Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMMAD IQBAL FARIDZI

NIM : P07125222017
KELAS : STr A SEMESTER 2
MATKUL : ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN

PERBEDAAN ETIKA DAN ETIKET

Etika mempunyai pengertian yang cukup dekat dengan moral. Moral dari bahasa latin mos
jamaknya mores berarti kebiasaan, adat. Perbedaan itu ialah etika dijelaskan sebagai ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak, sedangkan dalam kamus baru etika dijelaskan dengan
membedakan tiga hal: Ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral dan akhlak. Kumpulan asas atau nilai yang berhubungan dengan akhlak. Nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Definisi etika tersebut di ataslah yang digunakan untuk menjelaskan pembagi kata yang
mengikutinya seperti, etika bisnis, etika kedokteran, etika pergaulan. Lebih jauh dari pengertian
etika di atas, ada istilah lain yang sering dicampuradukkan begitu saja dengan kata etika yaitu
etiket. Arti kata etika berbeda sekali dengan etiket. Etika di sini berarti moral dan etiket berarti
sopan-santun.

Etiket menyangkut cara suatu perbuatan yang harus dilakukan manusia sebagai nilai umum
yang diakui dan diterima. Misalnya jika saya menyerahkan sesuatu kepada Guru atau orang
yang saya hormati, saya harus menyerahkannya dengan tangan kanan. Jika saya mau kencing
maka saya harus pergi ke wc/toilet, bukan di tembok kelas atau di pohon kamboja. Jika tidak
melakukan hal itu atau bertentangan maka saya bisa dikatakan melanggar etiket.

Sedangkan etika memberikan norma dari suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Jadi
etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak. Misalnya,
mengambil barang milik orang lain tanpa ijin tidak pernah diperbolehkan, “jangan mencuri”
adalah merupakan suatu norma etika. Apakah orang itu mencuri dengan tangan kiri atau kanan
sama sekali tidak relevan. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang lain hadir
atau tidak ada saksi mata maka etiket tidak berlaku. Misalnya ada banyak peraturan etiket yang
mengatur cara kita makan. Dianggap melanggar etiket bila kita makan sambil berbunyi atau
dengan meletakkan kaki di atas meja. Oleh karena itu, tema kita bukan etika pergaulan remaja
melainkan etiket pergaulan karena menyangkut.
HUKUM KESEHATAN

Berbagai pengertian atau definisi tentang Hukum Kesehatan dikemukakan para ahli dan sarjana
hukum. Definisi tersebut dikemukakan antara lain oleh :

 Prof. Dr. Rang : “Hukum Kesehatan adalah seluruh aturan-aturan hukum dan hubungan-
hubungan kedudukan hukum yang langsung berkembang dengan atau yang
menentukan situasi kesehatan di dalam mana manusia berada”.
 Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, SH. : “Ilmu Hukum Kedokteran meliputi peraturan-peraturan
dan keputusan hukum mengenai pengelolaan praktek kedokteran”.
 C.S.T. Kansil, SH. : “Hukum Kesehatan ialah rangkaian peraturan perundang-undangan
dalam bidang kesehatan yang mengatur pelayanan medik dan sarana medik. Kesehatan
yang dimaksud adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan
sosial, dan bukan hanay keadaan yang bebas dari cacat, penyakit dan kelemahan”.
 Prof. H.J.J. Leenen : “Hukum Kesehatan meliputi semua ketentuan hukum yang
langsung berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan dan penerapan dari hukum
perdata, hukum pidana, dan hukum adminstrasi dalam hubungan tersebut. Dan juga
pedoman internasional, hukum kebiasaan dan yurisprudensi yang berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan, hukum otonom, ilmu-ilmu dan literatur yang menjadi sumber
hukum kesehatan”.

Dari definisi hukum kesehatan yang telah dijelaskan oleh para ahli hukum maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa hukum kesehatan adalah pengetahuan yang mengkaji tentang
bagaimana sebuah penegakan aturan hukum terhadap akibat pelaksanaan suatu tindakan
medik/kesehatan yang dilakukan oleh pihak yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan yang
dapat dijadikan dasar bagi kepastian tindakan hukum dalam dunia kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai