Anda di halaman 1dari 19

KONSEP ETIKA DAN HUKUM

KESEHATAN
Oleh:
Tri Septian Maksum, S.KM., M.Kes.

triseptian@ung.ac.id Tri Septian Maksum

085240108456 @ian.maksum
Etika dan Etiket
 Etika : Yunani  Ethos/ta etha = adat istiadat,
kebiasaan, watak, perasaan, sikap yang baik dan
layak. Latin  mos/mores = moral
 Etiket = sopan santun, tata krama
 Persamaannya:
 Keduanya berkaitan dengan perilaku manusia
 Keduanya mengatur perilaku manusia secara
normatif, artinya memberi norma perilaku
manusia bagaimana seharusnya berbuat atau
tidak berbuat
Etika dan Etiket (2)
No Etika Etiket
1 Etika menyangkut cara Etiket menyangkut cara (tata
dilakukannya suatu acara) suatu perbuatan harus
perbuatan sekaligus memberi dilakukan manusia.
norma dari perbuatan itu Contoh: Memberi dan
sendiri . menerima dengan tangan
Contoh: Dengan tangan kanan
kanan/kiri apabila digunakan
mencuri tetap salah
2 Etika selalu berlaku, baik kita Etiket hanya berlaku dalam
sedang sendiri atau bersama situasi dimana kita tidak
orang lain. seorang diri (ada orang lain di
sekitar kita).
Etika dan Etiket (3)
No Etika Etiket
3 Etika bersifat absolut, tidak Etiket bersifat relatif, yang
dapat ditawar menawar. dianggap tidak sopan dalam
Contoh: jangan mencuri dan suatu kebudayaan dapat
jangan membunuh saja dianggap sopan dalam
kebudayaan lain.
Contoh: memegang kepala
orang
4 Etika memandang manusia dari Etiket memandang manusia
segi dalam (batiniah) dari segi luat (lahiriah) saja
5 Orang yang etis tidak mungkin Orang yang berpegang pada
bersifat munafik, sebab orang etiket bisa juga bersifat
yang bersikap etis pasti orang munafik.
yang sungguh-sungguh baik.
Etika dan Hukum
 Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
suatu kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup bermasyarakat
 Menurut bentuknya, hukum dibagi 2 :
 Hukum tertulis
 Dikodifikasi (tersusun lengkap, sistematis, dan dibukukan
sehingga tidak perlu peraturan pelaksanaan): UUD 1945, UU,
KUHP, KUHPerdata, dsb
 Tidak dikodifikasi (tidak tersusun lengkap, tidak sistematis,
dan masih terpisah-pisah sehingga perlu peraturan
pelaksanaan): traktat, perjanjian bilateral,dsb
 Hukum tidak tertulis: etika, tradisi, kepercayaan
Hukum Pidana dan Perdata
 Hukum Pidana: mengatur hubungan antar subjek
dalam konteks hidup bermasyarakat dalam suatu
negara. Kedudukan penguasa/pemerintah lebih tinggi
dibanding dengan masyarakat sebagai subjek hukum,
sehingga pemerintah memiliki kewenangan dalam
menjatuhkan hukuman.
 Hukum Perdata: mengatur hubungan antarsubjek yang
memiliki kedudukan yang sama/sederajat (interrelasi).
Misalnya hubungan antara penjual dan pembeli,
hubungan dalam keluarga (perkawinan, warisan), dll.
Persamaan Etika dan Hukum
1. Keduanya berfungsi sebagai sarana atau alat untuk
mengatur tata tertib dalam masyarakat.
2. Keduanya mempelajari dan menjadikan tingkah laku
manusia sebagai obyeknya.
3. Keduanya memberikan batas antara hak dan
kewajiban seseorang dalam pergaulan hidup supaya
tidak saling merugikan.
4. Keduanya bersumber dari pemikiran dan pengalaman.
5. Keduanya menggugah kesadaran manusiawi.
Perbedaan Etika dan Hukum
No Etika Hukum
1 Keberadaannya tidak tertulis Tertulis (terbukukan sebagai
hukum negara)
2 Bersifat subyektif dan Bersifat obyektif dan tegas
fleksibel
3 Tidak memerlukan bukti fisik Memerlukan bukti fisik dalam
dalam menjatuhkan vonis menjatuhkan vonis
4 Bersifat memberikan Bersifat memberikan tuntutan
tuntunan
5 Tidak memerlukan alat untuk Memerlukan alat penegak
menjamin pelaksanaannya hukum untuk pelaksanaannya
(kepolisian, kejaksaan,
kehakiman, KPK)
Hukum Kesehatan
 Hukum kesehatan adalah aturan tertulis mengenai hubungan
antara pihak pemberi/penyedia pelayanan kesehatan (health
provider) dengan penerima/pengguna jasa pelayanan kesehatan
(health consumer)
 Perkembangan hukum kesehatan dimulai pada tahun 1967
dengan diselenggarakannya “World Congress on Medical Law”
di Belgia
 Di Indonesia, perkembangannya dimulai sejak terbentuknya
kelompok studi untuk Hukum Kedokteran FK-UI dan RSCM di
Jakarta tahun 1982. Kemudian berkembang menjadi PERHUKI di
tahun 1983 dan kongres pertamanya digelar di Jakarta, 14 April
1987.
Persamaan
Etika dan Hukum Kesehatan
1. Keduanya merupakan alat untuk mengatu tertibnya hidup
bermasyarakat dalam bidang kesehatan
2. Objeknya sama yaitu orang sehat dan sakit
3. Masing-masing mengatur kedua belah pihak antara hak
dan kewajiban, baik health provider maupun health
consumer agar tidak saling merugikan
4. Keduanya menggugah kesadaran untuk bersikap
manusiawi, baik health provider maupun health consumer
5. Keduanya merupakan hasil pemikiran para pakar
kesehatan serta pengalaman para praktisi kesehatan
Perbedaan
Etika dan Hukum Kesehatan
No Etika Kesehatan Hukum Kesehatan
1 Berlaku di lingkungan profesi Berlaku untuk umum
kesehatan
2 Disusun berdasarkan Disusun oleh badan
kesepakatan anggota profesi pemerintahan baik legislatif
(UU, Perda) maupun eksekutif
(PP, Kepres, Kepmen, dsb)
3 Tidak semuanya tertulis Tertulis secara rinci dalam
kitab UU atau lembaran
negara lainnya
4 Sanksi berupa tuntunan Sanksi berupa tuntutan yang
berujung pada pidana
Perbedaan
Etika dan Hukum Kesehatan (2)
No Etika Kesehatan Hukum Kesehatan
5 Pelanggaran etika kesehatan Pelanggaran hukum kesehatan
diselesaikan oleh Majelis diselesaikan melalui
Kehormatan Etik Profesi dari pengadilan
masing-masing organisasi
profesi
6 Penyelesaian pelanggaran Pelanggaran hukum
etik tidak selalu disertai bukti pembuktiannya memerlukan
fisik bukti fisik
Perundang-undangan Bidang
Kesehatan
 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menggantikan UU No 23 Tahun 1992
 UU No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
 UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
 Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas
 UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
 dll
Tenaga Kesehatan
(Pasal 11 UU 36/2014)
1. Tenaga medis:
a. Dokter
b. Dokter gigi
c. Dokter spesialis
d. Dokter gigi spesialis
2. Tenaga psikologi klinis
3. Tenaga keperawatan: berbagai jenis perawat
4. Tenaga kebidanan: bidan
5. Tenaga kefarmasian:
a. Apoteker
b. Tenaga teknis kefarmasian
Tenaga Kesehatan
(Pasal 11 UU 36/2014)
6. Tenaga kesehatan masyarakat:
a. Epidemiolog kesehatan
b. Tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku
c. Pembimbing kesehatan kerja
d. Tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan
e. Tenaga biostatistik dan kependudukan
f. Tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga
7. Tenaga kesehatan lingkungan:
a. Tenaga sanitasi lingkungan
b. Entomolog kesehatan
c. Mikrobiolog kesehatan
Tenaga Kesehatan
(Pasal 11 UU 36/2014)
8. Tenaga gizi:
a. Nutrisionis
b. Dietisien
9. Tenaga keterapian fisik:
a. Fisioterapis
b. Okupasi terapis
c. Terapis wicara
d. Akupunktur
10.Tenaga keteknisian medis;
a. Perekam medis dan informasi kesehatan
b. Teknik kardiovaskuler
Tenaga Kesehatan
(Pasal 11 UU 36/2014)
c. Teknisi pelayanan darah
d. Refraksionis optisien/optometris
e. Teknisi gigi
f. Penata anestesi
g. Terapis gigi dan mulut
h. Audiologis
11.Tenaga teknik biomedika:
a. Radiografer
b. Elektromedis
c. Ahli teknologi laboratorium medik
d. Fisikawan medik
Tenaga Kesehatan
(Pasal 11 UU 36/2014)
e. Radioterapis
f. Ortotik prostetik
12. Tenaga kesehatan tradisional:
a. Tenaga kesehatan tradisional ramuan
b. Tenaga kesehatan tradisional keterampilan
13. Tenaga Kesehatan lain: ditetapkan oleh Menteri

Anda mungkin juga menyukai