Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


“MANAJEMEN PUSKESMAS”

Disusun Oleh :

WINDU FERONIKA NPM. 1826020026


MITA RAPIANI NPM.
KEKE YULIANTARI NPM.
PRAMITA RUSADI NPM.
AYU ROMAWATI NPM.
VOMY ALBETO NPM.
KISA APRIANI. NPM.

Dosen Pengampu :

SUSILO WULAN STP, MKM

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan dengan judul “Manajemen puskesmas”.
Sesuai dengan materi pembelajaran mahasiswa dikelas. Mahasiswa
dituntut untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berhubungan
dengan Adminitrasi dan Kebijakan kesehatan salah satunya mengenai manajemen
puskesmas. Maka dari itu, penyusun membuat makalah ini agar mahasiswa lebih
memahami segala yang berhubungan tentang manajemen puskesmas.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca dan
tidak lupa penyusun meminta maaf apabila dalam penyusunan makalah ini
terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini.
Penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu
kritik dan saran sangat penyusun harapkan demi kebaikan kedepannya.

Bengkulu, November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Peraturan puskesmas................................................................3


B. Pengertian Puskesmas..................................................................................3
C. Wilayah Kerja dan Ruang Lingkup Pelayanan Puskesmas..........................6
D. Tata Kerja Puskesmas..................................................................................8
E. Kedudukan Puskesmas...............................................................................14
F. Struktur Organisasi.....................................................................................18
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup
manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas
sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang
kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam
hal menjaga kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan pentingnya
untuk menjaga kesehtan diri, keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami
akan pentingnya promotif dan preventif atau lebih kita kenal dengan lebih
baik mencegah daripada mengobati. Dengan kurangnya kesadaran tersebut
mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama masyarakat awam sangatlah
mudah untuk terjangkit penyakit. Melihat semua masalah kesehatan tersebut,
perlu adanya perbaikan dibidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu
terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan perorangan
maupun upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas
penyelenggaraan. Yang hal tersebut merupakan salah satu fungsi dari
puskesmas, sehingga untuk memperbaiki kesehatan masyarakat tersebut, perlu
ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar
berfungsi sesuai dengan tugasnya.
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.
Sehingga terciptalah masyarakat yang sehat dan produktif. Tidak gampang
terjangkit penyakit dan selalu menjaga kesehatannya dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan peraturan puskesmas ?
2. Apa pengertian puskesmas ?
3. Bagaimana wilayah kerja puskesmas dan ruang lingkup pelayanan
puskesmas ?

1
4. Bagaimana tata kerja pusekesmas ?
5. Apa kedudukan puskesmas ?
6. Bagaimana struktur organisasi ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian masa remaja
2. Dapat mengetahui penilaian status gizi masa remaja
3. Mengetahui pertumbuhan, perubahan emosional dan pilihan makanan
remaja
4. Mengetahui apa saja kebutuhan gizi pada masa remaja
5. Dapat mengetahui masalah gizi dan kesehatan pada masa remaja
6. Mengetahui kondisi-kondisi yang meningkatkan kebutuhan gizi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Peraturan Puskesmas


Perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan
Belanda pada abad ke 16 yaitu adanya upaya pemberantasan penyakit cacar
dan cholera yang sangat ditakuti oleh masyarakat. Di Indonesia puskesmas
merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama. Konsep
puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja
Kesehatan Nasional (Rajerkesnas) I di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya
mengorganisasi sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan
dan dari kegiatan – kegiatan seperti Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA),
Balai Pengobatan (BP), Pemberantasan Pemberantasan Penyakit Menular
(P4M) dan sebagainya masih berjalan sendiri – sendiri dan tidak saling
berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan
semua pelayanan tingkat pertama dalam suatu organisasi yang dipercaya dan
diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas). Dan puskesmas pada
waktu itu dibedakan dalam 4 macam, yaitu :

1. Puskesmas tingkat desa


2. Puskesmas tingkat kecamatan
3. Puskesmas tingkat kewedanan
4. Puskesmas tingkat kabupaten
Pada rakerkesnas ke II tahun 1969, pembagian puskesmas dibagi menjadi 3
katagori, yaitu :
1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh
2. Puskesmas tipe B, dipimpin dokter tidak penuh
3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga paramedik

3
Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional di
rasakan pembagian puskesmas berdasarkan katagori tenaga ini kurang sesuai,
karena untuk puskesmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin oleh dokter penuh
atau sama sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk
mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu
macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada suatu
daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa. Konsep
berdasarkan wilayah kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir pelita
II pada tahun 1979 yang lalu, dan ini yang lebih dikenal dengan Konsep
Wilayah.
Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan dikeluarkannya
Inperes Kesehatan Nomor 5 tahun 1974, Nomor 7 tahun 1975, dan Nomor 4
tahun 1976, dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter ke
semua wilayah tingkat kecamatan diseluruh pelosok tanah air, maka sejak
Repelita III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan
penduduk sekitar 30.000 jiwa. Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis
pembangunan puskesmas didaerah – daerah tingkat kelurahan atau desa yang
memiliki jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi
kegiatan – kegiatan yang berada disuatu kecamatan, maka salah satu
puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penanggung jawab dan disebut dengan
nama puskesmas tingkat kecamatan atau yang disebut dengan puskesmas
pembina. Dan puskesmas – puskesmas yang ada di tingkat kelurahan atau desa
disebut dengan puskesmas kelurahan atau yang lebih dikenal dengan
puskesmas pembantu. Dan sejak itu puskesmas dibagi dalam 2 katagori seperti
apa yang kita kenal sekarang, yaitu :
1. Puskesmas kecamatan (puskesmas pembina)
2. Puskesmas kelurahan atau desa (puskesmas pembantu)
Pengkatagorian puskesmas seperti ini, hingga sekarang masih digunakan.

4
B. Pengertian Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014, Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan fasilitas
pelayanan tingkat pertama yang memiliki peranan penting dalam sistem
kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Puskesmas adalah
suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004),
puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja (Effendi, 2009). Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas
merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan
kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut
ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin
dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup
usia (Effendi, 2009).

C. Wilayah Kerja Puskemas


Wilayah kerja puskesmas meliputi suatu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi, dan
keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat
pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas
ditetapkan oleh bupati atau walikota, dengan saran teknis dari kepala dinas

5
kesehatan kabupaten/kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah
puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan
jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit
pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disecut puskesmas pembantu
dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk
satu juta jiwa atau ebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu
kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000
jiwa atau lebih, merupakan puskesmas pembina yang berfungdi sebagai pusat
rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.
Dalam perkembangannya, batasan-batasan di atas semakin kabur seiring
dengan diberlakukannya Undang-Undang Otonomi Daerah yang lebih
mengedepankan desentralisasi. Pada otonomi, setiap daerah tingkat II
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan puskesmas sesuai Rencana
Strategi (Renstra) Kesehatan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Bidang Kesehatan sesuai situasi dan kondisi
daerah tingkat II. Konsekuensinya adalah perubahan struktur organisasi
kesehatah serta tugas pokok da fungsi yang menggambarkan lebih
dominanyan aroma kepentingan daerah tingkat II, yang memungkinkan
terjadinya perbedaan penentuan tingkat skala prioritas upaya peningkatan
pelayanan kesehatan ditiap daerah tingkat II, dengan catatan setiap kebijakan
tetap mengacu kepada Renstra Kesehatan Nasional. Di sisi lain, daerah tingkat
II dituntut untuk melakukan akselerasi di semua sektor penunjang upaya
pelayanan kesehatan (Hatmoko, 2006). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan
berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan.
Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya, Puskesmas dikategorikan
menjadi:
1. Puskesmas kawasan perkotaan

6
Puskesmas kawasan perkotaan merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4
(empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
a) aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor
non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;
b) memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,pasar
radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop,
atau hotel;
c) lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik;
dan/atau
d) terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan


perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) memprioritaskan pelayanan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat);
b) pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat;
c) pelayanan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) dilaksanakan oleh
Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah atau masyarakat;
d) optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
e) pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat
perkotaan.

2. Puskesmas kawasan pedesaan


Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4
(empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:

7
a) aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor
agraris;
b) memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar
dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5
km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel;
c) rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen;
dan
d) terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan


memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat;
b) pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat;
c) optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
d) pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan.

3. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.


Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan Puskesmas
yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai
berikut:
a) berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau
kecil, gugus pulau, atau pesisir;
b) akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh
pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6
jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim
atau cuaca; dan

8
c) kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak
stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil


dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan


kompetensi tenaga kesehatan;
b) dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;
c) pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan
lokal;
d) pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;
e) optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
f) pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk
meningkatkan aksesibilitas.

Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan Puskesmas dikategorikan


menjadi:

a) Puskesmas non rawat inap


Puskesmas non rawat inap adalah Puskesmas yang tidak
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan
persalinan normal.
b. Puskesmas rawat inap.
Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber
daya untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai
pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Permenkes. RI, 2014).

9
D. Tata Kerja Puskesmas
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas
maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya
masing-masing. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib
mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan
teknis pelaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Dati II,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala
Puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi semua unsur
dalam lingkungan Puskesmas, memberikan bimbngan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas masing-masing petugas bawahannya. Setiap unsur di
lingkungan Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dari dan
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas. Hal-hal yang menyangkut tata
hubungan dan koordinasi dengan instansi vertikal Departemen Kesehatan RI
( akan diatur dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Kesehatan RI ).
1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor
kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat
kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal
pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh puskesmas,
koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
dengan demikian secara teknis dan administratif, puskesmas
bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggungjawab membina serta
memberikan bantuan administratif dan teknis kepada puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

10
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh
lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama termasuk
penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.
Sedangkan sebagai Pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat,
puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan
sesuai kebutuhan.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan,
jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit (kabupaten/kota) dan
berbagai balai kesehatan masyarakat (balai pengobatan penyakit paru-
paru, balai kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat,
balai kesehatan olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat,
balai kesehatan indra masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan
masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai
Laboratorium Kesehatan serta berbagai balai kesehatan masyarakat.
Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan
yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Unit bidan di desa/komunitas.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat hasil
yang optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus
dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di
tingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari

11
berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang
diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif
terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat
sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut
diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh masyarakat,
tokoh agama, LSM, orgasnisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP
tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam menyelenggarakan
pembangunan Kesehatan.

E. Kedudukan Puskesmas

Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem


Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem
Pemerintah Daerah:

1. Sistem Kesehatan Nasional


Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota


Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.

12
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai
Unit  Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan
unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di
tingkat kecamatan.

4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan,
poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah
sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk
upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti
posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas
di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya
masyarakat adalah sebagai pembina.

F. Struktur Organisasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128
Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat pada Bab
III tentang Kedudukan, Organisasi, dan Tata kerja menyatakan bahwa struktur
organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-
masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah.
Susunan organisasi Puskesmas terdiri dari :
a) Kepala Puskesmas
b) Sub Bagian Tata Usaha
c) Pokia Upaya Kesehatan Masyarakat
d) Pokia Upaya Pelayanan Kesehatan

13
e) Pokia Upayan Penanggulangan Masalah Kesehatan dan Bencana; dan
f) Kelompok Jabatan Fungsional

Pengorganisasian Puskesmas ke depan selain dipimpin oleh seorang Kepala


Puskesmas, juga ada Wakil Kepala Puskesmas dan meliputi unit fungsional
dan unit tata usaha. Program pokok Puskesmas atau program kesehatan dasar
yang harus dilaksanakan di Puskesmas meliputi :
a) Promosi kesehatan
b) Kesehatan lingkungan
c) Kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana
d) Perbaikan gizi
e) Pemberantasan penyakit menular
f) Pengobatan.

Sesuai dengan misi dan strategi diatas, Puskesmas dapat mengembangkan


program-program unggulan berdasarkan kebutuhan, situasi dan kondisi daerah
masing-masing. Contohnya, daerah yang diwilayah kerjanya banyak
ditemukan kelompok rawan kesehatan atau kelompok resiko tinggi (high-risk
group) : seperti ibu hamil Risti, penyakit kronis, lanjut usia, dll.
Di wilayah tersebut dapat dikembangkan perawatan kesehatan masyarakat
(community health nursing) sebagai program unggulan atau program prioritas
kesehatan lain.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

15
DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak Maruli, Matulessy PF. 2003 kepaniteraan coass IKM SM XII


FKUKI

Responsitory. Usu. Ac. Id. BAB II Tinjauan Pustaka Puskesmas, sejarah


puskesmas. file:///C:/Users/user/Downloads/sejarah%20pusk.pdf.

Sandadewi. 2015. Pengertian puskesmas. Scribd:


https://www.scribd.com/document/269072095/Pengertian-puskesmas.

Hardi. 2016. Wilayah Kerja Puskesmas. Scribd:


https://www.scribd.com/doc/313117851/wilayah-kerja-puskesmas

Puskesmasprimaryhealthcare. 2011. Tata Kerja Puskesmas.


https://puskesmasprimaryhealthcare.wordpress.com/2011/10/10/tata-tata-
kerja-puskesmas/

16

Anda mungkin juga menyukai