DISUSUN OLEH :
RIZTI APRIANINGSIH
Puji dan syukur kami haturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul ”Etika dan Hukum Kesehatan”. Kami menyadari
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya dan tenaga kebidanan pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Etika
1. Kesimpulan …………………………………………………..……... 18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….....19
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Manusia sebagai makhluk budaya mempunyai berbagai ragam
kebutuhan. Kebutuhan tersebut hanya dipenuhi dengan sempurna apabila
berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan tersebut dilandasi oleh ikatan
moral yang pihak- pihaknya mematuhinya. Berdasarkan memenuhi ikatan
moral pihak-pihak memenuhi apa yang seharusnya dilakukan dan dapat
memperoleh apa yang harusnya didapati. Dalam pergaulan antar manusia juga
harus didasari dengan etika yang baik menjalankan aturan sesuai dengan norma
yang berlaku dilingkungan sekitar. Karena nilai yang di anut oleh masyarakat
itu menjadi tolak ukur kebenaran dan kebaikkan sebagai acuan untuk menata
kehidupan pribadi dan menata hubungan antar manusia, serta manusia dengan
alam sekitarnya.
5
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN
6
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1. ETIKA
3. Upacara adat.
Otonomi secara umum adalah hak untuk memutuskan sendiri dalam hal-
hal yang menyangkut diri sendiri. Hak otonomi pasien adalah hak pasien untuk
mengambil keputusan dan menentukan sendiri tentang kesehatan, kehidupan,
7
dan malahan secara ekstrim tentang kematiannya. Ini berlawanan dengan
budaya tradisional Hippokrates, di mana umumnya dokterlah yang menentukan
apa yang dianggapnya paling baik untuk pasien.
Perkembangan hak-hak otonomi sebagai manusia (juga hak-hak otonomi
sebagai pasien) secara berarti baru terjadi sejak paruh kedua abad kedua puluh.
Beberapa faktor yang memicu dan mempengaruhi perkembangan itu adalah:
Deklarasi Universal Tentang Hak-Hak Asasi Manusia yang disahkan
oleh PBB tahun 1948.
Keberhasilan perjuangan golongan minoritas kulit hitam di Amerika
Serikat menuntut hak-hak sipil yang sama dengan warga negara, kulit
putih.
Pengakuan hukum atas hak-hak konsumen di negara-negara industri.
Perkembangan demokrasi.
Keadilan adalah salah satu pilar utama dalam kehidupan demokrasi. Asas
keadilan lahir dari hak asasi manusia; setiap orang berhak untuk mendapat
pelayanan kesehatan yang adil, karena kesehatan adalah hak yang sama bagi
setiap warga negara. Hak ini dijamin dalam amendemen UUD tahun 1945.
2.1.3.3. Asas Berkata Benar (Truth Telling, Veracity)
8
untuk menjaga perasaan atau takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
tentang keadaan pasien.
5. Etika keluarga
8. Etika politik
Etika secara umum dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus.
Etika umum berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan secara etis,
teori-teori etika dan prinsip- prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya
suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas, mengenai pengertian umum dan teori-teori.
Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dalam bidang
kehidupan khusus. Penerapan ini bisa berwujud: bagaimana saya mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang
saya lakukan, yang disadari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Namun, penerapan itu dapat berwujud; bagaimana saya menilai perilaku
pribadi saya dan orang lain dalam suatu bidang kegiatan dan kehidupan khusus
yang dlatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis;
cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tindakan, dan teori
serta prinsip moral dasar yang ada di baliknya.
Dilema etik adalah situasi yang dihadapi seseorang dalam membuat
keputusan mengenai perilaku yang layak harus dibuat (Arens dan Loebbecke,
1991). Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema
etika tersebut. Terdapat enam pendekatan yang dapat dilakukan seseorang
untuk membuat keputusan etis, yaitu :
1. Memperoleh fakta-fakta yang relevan dengan permasalahan
10
6. Menetapkan tindakan yang tepat
11
2.2.3. Sumber Hukum Kesehatan
2. Hukum Keperawatan.
9. Hukum Asuransi
1. Upaya Kesehatan
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/
Etika- Profesi-dan-Hukes-SC.pdf
16