Anda di halaman 1dari 21

Aspek

Hukum
Dalam
Kebidanan
Kelompok 8
KELOMPOK 8
DYAH AYU RATRI T
P17124021053

INDRI YANI
P17124021056

KEMALA KHUZAIMAH N. I
P17124021062
PENGERTIAN HUKUM
Hukum adalah himpunan peraturan yang bersifat memaksa, berisi perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu, guna mengatur tata tertib masyarakat. Hukum diperlukan untuk mewujudkan keadilan, keadilan adalah
memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Hukum bertujuan untuk memberikan pengayoman bagi manusia.
Berikut beberapa pengertian hukum menurut para ahli, yaitu:
Pengertian hukum menurut Plato
Plato yang memang sudah di kenal sebagai Ahli atau tokoh dunia yang mana menyatakan bahwasanya hukum memiliki arti
sesuatu peraturan yang disusun secara sistematis dan baik yang memiliki sifat mengikat hakim serta masyarakat
Pengertian Hukum Menurut Prof. Dr. Van Kan
Hukum adalah seluruh peraturan yang memiliki sifat memaksa yang memang sengaja di adakan bertujuan untuk mengatur
serta melindungi terhadap kepentingan orang yang berada di tengah masyarakat
Pengertian Hukum Menurut Abdulkadir Muhammad

Beliau menjelaskan bahwasanya Hukum dapat diartikan seluruh peraturan baik yang tertulis atau tidak tertulis yang mana
memiliki sanksi yang tegas bagi para pelanggar hukum.
ASPEK HUKUM DALAM KEBIDANAN
Bidan merupakan suatu profesi yang selalu mempunyai ukuran atau standar profesi. Standar
profesi bidan yang terbaru adalah diatur dalam Kepmenkes RI
No.369/Menkes/SK/III/2007. Praktik bidan juga didasarkan pada hukum dan peraturan
perundang–undangan yang mengatur dan berkaitan dengan praktik bidan dan hukum
kesehatan. Dalam praktik bidan juga terikat oleh suatu etika profesi.
Hubungan hukum (perikatan) antara bidan dengan pasien terbentuk atas dasar perjanjian atau
undang–undang (pasal 1233 Kitab Undang–Undang Hukum Perdata ). Di dalam perikatan
selalu ada prestasi. Prestasi adalah memberikan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak
berbuat sesuatu.
Perikatan bidan dengan rumah sakit adalah dalam hubungan ketenagakerjaan, yaitu terbentuk
hubungan antara rumah sakit sebagai pemberi kerjaan dan bidan sebagai penerima kerja.
Berlaku ketentuan tentang ketenagakerjaan (UU No.13/2003).
KETERKAITAN DENGAN MORAL DAN
1. ETIKA ETIKA
Menurut Poerwadarminta dalam kamus umum bahasa indonesia yang lama (1953) “Etika” dijelaskan sebagai
“Ilmu pengetahuan tentang azas – azas akhlak (moral)”. Dalam kamus besar bahasa indonesia yang baru (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1988) “etika” dijelaskan dengan membedakan tiga arti:
1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
2) Kumpulan azas atau nilai yang berkenaaan dengan akhlak
3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Berten mengemukakan berdasarkan asal usul kata, etika berasal dari bahasa yunani kuno ethos dalam bentuk
tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap dan cara
berpikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan. Berten merumuskan arti kata etika sebagai berikut ;
4) Etika sebagai sistem nilai, yang berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf social
5) Etika memiliki arti kumpulan asas atau nilai moral
6) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk.
Faktor-faktor yang melandasi etika:
a. Nilai – nilai (value)
Nilai mempunyai tiga ciri :
1) Berkaitan dengan subyek.
2) Tampil dalam suatu nilai yang praktis, dimana subjek ingin membuat sesuatu .
3) Nilai menyangkut pada sifat yang tambah oleh subyek pada sifat – sifat yang dimiliki oleh obyek.

b. Norma
Norma kita maksudkan aturan atau kaidah yang kita pakai sebagai tolok ukur untuk menilai sesuatu.

c. Sosial budaya
Dibangun oleh konstruksi sosial dan dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Religius
Agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral atau etik, agama merupakan
salah satu sumber nilai dan norma etis yang paling penting. Tiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi
perilaku para anggotanya

e. Kebijakan atau policy maker


Siapa stake holder nya dan bagaimana kebijakan yang dibuat sangat berpengaruh atau mewarnai etika maupun kode etik.
Teori Etika
1. Hedonisme
Hedonisme berasal dari bahasa Yunani “Hedone”, mempunyai arti baik apa yang memuaskan keinginan kita, apa yang
meningkatkan kuantitas kesenangan atau kenikmatan dalam diri kita yang mengandung makna, manusia menurut kodratnya
mencari kesenangan dan berupaya menghindari ketidaksenangan. Kririk lain menyatakan hedonisme mengandung suatu
egoisme, karena hanya memperhatikan kepentingan dirinya saja.
2. Eudemonisme
Menurut Aristoteles seseorang mencapai tujuan terakhir dengan menjalankan fungsinya dengan baik. Semua orang akan
menyetujui bahwa tujuan tertinggi ini – dalam terminologi modern kita bisa mengatakan : makna terakhir hidup manusia adalah
kebahagiaan (eudaimonia).
3. Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekuensi atau akibat tindakan. Contohnya : mempertahankan
kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang tidak menyenangkan, tetapi pada dasarnya hal tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.
4. Deontologi
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip – prinsip tersebut antara lain autonomy, informed consent,
alokasi sumber – sumber, dan eutanusia.
Tipe-Tipe Etik

1. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosopi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan
pengobatan. Bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut pada perawatan kesehatan, kesehatan modern, aplikasi teori
etik dan prinsip etik terhadap masalah – masalah pelayanan kesehatan.

2. Clinical Ethics/ Etik Klinik


Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama pemberian pelayanan kepada
klien.

3. Midwifery Ethics/ Etik Kebidanan


Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik.
2. MORAL
Moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan, tabiat atau kelakuan, yang berarti ajaran tentang
hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Moral dalam arti yang luas telah mencakup
bagaimana hubungan dengan Tuhan, hubungan sesama manusia dan hubungan dengan alam semesta. Menurut Syahrin
(2005:45) orang yang memiliki moral yang baik adalah yang mampu menyeimbangkan ketiga hubungan di atas pada setiap
tempat dan waktu.

Ciri-Ciri Moral:
1) Berkaitan dengan tanggung jawab manusia.
2) Berkaitan dengan hati nurani Nilai selalu mengandung himbauan untuk diwujudkan. Mewujudkan nilai-nilai moral
merupakan himbauan suara hati nurani.
3) Mewajibkan secara absolut tidak bisa ditawar
4) Bersifat formal
5) Nilai moral tidak terpisah dengan nilai-nilai lain

Nilai Moral
Nilai moral biasanya bergantung pada nilai yang lainnya. Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan suatu kenyataan
yang seharusnya tetap terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia yang mutlak digaris bawahi bila seorang
individu, masyarakat, bangsa dan negara menghendaki fondasi yang kuat tumbuh dan berkembang
Peranan Etika dan Moral Dalam Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi. Hal tersebut membutuhkan bidan yang mampu
menyatu dengan ibu dan keluarganya Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang professional dan
akutabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga
perkembangan praktik berdasarkan evidence based. Sehingga disini berbagai dimensi etik dan bagaimana pendekatan
tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami. Moralitas merupakan suatu gambaran manusiawi
yang menyeluruh, moralitas hanya terdapat pada manusia serta tidak terdapat pada makhluk lain selain manusia.
PENGANTAR HUKUM KESEHATAN
Dalam undang – undang kesehatan ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan “kesehatan“ adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spriritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Sumber hukum (health law) secara umum dapat kita temukan dalam :
1) Peraturan hukum tertulis (undang-undang)
2) Kebiasaan
3) Yurisprudensi tetap
4) Doktrin/ajakan ilmu pengetahuan
Hak asasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan manusia dimulai dari3 hak asasi:
5) The right to health care ( hak untuk mendapat pelayanan kesehatan )
6) The right to self determination (hak untuk menentukan nasib sendiri)
7) The right to information ( hak untuk mendapat informasi)
Menurut Leemen hukum kesehatan disusun sebagai berikut “Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan hukum
yang langsung berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan dan penerapan dari hukum perdata, hukum pidana, dan hukum
administratif dalam hubungan tersebut pula pedoman internasional, hukum kebiasaan, dan juga yurisprudensi berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan, hukum otonom, ilmu, dan literatur menjadi sumber hukum kesehatan.“
8) Etika profesi bersifat intern (self imposed regulation)
9) Majelis disiplin bersifat sebagai hukum publik (ada unsur pemerintah)
10) Hukum bersifat berlaku umum (sifat memaksa)

Berdasarkan paparan diatas maka pemahaman bidan tentang etika, hukum dan hukum kesehatan merupakan hal yang
penting bagi bidan dalam menjalankan praktik profesinya. Hal ini untuk menghindari bidan dari kesalahan, kelalaian dan sanksi
hukum baik perdata atau hukum pidana.
Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
Bidan merupakan suatu profesi yang selalu mempunyai ukuran atau standar profesi. Standar profesi bidan yang
terbaru adalah diatur dalam Kepmenkes RI No.369/Menkes/SK/III/2007.
Hubungan perikatan antara bidan dengan pasien termasuk dalam kategori perikatan ikhtiar. Perikatan atas dasar
perjanjian adalah ketika pasien datang ke tempat praktik bidan untuk mendapatkan pelayanan kebidanan, maka perikatan
yang terjadi atas dasar perjanjian. Perjanjian merupakan ikatan antara satu orang dengan orang lain atau lebih, yang
selalu menimbulkan hak dan kewajiban timbal balik. Perjanjian selalu merupakan perbuatan hukum. Perikatan bidan
dengan rumah sakit adalah dalam hubungan ketenagakerjaan, yaitu terbentuk hubungan antara rumah sakit sebagai
pemberi kerjaan dan bidan sebagai penerima kerja.

Peraturan perundang-undangan
Perundang – undangan dan undang – undang yang terkait dengan praktik bidan diantaranya Undang- Undang no 36
tahun 2009 tentang kesehatan, Kepmenkes RI No.1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan penyelggaraan praktik
bidan, undang-undang tentang aborsi, undang-undang tentang adopsi. Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan.
TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG
Tanggung Jawab Bidan GUGAT BIDAN
Tanggung jawab adalah keadaan dimana seseorang wajib menanggung segala sesuatu (jika terjadi suatu hal dapat dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya). Tanggung jawab bidan meliputi:
1. Tanggung jawab terhadap peundang-undangan
2. Tanggung jawab terhadap pengebangan kompetensi
3. Tanggung jawab terhadap penyimpanan pendokumentasian
4. Tanggung jawab terhadap klien dan keluarganya
5. Tanggung jawab terhadap profesi
6. Tanggung jawab terhadap masyarakat

Tanggung Gugat Bidan


Istilah tanggung gugat merupakan istilah untuk meminta pertanggung jawaban seseorang karena kelalaian yang
menimbulkan kerugian bagi pihak lain Di bidang pelayanan kesehatan, persoalan tanggung gugat terjadi sebagai akibat
adanya hubungan hukum antara tenaga medis (dokter, bidan) dengan pengguna jasa (pasien/ klien) yang diatur dalam
perjanjian.
The United Kingdom Central Council for nursing, midwifery and health visiting (UKCC), dalam sebuah praktik
kebidanan, menyatakan: “ Setiap bidan yang melaksanakan praktik kebidanan bertanggung gugat terhadap praktiknya dalam
lingkungan praktik apapun”. (UKCC, 1994).
Tanggung gugat terjadi karena beberapa hal, yaitu:
1) Mal episiensi (kepitusan yang diambil merugikan pasien)
2) Mal praktik/lalai, diantaranya:
a. Gagal melakukan tugas
b. Tidak melaksanakan tugas sesuai standar
c. Melakukan kegiatan yang mencederai pasien
d. Klien cedera karena kegagalan melakukan tugas
Mal praktik terjadi karena ceroboh, lupa, dan gagal mengkomunikasikan

Macam-Macam Tanggung Gugat


1. Contractual liability (muncul karena ingkar janji)
Tidak dilaksanakannya sesuatu sesuai dengan kewajiban atau tidak dipenuhinya hak pihak lain sebagai akibat adanya hubungan
kontraktual

2. Liability In Tort
Tanggung gugat tersebut merupakan tanggung gugat yang di dasarkan atas adanya contractual obligation, tetapi atas dasar
melaan hukum.

3. Strict Liability
Tanggung gugat tersebut merupakan tanggung gugat tanpa kesalahan mengingat seseorang harus bertanggung jawab meskipun
tidak melakukan kesalahan.

4. Vicarious Liability
Tanggung gugat tersebut muncul akibat kesalahan yang dibuat oleh bawahannya (subordinate).
STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
Standar Praktik Kebidanan Standar adalah ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat
kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran yang telah ditetapkan.
Sesuai Pasal 53 UU No. 23/92 menetapkan sebagai berikut Hubungan Standar Praktek Kebidanan Dengan Hukum
dan Perundangundangan Bidan merupakan profesi yang selalu mempunyai ukuran standar profesi. Standar profesi bidan
yang terbaru adalah urutan dalam PERMENKES RI No. HK.02.02/MENKES/149/2010 tentang izin dan penyelenggaraan
praktik bidan. Lingkup praktik kebidanan yang digunakan meliputi asuhan mandiri/otonomi pada anak-anak, remaja puteri
dan wanita sebelum, selama kehamilan dan selanjutnya.
Standar praktek kebidanan adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan
dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan
dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan Kesehatan
keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).
Standar Praktik Kebidanan Ynag ditetapkan Oleh Pimpinan Pusat Ikatan Bidan Indonesia
(IBI)

Standar I : Metode Asuhan


Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah:
pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
dokumentasi. Ada format manajemen kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis. Format
manajemen kebidanan terdiri dari: format pengumpulan data, rencana format pengawasan resume
dan tindak lanjut catatan kegiatan dan evaluasi.
Standar II : Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Data yang
diperoleh dicatat dan dianalisis. Difinisi Operasional:
a. Ada format pengumpulan data
b. Pengumpulan data dilakukan secara sistimatis, terfokus, yang meliputi data:
1. Demografi identitas klien
2. Riwayat penyakit terdahulu
3. Riwayat kesehatan reproduksi
3. Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi
4. Analisis data
c. Data dikumpulkan dari:
1. Klien/pasien, keluarga dan sumber lain
2. Tenaga kesehatan
3. Individu dalam lingkungan terdekat
d. Data diperoleh dengan cara:
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan penunjang
Standar III : Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulan.. Difinisi Operasional:
1. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien atau suatu keadaan psikologis
yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan dan kebutuhan klien.
2. Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas sistimatis mengarah pada asuhan kebidanan yang diperlukan
oleh klien.

Standar IV : Rencana Asuhan


Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan. Difinisi Operasional:
Ada format rencana asuhan kebidanan yang terdiri dari diagnosa, rencana tindakan dan evaluasi

Standar V : Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien: tindakan kebidanan
dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien. Difinisi Operasional :
3. Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi
4. Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi
5. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien
6. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau tugas kolaborasi
7. Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan etika kebidanan serta
mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman
8. Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia
Standar VI : Partisipasi Klien
Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien dan keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan
dan pemulihan kesehatan. Difinisi Operasional:

a. Klien/keluarga mendapat informasi tentang:


1. Status kesehatan saat ini
2. Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
3. Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan
4. Peranan petugas kesehatandalam tindakan kebidanan
5. Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan

b. Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindak kegiatan

Standar VII : Pengawasan


Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan
klien. Difinisi Operasional :
6. Adanya format pengawasan klien
7. Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sistimatis untuk mengetahui keadaan perkembangan klien
8. Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan.
Standar VIII : Evaluasi
Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan tindak kebidanan yang dilaksanakan dan
evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan. Difinisi Operasional :
1. Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan. Sesuai dengan standar ukuran yang telah
ditetapkan
2. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan
3. Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan

Standar IX : Dokumentasi
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuh kebidanan yang diberikan Difinisi
Operasional :
4. Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah manajemen kebidanan
5. Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis jelas dan ada yang bertanggung jawab
6. Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan Kebidanan
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai