Anda di halaman 1dari 23

ETIKA DAN HUKUM

DIVISI BIOETIKA DAN HUMANIORA


FK USU
AGUSTUS 2009

Hukum dan undang-undang tidak mungkin


mengatur semua aspek kehidupan dalam
masyarakat. Oleh karena itu, harus ada tempat
bagi kekuatan dan kemampuan dalam
masyarakat sendiri untuk mengatur dirinya
dalam hal-hal yang tidak diatur oleh hukum.
Inilah tempat di mana norma-norma etika dan
kode etik menjadi pedoman dan alat pengukur
tentan baik-buruk atau benar-salahnya
perbuatan manusia.

Hukum adalah rambu-rambu ketiga bagi


dokter dalam menjalankan profesinya
setelah moral dan etika.
Etika adalah ilmu yang mengkaji moral
dan moralitas (bagi para filsuf).
Etika berarti pedoman perilaku dalam
menjalankan profesi (bagi praktisi secara
umum).

Bagi dokter, etika berarti memenuhi


harapan profesi & masyarakat, serta
secara khusus bertindak terhadap pasien
sesuai asas dan aturan yang disepakati
bersama oleh komunitas moralnya.

Hukum adalah sistem dari asas-asas dan


aturan-aturan tentang perbuatan manusia
yang ditetapkan dan diakui oleh otoritas
tertinggi.

Persamaan

Etika dan hukum adalah sama-sama


tentang nilai perorangan dan nilai dalam
masyarakat, tentang keseimbangan
antara dua kelompok nilai-nilai itu, dan
tentang asas-asas fundamental yang
mendasari nilai-nilai itu.

Perbedaan
Etika adalah pengaturan diri oleh
komunitas moral tertentu terhadap
warganya sendiri (self imposed
regulation).
Hukum formal adalah pengaturan oleh
negara yang berlaku untuk semua warga
negara dan juga warga asing yang berada
dalam wilayah hukum negara.

Etika profesi medis menuntut dokter


kewajiban untuk berbuat hal positif
terhadap pasien.
Hukum menuntut standar moral yang
minimum dari warga negara. Hukum lebih
banyak memuat apa yang tidak boleh
dilakukan, dan jarang menuntut kewajiban
positif dari seorang terhadap orang lain.

Etika menetapkan norma perilaku


seseorang. Namun, norma etika tidak
mengikat secara yuridis.
Dalam hal norma etika tertentu
bertentangan dengan hukum, yang harus
diberlakukan adalah ketentuan hukum.

Etika mengatur hal yang kecil (dari sopan


santun), hingga hal berat (seperti
euthanasia, transplantasi organ, ganti
kelamin, dll).
Hukum tidak mengurus hal sepele / hal
kecil (De minimis non curat lex)

Pendapat tentang etika dan moral bisa


jadi berbeda-beda.
Asas hukum menciptakan pengaturan
yang berlaku umum dan pasti dalam
kehidupan masyarakat.
Jika ada perbedaan penilaian tentang
etika, hukum harus memutuskan penilaian
mana yang tepat.

Wacana tentang etika dapat memengaruhi


hukum.
Banyak tindakan yang mulanya hanya
kepedulian etika, baru disusul dengan
pengaturan hukum.

Ada 4 kemungkinan kombinasi perbuatan


oleh seorang profesional seperti dokter :
Etis dan legal
Etis tapi tidak legal
Tidak etis tapi legal
Tidak etis dan tidak legal

Ada tidaknya pelanggaran hukum diputuskan


oleh hakim dalam suatu proses pengadilan,
berdasar pada undang-undang.
Ada tidaknya pelanggaran etika ditentukan
komunitas moralnya sendiri. Untuk dokter di
Indonesia oleh Majelis Kehormatan dan Etika
Kedokteran (MKEK), berdasarkan pada
ketentuan dalam Kode Etik.

Pertentangan

Etika dan hukum dapat juga saling


bertentangan.
Hal ini dapat terjadi pada suatu negara yang
tidak demokratis. Jika penguasa membuat dan
memberdayakan undang-undang untuk
melegalisasikan kekuasaannya, dalam banyak
hal hukum dapat menjadi bertentangan dengan
nilai moral dan etika yang hakiki.

NORMA
M PRAKTIK KEDOKTERAN
ATURAN PENERAPAN
KEILMUAN
KEDOKTERAN

DISIPLIN
ATURAN
PENERAPAN
ETIKA
KEDOKTERAN
(KODEKI)

ATURAN HUKUM
KEDOKTERAN

ETIKA

HUKUM

ETIKA DOK
1. NORMA MORAL
- MASALAH MORAL

2. PELANGGARAN:
DILEMA NORMA
INTERNAL
(BAIK - BURUK)
3. DAMPAK
- KUALITAS MORAL
- KEHORMATAN
PROFESI
4. LINGKUP
- PERILAKU ETIK

DISIPLIN DOK
1. NORMA DISIPLIN
~ STD PROFESI
(KOMPETENSI,
YAN, PRLKU)
2. PELANGGARAN
LANGGAR STANDAR
PROFESI
(BENAR - SALAH)
3. KUALITAS PROFESI
(LAYANAN, PERILAKU)
- KEHORMATAN
PROFESI
4. KOMPETENSI
YANMEDIK
PERILAKU PROF

HUKUM DOK
1. NORMA HUKUM

2. PELANGGARAN
NORMA HUKUM
(BENAR SALAH)
3. PENYELESAIAN
KONFLIK/
KEDAMAIAN
4. PERATURAN HK TTG
YAN KEDOKTERAN

ETIKA DOK

DISIPLIN DOK

HUKUM DOK

5. BENTUK: KODE
ETIK PROFESI
6. DISUSUN: ORG.
PROFESI
7. SANKSI
- MORAL/HT NURANI
- NASEHAT/
TEGURAN
- PENGUCILAN

5. ATURAN DISIPLIN
KEDOKTERAN
6. KOMPILASI OLEH KKI

8. YANG MEMERIKSA
- MKEK
- MKEKG
- ANGG PROFESI

8. MKDKI:
- DOKTER
- DOKTER GIGI
- SARJANA HUKUM

5. UU, PP, PERMEN,


KEPPRES DLL
6. NEGARA (DPR +
PEMERINTAH)
7. SANKSI
- PID: DENDA/
PENJARA
- PDT:
GANTI RUGI
- ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
8.PENGADILAN:
-NEGERI
-TUN
ANGGOTA: HAKIM

7. SANKSI
~ TEGURAN REEDUKASI
~ CABUT STR /SIP

PELANGGARAN & CARA


PENANGANAN
ETIKA
DR
DRG

DISIPLIN
SENGKETA HUKUM

MKEK
MKDKI
PERADILAN PIDANA
PERADILAN PERDATA

SENGKETA
NON HUKUM

PERADILAN TUN
LEMBAGA MEDIASI
(ADR)

Rangkuman

Etika sebagai falsafah, pengetahuan, dan


pedoman praktis adalah penting karena :
Etika

memberi petunjuk nilai kehidupan


sesungguhnya.
Etika mengajar manusia membuat keputusan
yang tepat dalam kehidupan sehari-hari.
Etika membuat orang berpikir, memilih, dan
bertindak bijaksana.

Sedang hukum berfungsi dan bertujuan :


Mengatur

hubungan bermasyarakat, kegiatan serta


tindakan masyarakat, agar kehidupan tertib, aman,
dan adil.
Hukum melindungi manusia dan integritasnya,
melindungi dari kesewenang-wenangan kekuasaan.
Hukum menetapkan aturan main dalam masyarakat.
Lembaga hukum memberikan bantuan hukum untuk
mewujudkan atau membela hak manusia.

Dalam profesi medis, etika kedokteran


dan hukum kesehatan dapat saling
mengisi agar profesi itu dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, bagi
pasien maupun bagi dokter.

Ada Pertanyaan ?

Anda mungkin juga menyukai