Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Hukum dan Etika Kesehatan

Hubungan Etika dan Hukum dalam Pelayanan Kesehatan


Erna Idayanti
(ernaidayanti80@gmail.com)

Abstrak
Etika sebagai refleksi manusia tentang apa yang dilakukannya dan dikerjakannya
mempunyai suatu tradisi yang panjang, dimana jika kita membicarakan masalah etika maka
kita tidak bisa terlepas dari masalah moral dan hukum karena ketiganya berhubungan erat dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Etika dan hukum memiliki tujuan yang sama, yaitu
mengatur tata tertib dan tenteramnya pergaulan hidup dalam masyarakat. Pelanggaran etik
tidak selalu merupakan pelanggaran hukum, tetapi sebaliknya, pelanggaran hukum hampir
selalu merupakan pelanggaran etik. Karena hukum ditujukan bagi masyarakat, maka hukum
harus dibuat dengan dasar etika. Keduanya saling membutuhkan dan keberadaannya tidak
bisa digantikan.
Pelayanan kesehatan untuk masyarakat merupakan hak asasi manusia yang harus
dilaksanakan negara. Pemerintah harus mampu memberikan perlakuan yang sama kepada
warganya dalam pelayanan kesehatan maupun pelayanan publik lainnya. Dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat dengan status ekonomi lebih tinggi
mempunyai akses untuk memenuhi tingkat kepuasan pasien. Dalam pelayanan kesehatan
perilaku petugas kesehatan harus tunduk pada etika profesi (kode etik profesi) dan juga
tunduk pada ketentuan hukum, aturan, dan perundang-undangan.
Kata kunci : Etika, Hukum, pelayanan kesehatan
Abstract
Ethics as a human reflection on what it does and does has a long tradition, where if
we talk about ethical issues then we cannot be separated from moral and legal issues because
the three are closely related and influence each other. Ethics and law have the same goal,
which is to regulate the order and tranquility of social life in society. A violation of ethics is
not always a violation of the law, but on the contrary, a violation of the law is almost always
a violation of ethics. Since the law is intended for society, it must be made on an ethical
basis. The two need each other and their existence cannot be replaced.
Health services for the community are a human right that must be implemented by the
state. The government must be able to provide equal treatment to its citizens in health
services and other public services. In the implementation of health services, people with
higher economic status have access to meet the level of patient satisfaction. In health
services, the behavior of health workers must be subject to professional ethics (code of
professional ethics) and also subject to the provisions of laws, rules, and regulations.

Keywords : Ethics, Law, health services


Pendahuluan
Kata ”etika” dalam bahasa Yunani berhubungan erat dengan moral. Hukum
adalah ”ethos” (tunggal) yang berarti membutuhkan moral. Hukum tidak
kebiasaan. kebiasaan tingkah laku mempunyai arti kalau tidak dijiwai oleh
manusia, adab, akhlak, watak, perasaan, moralitas. Sebaliknya, moral juga
sikap dan cara berfikir serta ”ta etha” berhubungan erat dengan hukum. Moral
(jamak), yang berarti adab kebiasaan. hanya sebatas hal yang abstrak saja tanpa
Dalam bahasa Inggris, ”ethics”, berarti adanya hukum.
ukuran tingkah laku atau perilaku manusia
Pelayanan kesehatan adalah setiap
yang baik, tindakan yang tepat, yang harus
upaya yang diselenggarakan sendiri atau
dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan bersama-sama dalam suatu organisasi
moral pada umumnya. untuk memelihara dan meningkatkan
Menurut Aristoteles (384-322 s.M.) kesehatan, mencegah dan mengobati
”etika” berarti ilmu tentang apa yang biasa penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, kelompok ataupun
dilakukan atau ilmu tentang adat
masyarakat.
kebiasaan. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia yang lama (Poerwadarminta, Dalam pelayanan kesehatan tentu
sejak 1953) ”etika” dijelaskan sebagai: ada aturan-aturan yang berkaitan dengan
”ilmu pengetahuan tentang asas-asas kesehatan yaitu bagaimana menghandle
akhlak (moral)”. masalah-masalah itu tidak keluar dari etika
dan hukum agar apa yang dikerjakan tidak
Sedangkan menurut pendapat John menimbulkan efek secara etika dan hukum
Locke, Hukum adalah keseluruhan terhadap diri sendiri dan orang lain.
kondisi-kondisi di mana terjadi kombinasi
Petugas kesehatan dalam melayani
antara keinginan-keinginan pribadi oarang masyarakat, juga akan terkait pada etika
lain sesuai dengan hukum umum tentang dan hukum, atau etika dan hukum
kemerdekaan. F.A. Moeloek (2002) kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan
menyatakan bahwa etika, moral, dan masyarakat, perilaku petugas kesehatan
hukum merupakan the guardians harus tunduk pada etika profesi (kode etik
(pengawal) bagi kemanusian. Ketiganya profesi) dan juga tunduk pada ketentuan
mempunyai tugas dan kewenangan untuk hukum, peraturan dan perudangan-
memanusiakan manusia dan memperadab undangan yang berlaku . Apabila petugas
manusia. kesehatan melanggar kode etik profesi
akan memperoleh sanksi etika dari
Etika dan hukum memiliki tujuan organisasi profesinya, dan mungkin
yang sama, yaitu mengatur tertib dan apabila juga melanggar ketentuan
tenteramnya pergaulan hidup dalam peraturan atau perudangan-undangan, juga
masyarakat. Pelanggaran etik tidak selalu akan memperoleh sanksi hukum (pidana
merupakan pelanggaran hukum, tetapi atau perdana).
sebaliknya, pelanggaran hukum hampir Etika maupun hukum dalam suatu
selalu merupakan pelanggaran etik. Etika masyarakat mempunyai tujuan yang sama,
hanya bisa ”bergerak” sebatas memberi yakni terciptanya kehidupan masyarakat
peringatan dan tuntunan, sedangkan yang tertib, aman dan damai. Oleh sebab
hukum dengan dasar etika yang jelas bisa itu, semua masyarakat harus mematuhi
memberi sanksi yang lebih jelas dan tegas etika dan hukum yang ada. Apabila tidak
dalam bentuk tuntutan. Hukum maka bagi pelanggar etika sanksinya
adalah ‘moral” sedangkan bagi para kesehatan masih kurang maksimal, bahkan
pelanggar hukum, sanksinya adalah seringkali kaku terhadap norma-norma
hukuman. moralitas yang sudah ada tanpa melihat
perubahan jaman.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah termasuk jenis
penelitian hukum normatif. Pendekatan Pembahasan
penelitian yang digunakan adalah Pengertian Etika Pelayanan Kesehatan
pendekatan undang-undang dengan
mengkaji asas-asas hukum. Bahan hukum Dalam arti yang sempit, pelayanan
yang digunakan yaitu undang-undang, kesehatan adalah suatu tindakan pemberian
studi kepustakaan dan jurnal. Teknik obat-obatan dan jasa kepada masyarakat
analisis data merupakan penentuan akan oleh pemerintah dalam rangka tanggung
jawabnya kepada publik, baik diberikan
hasil dari sebuah penelitian. Pada
secara langsung maupun melalui kemitraan
penelitian hukum normatif yang dengan swasta masyarakat, berdasarkan
analisisnya bersifat pembenaran kualitatif, jenis dan intensitas kebutuhan masyarakat,
bahan yang diperoleh dipisahkan menurut kemampuan masyarakat.  Konsep ini lebih
kategori masing-masing dan diberi tafsiran menekankan bagaimana pelayanan publik
secara abstraktif guna menjawab terutama pelayanan kesehatan berhasil
permasalahan yang sudah dirumuskan. diberikan melalui suatu sistem yang sehat.
Pelayanan kesehatan ini dapat dilihat
Hasil sehari-hari di RSUD ataupun puskesmas-
Dibutuhkan Kode etik dalam puskesmas. Tujuan pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan. Kode etik pelayanan adalah menyediakan obat-obatan dan
kesehatan di Indonesia masih terbatas pada pelayanan jasa yang terbaik bagi
beberapa profesi seperti ahli keperawatan, masyarakat. Obat-obatan dan pelayanan
kebidanan dan kedokteran sementara kode jasa yang terbaik adalah yang memenuhi
etik untuk profesi yang lain masih belum apa yang dijanjikan atau apa yang
nampak. Ada yang mengatakan bahwa kita dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan
tidak perlu kode etik karena secara umum demikian pelayanan kesehatan yang
kita telah memiliki nilai-nilai agama, etika terbaik adalah yang memberikan kepuasan
moral Pancasila, bahkan sudah ada sumpah terhadap masyarakat, kalau perlu melebihi
pegawai negeri yang diucapkan setiap apel harapan masyarakat
bendera. Pendapat tersebut tidak salah, Dalam arti yang luas, konsep
namun harus diakui bahwa ketiadaan kode pelayanan kesehatan (health service)
etik ini telah memberi peluang bagi para identik dengan memberikan pelayanan jasa
pemberi pelayanan kesehatan untuk demi kepentingan masyarakat luas. Dalam
mengenyampingkan kepentingan konteks ini pelayanan kesehatan lebih
masyarakat umum. Kehadiran kode etik itu dititik beratkan kepada bagaimana elemen-
sendiri lebih berfungsi sebagai alat kontrol elemen pelayan kesehatan seperti para tim
langsung bagi perilaku para pegawai yang medis melakukan pelayanan, dimana
bekerja dibidang kesehatan. pelayanan kesehatan identik dengan
pengobatan yang merupakan bagian dari
Kelemahan kita terletak pada manajemen ilmu kesehatan.
ketiadaan atau terbatasnya kode etik.
Demikian pula kebebasan dalam menguji Pentingnya Etika Pelayanan Kesehatan
dan mempertanyakan norma-norma
Saran klasik di tahun 1900 sampai
moralitas yang berlaku  dalam pelayanan
1929 untuk memisahkan antara
administrasi dan politik (dikotomi) dalam pergaulan atau berinteraksi dengan
menunjukan bahwa administrator harus orang lain, dan cenderung berlaku dalam
sungguh-sungguh netral, bebas dari kalangan tertentu saja, misalnya memberi
pengaruh politik ketika memberikan sesuatu kepada orang lain dengan tangan
pelayanan kesehatan. salah satunya jasa kiri merupakan cara yang kurang sopan
pelayanan kesehatan. Akan tetapi kritik menurut kebudayaan tertentu, tapi tidak
bermunculan menentang ajaran dikotomi ada persoalan bagi kebudayaan lain.
administrasi – politik pada tahun 1930-an, Karena itu etiket lebih bersifat relatif, dan
sehingga perhatian mulai ditujukan kepada cenderung mengutamakan simbol lahiriah,
keterlibatan para administrator dalam bila dibandingkan dengan etika yang
keputusan-keputusan publik dalam cenderung berlaku universal dan
kebijakan pentingnya pelayanan kesehatan. menggambarkan sungguh-sungguh sikap
Sejak saat ini dimata masyarakat mulai batin.
memberikan perhatian khusus terhadap
“permainan etika” yang dilakukan oleh Hukum Kesehatan
para tim medis yang beprofesi dibidang Hukum adalah peraturan
pelayanan kesehatan. perundang-undangan yang dibuat oleh
Penilaian keberhasilan seorang suatu kekuasaan dalam mengatur
administrator atau para tim medis dibidang pergaulan hidup bermasyarakat. Pergaulan
pelayanan kesehatan  tidak semata hidup atau hidup di masyarakat yang sudah
didasarkan pada pencapaian kriteria maju seperti sekarang ini tidak cukup
efisiensi, ekonomi, dan prinsip-prinsip hanya dengan adat kebiasaan yang turun-
administrasi lainnya, tetapi juga kriteria temurun seperti sebelum lahirnya
moralitas, khususnya terhadap peradaban yang modern. Untuk itu, maka
kontribusinya terhadap public interest atau oleh kelompok masyarakat yang hidup
kepentingan umum (Henry, 1995). Alasan dalam suatu masyarakat atau negara
mendasar mengapa pelayanan kesehatan diperlukan aturan-aturan yang secara
harus diberikan adalah adanya public tertulis, yang disebut hukum. Meskipun
interest atau kepentingan masyarakat yang demikian, tidak semua perilaku
harus dipenuhi oleh pemerintah terutama masyarakat atau hubungan antara satu
dibidang pelayanan kesehatan, karena dengan yang lainnya juga masih perlu
pemerintahlah yang memiliki “tanggung diatur oleh hukum ynag tidak tertulis yang
jawab” atau responsibility. Dalam disebut : etika, adat-istiadat, tradisi,
memberikan pelayanan ini pemerintah kepercayaan dan sebagainya.
diharapkan secara profesional
melaksanakannya, dan harus mengambil
keputusan politik secara tepat mengenai Hukum kesehatan merupakan suatu
siapa mendapat apa, berapa banyak, spesialisasi dari ilmu hukum yang ruang
dimana, kapan, dsb. lingkupnya meliputi segala peraturan
Salah satu uraian menarik dari perundang-undangan di sektor
Bertens (2000) adalah tentang pembedaan pemeliharaan kesehatan.banyak istilah
atas konsep etika dari konsep etiket. Etika yang digunakan oleh para pakar, ada yang
lebih menggambarkan norma tentang menyebutkan hukum kedokteran dan
perbuatan itu sendiri – yaitu apakah suatu hukum medik sebagai terjemahan dari
perbuatan boleh atau tidak boleh medical law dan droit medical. Para ahli
dilakukan, misalnya mengambil barang hukum dan dokter yang berasal dari
milik orang tanpa ijin tidak pernah Inggris, Amerika, dan Australia
diperbolehkan. Sementara etiket menggunakan istilah droit medical.
menggambarkan cara suatu perbuatan itu Dengan demikian health law
dilakukan manusia, dan berlaku hanya diterjemahkan sebagai hukum kesehatan,
sedangkan istilah hukum kedokteran tetap hukum otonom di bidang kesehatan, ilmu
digunakan sebagai bagian dari hukum pengetahuan dan literatur medis juga
kesehatan yang semula disebut hukum merupakan sumber hukum kesehatan.
medik
Sumber Hukum Kesehatan
Menurut kansil (1989), hukum
kesehatan adalah rangkaian peraturan Dari berbagai definisi hukum
perundang-undangan dalam bidang kesehatan sebagaimana yang dikemukakan
kesehatan yang mengatur pelayanan medik di atas, sumber hukum keshatan adalah:
dan sarana medik. Sedangkan leenen a. Pedoman internasional
(dalam Amri Amir, 1999) mengemukakan Konferensi helsinki (1964) merupakan
bahwa hukum kesehatan meliputi semua kesepakatan para dokter sedunia
ketentuan umum yang langsung mengenai penelitian kedokteran,
berhubungan dengan pemeliharaan khususnya eksperimen pada manusia,
kesehatan dan penerapan dari hukum yakni ditekankan pentingnya
perdata, hukum pidana, dan hukum persetujuan tindakan medik.
administrasi dalam hubungan tersebut serta
pedoman internasional, hukum kebiasaan b. Hukum kebiasaan
dan jurisprudensi yang berkaitan dengan Biasanya tidak tertulis dan tidak
pemeliharaan kesehatan, hukum otonom, dijumpai pada peraturan perundang-
ilmu, dan literatur, menjadi sumber hukum undangan. Kebiasaan tertentu telah
kesehatan. dilakukan dan pada setiap operasi yang
Menurut pasal 1 Anggaran Dasar akan dilakukan di rumah sakit harus
Perhimpunan Hukum KesehatanIndonesia mendatangani izin operasi, kebiasaan
(Perhuki), hukum kesehatan adalah semua ini kemudian di tuangkan kedalam
ketentuan hukum yang berhubungan peraturtan tertulis dalam bentuk
langsung dengan pemeliharaan/pelayanan informed consent.
kesehatan dan penerapannya serta hak dan
kewajiban baik dari perorangan dan c. Jurisprudensi
segenap lapisan masyarakat maupun dari Keputusan hakim yang di ikuti oleh
pihak penyelenggara pelayanan kesehatan para hakim dalam menanggapi kasus
dalam segala aspek organisasi, sarana, yang sama.
pedoman-pedoman medis
nasional/internasional, hukum di bidang d. Hukum otonom
kesehatan, jurisprudensi serta ilmu Suatu ketentuan yang berlaku untuk
pengetahuan di bidang kedokteran suatu daerah tertentu. Ketentuan yang
/kesehatan. Sedangkan menurut rumusan dimaksud hanya berlaku bagi anggota
Tim Rumusan Hukum Kedokteran Badan profesi kesehatan, misalnya kode etik
Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), kedokteran, kode etik keperawatan kode
hukum kesehatan adalah ketentuan etik bidan, dan kode etik fisioterapi.
hukum yang mengatur tentang hak dan
kewajiban, baik dari tenaga kesehatan e. Ilmu
dalam melaksanakan upaya kesehatan Substansi ilmu pengetahuan dari
maupun dari individu dan masyarakat yang masing-masing disiplin ilmu. Misalnya
menerima upaya kesehatan tersebut dalam pemakaian sarung tangan bagi dokter
segala aspeknya, yaitu aspek promotif, dalam menangani pasien, dimaksudkan
preventif, kuratif, rehabilitatif selain aspek untuk mencegah penularan penyakit
organisasi dan sarana yang harus dari pasien kepada dokter tersebut.
diperhatikan: pedoman medis, f. Literatur
internasional, hukum kebiasaan, dan
Pendapat ahli hukum yang berwibawa Bidang sumber daya kesehatan
menjadi sumber hukum kesehatan. inilah yang dapat memasuki kegiatan
Misalnya mengenai penanggung jawaban pelayanan kesehatan. Untuk mencapai
hukum, perawat tidak boleh melakukan peningkatan pelayanan kesehatan bagi
melakukan tindakan medis kecuali atas seluruh lapisan masyarakat indonesia yang
tanggung jawab dokter. jumlah penduduknya amat besar
bukanpekerjaan mudah, oleh sebab itu
Latar Belakang Perlunya Hukum diperlukan juga peraturan perlindungan
Kesehatan hukum untuk melindungi pemberi dan
penerima jasa pelayanan kesehatan.
Kesehatan adalah salah satu modal Perlindungan hukum tersebut diperlukan
pokok dalam rangka pertumbuhan dan perangkat hukum kesehatan yang
kehidupan bangsa dan mmpunyai peranan berpandangan maju untuk menjangkau
penting dalam pembentukan masyarakat perkembangan kesehatan yang semakin
adil, makmur, dan sejahtera. Bahkan kompleks, sehingga pelaksanaan “hukum
kesehatan sebagai salah satu unsur kesehatan” diberlakukan secara
kesejahteraan umum harus di wujudkan proporsional dan bertahap sebagai bidang
sesui dengan cita-cita bangsa indonesia hukum khusus.
sebagaimana dimaksud dalam pembukaan
undang undang dasar 1945. Fungsi Dan Tujuan Hukum Kesehatan
Derajat kesehatan sangat berarti Dalam suatu negara yang
bagi pengembangan dan pembinaan berlandaskan hukum, maka sesuai dengan
sumber daya manusia serta sebagai salah sifat dan hakikatnya, hukum berperan
satu modal bagi pelaksanaan besar dalam mengatur setiap hubungan
pengembangan nasional yang pada hukum yang timbul, baik antara individu
hakikatnya adalah pembangunan manusia dan individu maupun antara individu dan
sutuhnya. Dengan memperhatikan peranan masyarakat di dalam berbagai bidang
kesehatan, diperlukan upaya yang lebih kehidupan, termasuk kesehatan.akan tetapi
memadai bagi peningkatan derajat berlakunya hukum berdasarkan sifat dan
kesehatan dan pembinaan penyelenggaraan hakikatnya itu tidak terlpas dari sistem
upaya kesehatan secara menyeluruh dan hukum yang dianut dan nilai yang berlaku
terpadu. di dalam masyarakat. Radbruch (Veronica
K, 1999) membedakan keharusan alamiah
Oleh sebab itu, upaya kesehatan dan keharusan susilawi, yang selanjutnya
merupakan setiap kegiatan untuk di sebut norma alam dan norma susila.
memelihara dan meningkatkan kesehatan Antara kedua norma itu terdapat perbedaan
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau yang mendasar.
oleh masyarakat dengan mempergunakan
jasa tenaga. Kewenangan untuk Norma adalah sarana yang dipakai
melaksanakan upaya kesehatan itulah yang oleh masyarakat untuk menertibkan,
memerlukan peraturan hukum sebagai menuntun, dan mengarahkan tingkah laku
dasar pembenarah hukum wewenang anggotanya dalam hubungannya satu sama
kesehatan tersebut. Peraturan hukum lain. Oleh sebab itu jika suatu peraturan
tentang upaya kesehatan saja belum cukup dikeluarkan oleh pemerintah yang sah
karena upaya kesehatan menurut perundang-undangan yang
penyelenggaraannya disertai pendukung berlaku, maka peraturan tersebut di
berupa sumber daya kesehatan baik yang tanggapi sebagai norma yang berlaku
berupa perangkat keras maupun perangkat sebagai yuridis. Hal ini menunjukkan
lunak. bahwa hukum bersifat normatif dan sifat
normatif dari hukum ini tampak dalam
rumusan berbagai norma atau kaidah ke dua untuk melindungi masyarakat atau
hukum. Hukum tidak hanya bermaksud individu dari perlakuan yang tidak
untuk menetapkan sikap individu, tetapi wajar/tidak benar dari petugas kesehatan.
juga membawa individu agar bersifat
sesuai dengan yang seharusnya dan tidak Dengan demikian fungsi hukum adalah
bertentangan dengan hukum. Dengan memberikan perlindungan kepada pemberi
demikian dapat ditunjukan bahwa norma dan penerima jasa kesehatan. Fungsi
hukum itu bukan hanya merupakan hukum adalah menjaga hak-hak manusia.
perintah, melainkan juga mengandung Hukum harus melindungi hak-hak pribadi
nalar tertentu. Nalar itu terletak pada manusia. Jadi menurut tanggapan umum,
penilaian yang ditentukan oleh masyarakat perasaan hukum adalah menciptakan suatu
terhadap tingkah laku dan perbuatan aturan masyarakat yang baik sehingga hak
individu dalam masyarakat. manusia terjamin. Pada hakikatnya, hukum
menghendaki adanya penataan hubungan
Menurut zevenbergen (Veronica K, antar manusia, termasuk juga hubungan
1999), nahwa norma hukum dalam diri antar manusia, termasuk juga hubungan
individu mengandung dua hal yaitu antara tenaga kesehatandan pasin,
patokam penilaian dan patokan tingkah sehingga kepentingan masing-masing
laku. Ada 3 teori pendukungnya yaitu : dapat terjamin dan tidak ada yang
melanggarkepentingan pihak lain.
Teori etis : tujuan hukum itu semata-mata
untuk keadilan HUKUM DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
Teori utilitas : tujuan hukum semata-mata
mewujudkan hal yang bermanfaat Etika profesi ( Kode Etik ) sebagai
kaidah moral tidak mampu lagi menjamin
Teori campuran : isi hukum harus di hubungan yang sifatnya kepercayaan
tentukan oleh keadilan dan kemanfaatan antara pasien dan penyedia layanan
Dalam pelayanan kesehatan ada 2 kesehatan ( Pendekatan Paternalistik ke
kelompok yang perlu dibedakan yaitu Phatnership atau Kesetaraan ).

a. Penerima layanan kesehatan Akibat diaturnya suatu peristiwa


oleh Kaidah Hukum Kepatuhan terhadap
Misalnya pasien, orang yang aturan-aturan dalam pelayanan kesehatan
memelihara/meningkatkan kesehatannya tidak lagi tergantung pada kesadaran dan
b. Pemberi pelayanan kesehatan kemauan bebas dari kedua belah pihak
Melahirkan apa yang kita sebut “LEGAL
Misalnya dokter, perawat, bidan dan CLAIM” dan bukan semata-mata
fisioterapi “MORAL CLAIM/ETHICAL CLAIM”
Terutama untuk melindungi kepentingan-
Kedua kelompok tersebut menginginkan kepentingan yang bisa saling berbenturan
adanya kepastian dan perlindungan antara pasien, masyarakat, pemerintah dan
hukum, sebagai contoh : penyedia layanan kesehatan.
Kepastian hukum untuk health receiver Perawat merupakan aspek penting
Perlindungan hukum untuk health receiver dalam pembangunan kesehatan Perawat
merupakan salah satu tenaga kesehatan
Bagi health provider yang diatur dalam PP No. 32 Tahun 1996
Selanjutnya hukum pidana mempunyai dua tentang Tenaga Kesehatan. Bahkan dalam
segi perlindungan yaitu pada segi pertama penyelenggaraan pelayanan kesehatan,
untuk melindungi masyarakat atau tenaga perawat merupakan jenis tenaga
individu dari gangguan kejahatan dan segi kesehatan terbesar yang dalam
kesehariannya selalu berhubungan TENAGA KESEHATAN TERHADAP
langsung dengan pasien dan tenaga PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN
kesehatan lainnya. Namun di dalam PASIEN DI PUSKESMAS MADISING NA
menjalankan tugasnya tak jarang perawat MARIO KOTA PAREPARE, jurnal ilmiah
bersinggungan dengan masalah hukum. manusia dan kesehatan vol.2

Kesimpulan

Secara umum kita telah mengetahui


bahwa peranan pelayanan kesehatan yaitu
sebagai organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang
dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat. Upaya kesehatan tesebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan
kepada pelayanan untuk masyarakat luas
guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan. Tetapi
dinamika yang terjadi saat ini yaitu begitu
banyak penyalahgunaan pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh para tim
medis maupun oknum-oknum tertentu
yang mana hal tersebut didasari oleh
lemahnya moralitas sehingga merugikan
masyarakat terutama masyarakat yang
berada dibawah garis kemiskinan.

Daftar Pustaka
Asmawati, Sri rahayu. (2011). Etika
Profesi & Hukum Kesehatan. Pustaka
refleksi
Bayu Prayogo. (2013). Konsep Etika dan
pelayanan Kesehatan. (4) KONSEP ETIKA
DAN HUKUM PELAYANAN KESEHATAN | Bayu
prayogo – Academia.edu.

Fadillah Rijal, H. Muhammad Siri


Dangnga, Usman, Niar Novitasari. (2019).
PENGARUH ETIKA DAN KINERJA

Anda mungkin juga menyukai