Menurut Bambang Daroeso, nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap
sesuatu, yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang.
Nilai yang beragam dapat diklasifikasikan ke dalam macam atau enis nilai. Prof. Drs.
Notonegoro, S.H, menyatakan ada tiga nilai, yaitu
d. Nilai materill, yakni sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
e. Nilai vita, yakni sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan
kegiatan.
f. Nilai kerohanian, dibedakan menjadi 4 macam, yaitu
– Nilai kebenaran bersumber pada akal pikir manusia (rasio, budi, dan cipta).
– Nilai estetika (keindahan) bersumber pada rasa manusia.
– Nilai kebaikan atau nilai moral bersumber pada kehendak keras,karsa hati, dan
nurani manusia.
Tidak semua nilai adalah nilai moral. Nilai moral berkaitan dengan perilaku
manusia (human) tentang hal baik-buruk.
Dalam filsafat nilai secara sederhana dibedakan menjadi 3 jenis.
a. Nilai logika, yaitu nilai tentang benar-salah.
b. Nilai etika, yaitu nilai tentang baik-buruk.
c. Nilai estetika, yaitu nilai tentang indah jelek.
• Norma agama, yaitu peraturan hidup manusia yang berisi perintah dan
larangan yang berasal dari Tuhan.
Ketertiban berasal dari kata tertib yang artinya teratur. Sedangkan ketertiban di
dalam masyarakat adalah keadaan serba teratur dengan baik. Selain itu
ketertiban adalah salah satu perwujudan dari keteraturan. Untuk mendapatkan
suatu ketertiban didalam masyarakat, diperlukan adanya suatu aturan atau
hukum. Dengan adanya hukum dan norma yang di patuhi oleh seluruh lapisan
masyarakat, maka akan tercipta suatu ketertiban.
3. Kesejahteraan
norma hukum bersifat heteronomi, yaitu datang dari luar diri sedangkan
moral berasal dari dalam diri. dari sisi pelaksanaan, hukum dilaksanakan
secara paksaan dan lahiriah;
sedangkan moral tidak dapat dipaksakan.
dari sanksinya, sanksi
hukum bersifat Iahiriah sedangkan moral bersifat batiniah.
Dilihat dari tujuannya hukum mengatur tertib hidup masyarakat bernegara;
Pelanggaran norma moral merupakan suatu pelanggaran etik, sedangkan
pelanggaran terhadap norma hukum merupakan pelanggaran hukum.
1. Pelanggaran Etik
Kebutuhan akan norma etik oleh manusia diwujudkan dengan mernbuat
serangkaian norma etik untuk suatu kegiatan atau profesi. Rangkaian norma
moral yang terhimpun ini biasa disebut kode ctik. Kode etik merupakan bentuk
aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja buat berdasarkan prinsip-
prinsip moral yang ada. Masyarakat cara berkelompok membentuk kode etik
profesi. Contohnya, guru, kode etik insinyur, kode etik wartawan, dan
sebagainya.
2. Pelanggaran Hukum
Kesadaran hukun adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan atau
perintab dar Huar untuk tunduk pada hukung yang berlaku. Dengan berjalannya
kesadaran hukum di masyarakat maka hukum tidak perlu menjatubkan sanksi.
Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar- benar terbukti melanggar
hukum.
Hubungan antara Hukum dengan Moral
b) Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut
juga sikap batin seseorang
c) Sanksi pada norma hukum dapat dipaksakan, pelanggar pasti akan terkena
hukumannya. Norma etis tidak dapat dipaksakan. Satu-satunya sanksi di bidang
moralitas adalah hati nurani yang tidak tenang
d) Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara.
Hukum harus diakui oleh suatu negara supaya berlaku sebagai hukum. Moralitas
didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi para individu dan masyarakat.
Hubungan antara manusia, nilai, moral, dan
hukum
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia
berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai
kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya, sehingga
perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan
adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan
sangat menentukan kepribadian individu atau jati diri manusia,
lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang
mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma
kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan
manusia yang utuh dalam konteks sosial.
Contoh kasus
Video yang menunjukkan seorang perempuan menangis dan berteriak saat
digotong oleh sejumlah pria dan dibawa masuk ke satu rumah di Kabupaten
Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Di samping itu, ada satu video
yang menunjukkan seorang perempuan yang 'diculik' oleh empat pria saat
berada di satu terminal di Kota Weetabula, Kabupaten Sumba Barat Daya,
Nusa Tenggara Timur. Kedua rekaman video itu menggambarkan bagian dari
proses kawin tangkap, praktik yang dianggap lazim di kalangan masyarakat
Sumba, khususnya yang berada di daerah pedalaman.
Narasumber mengaku sangat menentang praktik kawin tangkap yang
menurutnya, pelaksanaannya pada masa sekarang sudah melenceng jauh dari
praktik pada masa lalu. Menurut dia, pada masa lalu perempuan yang
menjalankan tradisi kawin tangkap atau Palaingidi Mawini dihargai. Pada
zaman dulu, ia menuturkan, orang yang menjalankan praktik kawin tangkap
harus berasal dari keluarga kaya karena belis atau mahar yang harus
dibayarkan ke pihak perempuan besar.
KESIMPULAN
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya
mempunyai hubungan yang saling terkait satu dengan lainnya. Manusia hidup dalam suatu
lingkungan yang mana dalam setiap lingkungan itu memiliki nilai dan hukum yang harus dipatuhi
dan dengan adanya moral yang baik maka nilai dan hukum dapat diaplikasikan dengan baik oleh
manusia tersebut.
Manusia adalah makhluk sosial yang artinya makhluk yang tidak mampu hidup sendiri atau selalu
membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sosial masyarakat dikenal
berbagai gejala-gejala sosial seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, proses
sosial, perubahan sosial dan kebudayaan. Tidak semua gejala sosial tersebut berjalan secara
normal, kadang-kadang-kadang timbul gejala sosial yang tidak dikehendaki yang kemudian
sering disebut masalah sosial. Masalah tersebut bersifat sosial karena bersangkut paut dengan
hubungan antar manusia dan di dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Hal
ini dinamakan masalah sosial karena bersangkut paut dengan dengan gejala-gejala yang
mengganggu dalam masyarakat.
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan
hukum seperti kasus tersebut