Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN

& RUANG LINGKUP


HUKUM KESEHATAN
dr. Adji Suwandono, S.H., Sp.F.
DEFINISI
 Hukum kesehatan : semua peraturan hukum yang berhubungan
langsung pada pemberian layanan kesehatan dan penerapannya
pada hukum perdata, hukum administrasi dan hukum pidana.
 Arti peraturan disini tidak hanya mencakup pedoman
internasional, hukum kebiasaan, hukum yurisprudensi, namun
ilmu pengetahuan & kepustakaan dapat juga merupakan sumber
hukum.
LANDASAN HUKUM KESEHATAN
Hermien Hadiati Koeswadji (1998), menyatakan pada asasnya hukum
kesehatan bertumpu pada hak atas pemeliharaan kesehatan sebagai
hak dasar sosial (the right to health care) yang ditopang oleh 2 (dua)
hak dasar individual yang terdiri dari :
• hak atas informasi (the right to information)
• hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self
determination).
SUMBER HUKUM
Meliputi hukum tertulis, yurisprudensi, dan doktrin. Dilihat dari objeknya, maka hukum
kesehatan mencakup segala aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.
Jayasuriya bertolak dari materi muatan yang mengatur masalah kesehatan menyatakan
ada 5 (lima) fungsi yang mendasar, yaitu :
- pemberian hak,
- penyediaan perlindungan,
- peningkatan kesehatan,
- pembiayaan kesehatan, dan
- penilaian terhadap kuantitas dan kualitas dalam pemeliharaan kesehatan.
SUMBER HUKUM KESEHATAN
•Sumber hukum utama di Indonesia bersumber dari Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 serta berbagai peraturan perundang-
undangan lainnya khususnya :
- Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
- Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Sumber hukum kesehatan tidak hanya bertumpu pada hukum tertulis
(UU) saja, namun juga pada yurisprudensi, traktat, konsensus, dan
pendapat ahli hukum serta ahli kesehatan termasuk doktrin.
UU mengenai Hukum Kesehatan diatur dalam :

1) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (selanjutnya disebut UU No. 29
Tahun 2004).
2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (selanjutnya disebut UU No. 36 Tahun
2009).
3) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (selanjutnya disebut UU No. 44 Tahun
2009).
4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (selanjutnya disebut UU No. 36
Tahun 2014)
5) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (selanjutnya disebut UU No. 38 Tahun
2014)
Ruang Lingkup Hukum Kesehatan
• Hukum kesehatan meliputi :
- hukum kedokteran (medical law),
- hukum keperawatan (nurse law),
- hukum rumah sakit (hospital law),
- hukum pencemaran lingkungan (environmental law) dan berbagai macam
peraturan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan manusia
• Beberapa hal penting diatur dalam UU Kesehatan adalah mengenai :
- upaya kesehatan,
- tenaga kesehatan,
- sarana kesehatan, obat dan alat kesehatan.
PELAYANAN KESEHATAN & LAYANAN KEDOKTERAN
Pelayanan Kesehatan

 Pelayanan kesehatan menurut Undang-Undang No. 36 Tahun


2009 ditujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan baik itu
perseorangan maupun masyarakat.

 Pemerintah mengupayakan dalam bentuk penyediaan fasilitas


pelayanan kasehatan, penyediaan obat, serta pelayanan
kesehatan itu sendiri.
Pelayanan Kesehatan
 Pelayanan kesehatan masyarakat dalam Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan telah mengatur dua hal, yaitu : Pelayanan kesehatan perseorangan
dan pelayanan kesehatan masyarakat.

 Pelayanan kesehatan masyarakat pada dasarnya ditujukan untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat
sebagaimana pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 53 ayat
(2), bahwa dalam keadaan bagaimanapun tenaga kesehatan harus mendahulukan
pertolongan dan keselamatan jiwa pasien.

 Pasal 30 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
fasilitas pelayanan kesehatan menurut jenis pelayanannya terdiri atas : Pelayanan Kesehatan
Perseorangan, Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Layanan Kedokteran
• Layanan kedokteran adalah suatu sistem yang kompleks dengan
sifat hubungan antar komponen yang ketat (complex and tightly
coupled), khususnya di ruang gawat darurat, ruang bedah dan
ruang rawat intensif.

• Semakin kompleks dan ketat suatu sistem akan semakin mudah


terjadi kecelakaan. Setiap tindakan medis mengandung risiko
buruk, sehingga harus dilakukan tindakan pencegahan ataupun
tindakan mereduksi risiko.
HUBUNGAN HUKUM PENYELENGGARAAN KESEHATAN
Asas Hukum Dalam Pelayanan Kesehatan

Transaksi terapeutik merupakan hubungan hukum antara dokter


dan pasien, maka berlaku beberapa asas hukum yang mendasari:

Menurut Komalawati : Menurut Munir Fuady :


a. Asas Legalitas a. Asas Keseimbangan
b. Asas Keseimbangan b. Asas Tepat Waktu
c. Asas Tepat Waktu c. Asas Itikad Baik
d. Asas Itikad Baik
Asas Hukum Dalam Pelayanan Kesehatan
Berdasar Undang Undang Nomor. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
dengan berlakunya UU Praktik Kedokteran yang juga mencantumkan asas-asas
penyelenggaraan Praktik Kedokteran di dalam Bab II Pasal 2 berbunyi :
Penyelenggaraan praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila dan
didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan,
serta perlindungan dan keselamatan pasien.

1. Asas Nilai ilmiah 4. Asas Kemanusiaan


2. Asas Manfaat 5. Asas Keseimbangan
3. Asas Keadilan 6. Asas Perlindungan dan Keselamatan Pasien
Hubungan Hukum Dalam Pelayanan Kesehatan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa kesehatan dibagi
menjadi dua unsur yaitu upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan.

Upaya Kesehatan : Sumber Daya Kesehatan :


• Pemeliharaan kesehatan (upaya Segala bentuk dana, tenaga,
kesehatan masyarakat) perbekalan kesehatan,
• Pelayanan kesehatan (upaya sediaan farmasi dan alat
kesehatan individu), termasuk kesehatan serta fasilitas
pelayanan kesehatan yang pelayanan kesehatan dan
melibatkan tenaga kesehatan teknologi yang dimanfaatkan
(antara lain dokter) dengan untuk menyelenggarakan
pasien dan sarana kesehatan. upaya
Hubungan Hukum Dalam Pelayanan Kesehatan

• Fasyankes merupakan obyek hukum, subyek hukumnya adalah dokter, tenaga


kesehatan dan pasien.
• Hubungan hukum akan terjadi bila seorang pasien datang ke fasyankes untuk
berobat. Hubungan hukum antara dokter, pasien, dan fasyankes berbentuk
perikatan untuk berbuat sesuatu, yang dikenal sebagai jasa pelayanan
kesehatan.
• Pasien adalah pihak penerima jasa pelayanan kesehatan, dokter serta
fasyankes adalah pihak-pihak yang memberi pelayanan kesehatan.
• Hubungan hukum adalah ikatan antara subyek hukum dengan subyek hukum.
Hubungan hukum ini selalu meletakan hak dan kewajiban yang timbal balik,
artinya hak subyek hukum yang satu menjadi kewajiban subyek hukum yang
lain.
Terima Kasih
Adji Suwandono

+62 8164270612
adji.suwandono@gmail.com
Contoso
Pharmaceuticals

Anda mungkin juga menyukai