Anda di halaman 1dari 24

TM 3 - ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

Tim PDB
Etika dan Hukum Kesehatan

PDB Rumpun Kesehatan


Universitas Airlangga – Surabaya
Tahun 2021
Definisi

 Etika (ethics) :
ethos (Yunani) : akhlak, adat kebiasaan, watak, perasaan, yang baik, yang layak
 KUBI : ilmu pengetahuan ttg asas-asas akhlak
 KBBI :
1. Ilmu ttg apa yg baik, yg buruk, ttg hak & kewajiban moral
2. kumpulan atau seperangkat asas/nilai yg berkenaan dg akhlak (moral)
3. nilai benar dan salah yg dianut suatu golongan atau masyarakat
 Kamus Kedokteran :
pengetahuan ttg prilaku yg benar
Kaitan dg norma/nilai

1. Etika deskriptif

2. Etika normatif
1. Etika deskriptif
 menelaah ttg sikap n prilaku manusia
 sesuai fakta  terkait dg situasi n realitas yg membudaya
 memungkinkan manusia bertindak secara etis

2. Etika normatif
 menentukan sikap n prilaku yg ideal
 yg seharusnya dilakukan manusia
 norma yg dapat menuntun manusia  bertindak secara baik 
sesuai kaidah yg disepakati n berlaku di masyarakat
Etiket

 Hampir sama pengertiannya dg etika  berbeda dalam pelaksanaannya


 Etiquette (Prancis) : kartu undangan  tertulis peraturan n tata krama yg harus
dipatuhi :
*cara berpakaian
*cara berbicara
*cara duduk dalam pergaulan formal atau resmi
*cara bersalaman
*cara bertamu
 Etiket :
*aturan sopan santun dalam pergaulan antar manusia yg beradab
*disetujui oleh masyarakat tertentu
*menjadi norma n panutan dalam berprilaku sbg anggota masyarakat yg baik n
menyenangkan
Prinsip etiket

1.Tata cara suatu perbuatan yg harus dilakukan


ex. : menyerahkan sesuatu kepada orang lain harus dg tangan kanan
bila dg tangan kiri  melanggar etiket
2. Hanya berlaku jika kita berada di suatu tempat bersama dg orang lain
ex. saat makan sendiri  2 kaki diangkat ke atas meja  tidak apa2
saat makan bersama  kaki diangkat ke meja  tidak punya etiket
3. Bersifat relative  sangat bergantung pada budaya setempat
ex. Bersendawa saat makan  satu daerah : tidak beretiket
daerah lain : tidak apa2
4. Memandang manusia dr lahiriah saja
ex. seseorang yg di luar sangat sopan n halus  di dalam penuh kebusukan
 munafik
Etika - Etiket

Persamaan :
1. Menyangkut prilaku manusia (hewan tdk mengenal etika n etiket)
2. Mengatur prilaku manusia secara normative :
*memberi norma bagi prilaku manusia
*mengatur apa yg harus dilakukan n apa yg tidak boleh dilakukan

Perbedaan :
1. Etiket selalu berhubungan cara atau bagaimana perbuatan hrs dilakukan
2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan n sangat tergantung pada kehadiran orang lain
3. Bersifat relative, tidak mutlak, tidak permanen
Etiket tidak bisa diterapkan di semua tempat dan semua periode waktu
4. Etiket hanya memandang manusia dr luar (segi lahiriah), bukan dari batiniah
Etika - Etik

 Etika : ilmu yg mempelajari asas akhlak


 Etik :
*seperangkat asas atau nilai yg berkaitan dg akhlak
*u menyatakan suatu sikap atau pandangan :
a. dapat diterima (ethically acceptable) : etis
b. tidak dapat diterima (ethically unacceptable) : tidak etis
 Pendidikan etika :
*dibutuhkan u tenaga profesional  tenaga kesehatan
*agar memiliki kematangan intelektual n emosional  lebih manusiawi kepada
pasien
*perlu pedoman agar tenaga kesehatan dapat menjalankan profesi dg baik n benar
*menghindarkan dari perbuatan yg tidak layak (tidak etis)
Etika dan Hukum

 Persamaan :
1. merupakan alat u mengatur tertibnya hidup bermasyarakat
2. object : prilaku manusia
3. mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat  tidak saling
merugikan
4. menggugah kesadaran agar bersikap manusiawi
5. sumber : hasi pemikiran para pakar n pengalaman para anggota senior
Etika dan Hukum

Perbedaan :
1. Etik berlaku u lingkungan profesi; hukum berlaku u umum.
2. Etik disusun berdasar kesepakatan anggota profesi; hukum disusun oleh badan
pemerintah.
3. Etik tidak seluruhnya tertulis; hukum tercantum secara terinci dalam kitab undang-
undang dan lembaran/berita negara.
4. Sanksi thd pelanggaran etik berupa tuntunan; sanksi thd pelanggaran hukum berupa
tuntutan.
5. Pelanggaran etik diproses melalui Majelis kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
(MKDKI), yg dibentuk KKI  dilanjutkan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran
(MKEK), yg dibentuk oleh IDI; pelanggaran hukum diselesaikan oleh pengadilan.
7. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik; penyelesaian
pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik.
Hukum Kesehatan

 Hukum : peraturan perundang-undangan yg dibuat oleh penguasa (pemerintah) 


mengatur pergaulan hidup masyarakat
 Ex. Hukum pidana, hukum perdata, hukum tata negara, hukum administrasi negara
 3 decade terakhir :
*disiplin hukum  masuk wilayah profesi (kesehatan)
*tenaga kesehatan makin akrab dg bidang dan pengetahuan hukum
*disiplin yg satu dibutuhkan u disiplin yg lain
*dalam proses penegakan hukum, peran nakes (dokter) dibutuhkan  visum et
repertum  alat bukti u penyidikan, penuntutan, pemutusan perkara oleh hakim
*peningkatan upaya pemeliharaan n pelayanan kesehatan  dibutuhkan
pengetahuan n aturan hukum  Hukum Kesehatan
Hukum Kesehatan

 Cabang ilmu hukum


 Perkembangan dimulai th 1976  world congress on medical law di Belgia
 Di Indonesia, dimulai th 1982  kelompok studi hukum kedokteran UI/RSCM
 Perhimpunan hukum kedokteran indonesia (PERHUKI)  1983
 Perhimpunan hukum kesehatan indonesia (PERHUKI)  1987
 Hukum kedokteran  bagian hukum kesehatan  berkaitan dg pelayanan
kedokteran medical care (medical care/service)
 Mencakup komponen hukum kesehatan yang lain :
*hukum keperawatan
*hukum rumah sakit
*hukum farmasi klinik
*hukum kesehatan masyarakat
*hukum kesehatan lingkungan
Hukum Kesehatan

Anggaran dasar PERHUKI (1987) :

Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yg berhubungan langsung dgn

pemeliharaan/ pelayanan kesehatan, dan penerapan hak dan kewajiban, baik bagi

perseorangan maupun segenap lapisan masyarakat, baik sebagai penerima layanan

kesehatan, maupun sbg pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala

aspek, organisasi, sarana, pedoman standar pelayanan medic, ilmu pengetahuan

kesehatan dan hukum, serta sumber-sumber hukum lainnya.


Hukum Kesehatan

UU no. 23 th 1992 (UU Kesehatan) :


Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan/pelayanan kesehatan. Hal tersebut menyangkut hak dan kewajiban
menerima pelayanan kesehatan (baik perorangan dan lapisan masyarakat), maupun dari
penyelenggaraan, pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya, organisasinya, sarana,
standart pelayanan medik, dan lain-lain.
Hukum Kesehatan

UU no. 36 th 2009 (UU Kesehatan)  pembaharuan UU no. 23 th 1992 :


 Terdiri dari : 22 BAB, 205 pasal
 Pasal 4 : “setiap orang berhak atas kesehatan”
 disesuaikan dg tantangan n kebutuhan masyarakat masa kini
 terkait kewajiban pemerintah n seluruh masyarakat  meningkatkan derajat
kesehatan
 Kesehatan merupakan tulang punggung kehidupan : perorangan, masyarakat, bangsa
 Kebijakan n langkah2 :
agar upaya kesehatan dapat dilakukan secara bersama, berkelanjutan, non
diskriminatif
 Penekanan : promotive n preventif
tanpa mengurangi kuratif dan rehabilitatif
Hukum Kesehatan

UU no. 36 th 2009 (UU Kesehatan) :


 Promotif preventif  imunisasi u bayi lahir n dewasa
 Pelayanan alternative  herbal n akupunktur :
ditempatkan pada posisi ke-2 setelah pelayanan formal (medis)  ok diyakini dapat
meningkatkan kesehatan  sbg upaya promotive n preventif
 Strategi mencapai Indonesia sehat  sumber daya di bidang kesehatan :
*tenaga kesehatan
*fasilitas pelayanan kesehatan
*tehnologi n produk tehnologi
*strategi menyusun upaya kesehatan : terdapat 79 pasal
Ketentuan dan Pedoman Baru
UU no. 36 tahun 2009 (UU Kesehatan)

1. Pengertian kesehatan lebih lengkap :


Kesehatan adalah kondisi sehat secara fisik, mental n spiritual, yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial n ekonomis.
2. Sumber daya di bidang kesehatan :
segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat
kesehatan, fasilitas, pelayanan kesehatan serta tehologi kesehatan yg dapat
dimanfaatkan, baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Ketentuan dan Pedoman Baru
UU no. 36 tahun 2009 (UU Kesehatan)

3. Pengobatan tradisional mendapat tempat penting dalam upaya kesehatan : urutan ke-2
sejak 2010 :
terdapat Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif n Komplementer
4. Hak dan kewajban setiap orang atas kesehatan, di atur lebih luas, baik kesehatan
perorangan n upaya kesehatan masyarakat  akhirnya menjadi pembangunan
berwawasan kesehatan
Ketentuan dan Pedoman Baru
UU no. 36 tahun 2009 (UU Kesehatan)

Kewajiban anggota masyarakat turut serta dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) :
 berdasar UU no.40 th 2004  ttg Sistem Jaminan Sosial Nasional
 dilanjutkan dengan UU no. 24 th 2011  ttg Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
(BPJS)
 ditunjang PP no. 101 th 2012  ttg penerima bantuan iuran Jaminan Kesehatan
 Perpres no. 12 th 2013  ttg Jaminan Kesehatan  menetapkan program :
Jaminan Kesehatan Nasional pada 1 Januari 2014 :
setiap orang dapat berobat dalam system jaminan sosial di pelayanan kesehatan
primer, sekunder, tersier
UU no. 36 tahun 2009 (UU Kesehatan)

Upaya Kesehatan :
1. Pelayanan kesehatan 11. Kesehatan gigi dan mulut
2. Pelayanan kesehatan tradisional 12. Penanggulangan gangguan penglihatan
3. Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dan gangguan pendengaran
4. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan 13. Kesehatan matra
5. Kesehatan reproduksi 14. Pengamanan dan penggunaan sediaan
6. Keluarga berencana farmasi dan alat kesehatan
7. Kesehatan sekolah 15. Pengamanan makanan dan minuman
8. Kesehatan olah raga 16. Penanganan zat adiktif
9. Pelayanan kesehatan pada bencana 17. Bedah mayat
10. Pelayanan darah
UU no. 36 tahun 2009 (UU Kesehatan)

Ketentuan Pidana :
 Hal yg penting : ok usaha mulia, bila salah melakukan  terancam pidana, sanksi berat
 Pasal 190 :
Pimpinan fasilitas yankes atau nakes :
*bila tidak memberikan pertolongan pertama pada pasien dalam keadaan darurat :
diancam penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak 200 jt rp
*berikutnya bila perbuatan tsb menyebabkan cacat atau kematian :
maka hukumannya penjara 10 tahun dan denda 1 milyar rp
 Pasal 191 :
praktik yankes tradisional, dengan menggunakan alat atau tehnologi  tanpa ijin
lembaga kesehatan yang berwenang  tidak dapat dipertanggungjawabkan manfaat n
keamanannya  shg menimbulkan kerugian, luka berat, atau kematian :
hukuman penjara 1 tahun dan denda 100 jt rp
UU no. 36 tahun 2009 (UU Kesehatan)

Ketentuan Pidana :
 Jual beli organ/jaringan tubuh : penjara 10 tahun dan denda 1 milyar rp
 Pasal 200 :
sengaja menghalangi pemberian ASI eksklusif : penjara 1 tahun dan denda paling
banyak 100 jt rp
 Tindakan pidana lainnya : hukuman penjara dan denda
*bedah plastic untuk mengubah identitas
*aborsi tidak sesuai ketentuan
*jual beli darah
*memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi yg tidak sesuai ketentuan
*alat kesehatan yg tidak memenuhi standar dan syarat keamanan
*sediaan obat atau alat yg tidak memiliki ijin edar
 Berdoa
 Berikhtiar maksimal
 Tawakkal
 Semoga sukses
ALHAMDULILLAH
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai