Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“PUSKESMAS”

Ns. Yulianto, S.Kep., M.Pd., MPH

Disusun Oleh :
Era Meizela
18.905

POLTEKKES KEMENKES RIAU


PRODI D III KEPERAWATAN
DILUAR KAMPUS UTAMA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga makalah tentang “PUSKESMAS” untuk mata kuliah
keperawatan komunitas dapat terselesaikan. Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini ialah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen yang
bersangkutan kepada kami sebagai mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan.

Makalah ini berisi materi mengenai “PUSKESMAS”. Kami menyadari bahwa


masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan maupun isi dari makalah ini,
karenanya kami siap menerima baik kritik maupun saran dari dosen pembimbing
dan pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan berikutnya.

Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah
ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih.Semoga Tuhan yang Maha Esa
senantiasa melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.

Batang Peranap, 02 September 2020

Penyusun

Era Meizela
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................
i

DAFTAR ISI.................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
2
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................................
2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Sejarah Puskesmas...................................................................................................
3
B. Fungsi Puskesmas....................................................................................................
4
C. Program Pokok Puskesmas......................................................................................
7
D. Sasaran Puskesmas..................................................................................................13
E. Target Puskesmas....................................................................................................15
F. Cakupan Puskesmas................................................................................................15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................16
B. Saran........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan publik merupakan tanggungjawab pemerintah dan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah, baik di pusat maupun daerah.
Hal ini disebabkan salah satu tugas pemerintah terhadap rakyatnya
adalah memberikan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan
yang diinginkan oleh masyarakat. Secara umum dapat disebutkan
bahwa pelayanan publik adalah upaya untuk memenuhi hak-hak
warga negara (Suprapto, 2005).
Pelayanan publik berbentuk pelayanan barang maupun
pelayanan jasa. Salah satu bentuk pelayanan publik yang
dilaksanakan oleh pemerintah adalah pemenuhan kebutuhan
kesehatan masyarakat. Reformasi dibidang kesehatan dilaksanakan
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadikannya lebih
efisien, efektif serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat. Salah satu contoh pelayanan publik adalah pusat
kesehatan masyarakat (PUSKESMAS).
Seperti tertuang dalam PERMENKES No 75 Tahun 2014
tentang pusat kesehatan masyarakat, puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Berdasarkan uraian mengenai pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas), diharapkan dapat menumbuhkan minat pembaca untuk
lebih mengenal lebih dalam tentang puskesmas.
B. Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang, didapatkan rumusan masalah tentang


Puskesmas

C. Tujuan

19. Tujuan Umum


Untuk memperoleh gambaran dan cakupan dari puskesmas
20. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui sejarah puskesmas
b. Mampu menegtahui fungsi puskesmas
c. Mampu mengetahui program pokok puskesmas
d. Mampu mengetahui sasaran puskesmas
e. Mampu mengetahui target puskesmas
f. Mampu mengetahui cakupan puskesmas
BAB II

KONSEP TEORI

A. SEJARAH PUSKESMAS
Di Indonesia puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan
Rapat Kerja Ksehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta. Waktu itu dibicarakan
upaya mengorganisasi sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan
dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BBP, P4M dan sebagainya masih berjalan
sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul
gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam suatu
organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat
(puskesmas). Puskesmas pada waktu itu dibedakan dalam empat macam, yaitu:
1. Puskesmas tingkat desa
2. Puskesmas tingkat kecamatan
3. Puskesmas tingkat kewedanan
4. Puskesmas tingkat kabupaten
Pada rakesrnas II tahun 1969, pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori,
yaitu:
1. Puskesmas tipe A, dipimpin oleh dokter penuh
2. Puskesmas tipe B, dipimpin oleh dokter tidak penuh
3. Puskesmas tipe C, dipimpin oleh tenaga paramedik
Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional
dirasakan pembagian puskesmas berdasarkan kategori ini kurang sesuai, karena
untuk puskesmasn tipe B dan tipe C tidak dipimpin oleh dokter penuhatau
sama sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk
mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam
puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecmatan atau pada suatu daerah
dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa. Konsep
berdasarkan wilayah kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir Pelita II
pada tahun 1979 yang lalu, dan ini yang lebih dikenal dengan Konsep Wilayah.
Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan
dikeluarkannya Inpres Kesehatan Nomor 5 tahun 1974, Nomor 7 tahun 1975
dan Nomor 4 tahun 1976, dan berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga
dokter disemua wilayah tingkat kecamatan diseluruh pelosok tanah air, maka
sejak Repelita III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah
dengan penduduk sekitar 30.000 jiwa.
Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas didaerah-
daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumlah penduduk sekitar
30.000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada disuatu
kecamatan, maka salah satu puskesmas tersebut ditunjuk sebagai
penanggungjawab dan disebut dengan nama puskesmas tingkat kecamatan atau
yang disebut juga puskesmas pembina. Dan puskesmas-puskesmas yang ada di
tingkat kelurahan atau desa disebut dengan puskesmas kelurahan atau yang
lebih dikenal dengan puskesmas pembantu. Dan sejak itu puskesmas dibagi
dalam 2 kategori seperti apa yang kita kenal sekarang, yaitu: puskesmas
kecamatan (puskesmas pembina) dan puskesmas kelurahan/desa (puskesmas
pembantu) (Nasrul Effendy, 1998).

B. FUNGSI PUSKESMAS
Ada 3 fungsi pokok puskesmas yaitu :
a .Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
b .Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
c .Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya
Adapun proses dalam melaksanakan fungsinya, dilakukan dengan
cara:
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien
3) Memberi bantuan yang bersifat membimbing teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan
4) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5) Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan progam puskesmas (Nasrul Effendy, 1998 dan
Hatmoko, 2006).
Menurut KemeKes RI (2004) fungsi puskesmas sebagai berikut:
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas
selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia
usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau
dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan
dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya
masyarakat setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab
puskesmas meliputi:
1. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan
adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan
tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan 7
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat
jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat
adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan
utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.

C. PROGRAM POKOK PUSKESMAS


Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh
puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang , mulai dari 7 usaha pokok
kesehatan , 12 usaha pokok kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang
meningkat menjadi 20 usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh
puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari
segi tenaga , fasilitas, dan biaya atau anggaran yang tersedia
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung
kepada faktor tenaga, sarana, dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut
kemampuan manajemen dari tiap-tiap puskesmas.
Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah :
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi
anak balita dan anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali,
polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana
g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk macam-
macam penyakit ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan , memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun
bayi

2. Upaya keluarga berencana


a. Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian
akan bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana
c. Mengadakan pembicaraan –pembicaraan tentang keluarga berencana
kapan saja ada kesempatan
d. Memasang IUD, cara – cara penggunaan pil , kondom, dan cara-cara lain
denngan memberi sarananya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan
kehamilan
3. Upaya peningkatan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangka
program KIA
d. Melaksanakan program-program :
1) Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
2) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori
kepada balita dan ibu menyusui
3) Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang dilakukan staf
puskesmas adalah :
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang
masuk, untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber
penularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
1) Mendapatkan riwayat penyakit
2) Mengadaan pemeriksaan fisik
3) Mengadaan pemeriksaan labolatorium
4) Membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berupa:
1) Rujukan diagnostic
2) Rujukan pengobatan/rehabilitasi
3) Rujukan lain
7. Upaya penyuluhan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan
dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah
dan kelompok-kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat
kabupaten diadakan tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan.
Coordinator membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan
teknik dan materi penyuluhan di Puaskesmas.
8. Upaya kesehatan sekolah
a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi
berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk berperan secara aktif
dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai IV
dan guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhanan
f. Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
i. Rujukan medik
j. Penanganan kasus anemia gizi
k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan dan pelaporan
9. Upaya kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cidera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan
berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat (keluarga binaan)
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
a. Identifikasi masalah
b. Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
c. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi
pekerja, lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan
d. kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam
upaya pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
c. Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta
masyarakat
d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui
pengembangan peran serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan
masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya kesehatan mata
15. Labolatorium kesehatan
a. Di ruangan labolatorium
b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk
c. Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
d. Di luar gedung, meliputi:
16. Upaya pencatatan dan pelaporan
a. Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling)
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
c. Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan
tahunan)
17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat

Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:

a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas


sektoral dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui dialog,
seminar dan lokakarya, dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi dengan
memanfaatkan media masa dan system informasi kesehatan
b. Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan
sarasehan kepemimpinan dibidang kesehatan
c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan,
dengan mengenali dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui
rangkaian kegiatan:
d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader
yang terlatih
e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk
pengobatan tradisional
b. Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan remaja
20. Dana sehat

D.Sasaran Puskesmas
Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok,
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akobat factor ketidaktahuan,
ketidakmauan maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang mempunyai masalah kesehatan
terkait dengan masalah kesehatan prioritas daerah, terutama :
1. Belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas serta jaringannya)
2. Sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan tetapi memerlukan tindak lanjut
keperawatan di rumah.
Sasaran terdiri dari :

1. Sasaran individu
Sasarann prioritas indvidu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia lanjut,
penderita penyakit menular, penderita penyakit degeneratif.
2. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan
(vurnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan prioritas:
a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas
dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai
masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita,
kesehatan reproduksi, penyakit menular
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas
serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan yang baik terikat maupun tidak terikat dalam suatu
institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain
posyandu, kelompok balita, kelompok ibu hamil, kelompok usia lanjut, kelompok
penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah,
pesantren, panti asuhan lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga permasyarakatan
(lapas).
4. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi
terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan :
a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/desa) yang mempunyai :
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, dbd, dll)
c. Masyarakat di lokasi/ barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil,
daerah perbatasan
e. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah
transmigrasi
E.Target Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunnan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sector lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan,
setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,
melalui peningkatan pengetahuann dalam kemampuan menuju kemandirian untuk
hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang di selenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.

F. Cakupan Puskesmas di Riau Tahun 2019

Cakupan Efektif adalah sebagian dari manfaat kesehatan


potensial, yang lebih kepada sistem kesehatan yang
sesungguhnya diterima dalam pelayanan sesuai dengan kapasitas.
Definisi mutu mempertimbangkan beberapa aspek dimensi mutu
yang perlu diperhatikan, diantaranya safety/keamanan, patient
focus(Pelayanan yang berfokus pada pasien), Technical
kompetence (Kompetens teknis yang di miliki oleh pemberi
layanan kesehatan).

Dalam pengukuran cakupan efektif perlu dipahami


perbedaan antara konsep "layanan cakupan" dan "layanan
cakupan yang efektif" contohnya seberapa banyak individu yang
mengakses puskesmas untuk pelayanan hipertensi. Sedangkan
dalam cakupan efektif perlu diketahui berapa individu yang
membutuhkan pelayanan hipertensi menurut usia dan jumlah
pasien hipertensi dengan tekanan darah yang terkontrol.

Dalam mengukur cakupan efektif diperlukan tiga


pertimbangan utama yaitu kebutuhan dan prioritas kesehatan
secara umum, strategi pengumpulan data kebutuhan, pemanfaatan
dan mutu, dan sumber daya yang tersedia.

Beberapa rekomendasi dalam upaya untuk melakukan


pengukuran cakupan agar lebih efektif yaitu : 1. Identifikasi
kebutuhan dan prioritas. Dimana data-data nasional penguat yang
menjadi kebutuhan prioritas masalah kesehatan di Sulawesi Utara
dan evaluasi biaya akan intervensi/penanganan yang dilakukan.

2. strategi pengukuran, dan

3. membangun kapasitas.

Dalam buku panduan WHO terdapat indikator monitoring


Universal Health Coverege yang secara garis besar terbagi atas
promosi-pencegahan dan pengobatan. Ada beberapa indikator
yang sudah cukup lama kita lihat tetapi ada juga beberapa
indikator yang baru seperti prevalensi indikator tidak merokok selama satu
bulan terakhir pada orang dewasa untuk umur lebih dari 15 tahun dimana data
ini mungkin dihasilkan dari survey khusus, juga kemoterapi pencegahan
NTDs (penyakit tropis yang masih terabaikan). Di sisi pengobatan TBC dan
juga tantangan terdapat pada hipertensi dan diabetes apakah kita bisa
mengukur sebarapa banyak yang terkontrol? dan yang terakhir adalah cakupan
operasi katarak yang dimasukkan dalam salah satu ukuran monitoring
Universal Health Coverege.

Menyetir apa yang disampaikan WHO tentang jaminan kesehatan


semesta bahwa sebuah intervensi Kesehatan Masyarakat yang sangat
signifikan dan sebagai upaya terhadap hal-hal baru sangat perlu di dukung
dengan kegiatan-kegiatan penelitian terkait dengan penelitian kesehatan
global yang melonjak. "Investasi jangka panjang di lembaga penelitian yang
menghasilkan bukti/hasil merupakan penentuan pembuatan kebijakan-
kebijakan yang lebih sesuai dengan permasalahan yang ada di daerah kita
masing-masing" ini adalah kutipan yang disampaikan Prof. dr. Adi Utarini,
MSc, MPH, PhD mengakhiri materi yang ia bawakan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak
pemerintahan Belanda pada abad ke-16.Kesehatan masyarakat di Indonesia pada
waktu itu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang
sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu.
Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak
berdirinya semakin berkembang, mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha
pokok kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20
usaha pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan
kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas, dan
biaya atau anggaran yang tersedia.

B. Saran
Trend dan issue tentang sehat dan sakit di masyarakat sangat beragam.Dengan ini
sangat dibutuhkan program pemerintah dalam menangani masalah kesehatan di
masyarakat.Salah satu sarana yang digunakan pemerintah untuk menjalankan
program kesehatan adalah puskesmas. Diharapkan masyarakat dan pemerintah
dapat bekerja sama dalam memningkatkan derajat kesehatan masyarakat
mmelalui pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, dr. Azrul. 1996. Pengatur Administrasi Kesehatan, Jakarta : Bina


Rupa Aksara

Effendi, Nasrul, 1998.Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat


Edisi 2.Jakarta : EGC

DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Entjang Indan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya


Bakti.Bandung

Anda mungkin juga menyukai