Anda di halaman 1dari 33

HUKUM KESEHATAN

DALAM DIMENSI TATA


HUKUM INDONESIA

OLEH :
IDING BUDIMAN
PENDAHULUAN
 Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
 GLOBALISASI, PERKEMABANGAN TIK DAN
DINAMIKA MASYARAKAT YANG CEPAT  DUNIA
DLM POSISI BORDERLESS /TANPA BATAS 
Peningkatnya kesadaran masyarakat akan hak-
haknya  Indikator meningkatnya kesadaran hukum
 KECENDERUNGAN MENINGKATNYA
TUNTUTAN MASY. UNTUK PELAYANAN PUBLIK
TERMASUK BIDANG KESEHATAN.
• Indonesia  NEGARA HUKUM (UUD 1945
Bab I Pasal 1 (3))
Hub. antar warga negara
Hub. antara warga negara dan penguasa
 diatur dg KAIDAH-KAIDAH HUKUM
• Perkembangan jaman  hub. antar warga
negara semakin kompleks – muncul Hukum
Adat, Hukum Dagang, Hukum Waris, Hukum
Tanah, dsb.
• Dalam bidang kesehatan  Hukum
Kesehatan
SEKILAS SEJARAH HUKES
INDONESIA
 Hukum Kedokteran dan Hukum Kesehatan
mulai diperkenalkan di Indonesia dengan
terbentuknya Kelompok Studi untuk Hukum
Kedokteran di Universitas Indonesia pada
tanggal 1 Nopember 1982, di rumah sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta, diprakarsai beberapa
dokter dan sarjana hukum yang mengikuti
Kongres Sedunia Hukum Kedokteran di Gent,
Belgia tahun 1982.
 Pada tanggal 7 Juli 1983 Kelompok Studi ini
membentuk Perhimpunan untuk Hukum
Kedokteran Indonesia (PERHUKI), yang
kemudian mengadakan Kongres Nasional I
tahun 1987.
Di dalam Pasal 1 Anggaran Dasar Perhimpunan
Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI)
disebutkan:
“HUKES adalah semua ketentuan hukum yang
berhubungan langsung dengan pemeliharaan /
pelayanan kesehatan dan penerapannya serta hak
dan kewajiban, baik dari perorangan dan segenap
lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan
kesehatan maupun dari pihak penyelenggara
pelayanan kesehatan dalam segala aspek
organisasi, sarana, pedoman-pedoman medis
nasional/internasional, hukum di bidang
kesehatan, yurisprudensi serta ilmu pengetahuan
bidang kedokteran/kesehatan.
DEFINISI
 MENURUT TIM PENGKAJIAN HUKUM KEDOKTERAN BADAN
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN), disebutkan: ‘Hukum
kesehatan adalah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur
tentang hak dan kewajiban, baik dari tenaga kesehatan dalam
melaksanakan upaya kesehatan maupun dari individu dan
masyarakat yang menerima upaya kesehatan tersebut dalam segala
aspeknya, yaitu aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
diperhatikan pula aspek organisasi dan sarana. Pedoman-pedoman
medis internasional, hukum kebiasaan, hukum otonom di bidang
kesehatan, ilmu pengetahuan dan literatur medis merupakan pula
sumber hukum kesehatan”.

 MENURUT VAN DER MIJN (diterjemahkan) : Hukum kesehatan


dapat didefinisikan sebagai lembaga peraturan yang langsung
berhubungan dengan perawatan kesehatan, sekaligus juga dengan
penerapan hukum sipil umum, pidana, administratif. Hukum
kedokteran yaitu ilmu tentang hubungan hukum di mana dokter
adalah salah satu pihak, merupakan bagian dari hukum kesehatan.
LANDASAN FILOSOFIS HUKES
INDONESIA
 KESEHATAN adalah HAM dan salah satu
UNSUR KESEJAHTERAAN yang harus
diwujudkan sebagaimana dimaksud dalam
PANCASILA dan UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
1945, KHUSUSNYA :
 Pasal 28 A, Setiap orang berhak untuk hidup
serta mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
 Pasal 28 B, Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi
 Pasal 28 C, Setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan
ketentuan dasarnya, berhak mendapatkan
pendidikan dan memperoleh manfaat dari
alam pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidup
dan demi kesejahteraan umat manusia.
 Pasal 28 H, Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
RUANG LINGKUP HUKES
 Hukum Kedokteran
 Hukum Perumahsakitan
 Hukum Keperawatan
 Hukum Kefarmasian
 Hukum Lingkungan
 Hukum Tentang Keselamatan Kerja
 dan lain-lain
ASAS HUKUM KESEHATAN
Hermien Hadiati Koeswadji menyatakan
pada asasnya hukum kesehatan bertumpu
pada hak atas pemeliharaan kesehatan
sebagai hak dasar social (the right to health
care) yang ditopang oleh 2 (dua) hak dasar
individual yang terdiri dari hak atas informasi
(the right to information) dan hak untuk
menentukan nasib sendiri (the right of self
determination).
Roscam Abing mentautkan hukum
kesehatan dengan hak untuk sehat dengan
menyatakan bahwa hak atas pemeliharaan
kesehatan mencakup berbagai aspek yang
merefleksikan pemberian perlindungan dan
pemberian fasilitas dalam pelaksanaannya.
Untuk merealisasikan hak atas
pemeliharaan bisa juga mengandung
pelaksanaan hak untuk hidup, hak atas
privasi, dan hak untuk memperoleh
informasi.
Hukum kesehatan tidak hanya terdapat dalam
suatu bentuk Peraturan khusus, tetapi letaknya
tercecer dalam berbagai Peraturan dan
perundang-undangan. Dapat diketemukan di
dalam pasal-pasal khusus yang ada kaitannya
dengan bidang kesehatan. Hukum Kesehatan
merupakan suatu conglomerat dari peraturan-
peraturan dari sumber yang berlainan Ada yang
terletak di bidang hukum pidana, hukum perdata
dan hukum administrasi yang penerapan,
penafsiran serta penilaian terhadap faktanya di
bidang medis.
KERANGKA HUKUM YANG MENGATUR RUMAH SAKIT

Undang-Undang/PP
Peraturan Daerah
AD/ART

Hospital bylaws
Medical Staff Bylaws

Kebijakan, Standar-standar
Instruksi Kerja, dll

SUTOTO, 2008
• Berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan rumah sakit dikategorikan
dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah
Sakit Khusus.
• Berdasarkan kepemilikannya rumah sakit
dapat dibagi menjadi rumah sakit publik,
rumah sakit komunitas dan rumah sakit
swasta.
• RS harus memenuhi standar dan persyaratan
meliputi lokasi, bangunan, prasarana,
ketenagaan, kefarmasian, peralatan, dan
perizinan
• Setiap tenaga kesehatan tertentu yang bekerja
di RS harus memiliki izin
• Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di RS
harus bekerja sesuai standar profesi, standar
pelayanan RS, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, menghormati hak-
hak pasien dan mengutamakan keselamatan
pasien
• Peralatan medis dan peralatan non medis di RS
harus memenuhi standar pelayanan,
persyaratan mutu, keamanan, keselamatan,
kemanfaatan dan laik pakai
• Setiap tindakan kedokteran yang dilakukan di RS harus
mendapat persetujuan pasien atau keluarganya
• Setiap RS wajib menyimpan rahasia kedokteran
• Setiap RS wajib menyelenggarakan rekam medis
• Setiap RS wajib melaksanakan sistem rujukan
• Setiap RS wajib melaksanakan fungsi sosial
• Setiap RS mempunyai kewajiban memberi pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, efektif, dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan RS.
• Setiap RS mempunyai kewajiban menghormati hak-hak pasien
dan melaksanakan etika RS
• Setiap RS mempunyai kewajiban menyusun dan melaksanakan
peraturan internal rumah sakit (hospital bylaws).
• Setiap RS mempunyai kewajiban melindungi dan memberikan
bantuan hukum bagi semua petugas rumah sakit dalam
melaksanakan tugas.
• RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
• RS tidak dapat dituntut apabila pasien dan
atau keluarganya menolak atau
menghentikan pengobatan yang dapat
berakibat kematian pasien
• RS tidak dapat dituntut dalam melaksanakan
tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa
manusia
• RS bertanggung jawab secara
hukum terhadap semua kerugian
yang ditimbulkan atas kelalaian
yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di RS.
HAK-HAK PASIEN
• Hak memperoleh informasi
• Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
• Hak memperoleh pelayanan medik yang bermutu,
tanpa diskriminasi
• Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai standar
• Hak memilih dokter,hak meminta second opinion
• Hak atas privacy dan kerahasiaan penyakitnya
• Hak mendapat informasi
• …….dst…… SE Dirjen YanMed No,
YH.02.04.3.5.2504 Tentang Pedoman Hak dan
Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit
Perbuatan Melanggar Hukum
• Pasal 1365: Setiap perbuatan melanggar
hukum yang mengakibatkan kerugian kepada
orang lain, mewajibkan orang yang karena
kesalahannya menyebabkan kerugian itu, untuk
mengganti kerugian tersebut.
• Pasal 1366: Setiap orang bertanggung jawab
tidak saja untuk kerugian yang disebabkan oleh
tindakannya, tetapi juga untuk kerugian yang
disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-
hati
•  Ketentuan umum yang berlaku bagi dr, RS,
perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya
Gugatan Perdata

• Pasien mengalami kerugian akibat


kesalahan/ kelalaian petugas
• Kesalahan jelas dan kongkrit
• Ada hubungan kausalitas antara
kesalahan dan kerugian
• Perbuatan ini melanggar hukum
KUHP
• Pasal 304 KUHP  membiarkan seseorang dalam
keadaan sengsara/sakit, pidana paling lama 2
tahun 8 bulan, mis. Pasien dg segera harus dpt
pertolongan, tetapi karena MERASA bukan
pasiennya lalu didiamkan
• Pasal 310 KUHP  menyerang kehormatan
seseorang atau penghinaan, mis. Perawat marah-
marah dg menggunakan kata-kata kotor
• Pasal 322 KUHP  membuka rahasia jabatan
• Pasal 344 KUHP  merampas nyawa orang
• Pasal 345 KUHP  mendorong orang lain untuk
bunuh diri
• Pasal 346-349 KUHP  menggugurkan
kandungan
• Pasal 359-361 KUHP  karena alpanya
menyebabkan matinya orang lain
• Pasal 406 KUHP  merusak atau
menghancurkan barang milik orang lain
• Pasal 530 KUHP  mengganggu
ketenangan orang lain
• Pasal 531 KUHP  membiarkan orang
lain dalam keadaan sekarat
CAKUPAN PERILAKU YANG DAPAT
DIKENAI SANKSI PIDANA (UU Kes)
 tindak pidana terhadap nyawa
 tindak pidana terhadap tubuh
 tindak pidana yang berkenaan dengan tindakan
medik semata untuk tujuan komersial (misalnya
transplantasi organ, jaringan tubuh, dan transfusi
darah).
 tindak pidana yang berkenaan dengan pelaksanaan
tindakan medik tanpa keahlian atau kewenangan
 tindak pidana yang berkenaan dengan tidak
dipenuhibya persyaratan administratif, misalnya
tidak memiliki izin operasional, tidak meminta
persetujuan donor, ahli waris, atau keluarganya
 tindak pidana yang berkenaan dengan hak atas
informasi
 tindak pidana yang berkenaan dengan produksi dan
pengedaran alat kesehatan dan sediaan farmasi
Beban Pembuktian
4D
 Duty, harus ada hubungan Dokter-Pasien,
sehingga ada kewajiban Dokter untuk
mengobati Pasien
 Derelection, penyimpangan dari duty
 Damage, timbul kerugian
 Direct Relationship, ada kaitan langsung
antara tindakan Dokter dan kerugian yang
timbul Guwandi, 2009
PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA
 Membuktikan adanya:

ACTUS REUS (perbuatan tercela), berupa


positive acts atau negative acts

MENS REA (sikap batin yang salah), yang


dapat digolongkan: intensional (sengaja),
recklessness (kecerobohan) dan
negligence (kurang hati-hati)
ALASAN PENGHAPUS, PERINGAN
DAN PEMBERAT PIDANA

 ALASAN PENGHAPUS PIDANA  pasal


44 s/d 51 KUHP
 Alasan Pembenar  menghapuskan
unsur melawan hukum
 Alasan Pemaaf  menghapuskan unsur
pertanggungjawaban (perilaku tetap
merupakan tindak pidana, tetapi si pelaku
tidak dapat dimintai pertanggungjawaban
ALASAN PENGHAPUS PIDANA

 TAKMAMPU BERTANGGUNG
JAWAB
 DAYA PAKSA
 PEMBELAAN TERPAKSA
 KETENTUAN UNDANG-UNDANG
 PERINTAH JABATAN
DASAR-DASAR PENIADAAN KESALAHAN MEDIK

 RISIKO dalam PENGOBATAN


risiko yang inheren, rx alergik, komplikasi

 KECELAKAAN

 VOLENTI NON FIT INIURA

 KESALAHAN PASIEN (contributory


negligence)
J.Guwandi, 1991 Tuntutan Kasus
Malpraktek

Penilaian dengan tolok ukur


Syarat-syarat culpa: 4D
Standar Profesi Medik Duty (kewajiban)
Dereliction of that duty
(penyimpangan kewjbn)
Ada/tidaknya Damage (kerugian)
culpa Direct causal relationship
(berkaitan langsung)

Culpa lata Culpa levis


Kesalahan berat Kesalahan ringan

Tidak ada kesalahan


apa-apa
Sanksinya terdapat Sanksinya terdapat
pada Memenuhi pada
standar profesi Hukum Perdata
Hukum Pidana
Etik Etik
Hukum Perdata BEBAS
resultante positif
(akan sembuh)
tindakan medik
yang benar DI LUAR KONTROL DOKTER
kualitas obat daya tahan

k o n d i s i - s a k i t

stadium virulensi respon individual


penyakit kepatuhan
tindakan medik terhadap obat pasien
yang salah
resultante negatif
(akan mati)

Medicine is a science of uncertainty, an art


of probabilities. Sofwan Dahlan
Sudut pandang HUKUM MEDIK
Ada tidaknya unsur :

- kelalaian
- kurang teliti
- ketidak-mampuan
(sub-standard)
- kesengajaan
(intentional)
- kerugian (harm)
Philosophy of Yin – Yang in Medical Law

* Yin = Medic
* Yang = Law
J.Guwandi,2009 Both need each other !

Anda mungkin juga menyukai