Terkait informasi lebih lanjut mengenai produk hukum dapat mengakses www.hukor.depkes.go.id
Bentuk produk hukum daerah terdapat dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.
Pengertian pembentukan produk hukum daerah adalah Pembentukan Produk Hukum
Daerah adalah proses pembuatan peraturan perundang-undangan daerah yang
dimulai dari tahap perencanaan, persiapan, perumusan, pembahasan, pengesahan,
pengundangan, dan penyebarluasan.
Ada 4 alasan mengapa mempelajari etika itu sangat penting: (menurut Siagian)
1. Etika memandu manusia dalam memilih berbagai keputusan yang dihadapi
dalam kehidupan;
2. Etika merupakan pola perilaku yang didasarkan pada kesepakatan nilai-nilai
sehingga kehidupan yang harmonis dapat tercapai;
3. Dinamika dalam kehidupan manusia menyebabkan perubahan nilai-nilai moral
sehingga perlu dilakukan analisa dan ditinjau ulang;
4. Etika mendorong tumbuhnya naluri moralitas dan mengilhami manusia untuk
sama-sama mencari, menemukan dan menerapkan nilai-nilai hidup yang hakiki
5. Baik etika maupun hukum kesehatan merupakan Pelanggaran etika kesehatan diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Etik
hasil pemikiran dari para pakar serta pengalaman Profesi dari masing-masing organisasi profesi, sedangkan pelanggaran
para praktisi bidang kesehatan. hukum kesehatan diselesaikan lewat pengadilan.
I. Kasus 1
Purworejo – Bupati Purworejo Agus Bastian menegaskan, jika pengelolaan RSUD Dr Tjitrowardojo jadi ditarik ke
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pihaknya akan membangun 2 rumah sakit tipe C sekaligus. Hal itu untuk
mengantisipasi diberlakukannya ketentuan dalam UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. RSUD Dr
Tjitrowardojo saat ini berstatus Tipe B.
“Satu di Purworejo bagian utara, untuk melayani masyarakat di wilayah Kecamatan Bener, Bruno, Loano. Satunya
lagi di Kecamatan Purwodadi, untuk melayani masyarakat wilayah selatan dan barat,” tandas Agus Bastian pada
Penutupan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2017 di Pendopo Kabupaten, Kamis (31/03/2016).
Seperti diketahui, berdasarkan Pasal 26 angka 3 dan angka 4 UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, izin
rumah sakit tipe B diberikan kepada Pemerintah Provinsi, sedangkan izin rumah sakit tipe C dan D diberikan oleh
pemerintah Kabupaten/Kota.
Namun, Direktur RSUD Dr Tjitrowardojo, drg. H. Gustanul Arifin, M.Kes, dalam kesempatan terpisah menyatakan
jika boleh memilih, pihaknya lebih memilih tetap di bawah naungan Pemkab Purworejo. Hal itu karena keberadaan
RSUD sangat dibutuhkan oleh Pemkab dan masyarakat Purworejo.
Di bagian lain Agus Bastian mengatakan, pemerintah dan masyarakat Purworejo harus berbenah diri menghadapi
berdirinya bandara internasional Kulon Progo.
“Purworejo tidak boleh hanya jadi penonton, melainkan harus jadi pemain. Oleh karena itu mulai 2017 border city
harus mulai dibangun di wilayah perbatasan Jateng-Jogja,” katanya. (sumber: http://sorotpurworejo.com)
Pasal 20 ayat (2) dan ayat (3) UU Nomor 44 Tahun 2009 serta Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
perijinan rumah sakit.
II. Kasus 2
Dinas Kesehatan sebagai regulator di daerah memiliki kewenangan dalam hal menyusun produk
hokum bidang kesehatan di daerah. Berikan argumentasi Bapak dan ibu, solusi apa yang akan
dilakukan jika pada saat penyampaian usulan produk hukum bidang kesehatan yang merupakan
inisiatif eksekutif ditentang oleh DPRD.
Kaitkan analisis kasus 2 dengan politik hukum daerah dan kewenangan Dinas Kesehatan sebagai
regulator bidang kesehatan
III. Kasus 3
Kabupaten X merupakan salah satu kabupaten yang tergolong wilayah 3T. Kondisi sarana dan prasarana kesehatan
sangat terbatas. Saat ini Kabupaten X melalui pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan Kabupaten melakukan
penerimaan tenaga kesehatan dengan dasar kontrak kerja. Di mana Tenaga Kesehatan (Dokter, Bidan dan Perawat)
yang dikontrak akan ditempatkan di seluruh unit kerja Puskesmas dan RS yang ada di wilayah Kabupaten X.
1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerja yang dapat melindungi para pihak dalam kasus di atas?
2. Bagaimana hubungan hukum dan pertanggungjawaban hukum Pemda dan Dinas Kesehatan terhadap tenaga medis
dan tenaga kesehatan yang dikontrak tersebut dalam rangka memberikan perlindungan dalam aspek hukum
kesehatan?
3. Bagaimana dinas Kesehatan menginterpretasikan penyusunan produk hukum daerah dari kebijakan pemerintah
pusat terkait kewenangan lebih yang diberikan kepada tenaga kesehatan yanga da di wilayah 3T?
Buku
1. Abing, Roscam, 1998, “Health, Human Rights and Health Law The Move Towards Internationalization With
Special Emphasis on Europe” dalam journal International Digest of Health Legislations, Vol 49 No. 1, 1998,
Geneve.
2. Amin, Yanuar 2017, Etika Profesi dan Hukum Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
3. Asyhadie, Zaeni, 2017, Aspek-aspek Hukum Kesehatan di Indonesia, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
4. Bahan Kuliah “Politik dan Sistem Hukum” Oleh Rimawati, 2016, Fakultas Hukum, UGM.
5. D.C., Jayasuriya, 1997, Health Law, International and Regional Perspectives, Har-Anand Publication PUT Ltd,
New Delhi India.
6. Dirdjosisworo, Soedjono 2001, Pengantar Ilmu Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
7. Guwandi, J., 2004, Hukum Medical, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
8. Hadiati, Hermien Koeswadji, 1998, Hukum Kedokteran, Studi Tentang Hubungan Hukum dalam Mana Dokter
sebagai Salah Satu Pihak, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
9. Hendrik, 2012, Etika dan Hukum Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
10. Indriyanti, Alexandra Dewi, 2008, Etika dan Hukum Kesehatan, Pustaka Book Publisher, Yogyakarta.
11. Is, Muhammad Sadi, 2017, Etika Hukum Kesehatan: Teori dan Aplikasinya di Indonesia, Kencana, Jakarta.
12. John, R. Williams, 2005, Medical Ethic Manual, Pusat Studi Kedokteran Islam Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyyah Yogyakarta.
13. Mahfud, Moh. M.D., 2011, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
14. Muhammad, Abdulkadir, 2000, Hukum Perdata Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
15. Notoatmodjo, Soekidjo 2010, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
16. Sudarsono, 2004, Pengantar Ilmu Hukum. Rineka Cipta, Jakarta.
17. S., Siagian, P., 1996, Etika Bisnis, PT Pustaka Binaan Pressindo, Jakarta.
18. Siswati, Sri, 2013, Etika dan Hukum Kesehatan dalam Perspektif Undang-Undang Kesehatan, Rajawali Pers,
Jakarta.
19. Triwibowo, Cecep, 2014, Etika dan Hukum Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta.
20. Triwulan, Titik Tutik, 2006, Pengantar Ilmu Hukum, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.