Anda di halaman 1dari 2

Pengembangan Model Pemberantasan Penyakit Berbasis Lingkungan Melalui

Pendekatan Kota Sehat di Kabupaten Tangerang

Oleh :
I.B. Indra Gotama, dkk

Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terbesar bagi


masyarakat di Indonesia, dimana angka kesakitan ISPA pada seluruh kelompok umur
pada tahun 1990 sebesar 5 per 10.000 meningkat menjadi 21.7 per 10.000 pada tahun
1996, sedangkan pada balita yang tadinya 16 per 10.000 pada tahun 1990 meningkat
menjadi 138.4 per 10.000 pada tahun 1996. Demikian pula kasus pneumonia pada semua
kelompok umur mengalami peningkatan dari tahun 1990, 1993 dan 1997 masing-masing
4.00, 24.4 dan 15.7 per 10.000. Ditinjau dari berbagai aspek upaya pencegahan untuk
mengatasi masalah lingkungan banyak faktor yang berperan, tidak hanya dilakukan oleh
sektor kesehatan saja, tetapi perlu dilakukan secara terintegrasi dengan memberdayakan
berbagai komponen masyarakat.
Tujuan: untuk mencari cara yang efektif, aplikatif dan berkesinambungan dalam upaya
pemberantasan penyakit berbasis lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat. Pada
tahap awal ini telah dilakukan pengumpulan data yang meliputi angka kejadian penyakit
berbasis lingkungan, data jumlah dan kualitas sarana kesehatan lingkungan, data
pencemaran air, dan vektor penyakit.
Metodologi: Penelitian ini merupakan studi tindak lanjut yang dilakukan secara
operasional dan berkelanjutan dengan sistem monitoring yang ketat, baik yang dilakukan
oleh masyarakat maupun tim peneliti. Lokasi studi dilakukan di Kecamatan Kosambi dan
Teluk Naga Kabupaten Tangerang.
Hasil: 1. Sanitasi perumahan di Kecamatan Teluk Naga dan Kosambi masih jelek,
banyak masyarakat yang masih menggunakan air minum dan air bersih dari sumber yang
tidak terlindungi, hanya sebagian kecil (27,4%) masyarakat yang buang air besar di
jamban dan hanya 43,3% yang memiliki jamban sendiri. 2. Vektor penyakit yang
ditemukan adalah 10 (sepuluh) spesies nyamuk vektor penular penyakit yang meliputi
Aedes aegypti, Ae. albopictus, Anopheles barbirostis, An. subpictus, An. vagus, Culex
bitaeniorhynchus, Cx. gelidus, Cx quinquefasciatus, Cx. tritaeniorhynchus dan Cx.
Vishnui. Tempat perkembangbiakan nyamuk yang ditemukan adalah genangan air berupa
empang, parit, selokan, kubangan, comberan, bak kontrol, kebun kangkung dan sawah
padi. 3. Untuk perilaku kesehatan masyarakat kabupaten Tangerang mengenai kebersihan
perorangan sudah baik, sedangkan perilaku negatif masyarakat adalah kebiasaan merokok
dan olah raga yang tidak teratur. 4. Hasil morbiditas menunjukkan bahwa terdapat
13,82% anggota rumah tangga yang mengeluh sakit dalam 1 bulan terakhir. Keluhan
yang paling menonjol adalah batuk (62,1 %), panas/demam (61,3%), pilek (50,3%), sakit
kepala (16,8%), diare (14,5%), nafas sesak (14%) dan asma (10,9%). Prevalensi beberapa
penyakit yang ditemukan berdasarkan kemungkinan diagnosis penyakit di Kabupaten
Tangerang adalah diare (2,6%), ISPA (5,6%), malaria (1,3%), TB Paru (0,5%),
Pneumonia (0,3%) dan campak (0,3%).
Saran: perlu dilakukan survei entomologi dan pemeriksaan parasitologis baik terhadap
nyamuk maupun penderitanya. Perlu adanya upaya peningkatan peran serta masyarakat
dalam pemberantasan sarang nyamuk. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten perlu
memprogramkan perbaikan lingkungan perumahan dalam rangka pemberantasan
penyakit ISPA, TB dan diare dan perlu adanya pengembangan indikator dan sistem
surveilan untuk memantau berkembangnya penyakit, kondisi lingkungan dan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).

Anda mungkin juga menyukai