Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia „moral‟
berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin yang menjadi pembimbing
tingkah laku batin dalam hidup. Istilah moral dapat dipersamakan dengan etik, akhlak, kesusilaan, dan
budi pekerti. Dalam hubungannya dengan nilai, moral adalah bagian dari nilai, yaitu nilai moral. Nilai
moral berkaitan dengan perilaku manusia tentang hal baik-buruk.
Ciri-ciri nilai moral:
(1) berkaitan dengan tanggung jawab,
(2) berkaitan dengan hati nurani,
(3) mewajibkan, dan
(4) bersifat formal.
Hukum merupakan bagian dari norma, yaitu norma hukum. Norma hukum adalah peraturan yang timbul
dari hukum yang berlaku. Norma hukum perlu ada untuk mengatur kepentingan manusia dalam
masyarakat agar memperoleh kehidupan yang tertib. Norma hukum tertuang dalam perundang-
undangan
Norma hukum dibutuhkan karena dua hal:
1. Karena bentuk sanksi dari norma agama,
kesusilaan, dan kesopanan belum cukup memuaskan
dan efektif untuk melindungi keteraturan dan
ketertiban masyarakat.
2. Masih banyak perilaku lain yang belum diatur
dalam norma agama, kesusilaan, dan kesopanan,
misalnya, perilaku di jalan raya.
Hukum merupakan suatu norma. Norma hukum merupakan aturan-aturan yang berasal dari negara dan
sifatnya memaksa. Dengan mematuhi hukum maka akan terciptalah suatu keadilan.
Tujuan bernegara Indonesia adalah terpenuhinya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini dapat
diketahui dalam Pembukaan UUD 1945 maupun Pancasila.
Hubungan hukum dengan moral. Kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Sebaliknya
moral pun membutuhkan hukum. Hukum bisa meningkatkan dampak sosial dari moralitas.
Perbedaan hukum dan moral: (1) hukum dalam bentuk tulisan dan dijabarkan sanksinya bagi pelanggar
hukum (lebih objektif). Moral tidak dalam tulisan (lebih subjektif),
(2) Hukum membatasi tingkah laku yang bersifat lahiriah, sedangkan moral mencakup perilaku lahiriah dan
batiniah,
(3) sangsi hukum dapat dipaksakan, sedangkan sangsi moral tidak dapat dipaksakan, dan
(4) hukum didasarkan atas kehendak masyarakat/negara. Moral didasarkan pada norma-norma moral yang
melebihi dari individu dan masyarakat.
Makna Etika Sebagai Nilai atau Norma
Dalam kehidupan ini banyak sekali nilai yang melingkupi kita. Nilai yang beragam
dapat diklarifikasikan ke dalam macam atau jenis nilai. Notonegoro, (1999)
menyatakan ada tiga macam nilai, yaitu :
a. Nilai materiil.
b. Nilai vital.
c. Nilai kerohanian
Dimana terdapat perbedaan antara norma moral dengan norma hukum yaitu:
a. Norma hukum berdasarkan yuridis dan konsensus, sedangkan moral berdasarkan hukum alam.
b. Norma hukum bersifat hiteronomi yaitu yang datang dari luar, sedangkan moral datang dari dalam.
c. Norma hukum dilaksanakan secara lahiriah, sedangkan moral tidak dapat dipaksakan.
d. Norma hukum sanksi bersifat lahiriah, sedangkan moral bersifat batiniah.
e. Norma hukum mengatur tata tertib masyarakat bernegara, sedangkan moral mengatur perilaku
manusia sebagai manusia.
f. Norma hukum bergantung tempat dan waktu, sedangkan moral relatif tidak tergantung dengan tempat
dan waktu.
Sesuai dengan pembukaan UUD 1945 maka negara yang hendak didirikan negara Indonesia adalah negara yang adil dan
bertujuan menciptakan keadilan sosial. Pesan yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu hendaknya menjadi
pedomandan semangat bagi para penyelenggara negara bahwa tugas utama pemerintah adalah menciptakan keadilan.
Bedasarkan Pancasila sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, maka adil yang
dimaksud adalah perlakuan adil kepada warga negara tanpa pandang bulu. Manusia pada
hakikatnya sama harkat dan martabatnya termasuk pula manusia sebagai warga negara,
Karena itu hendaknya penyelenggara negara menjamin perlakuan yang adil terhadap warga
negaranya.
Hal ini tercermin pasal 27 ayat (1) UUD 1945 bahwa segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia mengandung makna adil dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat.
Hasil pembangunan dan kekayaan bangsa hendaknya dinikmati secara adil dan menyeluruh
oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan dan kekayaan alam tidak boleh
dinikmati segelintir orang sebab hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan, perasaan iri,
dan kemiskinan.
Sesuai dengan sila kelima tersebut maka
kedilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bangsa adalah:
a. Keadilan distributif, yaitu hubungan yang
adil antara negara dengan negaranya.
Kedilan ini dalam bentuk
kesejahteraan,subsidi, serta kesempatan
hidup bersama berdasarkan hak dan
kewajiban.
b. Keadilan legal (bertaat), yaitu hubungan
yang adil antara negara dengan warga
negaranya. Dalam arti warga negara wajib
mentaati peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Kedilan komutatif, yaitu hubungan yang
adil dan sama antar warga negara secara
timbal balik.
Makna Ketertiban
Negara mempunyai tujuan ketertiban hukum dengan
berdasarkan dan berpedoman pada hukum. Dalam hal ini pemerintah
hanya menjaga jangan sampai ketertiban itu terganggu, dan agar segala
sesuatunya berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
negara ini disebut Negara Hukum.
3. Makna Kesejahteraan
Tujuan negara hukum adalah juga untuk kesejahteraan
umum, tetapi negara yang bertujuan menyelenggarakan
kesejahteraan umum yang disebut Negara.
Kesejahteraan (Welfare State) ini ternyata lebih tegas
merumuskan daripada negara hukum. Dalam negara kesejahteraan,
negara hanyalah merupakan alat dari manusia untuk mencapai tujuan
bersama.
Secara ideal, seharusnya manusia taat pada norma moral dan norma hukum yang tumbuh dan tercipta
dalam hidup sebagi upaya mewujudkan kehidupan yang damai, aman, dan sejahtera.
Namun dalam kenyataannya terjadi berbagai pelanggaran, baik terhadap norma moral maupun norma
hukum. Pelanggaran norma moral merupakan suatu pelanggaran etik, sedangkan pelanggaran terhadap
norma hukum merupakan suatu pelanggaran hukum.
Pelanggaran Etik