Anda di halaman 1dari 87

Hukum Kesehatan

Pendahuluan
Salah satu tujuan hukum kesehatan adalah melindungi
kepentingan – kepentingan pasien , di samping
tujuan – tujuan lain seperti mengembangkan kualitas
profesi tenaga kesehatan. Hal ini bukan berarti
bahwa kepentingan – kepentingan pasien selalu
harus di unggulkan ; artinya adalah adanya
keserasian antara kepentingan pasien dengan
kepentingan tenaga kesehatan, misalnya dokter ,
perawat dan lain – lain.
Hukum kesehatan berdasarkan dua azaz hukum yang
prinsipiil, di antara nya
1. azaz hukum hak atas pelayanan kesehatan, yaitu
perawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan atas
dasar kemampuan dan kecakapannya menerapkan ilmu
dan teknologi kesehatan.
2. hak mandiri manusia atau hak untuk menentukan nasib
sendiri ( “ the right to self- determination “ atau
zelfbesschikkingsrecht”).
Hak atas pelayanan kesehatan merupakan aspek sosial,
sedangkan hak untuk menentukan nasib sendiri adalah
aspek pribadi ( H. J. J. Leenen 1988 : 20 )
keserasian antara kepentingan pasien dengan
kepentingan tenaga kesehatan merupakan salah satu
penunjang keberhasilan pembangunan sistem
kesehatan. Oleh karena itu perlindungan hukum
terhadap kepentingan – kepentingan itu harus
diutamakan. Dari salah satu pihak pasien menaruh
kepercayaan kepada kemampuan profesional tenaga
kesehatan. Di lain pihak , karena adanya kepercayaan
itu , seyogianya tenaga kesehatan memberikan
pelayanan kesehatan menurut standar profesi dan
berpegang teguh kepada kerahasiaan profesi.
• Hub.antara pasien dng dokter yg merupakan
perjanjian, mencakup perj.lisan dan
tertulis.Perjanjian tertulis tsb merupakan
kontrak. Sahnya perjanj tergantung dr 4 syarat
yi : a. Kesepakatan
• b. Kecakapan
• c. Hal tertentu
• d. Sebab yang halal
• Tanggung jwb tenaga kesehatan ( dokter )
dibedakan menjadi 2 yi:
• a. tanggung jawab profesional / responsibility,
diatur dlm kode etik kedokteran yg disebut
hukum disipliner, artinya dokter
memp.tangg.jwb profesionalthd sejawat dan
profesi . Jika terbukti melakukan kesalahan ,
maka dia akan diadili scr intern berdasarkan
hk disiplin.
• B. tanggung jawab hukum ( aansprakelijkheid
atau liability ) . Tangg jwb hk timbul dlm hub
antara dokter dng pribadi2 yg dirawatnya dan
dng negara / masyarakat. Oleh krn itu tangg
jwb tsb ada di bidang hk perdata , hk admm
dan hk pidana,
• Kedua tangg jwb tsb dpt berlangung scr
terpisah maupun bersamaan.
Kedudukan dokter yg lebih tinggi didasarkan
atas kepercayaan pasien pd kemampuan dan
kecakapan dokter, juga didasarkan pd
keawaman pasien thd profesi kedokteran.
Krn perkembangan masy , hub yg bersifat
otoriter scr perlahan mengalami perubahan yi
percaya thd keampuhan ilmu kedokteran dan
teknologi .
• Pengungkapan hak dan kewajiban pasien
dimaksudkan sbg upaya utk menanggulangi
masalah scr proposional dan mencegah
terjadinya maalpraktek di bidang kesehatan.
• ( Prof. Soerjono Soekanto )
Pengertian Hukum Kesehatan
• Pengertian hukum kesehatan
1. Perhuki : hk kesehatan adl semua ketentuan hk yg
berhubungan langsung dng pemeliharaan/pelayanan
kesehatan dan penerapannya serta hak dan kewajiban
baik perorangan dan segenap lapisan masy sbg
penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak
penyelenggara pelayanan kesehatan dlm sgl aspek
organisasi; sarana pedoman medis nasional /
internasional , hukum di bidang kedokteran ,
yurisprudensi serta ilmu pengetahuan bidang
kedokteran kesehatan. Yang dimaksud dengan hukum
kedokteran ialah bagian hukum kesehatan yang
menyangkut pelayanan medis” ( Veronica , 1989 )
2. BPHN
Hk kesehatan adl “ketentuan2 hk yg mengatur ttg
hak dan kewajiban baik dr tenaga kesehatan dlm
melaksanakan upaya kesehatan, naupun dr
individu dan masy yg menerima upaya kesehatan
tsb dlm sgl aspeknya, yi aspek promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif dan diperhatikan pula aspek
organisasi dan sarana pedoman2 medis int’l, hk
kebiasaan, dan hk otonomi di bidang kesehatan,
ilmu pengetahuan, n literatur medis merupakan
sumber hk kesehatan”(Veronica, 1989).
3. H.J.J. Lennen
Hk Kesehatan “merupakan keseluruhan
ketentuan2 hk yg berkaitan langsung dng
pelayanan kesehatan dan penerapan kaidah2
hukum perdata, hukum administrasi negara,
dan hukum pidana dlm kaitannya dng hal
tersebut”
• 4. Van Der Mijn :
• Hk kesehatan adl serangkaian ketentuan yg
secara langsung berhubungan baik dng
perawatan kesehatan maupun hukum sipil umum
( perdata), hk pidana, dan hk adm negara.
• Jadi hk kesehatan cukup luas dan komplek,krn
tersebar diberbagai peraturan perundangan, ada
yg terletak di bidang hk pidana, hk perdata dan
hk adm negara.
Ciri-ciri hk kesehatan
1. Merupakan seperangkat ketentuan yg
berhubungan langsung dng pelayanan
kesehatan.
2. Ketentuan2 tsb mengatur hubungan hk
antara dua pihak:
* penyelenggara pelayanan kesehatan
* penerima pelayanan kesehatan
3. Di dlm hk kesehatan tdpt berbagai macam aspek :
• Aspek promotif ( peningkatan kesehatan )
• Aspek preventif ( pencegahan penyakit )
• Aspek kuratif ( penyembuhan penyakit )
• Aspek rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
• Aspek organisasi
• Aspek sarana
4. Di dalam hukum kesehatan diterapkan kaidah –
kaidah hukum perdata, hukum pidana, dan
hukum administrasi negara.
5. Sumber hukum bagi hukum kesehatan adalah:
• Ketentuan – ketentuan hukum nasional
• Pedoman – pedoman medis nasional
• Pedoman medis internasional
• Hukum kebiasaan
• Yurisprudensi
• Ilmu pengetahuan dan literatur medis
6. Hukum kedokteran merupakan bagian dari
hukum kesehatan.
Dasar hukum :
1. Undang-undang no.9 tahun 1960 ttg pokok-
pokok kesehatan
2. Undang-undang no.23 tahun 1992 ttg kesehatan
3. Undang-undang no. 36 tahun 2009 ttg
kesehatan
4. Undang-undang no.29 tahun 2004 jo.Undang-
undang no.44 tahun 2009 ttg rumah sakit.
Ruang lingkup hk kesehatan

• Dlm sistem kesehatan nasional dsbtkan bahwa


kesehatan menyangkut semua segi kehidupan yg
ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas dan
komplek, melingkupi kehidupan masa lalu,
kehidupan sekaaarng, maupunyg akan datang.
Terjadi perubahan orientasi nilai dan pemikiran
mengenai upaya memecahkan masalah
kesehatan yg sll berkembang sejalan dng
perkemb.teknologi dan sosial budaya.
• Kebijakan pemb.kesehatan yg semula berupa
upaya penyembuhan penderita, scr berangsur
berkembang ke arah kesatuan upaya pemb.
Kesehatan utk seluruh masy, dng peran serta
masy yg bersifat menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan yg mencakup:
• 1. upaya peningkatan ( promotif)
• 2. upaya pencegahan (preventif)
• 3.upaya penyembuhan (kuratif)
• 4. upaya pemulihan (rehabilitatif)
• Mengingat luasnya cakupan , pem melalui
sistem kesehatan nasional,pemerintah
berupaya menyelenggarakan kesehatan nas
yg bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan
dpt diterima serta terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat. Uapa yg dilakukan dng
menitik beratkan pd pelayanan kesehatan utk
masy luas guna mencapai derajat kesehatan
yg optimal.
Hubungan antara dokter dan pasien
• Pendahuluan.
• Perkemb.ilmu kedokteran adl setua umat
manusia. Pada masa itu, penyakit dianggap sbg
kutukan/hukuman dr dewa/Tuhan.Kehadiran
tabib diling.manusia dilihat sekitar th. 2500 SM di
Mesir Kuno n Tiongkok. Berobat dan bertobat
merupakan dua tindakan yg seolah-olah berjalan
beriring, shg penyembuhan orang sakit
dipercayakan kpd pastor atau pendeta.
• Muncul Hipocrates sbg pendiri cara
penyembuhan yg berdasar atas ilmu dan
terlepas dr religi dan filsafat. Hipocrates
menentukan diagnosis dng cara yg lebih
sistematis spt halnya dokter2 modern. Ia
meningkatkan martabat pekerjaan dokter dng
menekankan pd etik kedokteran. Sikap dan
pandanganya dpt dilihat dr sumpahnya yg
terkenal, yg merupakan dasar moral
kedokteran.
• Tipe hubungan dokter dengan pasien.
• J.B Suharjo B.Cahyono, mengemukakan ada 2
(dua) tipe hub.antara dokter dan pasien, yi:
1. Hubungan asimetris/paternalistik
Ada hub.yg tdk seimbang yg melekat pd
hub.tsb shg bisa merugikan salah satu pihak
dlm hal ini adl pasien. Keputusan pasien
diserahkan sepenuhnya ke tangan dokter.
Sampai saat ini masih banyak dokter yg
menganut prinsip paternalistik. Otonomi
pasien di bawah bayang2 dokter. Keputusan
pasien diserahkan sepenuhnya kpd
dokter.Pasien tdk bertindak sbg kontrol atas
apa yg dilakukan dokter thd dirinya. Di mata
pasien praktek kedokteran adl proses
pelayanan kesehatan yg aman. Kondisi ini
memberikan peluang lebih besar bagi dokter
utk melakukan kesalahan medis
Dari sudut pandang dokter, lebih fokus pd aspek
proses, dokter berusaha melakukan tindakan yg
terbaik sesuai standar medis. Dokter tdk
menjanjikan hasil, ttp berupaya semaksimal
mungkin demi kesembuhan pasien.
2. Hubungan Partnership.
Szasz dan Hollander menyebut pola tsb sbg “
Model of mutual participation” atau pola
pelayanan kesehatan yg berorientasi pd
pemenuhan keinginan dan kebutuhan pasien.
• Pasien memiliki otonomi penuh atas dirinya, ia
bebas menerima atau menolak tindakan
medis yg ditawarkan oleh dokter.
Menurut Soerjono Soekanto, adanya perubahan
itu terjadi krn bbrp faktor yi:
1. Kepercayaan tdk lagi tertuju kpd dokter
pribadi, ttp pd keampuhan ilmu dan
teknologi kesehatan,
2. Masy menganggap tugas dokter hanya
menyembuhkan, ttp ditekankan pd perawatan,
3.Ada kecenderungan bhw kesehatan bukan lagi
keadaan tanpa penyakit , ttp lebih berarti pd
kesejahteraan fisik,mental dan sosial,
4. Semakin banyaknya peraturan yg memberikan
perlind.thd pasien, shg pasien semakin
mengetahui ttg hak-haknya.
5.Tingkat kecerdasan masy ttg kshtn makin
meningkat.
Hak dan kewajiban Dokter dan Pasien.
Hak adl peranan yg boleh tdk dilaksanakan
(fakultatif), sedang kewajiban adl peranan yg
harus dilaksanakan (imperatif). Jadi hak adl
peranan kebolehan, dan kewajiban adl peranan
keharusan.
Hak dan kewajiban dokter.
Diatur dlm UU no.29 /2004 ttg Praktek kedokteran
dlm ps 50 scr limitatif menyebut hak dokter (
termasuk drg ) adl sbb :
a. Memperoleh perlindungan hk sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dng standar
profesi dan standar operasional prosedur,
b. Memberikan pelayanan medis mnrt standar
profesi dan standar operasional,
c. Memperoleh informasi lengkap dan jujur dari
pasien atau keluarganya,
d. Menerima imbalan jasa.
Pasal 51 UU no.29/2004 , kewajiban dokter adl:
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dng
standar profesi , SOP dan kebutuhan medis
pasien,
b. Merujuk pasien ke dokter lain yg memp.
Keahlian dan kemampuan lebih baik,
c. Merahasiakan sgl sesuatu yg diketahuinya ttg
pasien, bahkan stlh pasien meninggal dunia.
d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lain yg bertugas dan mampu
melakukannya,
e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran atau
kedokteran gigi.
Hak dan kewajiban pasien.
Hak pasien diatur dlm pasal 52 UU no.29/2004 ttg
Praktik Kedokteran yi:
a. Mendapatkan penjelasan scr lengkap ttg
tindakan medis ,
b. Meminta pendapat dokter atau drg lain,
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dng kebutuhan
medis.
d. Menolak tindakan medis,
e. Mendapatkan isi rekam medis.
Sedangkan kewajiban pasien (pasal ( 53 ) adl:
a. Memberikan informasi yg lengkap dan jujur
ttg masalah kesehatannya,
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter,
c. Mematuhi ketentuan yg berlaku di sarana
pelayanan kesehatan,
d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yg
diterima.
PERJANJIAN TERAPEUTIK
Pengertian transaksi terapeutik.
1. Menurut Bahder Johan Nasution, Transaksi
terapeutik adl perjanjian antara dokter dng
pasien, berupa hubungan hk yg melahirkan hak
dan kewajiban bagi kedua belah pihak.
2. Menurut Anny Isfandyarie, transaksi terapeutik
adl perjan.antara dokter dan pasien ,yg
memberikan kewenangan kpd dokter utk
melakukan pelayanan kesehatan kpd pasien
berdasarkan keahlian dan ketrampilan yg
dimiliki.
3. Kep.Mentri Kesehatan
no.434/MENKES/X/1983 ttg Kode Etik
Kedokteran , yg dimaksud “transaksi
terapeutik adl hubungan antara dokter dan
penderita yg dilakukan dlm suasana saling
percaya (konfidensial), serta senantiasa
diliputi oleh sgl emosi, harapan, dan
kekhawatiran makhluk insani”.
• Obyek dr perjanjian terapeutik adl berupa
upaya atau terapi utk menyembuhkan pasien.
Jadi transaksi terapeutik adl suatu transaksi
utk menentukan atau upaya utk mencari
terapi yg paling tepat bagi pasien yg dilakukan
oleh dokter.Menurut hukum, obyek perjanjian
dlm transaksi terapeutik bukan kesembuhan
pasien, melainkan mencari upaya yg tepat utk
kesembuhan pasien( inspanningverbintenis).
• Persoalan, apakah dlm perjanjian terapeutik juga
berlaku ketentuan2 dlm buku III KUHPdt?
• Dlm transaksi terapeutik juga tdpt para pihak yg
mengikatkan diri dlm suatu perikatan atau
perjanjian, yi dokter sbg pihak yg melaksanakan/
memberikan pelayanan medisdan pasien sbg
pihak yg menerima pelayanan medis. Jadi
ketentuan umum dlm buku III KUHPdt berlaku
juga dlm perjanjian terapeutik.
• Dlm perjanjian terapeutik ada kekhususan yi
adanya ikrar atau cara mereka mengadakan
pejanjian. Dng kedatangan pasien ke tempat
praktik atau ke rumah sakit tempat dokter
bekerja , dng tujuan utk memeriksakan
kesehatannya atau utk berobat, sudah dianggap
ada perjanjian terapeutik.
• Menurut Subekti (1985:74), suatu perjanjian adl
suatu peristiwa bhw seseorang berjanji kpd orang
lain atau antara dua orang saling berjanji utk
melaksanakan suatu hal.
Dasar hk Transaksi terapeutik.
Di dlm perundang-undangan yg berlaku di
Indonesia, perikatan diatur dlm buku III KUHPdt
yg didasarkan pd sistem terbuka. Sistem terbuka
ini tersirat dlm ketentuan ps 1319 KUHPdt. Jadi
dimungkinkan dibuatnya perjan. Lain yg tdk
dikenal dlm KUHPdt, ttp thd perjan. tsb tetap
berlaku ketentuan mengenai perikatan pd
umumnya yg termuat dlm buku III KUHPdt.
• Utk sahnya perjanjian diatur dlm pasal 1320
KUHPdt. Jika salah satu unsur subyektif tdk
terpenuhi , maka atas permohonan pihak ybt
dpt dibatalkan oleh hakim. Dan jika salah satu
unsur obyekti tdk terpenuhi, atas
permohonan pihak ybs maka putusan hakim
dpt dinyatakan batal demi hukum oleh hakim
dan perjanjian tsb dianggap tdk pernah ada.
Jadi pembatalannya adl sejak semula.
Asas-asas transaksi terapeutik:
1. Asas Legalitas: Tenaga kesehatan bertugas
menyelenggarakan atau melakukan kegiatan
kesehatan sesuai dng bidang keahlian dan atau
kewenangan tenaga kesehatan ybs.
2. Asas Keseimbangan: Penyelenggaraan kesehatan
hrs dilakukan scr seimbang antara kepentingan
individu dan masy, antara fisik dan mental, serta
antara material dan spiritual.
3. Asas Tepat waktu: dokter selaku profesional
di bidang medis sebenarnya dpt bertindak
tepat pd saat dibutuhkan,
4. Asas Itikad baik : Itikad baik merupakan
syarat paling utama dlm setiap hubungan
kontraktual, termasuk hubungan terapeutik.
Tanpa disertai itikad baik, maka hubungaan
terapeutik juga tidak sah menurut hukum.
Dlm hk perikatan , dikenal adanya dua macam
perjanjian yaitu :
1. Inspanningsverbintenis, yaitu perjanjian upaya,
artinya kedua belah pihak yg berjanji berdaya
upaya secara maksimal utk mewujudkan apa yg
diperjanjikan.
2. Resultaatverbintenis, yi suatu perjanjian bahwa
pihak yg berjanji akan memberikan suatu hasil
yg nyata sesuai dng apa yg diperjanjikan.
Perjanjian antara dokter dng pasien termsuk dlm
perjanjian inspanningsverbintenis , sebab dlm
konsep ini seorang dokter hanya berkewajiban
utk melakukan pelayanan kesehatan dng
penuh kesungguhan, dng mengerahkan
seluruh kemampuan dan perhatannya sesuai
dng standar profesinya. Penyimpangan yg
dilakukan oleh seorang dokter dr prosedur
medis, berarti dokter tsb melakukan ingkar
janji/cidera janji ( pasal 1239 KUHPdt ).
• Jika pasien atau keluarganya menganggap bhw
dokter tdk melakukan kewajiban2
kontraktualnya, pasien dpt menggugat dng alasan
wanprestasi dan menuntut agar mereka
memenuhi syarat2 tersebut dan menuntut
kompensasi secara materiil dan nonmateriil atas
kerugian yg dideritanya. Jika tindakan dokter
merugikan pasien dan merupakan perb. Yg
melawan hk, maka pasien bisa menuntut
berdasarkan ps 1365 dan 1366 KUHPdt.
Kesalahan dan kelalaian dlm perjan,terapeutik.
Kesalahan scr umum adl kesalahan yg scr
obyektif tdk patut dilakukan. Kesalahan dpt
terjadi akibat kurangnya pengetahuan,
pengalaman dan pengertian serta
mengabaikan suatu perbuatan yg seharusnya
tdk dilakukan. Apabila hal tsb dilakukan oleh
dokter, maka pasien atau keluarganya dpt
minta pertanggungjawaban pada dokter ygs.
• Bentuk pertanggungjawaban yg dimaksud adl
pert.jwban perdata, pidana dan administrasi.
• Dlm hk perdata dikenal dua dasar hk bagi
tanggung gugat hk ui :
1, tanggung gugat berdasarkan
wanprestasi/cidera janji : ps 1239 KUHPdt
2. tanggung gugat berdasarkan perbuatan
melawan hukum : ps 1365 KUHPdt
• Ajaran mengenai wanprestasi atau cidera janji
dlm hk pdt dikatakan bhw sesorang dianggap
melakukan wanprestasi apb ( Subekti,1985:45)
1. Tdk melakukan apa yg telah disepakati ,
2. Melakukan apa yg disepakati tetapi terlambat,
3. Melakukan apa yg disepakati ttp tdk
sebagaimana yg diperjanjikan,
4. Melakukan sesuatu yg mnrt hakekat perjanjian
tdk boleh dilakukan.
Dari ke empat unsur tsb yg paling erat kaitannya
dng kesalahan yg dilakukan oleh dokter adl unsur
ke 3 ( tiga), sebab dlm perjanjian Terapeutik yg
hrs dipenuhi adl upaya penyembuhan dng
kesungguhan. Dng demikian apbl pasien atau
keluarganya mengajukan gugatan berdasarkan
wanprestasi, maka pasien hrs membuktikan bhw
pelayanan kesehatan yg diterima tdk sesuai dng
kesepakatan yg dituang dlm informed consent.
Sedangkan utkmengajukan gugatan berdasarkan
perbuatan melanggar hukum, hrs dipenuhi :
1. Adanya pemberian gaji / honor tetap yg
dibayar scr periodik kpd dokter / tenaga
kesehatan ybs,
2. Majikan / dokter mempunyai wewenang utk
memberikan instruksi yg hrs ditaati oleh
bawahannya,
3. Adanya wewenang utk mengadakan
pengawasan,
4. Ada kesalahan / kelalaian yg diperbuat oleh
dokter atau tenaga kesehatan lainnya, di mana
kesalahan atau kelalaian tsb menimbulkan
kerugian bagi pasien.
Aspek negatif dr bentuk tanggung gugat dlm
pelayanan kesehatan adl karena pasien
mengalami kesulitan membuktikannya.
Kesulitan dlm pembuktian ini karena pasien tdk
memiliki pengetahuan yg cukup mengenai terapi
dan diagnosa yg dialaminya atau yg dilakukan
dokter kpdnya.
Dilihat dr segi hk pembuktian, dlm pemeriksaan
perkara perdata di pengadilan yg diutamakan adl
kebenaran formal, oleh krn itu siapa yg dpt
membuktikan dalil2nya dlm persidangan scr
formal, orang ybs lah yg dimenangkan dlm
persidangan.
Rangkuman Undang – Undang No 36
tahun 2009 tentang Kesehatan
Filosofi dikeluarkannya uu no.36 tahun 2009.
1. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai
dengan cita – cita bangsa indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang – undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945;
2. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
– tingginya di laksanakan berdasarkan prinsip
nondikriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam
rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia ,
serta peningkatan ketahanan dan daya saling bangsa bagi
pembangunan nasional;
3. Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan pada masyarakat Indonesia akan
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi
negara, dan setiap upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi
pembangunan negara;
4. Setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan
wawasan kesehatan dalam arti pembangunan nasional
harus memerhatikan kesehatan masyarakat dan
merupakan tanggung jawab semua pihak baik
pemerintah maupun masyarakat.
Asas dan tujuan hk kesehatan
Pemb kesehatan diselenggarakan dng berasaskan
perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat,
perlindungan, penghormatan thd hak dan
kewajiban, keadilan, gender, dan nondiskriminatif
dan norma2 agama.
Tujuan : utk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masy yg
setinggi2nya, sbg investasi bagi pemb.sdm yg
produktif scr sosial dan ekonomi.
Indikator Indeks Pembangunan manusia (
Human Development Index ) adl : Kesehatan,
pendidikan dan ekonomi.
Hak masy dlm bidang kesehatan :
a. Hak dlm memp. Pelayanan kesehatan yg
aman, bermutu, dan terjangkau.
b. Menentukan sendiri pelayanan kesehatan yg
diperlukan bagi dirinya.
c. Berhak mendapatkan lingkunganyg sehat bagi
pencapaian derajat kesehatan.
d. Berhak utk mendapatkan informasi n edukasi
ttg kesehatan yg seimbang dan
bertanggungjawab.
e. Berhak memperoleh informasi ttg data
kesehatan dirinya termasuk tindakan n
pengobatan yg telah maupun yg akan diterima
dr tenaga kesehatan.
Kewajiban masy :
a. Ikut mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan masy yg
setinggi- tingginya( kshtn perorangan, masy,
dan pemb. berwawasan kesehatan.
b. Menghormati hak orang lain dlm upaya
memperoleh lingkungan yg sehat, baik fisik,
biologi, maupun sosial.
c. Berperilaku hidup sehat utk mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan.
d. Menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan
bagi orang lain yg menjadi tanggungjawabnya.
e.Turut serta dlm program Jaminan Kesehatan
Sosial.
Ketentuan Pidana
a. Pasal 190 KUHP , pasal 191, pasal 192, pasal
193....dst pasal 201 KUHP.
b. ( Dra.Sri Siswati ; etika dan hk kesehatan).
Bab 4.
c. Perlindungan Pasien
Pada prinsipnya tujuan dikeluarkannya UU
Kesehatan adl utk memberikan perlindungan kpd
pasien. Hal ini senada dng makna yg tertuang dlm
UU no.29 th 2004 ttg Praktek kedokteran dng
tujuan:
1. memberikan perlindungan kpd pasien;
2. mempertahankan dan meningkatkan
mutu pelayan medis;
3. memberikan kepastian hk kpd masy,
dokter dan dokter gigi
Informed Consent
Pengertian informed consent adl : suatu persetujuan yg
diberikan oleh pasien dan keluarganya atas dasar
informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yg
akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Berdasarkan Permen Kesehatan no.
290/Menkes/PER/III/2008 diubah menjadi Persetujuan
Tindakan Kedokteran, yi persetujuan yg diberikan oleh
pasien atau kel terdekat stl mendapatkan penjelasan
scr lengkap mengenai tind.kedokteran atau kedok.gigi
yg akan dilakukan thd pasien.
Menurut Guwandi (2005), Persetujuan Tindakan
kedokteran adl suatu pernyataan izin atau pernyataan
setuju dr psien yg diberikan dng bebas dan rasional
sesudah mendapat informasi dr dokter dan yg sdh
dimengertinya.
Menurut Samil RS (2001), mengatakan persetujuan
tindakan kedokteran adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau walinya yang berhak kepada
dokternya untuk melakukan suatu tindakan medis
terhadap pasien sesudah pasien atau walinya
memperoleh informasi lengkap dan memahami
tindakan itu.
Menurut Veronika K ( 1989 ) mengatakan
persetujuan tindakan kedokteran adalah suatu
kesepakatan / persetujuan pasien atau upaya
medis yang akan dilakukan terhadap dirinya ,
setelah mendapat informasi dari dokter
mengenai upaya medis yang dapat menolong
dirinya disertai informasi mengenai segala
resiko yang mungkin terjadi.
Pasal 1 Permenkes no. 585 / 1989, persetujuan
tindakan medis (informed consent) adl
“persetujuan yg diberikan oleh pasien atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medis yg akan dilakukan tdp pasien”.
Menurut ps 45 UU no.29 /2004 ttg praktek
kedokteran, disebutkan bahwa :
1. Setiap tindakan kedokteran yg akan dilakukan
terhadap pasien, hrs mendapat persetujuan,
2. Persetujuan sbgmana dimaksud dlm ayat (1),
diberikan setelah pasien mendapat penjelasan
secara lengkap,
3. Penjelasan tsb mencakup:
a. Diagnosa dan tata cara tindakan medis,
b. tujuan tindakan medis yg dilakukan,
c. Alternatif tindakan lain dan risikonya,
d, Risiko dan komplikasi yg mungkin terjadi,
e. Prognosis thd tindakan yg dilakukan.
4. Persetujuan tsb dpt diberikan baik secara
tertulis maupun lisan.
Pada hakekatnya, Informed consent merupakan
suatu pemikiran bhw keputusan pemberian
pengobatan thd pasien hrs terjadi
berdasarkan kerjasama antara dokter dan
pasien.
Informed consent merupakan sarana legitimasi bagi
dokter utk melakukan intervensi medis yg
mengandung risiko serta akibat yg tdk
menyenangkan, oleh krn itu hanya bisa
membebaskan dokter dr tanggung jawab hukum .
Menurut M.Yusuf Hanafiah dan Amri Amir, bentuk
informed consent ada 2 yaitu:
1.Tersirat ( implied consent),
2. Dinyatakan (expressed consent ), lisan dan tulisan
Hak-hak yg mendasari informed consent.

1. Hak atas informasi.


Pihak yg bertanggungjawab menyampaikan
informasi kpd pasien adl dokter. Artinya dokter
wajib menyampaikan informasi medis kpd
pasien, baik diminta atau tdk, kecuali jika dokter
menilai bhw informasi tsb dpt membahayakan
kesehatan pasien.
Informasi yg hrs disampaikan oleh dokter adl:
1.Diagnose, yi pengenalan keadaan / gejala2
penyakit,
2.Terapi, yi cara2 pengobatan dan alternatifnya,
3.Cara kerja.dokter hrs menjelaskankapan
tindakan tsb akan dilaksanakan dan untuk
berapa lama,
4.Risiko yg akan dihadapi,
5.Kemungkinan perasaan sakit /perasaa lain,
6.Keuntungan pengobatan tsb,
7.Prognose / ramalan jalannya penyakit

II. Hak menentukan nasib sendiri.


Setelah informasi diberikan, maka berdasarkan
Informasi tsb pasien memberikan persetujuannya
Persetujuan ini merupakan perwujudan dari hak utk
menentukan nasibnya sendiri .
Informed consent utk penderita gawat
darurat
Yg dimaksud dng kegawatan medik adl suatu
kondisi( baik krn kecideraan atau krn penyakit) yg
dpt mengakibatkan kematian atau kerusakan
tubuh yg bersifat menetap.
Menurut UU 44/2009 ttg rumah sakit disebutkan
bhw gawat darurat adl keadaan klinis pasien yg
membutuhkan tindakan medis segera guna
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan
lebih lanjut ( ps1 butir2).
Gawat darurat menunjukan pd situasi keadaan
dimana pasien scr tiba2 atau tak terduga
menghadapi ancaman bahaya maut, shg
memerlukan tindakan segera utk
menyelamatkan jiwa atau kerusakan
permanen organ tubuh. Menurut Soekijo
Notoatmojo: gawat darurat adl suatu kondisi
klinik yg memerlukan pelayanan medis.
Gawat darurat medis adl suatu kondisi yg dalam
pandangan penderita, keluarga atau siapapun yg
bertanggung jawab dlm membawa penderita ke
rumah sakit, memerlukan pelayanan medis
segera.
Penderita gawat darurat memerlukan pelayanan
yang : cepat , tepat, bermutu dan terjangkau.
Dlm keadaan gawat darurat, akibat yg timbul dr
pertolongan dokter yg sesuai dng standar profesi
tdk menjadi tanggung jawab dokter/rumah sakit
Walaupun tindakan medis yg hrs dilakukan
dokter termasuk tindakan medis yg berisiko
tinggi, misal operasi, dokter lebih
mengutamakan keselamatan jiwa pasien
dengan melakukan operasi tanpa didahului
informed consent ( pasien dlm keadaan
pingsan, sedangkam identitasnya tdk diketahui
shg rumah sakit tdk dpt menghubungi
keluarganya.Pengecualian tdb didasarkan
pada bbrp teori hukum sbb :
1. Teori kebutuhan. Sdh merupakan kebutuhan
manusia utk dpt menyelamatkan dirinya dari
kematian atau penyakitnya. Oleh krn itu dlm
keadaan emergensi, tindakan dokter melakukan
operasi merupakan kebutuhan bagi pasien, asal
pengobatan tsb merupakan pengobatan “yg
terbaik” bagi pasien.
2. Teori persetujuan tersirat, maksudnya bhw dlm
keadaan emergensi hk mengandaikan jika
pasienya sadar, pasien akan menyetujui tindakan
dokter, krn tindakan tsb adl yg terbaik utk diriny
3. Teori zaakwarneming, pasal 1354 KUHPdt .
Dalam keadaan darurat dokter menolong
pasien( diketahui/tdk oleh pasien), dokter
wajib mengurusnya hingga selesai dan
berhak mendapatkan penggantian
ongkos2nya.
4. Teori Undertaking, ( sama dng teori
Zaakwarneming),
5. Teori Good Samaritan. Teori ini diberlakukan di USA.
Menurut teori ini, seseorang tdk dpt dipersalahkan
krn kelalaian kontributor( contributrory negligence)
jika dia menolong orang lain yg berada dlm keadaan
bahaya atau emergensi, asalkan pertolongan tsb
diberikan scr patut dan tdk ceroboh/lalai.
Pada kondisi kegawatan medik, yg terpenting adl
menyelamatkan nyawa atau menghindarkan organ
tubuh dr kerusakan , shg informed consent tdk boleh
menghambat bagi pelaksanaan emergency care.
Kendala dalam Informed consent
1. Kendala tentang informasi.
Yang menjadi masalah adl bahasa yg dipakai utk
menyampaikan informasi. Kebanyakan pasien
adl awam dng bhs kedokteran dan tdk semua
istilah2 kedokteran dpt diterjemahkan dng
mudah ke dlm bhs orang awam. Di samping itu,
tdk semua dokter dpt menyampaikan informasi
dng bhs sederhana yg dpt dng mudah dipahami
oleh pasien.Contoh konkeit adl kasus operasi
mata di Sukabumi( kausu Muchjidin:1984).
2. Kendala tentang persetujuan.
Permen Kesehatan no.585 / 1989 jo.Surat Edaran
Dirjen Pelayanan Medik no. 21/1999 menentukan
bagi mereka yg berumur di atas 21 th atau telah
menikah, dan dlm keadaan sadar dan sehat
mental berhak memberikan persetujuan. Di dlm
praktek banyak rumah sakit yg mensyaratkan
adanya pihak ketiga(keluarga) yg ikut
memberikan persetujuan.---menimbulkan maslah
krn tdk ada kesepakatan antara paisen dan kel tsb
Aspek hukum Informed Consent
1. Aspek hukum pidana .
Pasien hrs memberikan persetujuan lebih
dahulu thd tindakan medis dokter, misalnya
operasi. Jika dikaitkan dng ps 351 KUHP, dng
menusukan pisau bedah ke tubuh pasien
tanpa persetujuan terlebih dulu, dpt dikenai
sanksi pidana krn dikategorikan
penganiayaan.
2. Aspek hukum perdata.
Berkaitan dng ps 1320 KUHPdt yg intinya hrs ada
persetujuan dr kedua belah pihak, berarti hts
ada informasi yg cukup dr kedua belah
pihak.Fungsi informasi:
a.Bagi pasien:
- sbg dasar atas persetujuan/penolakan yg ia
lakukan
- Sbg perlindungan atas hak pasien utk menentukan
nasib diri sendiri
b.Bagi tenaga kesehatan:
-dapat membantu lancarnya tindakan,
-dapat mengurangi timbulnya efek smpingan,
-dapat mempercepat proses penyembuhanm
-dapat meningkatkan mutu layanan.

3.Aspek hukum administrasi. Persetujuan tindakan


kedokteran (informed consent) diperlukan utk
keperluan administrasi rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai