
YIELD
Yield merupakan juml penyakit yg
terdiagnosis dan diobati sbg hasil dari uji tapis
Hasil ini dipengaruhi oleh berbagai f/ :
1. Sensitivitas alat uji tapis
2. Prevalensi penyakit yg tdk tampak
3. Uji tapis yg dilakukan sebelumnya
4. Kesadaran masyarakat
Bila alat yg digunakan untuk screening
mempunyai sensitivitas yg rendah akan
dihasilkan banyak negatif semu yg berarti
banyak penderita yg tdk terdiagnosis, hal ini
dikatakan bahwa uji tapis dgn yield yg
rendah dan sebaliknya, jadi sensitivitas alat
dan yield mempunyai korelasi yg positif
Makin tinggi prevalensi penyakit tanpa
gejala yg terdpt didalam masy akan
meningkatkan yield terutama penyakit
kronis, spt TBC, Ca, hipertensi, dan DM
Bagi peny2 yg jarang dilakukan uji
screening akan mendapatkan yield yg tinggi
krn banyaknya penyakit tanpa gejala yg
terdapat di masy, dan sebaliknya
Di masyarakat dg kesadaran yg tinggi thd
masalah kesehatan akan meningkatkn
partisipasi dlm uji tapis hingga kemungkinan
banyak penyakit tanpa gejala yg dpt
terdeteksi dan dg demikian yield akan
meningkat.
BEBERAPA PERTIMBANGAN
DILAKUKAN SCREENING
1. Biaya
2. Alat yg digunakan
3. Tes yg dilakukan untuk uji tapis hrs cepat agar
hasilnya segera dpt diketahui
4. Tes yg dilakukan hrs sesuai dg selera masy dan
tdk bertentangan dg norma yg berlaku
5. Penderita yg terdeteksi hrs mendapatkan
pengobatan dan besarnya biaya pengobatan hrs
menjadi pertimbangan
6. Disamping alat untk tes uji tapis hrs disediakan
jg alat yg dpt digunakan untk diagnosis, misal
DM