Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


“RANGKUMAN MATERI”

Disusun Oleh :

WINDU FERONIKA NPM. 1826020026


KEKE YULIANTARI NPM. 1826020013
LELEN SAFITRI NPM. 1826020003
SHERIN SARA SASTI NPM. 1826020010
MITA RAPIANI NPM. 1826020004
IWANG ANUGRAH P. NPM. 1826020016
VOMY ALBETO NPM. 1826020014

Dosen Pengampu :

DR. FIRMAN HARIANJA, SKM, MPH

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah sehingga penyusun dapat
menyelesaikan rangkuman ini guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata
kuliah Etika dan Hukum Kesehatan dengan judul “Rangkuman Materi”.
Sesuai dengan materi pembelajaran mahasiswa dikelas. Mahasiswa
dituntut untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berhubungan
dengan etika dan hukum kesehatan. Maka dari itu, penyusun membuat makalah
ini agar mahasiswa lebih memahami segala yang berhubungan tentang etika dan
hukum kesehatan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca dan
tidak lupa penyusun meminta maaf apabila dalam penyusunan makalah ini
terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini.
Penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu
kritik dan saran sangat penyusun harapkan demi kebaikan kedepannya.

Bengkulu, November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
PENDAHULUAN……………………………………………………………...…1
ISI………………………………………………………………………………....2
KESIMPULAN…………………………………………………………….....…19

iii
PENDAHULUAN

Di dalam pelayanan kesehatan tentu ada aturan-aturan yang berkaitan


dengan kesehatan yaitu bagaimana menangani masalah-masalah itu tidak keluar
dari etika dan hukum agar apa yang dikerjakan tidak menimbulkan efek secara
etika dan hukum terhadap diri sendiri dan orang lain.
Etik berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang artinya yang baik/ yang
layak. Yang baik/ yang layak ini ukurannya orang banyak. Secara lebih luas, etika
merupakan norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi
tertentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Pekerjaan profesi
antara lain dokter, apoteker, ahli kesehatan masyarakat, perawat, wartawan,
hakim, pengacara, akuntan, dan lain-lain. Sedangkan etika ahli kesehatan
masyarakat adalah bagaimana bertingkah laku dalam memberikan jasa dalam
pelayananya nanti.
Ciri-ciri pekerjaan profesi :
1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional.
2. Pekerjaannya berlandaskan etik profesi.
3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan daripada keuntungan.
4. Pekerjaannya legal melalui perizinan.
5. Anggotanya belajar sepanjang hayat (longlife education).
6. Mempunyai organisasi profesi (ex: IDI, IAKMI, PWI, dll).

Hukum kesehatan (No. 23 tahun 1992) adalah semua ketentuan hukum yang
berhubungan langsung dengan pemeliharaan/ pelayanan dan penerapannya. Yang
diatur menyangkut hak dan kewajiban baik perorangan dan segenap lapisan
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak
penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi, sarana
pedoman standar pelayanan medic, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta
sumber-sumber hukum lainnya. Hukum kesehatan mencakup komponen-
komponen yang berhubungan dengan kesehatan contohnya hukum pelayanan
kesehatan terhadap keluarga miskin (Gakin).

1
ISI

A. Etika profesi kesehatan


Etik berasal dari kata yunani yaitu ethos yang berarti akhlak, adat kebiasaan,
watak, perasaan, sikap yang baik,yang layak. Etik bukan berasal dari ajaran
tentang moral, melainkan merupakan cabang ilmu filsafat mengenai suatu
pemikiran kritis dan mendasar dari yang baik, yang pantas dan benar dari
ajaran moral. Dengan demikian etik merupakan suatu ilmu bukan merupakan
suatu ajaran, maka disalam banyak keputusan etik dinamakan sebagai filsafat
moral. Menurut KBBI etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang
buruk, tentang hak kewajiban moral, kumpulan atau seperangkat asa atau nilai
yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
Etika akan memberkan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur
pergaulan manusia didalam kelompok sosialnya. Terdapat tiaga pembagian
mengenai etika:
1. Etika deskriptif, melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya
adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik buruk.
2. Etika normative, terjadi penilaian tentang perilaku manusia. Menampilkan
argumentasi atau alas an atas dasar norma dan prinsip etis yang dapat
dipertanggung jawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam
praktek.
3. Metaetik, mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis.
Etik profesi merupakan seperangakat perilaku anggota profesi dalam
hubungannya dengan orang lain. Ciri-ciri etik profesi meliputi: berlaku untuk
lingkungan profesi; disusun oleh organisasi profesi yang bersangkutan;
mengandung kewajiban dan larangan; dan menggugah sikap manusiawi.

B. Prinsip dalam Etika


Terdapat lima prinsip utama dalam etika:

2
1. Prinsip nonmaleficence (tidak merugikan), tidak menimdulkan bahaya/
cedera fisik dan psikologis pada pasien.
2. Beneficience, hanya melakukan sesuatu yang baik, kebaikan memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
3. Confidentiality (kerahasiaan), aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah
infirmasi tentang pasien harus dijaga privasi pasien.
4. Justice (keadilan), prinsip keadilan dibutuhkan untuk perlakuan yang sama
dan adil terhadap orang lain yang mengunjungi prinsip-prinsip moral,
legal, dan kemanusiaan.
5. Fidelity, dibutuhkan individu untuk menghargai janjidan komitmen
terhadap orang lain.

C. Aliran dalam Etika


1. Naturalisme, aliran yang menjadi kriteria baik atau buruknya perilaku.
2. Hedonisme, aliran yang ukurannyaadalah kenikmatan atau kelezatan.
3. Utilitarisme, aliran kebahagiaan semua orang
4. Idealisme, berbuat baik bukan dianjurkan orang lain tapi timbul dari diri
sendiri.atau kewajiban.
5. Vitalisme, aliran yang menjadi baik atau buruknya diukur ada kemauan
yang keras.
6. Theologis, aliran yang menjadi baik buruknya didasarkan atas ajaran atau
perintah tuhan.

D. Pembuatan keputusan Terhadap Masalah Etis


Kerangka keputusan terhadap dilemma etik banyak diutarakan oleh para ahli
dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses pemecahan masalah secara
ilmiah, antara lain:
1. Model pemecahan masalah: ada lima langkah: mengkaji situasi,
mendiagnosa masalah etik moral, membuat tujuan/ rencana pemecahan,
melaksanakan rencana, dan mengevaluasi hasil.

3
2. Kerangka pemecahan dilemma etik: menggunakan data dasar,
mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut,
membuat tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir
atau konsekuensi tindakan, menentukan siapa yang terlibat dalam masalah
tersebut,mengidentifikasi kewajiban tenaga kesehatan, dan membuat
keputusan.
3. Model murphy, curtin, dan lain-lain.
Ada berbagai faktor yang mempunyai pegaruh terhadap keputusan etik:
1) Faktor agama dan adat istiadat,program pemerintah jangan ada yang
bertentangan dengan agama atau adat istiadat
2) Faktor sosial, nilai-nilai social, perubahan paradigm kesehatan dan
kemajuan teknologi
3) Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, cara pandang terhadap etik berubah
karena kemajuan penemuan alat dan pengobatan yang lebih canggih
4) Faktor legislasi dan keputusan yuridis, setiap pperubahan legislasi
mempengaruhi keputusan etik yang dimaksud.
5) Faktor dana/ keuangan, untuk membiayai pembiayaan kesehatan/ pelayanan
kesehatan meningkatkan nilai/ jumlah pulsng paksa dirumah sakit.

E. Mewujudkan Hak Asasi Manusia di Bidang Kesehatan


Kesehatan merupakan aspek penting dari hak asasi manusia (HAM),
sebagaimana disebutkan dalam Deklarasi Ham Asasi Manusia peserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) tanggal 10 November 1948 yang menyatakan bahwa
setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya. Di sisi lain, konvensi
internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang ditetapkan PBB
pada tahun 1966 juga mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar
tertinggi yang dapat dicapai dalam kesehatan fisik dan mentalnya. Maka hak
kesehatan adalah hak yang melekat pada seseorang karena kelahirannya
sebagai manusia, bukan karena pemberian seseorang atau negara, dan oleh
sebab itu tentu saja tidak di cabut dan dilanggar oleh siapa pun. Sehat itu

4
sendiri tidak hanya sekedar bebas dari penyakit, tetapi adalah kondisi sejahtera
dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara ekonomi. Maka, sesuai dengan norma HAM, negara berkewajiban
untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak asasi kesehatan
tersebut. Dilakukan dengan cara menciptakan persamaan akses pelayanan
kesehatan, mencegah tindakan-tindakan yang dapat menurukan status
kesehatan masyarakat, melakukan langkah-langkah legislasi yang dapat
menjamin perlindungan kesehatan masyarakat, dan membuat kebijakan
kesehatan, serta menyediakan anggaran dan jasa-jasa pelayanan kesehatan
yang layak dan memadai untuk seluruh masyarakat.
Ada 3 intansi kesehatan yaitu:
1. Dinas kesehatan fungsinya memperhatikan agar orang tidak sakit
2. Rumah sakit mengobati orang sakit
3. Rumah sakit jiwa mengatasi yang sakit jiwa

HAM adalah hak yang melekat pada manusia sejak lahir. Hak tersebut
bukanlah pemberian manusia lain, bukan juga pemberian negara. Hak-hak
tersebut merupakan karunia Tuhan, dan hanya Tuhan lah yang berhak
mencabutnya. Tujuannya adalah keadilan dan kesetaraan dapat dirasakan oleh
semua manusia tanpa terkecuali. Hak tersebut merupakan anugera yang wajib
dihargai dan dilindungi harkat dan martabat setiap manusia dan kebebasan,
kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat, kebebasan berkumpul, hak
beragama, hak ekonomi, hak pelayanan kesehatan, dan hak memperoleh HAK
dalam pelayanan kesehatan. Dalam UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
pasal 4-8 menyatakan setiap orang berhak atas, kesehatan, akses atas sumber
daya di bidang kesehatan, pelayanan kesehatan yang aman. Hak-hak yang
melekat tersebut adalah hak dasar seperti hak hidup, hak kemerdekaan, hak
memiliki sesuatu. Hak-hak dasar manusia seperti hak hidup, hak persamaan
bermutu, dan terjangkau. Juga berhak menentukan sendiri pelayanan
kesehatan yang diperlukan bagi dirinya, lingkungan yang sehat bagi

5
pencapaian derajat kesehatan, informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggung jawab.

F. Aspek-aspek hukum kesehatan di Indonesia


Luasnya ruang lingkup hukum kesehatan, maka dalam tahap awal buku ini
hanya membicarakan upaya pemekriksaan atau upaya pelayanna kesehatan
yang dilakukan oleh dokter saja dengan segla hak dan kewajibannya dalam
penyelenggraan praktik kedokteran. Oleh karena itu buku ini disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
1. Pendahuluan, yang mencakup pengurain hukumkesehatan sebagaimana
yang dimaksudkan dalam UU No. 36 tahun 2009;
2. Gambaran umum praktik kedokteran, yang mencakup segala hal yang
berkaitan dengan kewenangan seorang dokter, dokter gigi, dokter spesialis,
dalam melakukan praktik kedokteran; seperti keharusan untuk melakukan
ujian kompetensi, internsif kedokteran, surat tanda registrasi, dan lai-lain;
3. Perjanjian terapautik
4. Rekam medis
5. Malapraktik
6. Euthanasia; dan
7. Penegakan hukum dalam upaya pelaksanaan kesehatan
Dengan sistematika demikian diharapkan buku ini dapat dijadikan
literature/bahan kajian bagi para mahasiswa di fakultas hukum, fakultas
kedokteran, fakultas ilmu kesehatan masyarakat, sekolah tinggi ilmu
kesehatan, dan program studi yang memasukkan hukum kesehatan dalam
kurikulumnya.
Pada masa kini dapat disepakati luas ruang lingkup peraturan hukum untuk
kegiatan pelayanan kesehatan menurut ilmu kedokteran mencakup aspek-
aspek di bidang pidana, hukum perdata, hukum administrasi, bahkan sudah
memasuki aspek tatanegara. Persyartan pendidikan keahlian, menjalankan
pekerjaan profesi, tata cara membuka praktek pengobatan, dan berbagai
pembatasan serta pengawasan profesi dokter masuk dalam bagian hukum

6
administrasi. Aspek hukum perdata dalam pelayanan kesehatan antara tenaga
kesehatan dan pasien dapat dilihat dalam suatu transaksi terapeutik yang
dibuat oleh kedua belah pihak.
Pada dasarnya hubungan dokter-pasien dalam transaksi terapeutik itu
bertumpu pada dua macam hak asasi, yaitu hak untuk menentukan nasib
sendiri (the right to self-determination) dan hak atas informasi ( the right to be
informed). Dasar dalam mengajukan gugatan untuk meminta pertanggung
jawaban medis adalah :
1. Wanprestasi (Contractual Liability)
Wanprestasi dalam pelayanan kesehatan, timbul karena tindakan seorang
dokter yang berupa pemberian jasa perawatan yang tidak patut sesuai
dengan apa yang diperjanjikan
2. Perbuatan melanggar hukum (Onrechtmatigedaad)
Dalam pasal 1365 KUHP perdata yang berbunyi bahwa “Tiap perbuatan
melawan hukum (Onrechtmatigedaad) yang membawa kerugian kepada
orang lain mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
menggantikan kerugian tersebut”.

G. Asas-asas hukum Pelayanan kesehatan

Kedudukan para pihak di dalam pelayanan kesehatan, dokter dapat dilihat


dalam kedudukan selaku profesional dibidang media yang harus berperan
aktif, dan pasien dapat dilihat dalam kedudukannya sebagai penerima layanan
medis yang mempunyai penilaian terhadap penampilan dan mutu pelayanan
medis yang diterimanya. Menurut Veronica Komalawati, yang mengatakan
bahwa, asas-asas hukum yang berlaku dan mendasari pelayanan kesehatan
dapat disimpulkan secara garis besarnya sebagai berikut:

1. Asas Legalitas
Asas ini pada dasarnya tersirat di dalam pasal 23 ayat (1), (2) dan (3)
Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan
bahwa:

7
1) Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan.
2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada suatu ayat (1) dilakukan sesuai bidang
dengan keahlian yang dimiliki.
3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan tenang kesehatan wajib
memiliki izin dari pemerintah.
2. Asas Keseimbangan
Menurut asas ini, penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus
diselenggarakan secara seimbang antara kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat, antara fisik dan mental, antara material dan
spiritual. Dengan demikian berlakunya asas kesimbangan di dalam
pelayanan kesehatan sangat berkaitan erat dengan masalah keadilan
3. Asas Tepat Waktu
Dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan, asas tepat waktu ini
merupakan asas yang cukup krusial, oleh karena itu sangat berkaitan
dengan akibat hukum yang ditimbulkan dari pelayanan kesehatan. Karena
hukum tidak menerima alasan apapun dalam hal keselamatan nyawa
pasien yang terancam yang disebabkan kareng keterlambatan dokter dalam
menangani pasiennya.
4. Asas Itikat Baik
Asas itikat baik ini pada dasarnya bersumber pada prinsip etis untuk
berbuat baik pada umumnya yang perlu pula diaplikansikan dalam
pelaksanaan kewajiban dokter terhadap pasien dalam pelayanan kesehatan.
Kewajiban untuk berbuat baik ini tentunya bukan tanpa batas, karena
berbuat baik harus tidak boleh sampai menimbulkan kerugian pada diri
sendiri.
5. Asas Kejujuran
Kejujuran merupakan salah satu asas yang penting untuk dapat
menumbuhkan kepercayaan pasien kepada dokter dalam pelayanan
kesehatan. Penggunaan berbagi sarana yang tersedia pada institusi

8
pelayanan kesehatan, hanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien
yang bersangkutan.

6. Asas Kehati-hatian
Kedudukan dokter sebagai tenaga propesional di bidang kesehatan,
tindakan dokter harus didasarkan atas ketelitian dalam menjalankan fungsi
dan tanggung jawabnya dalam pelayanan kesehatan. Asas kehati-hatian ini
secara yuridis tersirat di dalam pasal 58 ayat (1) yang menentukan bahwa :
“Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenang
kesehatan, dan penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya”.
7. Asas Keterbukaan
Salah satu asas yang ditentukan dalam pasal 2 Undang-Undang No.36
Tahun 2009 adalah asas penghormatan terhadap hak dan kewajiban, yang
secara tersirat di dalamnya terkandung asas keterbukaan. Hal ini dapat
diinterprentasikan dari penjelasan pasal 2 angka (9) yang berbunyi : ‘Asas
penghormatan terhadap hak dan kewajiban masyarakat sebagai bentuk
kesamaan kedudukan hukum”.

H. Konsep Etika Profesi


1. Konsep etika profesi
Etika secara defenitif adalah cabang ilmu yang berisi system dan pedoman
nilai yang berkaitan dengan konsepsi yang berlaku di suatu
komunitas.dengan dengan mengolaborasi kedua defenisi tersebut maka
kita dapat mendefenisikan bahwa etika profesi merupakan pedoman nilai
berperilaku yang di sepakati pada tatanan suatu profesi.
2. Pelaksanaan etika dalam profesi
Nilai yang terkandung dalam etika bukan hanya milik satu atau dua orang
atau sekelompok tertentu saja,akan tetapi juga merupakan milik setiap
kelompok masyarakat,bahka kelompok yang paling kecil yaitu keluarga

9
sampai suatu bangsa.dengan keberadaan nilai-nilai etika tersebu,maka
suatu kelommpok diharapkan akan memiliki pedoman tata nilai yang
mengatur kehidupan bersama.
3. Kode etik profesi
Kode etik ini lebih memperjelas,mempertegas dan merinci norma-norma
tersebut sudah tersirat dalam etik propesi
4. Prinsif penyusun kode etik profesi
Hujut atau bentuk kode etik biasanya terbuat tertulis secara formal,
memiiki struktur yang sistematis,normative,etis, lengkap dan mudah
dipahami untuk dijadikan pedoman perilaku keprofesian.secara
umum.menurutnya,kode etik akna mengarahkan para perilaku profesi
untuk memiliki karakteristik agar professional sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab
b. Bersikap adil
c. Bersikap objektif dan independen
d. Berintegritas moral
e. Kompeten
5. Tujuan peyusun kode etik profesi
Keberadaan kode etik profesi bertujuan untuk : menjujung tinggi martabat
propesi,menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota,meningkat
kan pengabdian para anggota profesi meningkat kan mutu
profesi,meningkatkan mutu organisasi propesi.meningkatkan layanan
diatas keuntungan pribadi,mempunyai organisasi professional yang kuat
dan erat, menentukan baku standartnya sendiri.
Pelayana kesehatan adalah setiap upaya diselenggarakan sendiri atau
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan,mencegah dan mengobati penyakit,serta
memulihkan kesehatan perorangan.kelompok ataupun masyarakat. Aturan-
aturan yang berkaitan dengan kesehatan yaitu,bagaimana mengahandle
masalah-masalah itu tidak keluar dari etika dan hokum agar apa yang

10
dikerjakan tidak menimbulkan efekk secara etika dan hokum terhadap diri
sendiri dan orang lain.
Pengertian etika pelayanan kesehatan
Dalam arti yang sempit, pelayanan kesehatan adalah suatu tindakan
pemberian obat-obatan dan jasa masyarakat oleh pemerintah dalam rangka
tanggung jawabnya kepada publik, baik diberikan jenis dan intensitas
kebutuhan masyarakat, kemampuan masyarakat. Dalam konteks ini
pelayanan kesehatan lebih dititik beratkan bagaimana elemen-elemen
peleyanan kesehatan seperti para tim medis melakukan pelayanan,dimana
pelayanan kesehatan identik dengan pengobatan yang merupakan bagian
dari menejemen ilmu kesehatan. Pentingnya etika pelayanan kesehatan,
penilaian keberhasilan seorang administrator atau para tim medis dibidang
pelayanan kesehatantidak semata didasarkan pada pencapaian kriteria
efisiensi ekonomi, dan prinsip-prinsip administrasi lainya, tetapi juga
kriteria moralitas, khususnya terhadap kontribusinya terhadap publik
interest atau kepentingan umum. Alasan mendasar mengapa pelayanan
kesehatan harus diberikan adalah adanya public internet atau kepentingan
masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah terutama dibidang
pelayanan kesehatan, karena pemerintahlah yang memilih tanggung
jawab.atau responsibility dalam memberikan pelayanan ini pemerintah
diharapkan secara professional melaksanakannya, dan harus mengambil
keputusan politik secara tepat mengenai siapa mendapat apa, berapa
banyak, dimana, kapan, dan sebagainya. Beberapa permasalahan etika
pelayanan kesehatan. Kode etik pelayanan kesehatan di Indonesia masih
terbatas pada beberapa profesi yang lain masih belum Nampak. Pendapat
tersebut tidak salah,namun harus diakui bahwa ketiadaan kode etik ini
telah memberi peluang bagi para pemberi pelayanan kesehatan untuk
menyampaikan kepentingan masyarakat umum.

11
Cara mengatasi permasalahan etika pelayanan kesehatan, manajer harus
bersikap etis,yaitu memperakukan manusia atau anggota organisasi secara
manusiawi. Alasanya adalah bahwa perhatian terhadap manusia (concern
forpeople) dan pengembanganya sangat relevan dengan upaya peningkatan
produktivitas,kepuasan dan pengembangan kelembagaan. Peleyanan
kesehatan pada masa ini sudah merupakan industry jasa kesehatan utama
dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa
pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan
harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan
pelayanan kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya
yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan batasan diatas,
pelayanan kesehatan memiliki bentuk dan jenis bermacam-macam yang
ditentukan oleh pengorganisasi pelayanan, apakah dilaksanakan secara
sendiri atau bersama-sama dalam satu organisasi dan ruang lingkup
kegiatan,apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan kesehatan,
peningkatan kesehatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan
kesehatan, apakah perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan.
Syarat-syarat pelayanan kesehatan
1. Tersedianya dan berkesinambungan (Available continue)
2. Pelayanan kesehatan harus tersedia dimasyarakata dan dilaksanakan
secara berkesimbungan (acceptable and appropriate)
3. Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang dapat
diterima dan mudah dicapai (accasible)
4. Terjangkaunya dari segi pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan
ekonomi masyarakat dan mudah dicapai lokasinya dan bermutu
(guality)
5. Pelayanan kesehatan satu pihak memuaskan pemakaian jasa dan pihak
lain memberikan pelayanan sesuai dengan kode etik dan standar yang
telah ditetapkan

12
Ciri-ciri pelayanan kesehatan
1. Seorang petugas harus mampu peyenengkan pelanggan
2. Seorang mempunyai keinginan yang kuat untuk membantu dan
menyukai pelanggan /pasien
3. Seorang harus menghargai dan menghormati pelanggan
4. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan dan bertanggung
jawab terhadap perkataannya terhadap pelanggan
5. Memiliki jalan pemikiran yang terarah dan terorganisasi untuk
melakuakn perkerjaan dengan metode baik dan tingkat
ketepatannya tinggi
6. Memiliki kerapian dari diri dan bangga dengan perkerjaannya
sendiri
7. Melakukan perkerjaan dengan keakuratan atau ketelitian,hal ini
merupakan sebuah nilai yang sangat penting
8. Harus bersikap setia kepada manejemen dan rekan kerja,
membangun kerja sama
9. Menggunkan akal sehat dalam memahami pelanggan dari waktu
ke waktu
10. Memiliki keperibadian,berbicara bijaksana dan melakukan
pekerjaan secara bener
11. Seorang mempunyai kenginan menjadi pelayanan yang baik serta
mencintai pekerjaannya

Sistem pelayanan kesehatan pada umumnya pelayanan dasar dilakukan


di puskesmas,puskesmas pembantu,puskesmas keliling dll selain
rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan rujukan pelayanan umum
dilakukan dirumah sakit dan pelayanan keperawatan diperlukan bbaik
dalam pelayanan kesehatan dasar maupun pelayanan kesehatan
rujukan.

13
I. Aspek Hukum Pidana dalam Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang diberikan seorang dokter kepada pasien merupakan


tindakanprofesi kedokteran. Tindakkan kedokteran merupakan suatu tindakan
yang penuh dengan risiko. Risiko tersebut dapat terjadi disebabkan oleh
sesuatu yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya atau risiko yang terjadi
akibat tindakan dokter yang salah. Dikatakan tindakan salah apabila dokter
tidak melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar profesi medik dan
prosedur tindakan medik. Apabila seorang dokter melakukan tindakan salah,
maka dokter tersebut dapat di kategoikan melakukan tindakan malpraktik,
sehingga dapat menyangkut aspek hukum pidana.

Dokter adalah suatu profesi yang mulia dan memiliki persyaratan tertentu
karena dalam pelaksanaan profesi ini penuh dengan risiko. Persyaratan
tersebut meliputi persyaratan teknisyang berkaitan dengan kemampuan
(berkaitan dengan basic sience serta keterampilan teknik. Serta persyaratan
yuridis, berkaitan dengan kompetensi. Profesi dokter mengundang risiko
tinggi karena bentuk, sifat dan tujuan tindakan yang dilakukan seorang dokter
dapat berpotensi menimbulkan bahaya bagi seseorang. Menurut Bernard
Barber, dalam suatu profesi terkandung essensi, yaitu membutuhkan ilmu
pengetahuan yang tinggi yang hanya dapat dipelajari secara sistematik dengan
orientasi primernya lebih ditujukan untuk kepentingan masyarakat. Dalam
profesi juga memiliki mekanisme kontrol terhadap perilaku dari pemegang
profesi tersebut dan memiliki sistem penghargaan.

Undang – undang memberikan kewenangan secara mandiri kepada dokter


untuk melakukan dan bertanggungjawab dalam melaksanakan ilmu
kedokteran menurut sebagian atau seluruh ruang lingkupnya serta
memanfaatkan kewenangan tersebut secara nyata. Seorang dokter dinyatakan
melakukan kesalahan profesional apabila melakukan tindakan yang
menyimpang dari hal – hal tersebut di atas atu lebih dikenal sebagai
malpraktik. Beberapa faktor penyebab terjadinya kesalahan tidak disengaja
dalam pelaksanaan profesi dokter, yaitu kurang pengetahuan, kurang

14
pengalaman dan kurang pengertian dari dokter yang bersangkutan. Ketiga
faktor tersebut dapat menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan
penentuan diagnosis dan tindakan yang harus diambil.

Malpraktik merupakan kesalahan profesi yang sebenarnya bukan hanya


kesalahan yang dibuat oleh profesi dokter saja, namun demikian malpraktik
seolah – olah sudah menjadi milik profesi kedokteran, karena pada saat
malpraktek dibicarakan maka asosiasinya adalah malpraktik poresi dokter.
Malpraktik dapat terjadi karena faktor kesengajaan atau tidak dengan
kesengajaan. Perbedaannya terletak pada motif dari tindakan yang
dilakukannya. Apabila dilakukan secara acak dan tujuannya diarahkan kepada
akibat atau tidak peduli akan akibat yang dapat ditimbulkan dari tindakan
tersebut dan dokter tersebut mengetahui bahwa tindakan itu bertentangan
dengan hukum, maka tindakan ini disebut tindakan malpraktik. Dalam
pengertian sempit, disebut juga sebagai malpraktik krimir. Suatu tindakan
dikatakan malpraktik kriminal apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Perbuatan tersebut merupakan perbuatan tercela (actus reus)


2) Dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens rea)
3) Merupakan perbuatan sengaja (intensional), ceroboh (rocklessness) atau
kealpaan (negligence)
Apabila tindakan tersebut tidak didasari dengan motif untuk menimbulkan
akibat buruk, maka tindakan tersebut adalah tindakan kelalaian. Akibat yang
ditimbulkan dari suatu kelalaian sebenarnya terjadi diluar kehendak yang
melakukannnya. Apabila disimak dari berbagai kasus malpraktik yang terjadi
sebenarnya sebagian besar disebabkan oleh suatu kelalaian.
Beberapa parameter untuk menentukan tindakan dokter dapat dikategorikan
sebagai malpraktik khususnya apabila ada umur “culpa” adalah :
1. Kecermatan (zorgvuldigheid)
2. Diagnosis dan terapi

15
Perbuatan tersebut dilakukan oleh dokter yang sempat tergantung pada
pengetahuan yang dimilikinya, kemampuan yang wajar dan pengalaman
yang dimilikinya.
3. Standar profesi medis
Setiap kamus memberikan definisi malpraktik yang tidak seragam, salah
satu definisi malpraktik dikemukakan oleh J.D. Peters, yang berbunyi :
“Any professional misconduct, including the unreasonable lack of skill or
fidelity in carrying out professional or fuduciary duties”.

J. Hak dan Kewajiban dalam Pofesi


1. Hak Legal dan Hak Moral
Dalam kehidupan masyarakat seseorang mempunyai berbagai hak yang
dapat di “claim” dari pemegang otoritas dalam masyarakat atau negara
yang bersangkutan. Pada umumnya, hak ini dikelompokan menjadi dua,
yakni:
a. Hak legal
Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum yang berlaku dalam
masyarakat atau negara yang bersangkutan. Yang dimasksud hukum
yang berlaku adalah semua peraturan, perundang-undagan atau
ketentuan hukum tertulis lainnya baik produkk dari penjabat eksekutif
maupun legislatif.
b. Hak moral
Adalah hak yang didasasrkan atas prinsip atau aturan etis saja, yang
pada umumnya tidak tertulis. Hak moral dapat berubah menjadi hak
legal apabila diikuti oleh perjanjian atau aturan tretulis.
2. Hak Khusus dan Hak Umum
Dibagi karena fungsinya :
a. Hak khusus
Adalah hak yang timbu dalam suatu relasi kusus ang tidak dimiliki
oleh semua orang atau terkait dengan fungsi khusus seseorang terhadap
yang lain.

16
b. Hak umum
Adalah hak yang dimiliki seseorang, karena ia manusia, bukan karena
fungsi khusus.
3. HakPositif dan Hak Negatif
Hak dalam memilih sesuatu berdasarkan kebebasan;
a. Hak negatif
Adalah kebebasan melakukan sesuatu tanpa adanya bantuan dari pihak
lain, termasuk ak dari pemegang otoritas
b. Hak positif
Adaah hak untuk memperleh sesuatu dari orang atau pihak lain,
termasuk dari pemegang otoritas.
4. Hubungan antara hak dan keajiban
Hubungan antara kebebasan dan anggung jawab. Hal ini berarti bahwa
seseorang yan mempunyai hak, maka harus disertai kewajian. Oleh sebab
itu, hak dan kewajibabn memiliki timbal balik dengan ketentuan bahwa:
1) Setiap kewajiban seseorang berkaitan atau berhubungan dengan hak
orang lain, dan sebaliknya setiap hak yang diterima oleh seseorang
adalah terkait atau dalam hubungan dengan kewajibannya terhadap
pihak yang lain.
2) Hak atas diri sendiri tidak ada, yang ada adalah kewajiban terhadap
diri sendiri, yakni : setiap orang wajib mempertahankan hidupnyaa
dengan cara memelihara kesehatannya sendiri.
5. Hak induvidual dan Hak sosial
Manusia dalam kehidupan bermasyarakat memiliki 2 mcam hak yang
paling asasi :
a. Hak induvidual
Han yang dimiliki individu-individu yang dijamin oleh negara, dan
negara tidak bboleh mengganggu.

17
b. Hak sosial
Hak yang dimiliki setiap orang yang bukan diperoleh dari negara,
tetapi justru sebagai anggota masyarakat denggan anggota-anggota
atau orang lain untuk mematuhi hak tersebut.

K. Hak Asasi Manusia


Hak asasi setiap manusia yang dijamin oleh setiap pemegag otoritas
pemerintah, mencakup antaralain:
1. Hak hidup, kemerdekaan dan keamanan pribadi
2. Hak persamaan dan kebebasan dari diskriminasi
3. Hak kebebasan dari penganiayaan dan perlakuan pelecehan.
4. Hak persamaan di depan hukum dan memperoleh keadilan
5. Hak ikut dalam pemerintahan negara
6. Hak kebebasan dalam berkeyaknan dan beragama
7. Hak untuk berkerja
8. Hak memiliki standar hidup untuk kesehatan dan kesejahteraan
9. Hak untuk pendidikan

Kewajiban manusia sebagai arga masyarakat atau kominitasnya dapat


dikelompokan menjadi:

1. Kewajiban umum
a. Kewajiban terhadap tuhan
b. Kewajiban terhadap sesama manusia
c. Keajian terhadap diri sendiri
2. Kewajian khusus
a. Kewajban warga negara terhadap pemerintah
b. Kewajiban sebagai karyawan terhadap atasan dan kolega yang lain.
c. Kewajiban sebagai suami atau istri terhadap istri atau suaminya
d. Kewajian anak terhadap orang tuannya
e. Kewajiban mahasiswa terhadap dosen atau institusinya, dan
sebagainya.

18
KESIMPULAN

19

Anda mungkin juga menyukai