Anda di halaman 1dari 24

ETIKA DAN HUKUM

KESEHATAN

DEDE SUHERMAT, SKM., M.H.


ETIKA

Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata ‘ethos’


yang berarti akhlak, adat istiadat, kebiasaan, watak,
perasaan, sikap yang baik dan layak, Etika merupakan
norma- norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok
profesi tertentu dalam memberikan pelayanan jasa tertentu
kepada masyarakat.
Menurut Priharjo (1995), etika merupakan suatu
disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi,
mengorganisasi, menganalisa dan memutuskan perilaku
manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip untuk
mendeterminasi perilaku yang baik terhadap suatu situasi
yang dihadapi.
HUKUM

Hukum adalah peraturan perundang-undangan


yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam mengatur
pergaulan hidup dalam masyarakat agar masyarakat
bisa teratur.
Menurut Drs. E. Utrecht, Hukum merupakan
suatu himpunan peraturan yang berisi perintah dan
larangan yang mengatur tata tertib kehidupan di
masyarakat dan harus dipatuhi oleh setiap individu
dalam masyarakat karena pelanggaran akan pedoman
hidup dapat mendatangkan tindakan dari lembaga
pemerintah.
Persamaan Etika dan Hukum

1. Alat untuk mengatur tertibnya hidup


bermasyarakat
2. Objeknya tingkah laku manusia
3. Mengandung hak dan kewajiban anggota
masyarakat agar tidak saling merugikan.
4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan
pengalaman senior
Perbedaan Etika dengan Hukum

Etik Hukum
o Berlaku untuk profesi o Berlaku untuk umum
o Disusun/dibuat berdasarkan o Disusun/dibuat oleh badan
kesepakatan anggota profesi pemerintah yang berkuasa
o Etik bisa tertulis dan tidak tertulis o Hukum tersusun rinci dalam
o Sanksi etik berupa tuntutan Undang-Undang dan lembaran
o Pelanggaran etik diselesaikan oleh negara
Profesi o Sanksinya berupa
o Penyelesaian pelanggaran etik tidak tuntutan/hukuman badan
selalu disertai bukti fisik o Pelanggaran hukum diselesaikan
oleh aparat hukum/pengadilan
o Penyelesaiannya harus disertai
dengan bukti fisik.
KESEHATAN

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan


merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan amanah konstitusi dasar negara
dan cita-cita bangsa Indonesia. Oleh karenanya, untuk
setiap kegiatan dan/atau upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya harus dilaksanakan berdasarkan prinsip
nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan dan
berkelanjutan yang sangat penting artinya
bagipembentukan sumber daya manusia Indonesia,
peningkatan ketahanan daya saing bangsa serta
pembangunan nasional Indonesia.
Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin , bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik,dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Dalam Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa :
“Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis”
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
ETIKA KESEHATAN

Etika kesehatan mencakup penilaian terhadap gejala


kesehatan yang disetujui atau ditolak dan suatu
kerangka rekomendasi bagaimana bersikap/bertindak
secara pantas di dalam bidang kesehatan.
HUKUM KESEHATAN

Menurut Sri Siswati (2013) Hukum Kesehatan


Indonesia (PERHUKI), adalah semua ketentuan hukum
yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal
ini menyangkut hak dan kewajiban baik dari perorangan
dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima
pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara
pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi,
sarana, pedoman standar pelayanan medik, ilmu
pengetahuan bidang kedokteran, kesehatan dan hukum
serta sumber-sumber hukum lainnya. Yang dimaksud
dengan hukum kedokteran ialah bagian hukum kesehatan
yang menyangkut pelayanan medis
 Hukum kesehatan menurut Kemenkes (2010) yang dikatakan oleh
Leenen bahwa hukum kesehatan adalah memberikan kejelasan
tentang apa yang dimaksudkan dengan cabang baru dalam ilmu
hukum yaitu hal-hal yang berkait dengan pemeliharaan
kesehatan, semua peraturan hukum yang berhubungan dengan
langsung pada pemberian pelayanan kesehatan dan penerapannya
pada hukum perdata,hukum adminitrasi,dan hukum pidana.
 Hukum kesehatan menurut Van Der Mijn dalam Guwandi
(2004),hukum kesehatan dapat dirumuskan sebagai sekumpulan
peraturan yang berkaitan dengan pemberian perawatan dan juga
penerapannya kepada hukum perdata,hukum pidana, dan hukum
adminitrasi. Sumber dalam Hukum Kesehatan, meliputi Hukum
tertulis,yurisprudensi,dan doktrin
Hukum kesehatan berperan untuk mengusahakan adanya
keseimbangan tatanan di dalam upaya pelaksanaankesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta memberikan jaminan
kepastian hukum sesuai dengan hukum kesehatan yang berlaku.
Secara umum dari lingkup hukum kesehatan tersebut, materi
muatan yang terkandung didalamnya adalah memberikan
perlindungan kepada individu, masyarakat, dan memfasilitasi
penyelenggaraan upaya kesehatan agar tujuan kesehatan dapat
tercapai.
Seorang Pakar Kesehatan Jayasuriya bertolak dari materi
muatan yang mengatur masalah kesehatan menyatakan ada 5 (lima)
fungsi yang mendasar, yaitu pemberian hak, penyediaan perlindungan,
peningkatan kesehatan, pembiayaan kesehatan, dan penilaian
terhadap kuantitas dan kualitas dalam pemeliharaan kesehatan.
Subjek Hukum Hukum Kesehatan

M. Thalal dan Hiswanil mengemukakan subjek


hukum kesehatan terdiri dar i :
Tenaga Kesehatan Sarjana, yaitu : Dokter, Dokter
Gigi, Apoteker, dan Sarjana lain di bidang kesehatan.
Tenaga Kesehatan Sarjana Muda, menengah, dan
rendah : (a) bidang farmasi; (b) bidang kebidanan;
(c) bidang perawatan; dan (d) bidang kesehatan
Masyarakat.
Sumber Hukum Kesehatan

Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden dan Peraturan Presiden
Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri
Standar Profesi
Standar Pelayanan Medis
Prosedur Tetap
Dan sebagainya.
Perundang-Undangan Hukum Kesehatan

Perundang-Undangan yang mengatur tentang kesehatan yaitu,


UU RI no.29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran , UU RI no.36
tahun 2009 tentang Kesehatan ,UU RI no.44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, dan sebagainya. Terdapat pula hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan yang diatur di dalam kitab Undang-
Undang Hukum Perdata(KUHPer), Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP), dan peraturan Adminitrasi Negara, kumpulan
peraturan ini disebut sebagai Peraturan Hukum Kesehatan yang
Umum.
Peraturan Hukum Kesehatan mengatur dua kepentingan yang
berbeda yaitu penerima pelayanan yang harus diatur hak dan
kewajibannya baik perorangan maupun kelompok , dan
penyelenggara pelayanan seperti penyelenggara Rumah Sakit, Balai
pengobatan(klinik), Puskesmas.
HAK & KEWAJIBAN PASIEN, DOKTER,
SERTA PETUGAS/TENAGA KESEHATAN
Hak Pasien

Hak Pasien menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan :
a. Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau
seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan
kepadanya setelah menerima dan memahami informasi
mengenai tindakan tersebut secara lengkap (Pasal 56 ayat
(1))
b. Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan
pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan (Pasal 57 ayat (1))
c. Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang,
tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang
menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian
dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya. (Pasal 58 ayat
(1)).
Kewajiban Pasien

Kewajiban Pasien menurut Permenkes Nomor 4 Tahun 2018


tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien
tercantum dalam Pasal 26 :
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
b. menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung
jawab;
c. menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak
Tenaga Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di
Rumah Sakit ;
d. memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya tentang
masalah kesehatannya;
e. memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya;
f. mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan di Rumah Sakit dan disetujui oleh Pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh
Tenaga Kesehatan untuk penyembuhan penyakit atau masalah
kesehatannya; dan
h. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Imbalan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf h
merupakan pembayaran atas konsultasi, pemeriksaan medis, tindakan
medis, dan pelayanan lain yang diterima, yang didasarkan atas itikad
baik Pasien sesuai dengan jasa yang diterima (Pasal 27 ayat (1)).
Hak Dokter

Hak Dokter yang diatur secara umum dalam Pasal 50


Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran :

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik


kedokteran mempunyai hak:
a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional;
b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan
standar prosedur operasional;
c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien
atau keluarganya; dan
d. menerima imbalan jasa.
Kewajiban Dokter

Kewajiban Dokter yang diatur secara umum dalam Pasal 50 Undang-


Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran :

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran


mempunyai kewajiban :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali
bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;
dan
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran atau kedokteran gigi.
Hak Tenaga Kesehatan

hak-hak tenaga kesehatan tercantum dalam Pasal 57 UU 36/2014,


yakni:
 Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak:
 memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Operasional;
 memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari Penerima Pelayanan
Kesehatan atau keluarganya;
 menerima imbalan jasa;
 memperoleh pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta
nilai-nilai agama;
 mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya;
 menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang
bertentangan dengan Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar
Prosedur Operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan
 memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Selanjutnya, yang dimaksud tenaga kesehatan pada Pasal 11 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehaan dikelompokkan menjadi:
 tenaga psikologi klinis;
 tenaga keperawatan;
 tenaga kebidanan;
 tenaga kefarmasian;
 tenaga kesehatan masyarakat;
 tenaga kesehatan lingkungan;
 tenaga gizi;
 tenaga keterapian fisik;
 tenaga keteknisian medis;
 tenaga teknik biomedika;
 tenaga kesehatan tradisional; dan
 tenaga kesehatan lain.

Anda mungkin juga menyukai