Anda di halaman 1dari 9

HUKUM KESEHATAN

Abu Hamid
Konsep Dasar Hukum Kesehatan
• Hukum kesehatan merupakan peraturan perundangan yang menyangkut pelayanan
kesehatan baik untuk penyelenggaraan maupun penerimaan pelayanan kesehatan
• Hukum kesehatan adalah ketentuan hukum yang mengatur hak dan kewajiban tenaga
kesehatan, individu dan masyarakat dalam pelaksanaan upaya, aspek organisasi dan aspek
sarana
• Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia
(PERHUKI) merupakan semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya serta hak dan kewajiban baik dari
perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun
dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek organisasi, sarana,
pedoman- pedoman standar pelayanan medik, hukum di bidang kesehatan yurispudensi serta
ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Next

• Hukum kesehatan mencangkup komponen hukum bidang kesehatan yang bersinggungan satu
sama lain, yaitu hukum kedokteran/kedokteran gigi, hukum keperawatan, hukum farmasi klinik,
hukum rumah sakit, hukum kesehatan masyarakat, hukum kesehatan lingkungan, dsb (Konas
PERHUKI, 1993)
• Ruang Lingkup Hukum Kesehatan
1. Hak atas pemeliharaan kesehatan
2. Hak untuk hidup
3. Mengenai pelaksanaan profesi Kesehatan
4. Mengenai hubungan perdata
5. Mengenai aspek-aspek hukum pidana
6. Mengenai pemeliharaan kesehatan kuratif
7. Mengenai pemeliharaan kesehatan preventif dan social
8. Undang-undang candu, undang-undang absint, peraturan-peraturan internasional
9. Mengenai kesehatan lingkungan
10. Undang-undang tentang barang dan dewan urusan makanan
11. Peraturan perundang-undangan tentang organisasi
12. Menyangkut pembiayaan sakit
13. Hukum kesehatan internasional (yang dikeluarkan WHO, Konvensi Jenewa, dll
Hak atas pemeliharaan kesehatan diatur pada Undang-Undang no 9 Tahun 1960 tentang Pokok-
Pokok Kesehatan.

1. Pasal 1 menyatakan bahwa “tiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya dan perlu diikutsertakan dalam usaha-usaha kesehatan pemerintah”.

2. Pasal 2 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kesehatan tidak hanya keadaan bebas dari

penyakit, cacad dan kelemahan, tetapi juga meliputi kesehatan badan, rohani, dan social.

Sedangkan hak atas bantuan medis tidak diatur oleh perundang-undangan kita. Hak ini

mewajibkan pihak pemberi jasa pemeliharaan kesehatan untuk memberikan bantuan medis

kepada pihak yang memerlukannya.


Terkait dengan Hukum Kesehatan

1. Hukum Perdata
2. Hukum Pidana
3. Hukum Administrasi
Maka hukum kesehatan memiliki ruang lingkup,

1. Peraturan perundang-undangan yang secara langsung dan tidak langsung mengatur masalah bidang

kedokteran.

2. Penerapan ketentuan hukum administrasi, hukum perdata, dan hukum pidana yang tepat untuk itu.

3. Kebiasaan yang baik dan diikuti secara terus-menerus (dalam bidang kedokteran), perjanjian

internasional, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi yang diterapkan dalam praktik bidang

kedokteran, merupakan sumber hukum dalam bidang kedokteran.

4. Putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, menjadi sumber hukum dalam bidang

kedokteran. Pokok masalah yang dihadapi masyarakat dalam hubungannya dengan tenaga kesehatan

adalah penyelenggaraan praktik kedokteran yang tidak memuaskan sehingga UUPK disusun dengan

penekanan pada pengaturan praktik kedokteran dan bukan untuk penyelesaian sengketa.
Tugas hukum kesehatan adalah mengusahakan keseimbangan tatanan dalam pelaksanaan
upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dan menjamin kepastian
hukum berdasarkan sistem hukum yang berlaku.
Peranan etik dan hukum dalam menjalankan profesi
Pelaksanaan pengobatan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau keperawatan
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk hal tersebut.
Pengakuan hukum terhadap keahlian dan kewenangan tenaga kesehatan profesional
merupakan dasar otonomi profesi yang sepenuhnya harus dapat dipertanggungjawabkan
baik menurut norma etik profesi maupun norma hukum.
Adapun salah satu karakter etik profesional kesehatan yaitu harus selalu mengutamakan
kepentingan dan keselamatan klien yang memerlukan bantuan pelayanan kesehatan.

Selain itu, kesadaran moral perlu dimiliki dan ditumbuhkembangkan oleh para tenaga
kesehatan profesional karena hal ini diperlukan dalam mempertimbangkan dan
memutuskan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam menjalankan tugas sesuai dengan
keahlian dan kewenangan tenaga kesehatan. Penerapan kesadaran moral atas tindakan
etis tertentu dalam segala situasi disebut kata hati. Oleh karena itu, setiap kali ada tindakan
yang dilakukan oleh subjek hukum maka setiap kali pula kata hati berfungsi sebagai penilai
dan hakim.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai