Anda di halaman 1dari 16

REVIEW TENTANG

MORAL, ETIKA & HUKUM

Elza Gustanti, S.Si, Apt, M.HKes


Program Profesi Apoteker UIN
Tahun 2019
PENELUSURAN HUBUNGAN MORAL, ETIKA, dan KODE ETIK

FALSAFAH
AJARAN MORAL MORAL MORAL

Ajaran untuk Sistem nilai bersama Penalaran/refleksi


menjadi manusia ttg perilaku dan perbuat- ttg mengapa suatu
Yang baik an manusia yg dianggap
perbuatan adalah
baik/buruk, benar/salah,
pantas/tidak pantas.
baik/buruk dinilai
dari segi moral.

TEORI-2 ETIKA ASAS-2 ETIKA KODE ETIK


Hasil kajian ahli
falsafah moral Asas yg diturun Pedoman yg didasarkan
menjadi kerangka kan dari teori2 pd asas etika berupa
berpikir ttg apakah etika utk diterapkan perintah dan larangan
suatu perbuatan dlm bidang2 khusus utk komunitas tertentu.
dpt diterima dari kegiatan manusia.
pendekatan
17-Dec-19 moral. 2
ETIKA dan KODE ETIK
Arti umum: ETIKA
• AKHLAK, perilaku yg baik.
• Bagian ILMU FALSAFAH yang mengkaji tentang MORAL,
(Moral adalah sistem nilai bersama dlm komunitas moral tertentu
tentang sikap dan perbuatan manusia yang dianggap baik atau
buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas).

Arti terapan : ETIKA


• KESEPAKATAN BERSAMA tentang moralitas bagi komunitas
tertentu, seperti komunitas Apoteker, Dokter, dll, dituangkan dalam
Kode Etik.
• PEDOMAN MORAL untuk menjalankan profesi tertentu dgn
baik dan benar, seperti misalnya dokter, perawat, wartawan, dsb.
• KEWAJIBAN dan TANGGUNG JAWAB MORAL bagi para pelaku profesi
tertentu.

KODE ETIK
Norma dan asas yg diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan dan ukuran tingkah
17-Dec-19 laku.
SAMSI J: TTG MORAL, ETIKA, 3
contoh : Kode Etik ApotekerKODE ETIK (KL UNHAS)
ASAS-ASAS ETIKA MEDIS

TRADISIONAL KONTEMPORER
Hipocrates 400 SM - 1960 Setelah th 1960

1. Beneficence 1. Menghormati otonomi


Kewajiban berbuat yang baik thd pasien.
manusia dan masyarakat Otonomi; menghormati hak pasien
untuk mengambil keputusan
2. Non-maleficence. untuk dan tentang dirinya sendiri
kewajiban tdk menimbulkan 2. Beneficence
mudharat, do no harm, nahi Melakukan perbutan yang baik
mungkar thd pasien/masyarakat
3. Menghormati hidup insani. 3. Non-maleficence.
Tidak melakukan perbuatan
4. Tidak mementingkan diri yang menimbulkan mudharat bagi
sendiri. Pasien, (do no harm) nahi mungkar
5. Menjaga Kerahasiaan pasien. 4. Berlaku Adil (justice)
6. Budi pekerti dan tingkah Tidak membedakan pasien
atas dasar SARA, status sosial, dll4
laku luhur.
= KAIDAH-2 DASAR ETIKA DENGAN BAHASA
BIOMEDIS (BIOETIKA) SEHARI-HARI:

MEMANUSIAKAN MANUSIA
Berlakulah thdp orang lain, seba-
MENGHORMATI OTONOMI gaimana anda ingin diperlakukan.
MANUSIA

AMAR MA’RUF, NAHI


BENEFICENCE; MUNGKAR
NONMALEFICENCE;

PERLAKUAN SAMA DAN


BERLAKU ADIL (justice)
JUJUR BAGI SEMUA ORANG
PERAN ETIKA SECARA UMUM
ETIKA (ETIKA INDIVIDU, ETIKA INSTITUSI, ETIKA SOSIAL)
ADALAH RAMBU-2 UNTUK MENJAGA AGAR INTERAKSI
ANTARA:

- INDIVIDU dan INDIVIDU,


- INDIVIDU dan INSTITUSI,
- INDIVIDU dan MASYARAKAT,
- INSTITUSI dan INDIVIDU,
- INSTITUSI dan INSTITUSI
- INSTITUSI dgn MASYARAKAT

BERLANGSUNG DGN LANDASAN KAIDAH-2 DASAR MO-


RAL (MENGHORMATI OTONOMI MANUSIA, BENEFICENCE,
NONMALEFICENCE BERLAKU ADIL).
6
HUKUM
• Hukum adalah kumpulan peraturan hukum
• Peraturan hukum adalah kumpulan pedoman
/pegangan/ukuran
• Pedoman/pegangan/ukuran itu diberi nama kaidah
(bhs Arab) atau norma (bhs Belanda/Indonesia)
• Peraturan/hukum ada yang tertulis dan tidak tertulis
(kebiasaan)
• Dapat disimpulkan, hukum adalah keseluruhan
peraturan atau norma hukum yang mengatur
hubungan antara manusia dalam kehidupan
bermasyarakat yang dibuat oleh Lembaga yang
berwenang dan barangsiapa yang melanggar norma
hukum dapat dijatuhi sanksi atau dituntut oleh pihak
yang berwenang atau oleh pihak yang hak-haknya
dirugikan.
3 (TIGA) JENIS HUKUM
1. IUS CONSTITUTUM
Hukum Positif, yaitu hukum yang diberlakukan (tetapi belum tentu
berlaku) di suatu negara tertentu dan pada waktu tertentu.
Contoh : Peraturan perundangan
2. IUS CONSTITUENDUM
Ide-ide hukum yang di dalam realitasnya belum diberlakukan,
hukum yang dicita-citakan atau yang diangan-angankan di masa
mendatang.
Contoh : Draft Peraturan, setelah diundangkan  Ius Constitutum
3. IUS OPERATUM
Hukum yang di dalam realitasnya benar-benar berlaku dan
diberlakukan. Ius operatum mengandung arti bahwa hukum atau
peraturan perundang-undangan telah berlaku dan dilaksanakan di
masyarakat ( ‘living law’)
.
3 JENIS KETAATAN HUKUM
Menurut H.C. KELMAN

1. COMPLIANCE
Taat hanya karena takut sanksi

2. IDENTIFICATION
Taat karena takut hubungan baik dengan pihak lain
rusak

3. INTERNALIZATION
Taat karena benar-benar merasa aturan hukum itu
sesuai dengan nilai intrinsik yang dianutnya
Perbedaan Etika dan Hukum
Hukum Etika
Konsep mengatur yang boleh dan tidak mengatur tentang baik dan
pengaturan boleh tidak baik, pantas dan tidak
pantas
Sifat/ sumber bersifat heteronom, dalam arti bersifat otonom, dalam arti
bahwa norma hukum itu norma itu datangnya dari
datangnya dari luar diri dalam diri seseorang
seseorang
Materi/isi berisi tentang hak dan hanya berisi kewajiban saja
kewajiban yang timbal balik
Sanksi - dapat dilekati dengan - tidak dapat dilekati oleh
sanksi pidana maupun sanksi pidana maupun
sanksi pemaksa secara fisik sanksi pemaksa secara fisik
- sanksi pidana / sanksi - sanksi itu datangnya dari
pemaksa itu dilaksanakan diri sendiri/masyarakat
oleh aparat negara
(misalnya, polisi, jaksa,
hakim)
10
RAMBU2 DALAM HUBUNGAN APOTEKER - PASIEN

Hubungan
Apoteker-Pasien
APOTEKER PASIEN

1. MORAL 2. ETIKA 3. DISIPLIN 4. HUKUM


(Hati nurani) (Asosiasi profesi) (Asos+Negara) (Negara)
MORAL = Sistem nilai ttg perbuatan manusia yang dianggap baik/buruk,
benar/salah, pantas/tidak pantas.
KODE ETIK = Pedoman dan rambu-rambu moral yang sistematis bagi
perilaku etis seorang apoteker.
Ditetapkan oleh komunitas/asosiasi profesi.
DISIPLIN PROFESI= Aturan2/ ketentuan ttg penerapan keilmuan dalam
praktik kefarmasian
HUKUM = Undang-undang, Peraturan, Keputusan, dsb. yang ditetapkan
17-Dec-19 SAMSI J: KULIAH ETIKA MEDIS 11
oleh lembaga-2 Negara untuk mengatur kehidupan bermasyarakat.
STRUKTUR ORGANISASI IAI
 Pengurus Pusat dan
Pengurus Daerah
 Dewan Pembina, Dewan
Kehormatan, Dewan Pakar
dan Dewan Pengawas
• MEDAI Pusat (Majelis Etik
dan Disiplin Apoteker
Indonesia) Pusat 1. Kode Etik
• MEDAI Daerah (Majelis Etik Apoteker
dan Disiplin Apoteker 2. Pedoman Disiplin
Pelanggaran
Indonesia) Daerah Apoteker

Struktur Organisasi IAI telah menyesuaikan dengan


rambu2 Hubungan Apoteker Pasien
KODE ETIK APOTEKER
Kewajiban Umum Apoteker
 Menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
Sumpah/Janji Apoteker dan Kode Etik Apoteker
Indonesia
 Senantiasa menjalankan profesi sesuai kompetensi
Apoteker
 Aktif mengikuti perkembangan peraturan perundangan di
bidang kesehatan dan kefarmasian
 Menjauhkan diri mencari keuntungan sendiri yg
bertentangan dg martabat dan tradisi luhur jabatan
kefarmasian
 Berbudi luhur dan menjadi tauladan bagi orang lain
 Menjadi sumber informasi 13
Kewajiban Apoteker terhadap
Pasien Teman Sejawat Sejawat Nakes Lain
Dalam praktek harus Memperlakukan teman Membangun dan
mengutamakan sejawat sebagaimana ia meningkatkan hubungan
kepentingan masyarakat, sendiri ingin diperlakukan profesi, saling mempercayai,
menghormati hak azasi menghargai dan
pasien dan melindungi menghormati sejawat nakes
makhluk hidup insani lain

Saling mengingatkan dan Menjauhkan diri dari


saling menasehati untuk perbuatan yg dapat
mematuhi kode etik mengakibatkan
berkurangnya/hilangnya
kepercayan masyarakat kpd
sejawat nakes lain

Meningkatkan kerjasama
dalam memelihara
keluhuran martabat
jabatan kefarmasian dan
memepertebal rasa saling
memepercayai dalam 14
melaksanakan tugas
Perbedaan Etika, Disiplin dan Hukum Kefarmasian
Etika Disiplin Hukum
Norma Moral Disiplin Hukum, Peraturan

Sifat baik buruk, pantas Benar - Salah Benar - Salah


tidak pantas

Diatur Kode Etik Apoteker Pedoman Disiplin Peraturan


dalam Apoteker Indonesia

Disusun PP IAI PP IAI Negara


oleh
Sanksi Moral, nasehat Teguran, reedukasi, Administratif,
Rekomendasi Pidana, Perdata
Pencabutan STRA
Diperiksa MEDAI MEDAI Pemerintah,
oleh Pengadilan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai