Anda di halaman 1dari 5

TATALAKSANA ANTIBIOTIK SISTEMIK PADA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

dr. Harry A. Asroel*; dr. Spesialis, M.Ked, Sp.T.H.T.K.L(K)


Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP Haji Adam Malik Medan

Abstrak
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) didefinisikan sebagai peradangan kronis pada telinga
tengah, yang biasanya disertai dengan tuli dan keluarnya cairan dari telinga yang persisten
atau intermiten melalui perforasi membran timpani. Biasanya penyakit ini dimulai pada
masa kanak-kanak yaitu pada 6 tahun pertama kehidupan dengan puncaknya pada usia 2
tahun. OMSK menjadi masalah kesehatan terutama berhubungan dengan kualitas hidup
seseorang. Gangguan pendengaran dapat melumpuhkan dan dapat berdampak pada
keterampilan berbicara dan bahasa, prospek pekerjaan, dan perkembangan psikososial
dan kognitif anak, termasuk kinerja akademis. Terapi lini pertama untuk OMSK adalah
pemberian antibiotik dengan atau tanpa disertai cuci telinga. Antibiotik umumnya digunakan
secara empiris, yang dapat menyebabkan munculnya strain bakteri resisten. Tujuan dari
makalah ini adalah untuk menilai efek antibiotik sistemik pada penderita OMSK dan akan
membandingkan efektivitas antibiotik sistemik terhadap plasebo, tanpa pengobatan, topikal
antibibiotik, atau antibiotik sistemik lainnya untuk OMSK.

Kata Kunci: otitis, tatalaksana, antibiotik

PENDAHULUAN
OMSK dengan atau tanpa kolesteatoma angka morbiditas dan mortalitas yang
menjadi masalah kesehatan utama di cukup tinggi.3,4
seluruh dunia dan menjadi beban World Health Organization (WHO)
khususnya di negara-negara menyebutkan bahwa penderita OMSK di
berkembang.1 Gejala utama OMSK seluruh dunia berkisar antara 65 – 330
adalah keluarnya cairan dari telinga dan juta orang, dengan 94% berada di negara
gangguan pendengaran. Keluarnya berkembang. Sebanyak 60% (39 – 200
cairan di telinga bisa terjadi terus- juta orang) mengalami kematian. Secara
menerus atau hilang timbul, dan banyak umum, prevalensi OMSK di negara
penderita menganggapnya memalukan berkembang seperti India dilaporkan lebih
secara sosial. Beberapa pasien juga tinggi dari Indonesia yaitu 5,2%.
mengalami ketidaknyamanan atau Sedangkan angka prevalensi OMSK di
otalgia. Sebagian besar pasien OMSK Indonesia dilaporkan sebesar 3,6%.4
mengalami gangguan pendengaran Antibiotik adalah terapi yang paling
sementara atau permanen dengan tingkat umum digunakan untuk OMSK. Antibiotik
pendengaran rata-rata antara 10 dan 40 dapat diberikan secara topikal ataupun
desibel.2 Gangguan pendengaran dapat sistemik. Antibiotik topikal memiliki
melumpuhkan, dan dapat berdampak keuntungan yaitu berpotensi memberikan
pada keterampilan berbicara dan bahasa, konsentrasi tinggi antibiotik ke daerah
prospek pekerjaan, dan perkembangan yang terkena, sedangkan antibiotik
psikososial dan kognitif anak, termasuk sistemik diserap dan didistribusikan ke
kinerja akademis. Akibatnya, kualitas seluruh tubuh. Namun, penetrasi
hidup bisa terpengaruh.1 anitbiotik topikal ke telinga tengah dapat
OMSK atikoantral (disertai terganggu jika perforasi pada membran
kolesteatoma) dapat menyebabkan timpani kecil atau ada cairan
komplikasi yang berbahaya seperti mukopurulen yang berlebihan di liang
komplikasi intratemporal (parese nervus telinga yang tidak dapat dibersihkan.
fasialis, abses superiosteal dan labirinitis) Mungkin juga sulit untuk mencapai
dan komplikasi intrakranial (meningitis, kepatuhan dengan dosis topikal pada
abses otak, dan tromboflebitis sinus anak-anak. Dalam kasus ini, antibiotik
lateral) sehingga dapat meningkatkan sistemik mungkin lebih baik. Antibiotik
spektrum luas seperti kuinolon dan
aminoglikosida generasi kedua, yang aktif dan tuli. Biasanya didahului oleh
melawan mikroorganisme yang paling perluasan infeksi saluran nafas atas
sering didapatkan pada kultur melalui tuba eustachius, atau setelah
(Pseudomonas aeruginosa dan berenang dimana kuman masuk melalui
Staphylococcus aureus), adalah antibiotik liang telinga luar. Pada penyakit tidak
yang paling sering digunakan.5 aktif, dijumpai perforasi total yang kering
dengan mukosa telinga tengah yang
ANATOMI TELINGA TENGAH pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli
Batas-batas telinga tengah antara lain, konduktif ringan. Gejala lain yang
batas atas membran timpani, batas depan dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu
tuba Eustachius, batas bawah vena rasa penuh dalam telinga.6
jugularis (bulbus jugularis), batas
belakang aditus ad antrum, kanalis DIAGNOSIS
fasialis pars vertiikalis, batas atas tegmen Diagnosis OMSK dapat ditegakkan
timpani meningen/otak), batas dalam melalui anamnesis. pemeriksaan klinis
berturut-turut dari atas ke bawah kanalis seperti otoskopi dan pemeriksaan
semi sirkularis horizantalis, kanalis penunjang seperti pemeriksaan
fasialis, oval window, round window, dan mikroskop, pemeriksaan audiometri,
promontoroium.6 pemeriksaan radiologi untuk
mendapatkan informasi tambahan untuk
DEFINISI melengkapi pemeriksaan klinis ada atau
Menurut WHO OMSK adalah inflamasi tidaknya koleasteatoma dan pemeriksaan
kronik pada telinga tengah dan kavitas bakteriologi.1,6
mastoid, yang menyebabakan keluarnya
cairan telinga yang rekuren (otorrhoea) TATALAKSANA
melalui membran timpani.1 Prinsip terapi OMSK tipe tubotimpani
ialah konservatif atau dengan
PATOFISIOLOGI medikamentosa. Penatalaksanaan
Patofisiologi dari OMSK yaitu karena medikamentosa bertujuan untuk
adanya iritasi dan inflamasi mukosa menghentikan pengeluaran cairan, untuk
telinga tengah yang disebabkan oleh menyembuhkan perforasi kecil di
multifaktorial, diantaranya infeksi karena membran timpani, untuk meningkatkan
virus atau bakteri, gangguan fungsi tuba, pendengaran, dan untuk mencegah
alergi, sistem imun tubuh turun, infeksi dan komplikasi yang berpotensi
lingkungan dan sosial ekonomi. 7,8 mengancam nyawa. Pilihan pengobatan
Respon inflamasi yang meliputi: cuci telinga, antiseptik topikal
ditimbulkan berupa edema mukosa. Jika atau antibiotik, terkadang dikombinasikan
proses inflamasi tetap berjalan, maka dengan steroid dan antibiotik sistemik.9
menyebabkan terjadinya ulkus dan Sejumlah antibiotik topikal telah
merusak epitel. Mekanisme pertahanan digunakan. Namun, ada kekhawatiran
tubuh penderita dalam menghentikan mengenai kemampuannya menembus
infeksi dapat menyebabkan adanya telinga tengah dan rongga mastoid serta
jaringan granulasi yang dapat aktivitasnya melawan bakteri penyebab.9
berkembang menjadi polip di ruang Masih ada kontroversi dan ketidakpastian
telinga tengah. Jika proses inflamasi, tentang kemungkinan efek ototoksik,
ulserasi, infeksi dan terbentuknya khususnya, aminoglikosida topikal. Untuk
jaringan granulasi terus berlanjut maka alasan ini, perawatan sistemik telah
akan merusak jaringan sekitarnya, direkomendasikan dan digunakan tunggal
termasuk akan menyebabkan perforasi atau dikombinasikan dengan antibiotik
gendang telinga yang disebut OMSK.7,8 topikal.10 Karena aminoglikosida sistemik
menyebabkan efek samping ototoksik
KLASIFIKASI dan nefrotoksik yang terdokumentasi
Secara klinis OMSK tubotimpani terbagi dengan baik, kuinolon sistemik sering
atas penyakit aktif dan tidak aktif. Pada diresepkan dalam kasus ini karena
penyakit aktif terdapat sekret pada telinga mikroba penyebab OMSK yang tertinggi
adalah gram negatif Pseudomonas oral dengan kombinasi siprofloksasin
aeruginosa disusul dengan topikal dan oral. Tidak ada perbedaan
Staphylococcus aureus.11 Namun, yang signifikan antara penggunaan
kuinolon sistemik dikontraindikasikan topikal siprofloksasin tunggal atau dengan
pada kehamilan dan anak-anak. Selain tambahan oral. Meskipun demikian,
itu, juga dapat menyebabkan artralgia dan setelah diberikan terapi selama satu
gangguan gastrointestinal.10 minggu dari 100 orang yang mengikuti
studi ini, dijumpai 97 orang berhasil
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS mengalami resolusi cairan telinga.10
Komplikasi pada OMSK dibagi menjadi Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh
komplikasi intratemporal (parese nervus Saeed et al. yang membandingkan
fasialis, abses superiosteal dan labirinitis) sensitifitas beberapa antibiotik terhadap
dan komplikasi intrakranial (meningitis, bakteri menunjukkan bahwa
abses otak, dan tromboflebitis sinus siprofloksasin aktif terhadap sebagian
lateral). Pasien dengan OMSK memiliki besar bakteri P. aeruginosa (93,9%)
prognosis yang baik bila infeksi terkontrol diikuti oleh seftazidim 86,2% dan
dengan baik. Tingkat mortalitas pada amikasin 76,2%. Sedangkan sensitivitas
pasien dengan OMSK meningkat bila P. mirabilis adalah 100% terhadap
disertai dengan komplikasi intrakranial.12 seftazidim dan siprofloksasin, 95,2%
terhadap asam amoksil / klavulanat dan
DISKUSI amikasin. Semua (100%) bakteri
OMSK merupakan salah satu penyakit Staphylococcus sensitif terhadap
yang melumpuhkan hidup, yang diikuti vankomisin, 96,2% terhadap
dengan komplikasi serius. Tatalaksana siprofloksasin dan 93,1% sensitif
yang dapat dilakukan adalah terhadap amoksil / asam klavulanat.14
medikamentosa atau bedah. Karena Namun, hal ini tidak sesuai
OMSK adalah penyakit inflamasi yang dengan studi systematic review yang
disebabkan oleh bakteri, tatalaksana dilakukan oleh Head et al. dimana
difokuskan pada antibiotik dengan ditemukan bahwa pengobatan OMSK
aktivitas bakterisidal untuk membasmi dengan antibiotik tidak lebih baik secara
bakteri patogen dan membuat resolusi signifikan dibandingkan dengan antiseptik
dari cairan telinga untuk mempercepat topikal, meskipun pada pemberian
penyembuhan. Pemilihan antibiotik yang antibiotik topikal (kuinolon) mungkin
tepat penting dengan mempertimbangkan menghasilkan peningkatan resolusi
efisiensi, keamanan, dan kepatuhan cairan telinga dibandingkan dengan
pasien. antiseptik topikal setelah dua minggu.15
Menurut studi yang dilakukan oleh Lebih lanjut Chong et al. juga melakukan
Sultan et al. ditemukan bahwa studi systematic review untuk
levofloksasin dari golongan membandingkan efektivitas antibiotik
fluorokuinolon adalah antibiotik sistemik sistemik dibandingkan dengan antibiotik
yang efektif untuk mengatasi OMSK topikal pada panderita OMSK. Hasil studi
dibandingkan hanya dengan cuci telinga menunjukkan bahwa hanya ada beberapa
saja atau dengan antibiotik lain baik studi yang berkualitas rendah yang
sistemik maupun topikal. Dari 50 pasien ditemukan dalam jangka waktu lebih dari
yang dilibatkan dalam penelitian ini, 80% 15 tahun yang membandingkan
diantaranya berhasil diobati dengan keefektivitasannya. Meskipun demikian
levofloxacin selama 6 minggu dari beberapa studi ini terdapat beberapa
pengobatan dengan tanda penyembuhan bukti yang menunjukkan bahwa
dan penutupan perforasi membran pemberian antibiotik topikal mungkin lebih
timpani tampaknya terjadi sekitar 1 bulan efektif daripada pemberian antibiotik
sejak pengobatan awal pada 32 pasien.13 sistemik dalam mencapai resolusi dari
Hal ini sejalan dengan penelitian lain yang cairan telinga. Ada bukti terbatas yang
menggunakan golongan fluorokuinolon tersedia mengenai berbagai jenis
yaitu membandingkan tetes telinga antibiotik Tetapi tidak bisa untuk
siprofloksasin topikal ditambah plasebo menentukan dengan pasti apakah
kuinolon topikal lebih baik atau lebih
buruk daripada aminoglikosida sistemik. 5. Chong LY, Head K, Webster KE, Daw
Kedua kelompok senyawa ini memiliki J, et al. Topical versus systemic
profil efek samping yang berbeda, namun antibiotics for chronic suppurative
tidak ada cukup bukti dari penelitian yang otitis media. Cochrane Database Sys
disertakan untuk memberikan komentar Rev. 2020;2:1-75.
tentang hal ini.5
6. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin
KESIMPULAN J, Restuti RD. Buku ajar ilmu
Dari beberapa studi di atas belum dapat kesehatan telinga, hidung tenggorok.
dipastikan apakah terapi antibiotik 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit UI.
sistemik lebih efektif dalam mengatasi 2007:69-73.
OMSK dibandingkan dengan plasebo,
antiseptik topikal ataupun antibiotik 7. Aboet A. Radang telinga tengah
topikal. Namun dapat disimpulkan bahwa menahun. Pidato pengukuhan guru
golongan fluorokuinolon masih efektif besar tetap bagian ilmu kesehatan
untuk mengeradikasi bakteri penyebab hidung telinga tenggorok bedah
OMSK terutama P. aeuruginosa. Oleh kepala leher. Kampus USU. 2007.
karenanya, diperlukan penelitian lebih
lanjut untuk menentukan tingkat 8. Nursiah, S. Pola kuman aerob
efektivitas antibiotik sistemik pada penyebab otitis media supuratif kronis
penderita OMSK dibandingkan dengan dan kepekaan terhadap beberapa
medikamentosa lainnya. antibiotik di bagian telinga hidung
tenggorok fakultas kedokteran USU/
DAFTAR PUSTAKA RSUP.H.Adam Malik Medan.
1. WHO. Chronic suppurative otitis Fakultas Kedokteran USU. 2003.
media - burden of illness and
management options. World Health 9. Gupta C, Anjana A, Narendra DG. Role
Organization. 2004. of acetic acid irrigation in medical
management of chronic suppurative
2. Jensen RG, Koch A, Homøe P. The otitis media: a comparative study.
risk of hearing loss in a population with Indian J Otolaryngol Head Neck Surg.
a high prevalence of chronic 2015;67(3):314-8.
suppurative otitis media. International
J Ped Otorhinolaryngol 10. Onali MA, Bareeqa SB, Zia S, Ahmed
2013;77(9):1530–5. SI et al. Efficacy of empirical therapy
with combined ciprofloxacin versus
3. Vitale RF, Ribeiro FDAQ. The role of topical drops alone in patients with
tumor necrosis factor-alpha (TNF- tubotympanic chronic suppurative
alpha) in bone resorption present in otitis media: a randomized double-
middle ear cholesteatoma. Rev Bras blind controlled trial. Clin Med Ins Ear
Otorrinolaringol (English ed). 2007; Nose Throat. 2018;11:1-6.
73:123–7.
11. Xu J, Du Q, Shu Y, Ji J & Dai C.
4. Yarisman L, Asroel HA, Aboet A, Bacteriological profile of chronic
Zaluchu F. Hubungan ekspresi suppurative otitis media and antibiotic
RANKL dengan derajat destruksi susceptibility in a tertiary care hospital
tulang akibat kolesteatoma pada otitis in Shanghai, China. Ear Nose Throat
media supuratif kronik (The J. 2020:1-6.
relationship of RANKL expression
with the degree of bone destruction 12. Arts HA, Adams ME. Intratemporal
due to cholesteatoma in chronic and intracranial complications of otitis
suppurative otitis media) [In media in Bailey’s head and neck
indonesian] Oto Rhino Laryngol surgery otolaryngology. 5th ed.
Indones. 2017;47:1–9.
Lippincot Williams and Wilkins. 2399-
408.

13. Sultan SSN & Alsaady MA. Role of


levofloxacin for treatment of chronic
suppurative otitis media: sample of
iraqi patients. Asian J Pharm Clin Res.
2017;10(9):358-60.

14. Saeed NM, Elashheb MS, Rabha


FMB, Saad LAB, & Hassan SA. Drug
sensitivity pattern of the pathogenic
microorganisms causing atticoantral
type of chronic suppurative otitis
media. SAS J Med. 2017;3(6):116-20.

15. Head K, Chong LY, Bhutta MF, Morris


PS, et al. Antibiotics versus topical
antiseptics for chronic suppurative
otitis media. Cochrane Database Sys
Rev. 2020;1:1-77.

Anda mungkin juga menyukai