Hukum adalah kumpulan norma-norma untuk menjaga kedamaian hidup bersama
(Herkutanto, 1992).
Hukum adalah suatu karya dari seluruh rakyat yang bersifat penyegaran terhadap
tingkah laku dan perbuatan para anggotanya dalam perhubungan pamrih dan yang
berhubungan pada tata, keadilan dan kesejahteran masyarakat yang menjadi
pendukungnanya (Djoyodigoeno,1996).
Hukum adalah suatu aturan atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah atau oleh
suatu badan yang digunakan sebagai alat untuk mengatur hubungan atau kehidupan
bermasyarakat.
Hukum terhadap norma penilaian yang diwujudkan dalam petunjuk perilaku ,yang dapat
digunakan untuk mengukur atau menilai kehidupan bersama dari individu dalam suatu
masyarakat.Menurut komalawati V (1999) ,mengutip pernyataan zinshemer dalam
wignyodipuro (1974)dikemukan bahwa hukum dapat digolongkan sebagai berikut :
Hukum Normatif :Hukum yang tampak dalam peraturan perundang perundang maupun
hukum yang tidak tertulis dalam peraturan perundang undang tetapi ditaati oleh
masyarakat karena keyakinan bahwa peraturan hidup itu sudah sewajarnya wajib ditaati
Hukum Ideal : Hukum yang dicita –cita .hukum ini pada hakikatnya berakar pada perasan
manusia dari segala bangsa ,dapat memenuhi perasaan keadilan semua bangsa diseluruh
dunia ,dan benar _benar bersifat objektif
Hukum Wajar : hukum yang terjadi dan terlihat dalam kehidupan sehari _hari ,kadang
_kadang meyimpang dari hukum normatif karena tidak diambil tindakan oleh alat
kekuasaan pemerintah ,maka pelanggaran tersebut dianggap biasa .
Dalam memberikan gambaran gambaran yang lebih jelas tentang hukum ,maka dapat
dilihat pada teori berikut :
1. Teori Etis tujuan dari hukum semata_mata adalah keadilan ,mana yang dianggap adil dan
mana yang dianggap tidak adil
2.Teori Utilites ,tujuan hukum Semata _mata mewujudkan hal yang bermanfaat dalam
menghasilkan kebahagian yang terbesar bagi orang dalam jumlah yang sebanyak _banyak
nya .
3.Teori campuran dimana isi hukum harus ditentukan menurut dua asas yaitu keadilan dan
kemanfaatan ,dengan demikian tugas hukum adalah menjamin keadilan dan kemanfaatan
masyarakat
Sistem hukum
Ciri dari system hukum yang perlu diperhatikandalam pengembangannya adalah sifatnya
yang konsisten dalam menghadapi dan memecahkan atau mengatasi konflik Selain itu
system hukum juga selalu menghendaki adanya keseimbangan tatanan didalam
masyarakat .Menurut fuller dalam komalawati V (1999) ada delapan asas yang dinamakan
principles of legalitity yang diguanakan untuk mengukur adanya suatu system hukum
yaitu:
1. Harus mengandung peraturan
2.Peraturan yang dibuat harus diumumkan
3.Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut ,sebab peraturan yang demikian tidak
dapat digunakan sebagai pedoman tingkah laku
6.Peraturan tidak boleh mengandung tuntutan melebihi dari yang dapat dilakuakan
7.Tidak boleh ada kebiasaaan untuk saring mengubah peraturan sehingga menyebabkan
seseorang akan kehilanganorientasi
Pembagian Hukum
1. Hukum public
2. Hukum privat
Kesehatan adalah salah satu dari kebutuhan pokok manusia selain sandang, pangan &
papan, dalam arti hidup dalam keadaan sehat sudah tidak dapat ditawar lagi sebagai
kebutuhan yang mendasar. Bukan hanya sehat jasmani, juga sehat rohani (jiwa), bahkan
kriteria sehat manusia telah bertambah menjadi juga sehat sosial & sehat ekonomi. Namun
sampai saat ini yang dimaksudkan dengan kesehatan oleh undang-undang (UU) adalah
hanya keadaan sehat jasmani & sehat rohani.
Kesehatan menurut UU no. 36/2009 tentang Kesehatan terdiri dari dua unsur yaitu “upaya
kesehatan” & “sumber daya kesehatan”. Yang dimaksud dengan sumber daya kesehatan,
terdiri dari sumber daya manusia kesehatan (tenaga kesehatan yaitu dokter, apoteker,
bidan, perawat) & sarana kesehatan (antara lain rumah sakit, puskesmas, poliklinik, tempat
praktik dokter).
Pemeliharaan kesehatan & pelayanan kesehatan adalah dua aspek dari upaya kesehatan,
istilah pemeliharaan kesehatan dipakai untuk kegiatan upaya kesehatan masyarakat &
istilah pelayanan kesehatan dipakai untuk upaya kesehatan individu (dikenal sebagai
upaya kedokteran atau upaya medik).
Inti dari pemeliharaan kesehatan adalah kesehatan masyarakat, menyangkut hal-hal yang
berhubungan antara lain dengan pembasmian penyakit menular, usaha kesehatan
lingkungan, usaha kesehatan sekolah. Sedangkan pelayanan kesehatan adalah hubungan
segitiga antara tenaga kesehatan, pasien & sarana kesehatan & dari hubungan segitiga ini
terbentuk hubungan medik & hubungan hukum. Hubungan medik dilaksanakan upaya
kesehatan preventif, kuratif, promotif & rehabilitatif. Sedangkan hubungan hukum yang
terbentuk antara ketiga komponen itu adalah hubungan antara subyek hukum dengan
subyek hukum.
Berdasarkan hukum, perawat memiliki tiga peran berbeda yang saling bergantung, masing-
masing dengan hak dan kewajiban yang terkait, yaitu sebagai penyedia layanan, pegawai
atau penerima kontrak sebagai penyedia layanan, dan warga negara.
1. Penyedia Layanan
Perawat diharapkan memberikan perawatan yang aman dan kompeten. Tersirat dalam
peran ini adalah beberapa konsep hukum, yakni tanggung wajib, standar asuhan, dan
kewajiban kontrak.
Perawat yang diperkerjakan oleh suatu lembaga bekerja sebagai perwakilan lembaga
tersebut dan kontrak perawat dengan klien merupakan bentuk kontrak tersirat.
3. Warga Negara
Hak dan kewajiban perawat sebagai warga negara sama dengan setiap individu yang
berada di bawah sistem hukum. Hak-hak kewarganegaran melindungi klien dari bahaya
dan menjamin pemberian hak atas harta pribadi mereka, hak atas privasi, kerahasian, dan
hak-hak lain. Hak ini juga berlaku bagi perawat.
1. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun
di luar negeri sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.
3. Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis yang
diberikan kepada perawat untuk melakukan praktik keperawatan secara perorangan
dan/atau berkelompok.
5. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat
kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Obat Bebas adalah obat yang berlogo bulatan berwama hijau yang dapat diperoleh
tanpa resep dokter.
7. Obat Bebas Terbatas adalah obat yang berlogo bulatan berwama biru yang dapat
diperoleh tanpa resep dokter.
BAB II PERIZINAN
Pasal 2
(2) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi fasilitas
pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri dan/atau praktik mandiri.
(3) Perawat yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pads ayat (2)
berpendidikan minimal Diploma Ill (D III) Keperawatan.
Pasal 3
(2) Kewajiban memiliki SIPP dikecualikan bagi perawat yang menjalankan praktik pada
fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri.
Pasal 4
(1) SIPP sebagainana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dikeluarkan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 5
b. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
d. pas foto berwama terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar, dan
(3) SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat
praktik.
(4) SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum dalam Formulir II
terlampir.
Pasal 6
Dalam menjalankan praktik mandiri, Perawat wajb memasang papan, nama praktik
keperawatan.
Pasal 7
Pasal 8
(2) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada individu,
keluarga, kelommpok, dan masyarakat
Pasal 9
Perawat dalam melakukan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.
Pasal 10
(1) Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada
dokter di tempat kejadian, perawat dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
(2) Bagi perawat yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintah, dapat melakukan pelayanan kesehatan dikiar
kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
(4) Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah
kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
(5) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) telah terdapat dokter,
kewenangan perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak beriaku.
Pasal 11
b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan/atau keluarganya;
Pasal 12
b. melakukan rujukan;
Pasal 13
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap
segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Pasal 14
a. teguran lisan;
c. pencabutan SIPP.
Pasal 15
Pasal 16
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat sepanjang yang
berkaitan dengan perizinan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 17