Anda di halaman 1dari 15

ETIKA PROFESI HUKUM

OLEH :
MUCHAMMAD FANDI YUSUF, S.H, M.H.
DESKRIPSI MATERI
 Mata kuliah ini membahas perbuatan manusia dari aspek
etika yang dilakukan oleh para profesional di bidang
hukum. Oleh karena itu pokok bahasannya meliputi
manusia dan kaidah sosial, perbuatan manusia dan dasar
penilaiannya, profesi dan batas kewenangan profesi,
penurunan kepercayaan masyarakat pada aparat penegak
hukum, sistem pengawasan profesi hukum, malpraktik
dan contempt of court serta analisis kasus pelanggaran
kode etik
SILABUS MATERI
 Hakikat manusia, kaidah sosial, kaidah agama
 Perbuatan manusia, dasar penilaian perbuatan, hati
nurani
 Profesi dan Profesi Hukum

 Kode Etik Profesi Hukum

 Sistem Pengawasan Aparat Penegak Hukum

 Malpraktik dan Contempt of Court


REFERENSI

 Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di


Indonesia
 Abdul Kadir Muhammad, Etika Profesi Hukum

 Liliana Tedjo Saputra, Etika Profesi dan Profesi Hukum


HAKIKAT MANUSIA
Apakah manusia itu ?

 Materi ?
 Ruh / jiwa / spirit ?

 Materi dan spirit ?

 Hewan berakal ?

 Diciptakan ?

 Hasil evolusi ?

 Makhluk sosial ?

 Mahluk individual ?

 Menurut Islam ?
KEBUTUHAN ATAS NORMA / ATURAN
 Dorongan manusia untuk memenuhi
kebutuhan dapat menimbulkan konflik
kepentingan dengan orang lain
 Oleh karena itu, disusun seperangkat
norma dan aturan yang disepakati untuk
mencegah dan menyelesaikan konflik
kepentingan tersebut
ETIKA DAN HUKUM
 Norma atau aturan tersebut berupa etika
dan hukum
 ETIKA (ETHIC) merupakan norma yang
membedakan antara baik (atau benar) dan
buruk (atau salah)

 Sedangkan HUKUM (LAW) adalah norma


yang membedakan sah (atau legal) dan
tidak sah (ilegal)
MORAL
BURUK /
BAIK / BENAR
SALAH
HUKUM

Izin untuk
Tidak melakukan
SAH / LEGAL tindakan korupsi
mengkonsumsi
minuman keras

Larangan menutup aurat


TIDAK SAH / (berjilbab) bagi Melakukan tindakan
ILEGAL muslimah (di beberapa korupsi
negara Barat)
REZIM ETIKA & REZIM HUKUM
 Dalam sistem hukum Indonesia dikenal adanya REZIM ETIKA
dan REZIM HUKUM

 REZIM ETIKA berkenaan dengan seperangkat norma yang


mengatur perbuatan baik dan buruk
Misalnya :
Seorang hakim tidak boleh bertemu dengan pihak yang berperkara

 REZIM HUKUM berkenaan dengan norma yang menentukan


suatu perbuatan sah atau tidak sah menurut aturan hukum
Misalnya:
Seorang hakim dilarang menerima pemberian (gratifikasi) dalam
bentuk apapun dengan ancaman pidana
HUBUNGAN ANTARA ETIKA/MORAL &
HUKUM
 Terdapat dua pandangan :
1. PANDANGAN ETIS yang memandang hukum dan moral terintegrasi,
sehingga hukum harus mengandung nilai-nilai moral.
Misalnya: hukum tentang HAM yang melarang adanya tindakan
penyiksaan atas dasar kepentingan negara, KDRT

2. PANDANGAN POSITIVISTIK yang memandang hukum dan moral


terpisah, sehingga hukum harus dilepaskan dari pertimbangan moral.
Misalnya: UU Subversi zaman Orde Baru yang memungkinkan negara
menangkap dan memenjarakan warga tanpa proses peradilan
MORAL DAN ETIKA
 MORAL atau MORALITAS adalah pengertian
yang membedakan maksud, keputusan dan
tindakan antara baik (atau benar) dan buruk (atau
salah)

 Moralitasdapat berasal dari filsafat, agama, atau


kebudayaan.

 Filsafat yang membahas tentang moral disebut


ETIKA
IMMORAL & AMORAL

IMMORAL adalah tindakan yang


bertentangan dengan moralitas

AMORAL adalah berbagai bentuk


ketidaksadaran atau ketidakpercayaan
terhadap standar atau prinsip moral
DASAR PENILAIAN PERBUATAN
MANUSIA

1. PENGALAMAN (EXPERIENCE)
Perbuatan manusia dinilai berdasarkan pengalaman
hidup yang terbentuk dalam kebiasaan atau budaya

2. AKAL SEHAT (REASON)


Penilaian atas baik buruknya perbuatan manusia
didasarkan pada pertimbangan akal sehat . Akal
sehat secara sistematis diungkapkan dalam filsafat
moral (etika)
DASAR PENILAIAN PERBUATAN
MANUSIA

3. HATI NURANI (HUMAN CONSCIENCE)


Hati nurani adalah kesadaran etis yang dimiliki secara
fitrah (kodrati) oleh setiap manusia untuk menentukan
baik buruknya perbuatan manusia.

4. WAHYU (DIVINE REVELATION)


Dalam beberapa agama, terutama agama Semit
(Abrahamik) wahyu merupakan dasar penilaian untuk
menentukan bak buruknya perbuatan manusia
MORALITAS SUBJEKTIF, OBJEKTIF &
INTERSUBJEKTIF
 MORALITAS SUBJEKTIF (PARTIKULAR) adalah moralitas yang
berasal dari penilaian pribadi atau suatu kelompok sosial. Misalnya:
makan berdiri tidak baik menurut ajaran Islam, tetapi tradisi Barat
mengenal adanya standing party

 MORALITAS OBJEKTIF (UNIVERSAL) adalah moralitas yang


diakui bersama oleh seluruh manusia atau seluruh kelompok sosial.
Misalnya: mengasihi sesama adalah nilai yang diakui oleh seluruh
manusia atau agama

 MORALITAS INTERSUBJEKTIF adalah moralitas yang muncul dari


persetujuan antara individu atau kelompok sosial. Misalnya: persamaan
manusia dapat diperoleh dari persetujuan berbagai kelompok sosial

Anda mungkin juga menyukai