KETAATAN MORAL
DALAM MELAKSANAKAN
PANCASILA
-
-
-
-
-
Moral
Istilah moral itu sendiri berasal dari bahasa latin
mos (jamak: mores), yang berarti juga kebiasaan
dan adat. Moral (Moralitas) adalah
istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki ilai
positif di mata manusia lainnya. Teori moral
adalah penilaian tentang apa yang harus
dilaukan didasarkan pada prinsip-prinsip moral
yang bersumber dari nilai-nilai kebajikan.
Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti
kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika
bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk. Yang mana
dapat disimpulkan bahwa etika adalah: (1) ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk dan terutama tentang hak dan kewajiban moral; (2) kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; (3) nilai mengenai benar atau salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Secara terminologis, De Vos mendefinisikan etika sebagai ilmu pengetahuan
tentang kesusilaan (moral). Sedangkan William Lillie mendefinisikannya
sebagai the normative science of the conduct of human being living in societies
is a science which judge this conduct to be right or wrong, to be good or bad.
Sedangkan ethic, dalam bahasa Inggris berarti system of moral principles.
Dari hasil analisis K Bertens (2004: 6) disimpulkan bahwa etika memiliki tiga
posisi, yaitu sebagai (1) sistem nilai, yakni nilai-nilai dan norma-norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya, (2) kode etik, yakni kumpulan asas atau nilai moral, dan (3)
filsafat moral, yakni ilmu tentang yang baik atau buruk. Dalam poin ini, akan
ditemukan keterkaitan antara etika sebagai sistem filsafat sekaligus artikulasi
kebudayaan
Pengertian Norma
Secara umum, Pengertian norma adalah pedoman perilaku untuk
melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok masyarakat.
Norma dapat juga diartikan sebagai petunjuk atua patokan perilaku yang
dibenarkan dan pantas dilakukan saat menjalani interaksi sosial dalam
kelompok masyarakat tertentu. Perbedaan mendaasar mengenai nilai dengan
norma sosial adalah jika norma sosial terdapat sanksi sosial(penghargaan
maupun hukuman) untuk orang yang mematuhi atau melanggar norma.
Norma disebut juga dengan peraturan sosial yang sifatnya memaksa
sehingga seluruh anggota masyarakat harus tunduk sesuai dengan norma-
norma yang berlaku sejak lama. Norma merupakan hasil ciptaan mausia
sebagai makhluk sosial. Sejarah terbentuknya norma terjadi secara tidak
sengaja, namun lama-kelamaan norma-norma tersebut disusun dan dibentuk
secara sadar. Norma yang berada dalam masyarakat berisi dan terkandung
tata tertip, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar.
A. Pengertian Norma Sosial Menurut Definisi Para Ahli
Pengertian norma banyak diutarakan oleh beberapa para ahli mengenai
definisi pengertian norma. Macam-macam pengertian norma menurut para ahli
adalah sebagai berikut...
John J. Macionis: Menurutnya norma adalah aturan-aturan dan harapan-
harapan masyarakat untuk memandu perilaku anggota-anggotanya
Robert Mz. Lawang: Pengertian norma menurut Robert Mz. Lawang adalah
gambaran mengenai apa yang diinginkan baik dan pantas sehingga sejumlah
angggapan yang baik dan perlu dihargai sebagaimana mestinya
Hans Kelsen: Menurut Hans Kelsen, pengertian norma adalah perintah yang
tidak personal dan anonim
Soerjono Soekano: Pengertian norma menurut soerjono soekanto adalah suatu
perangkat agar hubungan antar masyarakat terjalin dengan baik.
Isworo Hadi Wiyono: Pengertian norma menurut Isworo Hadi Wiyono bahwa
norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar
perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perubatan mana yang harus
dihindari.
Antony Gidden: Menurut Antony Gidden bahwa pengertian norma adalah
prinsip atau aturan konkret yang seharusnya diperhatikan oleh masyarakat.
B. Ciri-Ciri Norma Sosial
Norma sosial mempunyai beberapa ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
wilayah tertentu
Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan
warga masyarkat
Menciptakan kondisi dengan susanan yang tertip dalam
masyarakat
Wujud konkret terhadap nilai-nilai di masyarakat
Nilai adalah patokan umum tentang sesuatu yang dicita citakan atau dianggap baik. Nilai dapat dikatakan
umum sebab tidak akan ada masyarakat tanpa pedoman umum tentang sesuatu yang dianggap baik, patut,
layak, pantas sekaligus sesuatu menjadi larangan atau tabu bagi kehidupan masing masing kelompok. Nilai
sosial memiliki sifat abstrak, artinya nilai tidak hanya dilihat sebagai benda secara fisik terlihat, dapat diraba
ataupun difoto .
Konsepsional
Nilai memiliki ciri konsepsional artinya bahwa nilai nilai tersebut hanya diketahui berdasarkan ucapan
ucapan, tulisan dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang.
Nilai Mengandung Kualitas moral
Kualitas moral suatu masyarakat baik individu ataupun kelompok ditentukan oleh nilai nilai
yang dianut oleh masyarakat tersebut..
Nilai tidak selamanya realistik
Nilai yang ada dalam masyarakat biasanya bersifat idealis atau tidak mampu secara penuh
dilaksanakan. Hal ini dikarenakan sifat nilai yang abstrak sehingga pemahamannya tidak mampu sama untuk
tiap individu dalam masyarakat tersebut.
Dalam bermasyarakat, Nilai bersifat campuran
Definisi dari nilai dasar adalah nilai-nilai dasar yang mempunyai sifat tetap (tidak berubah),
nilai-nilai ini terdapat dalam Pembukaan UUD 194. Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial) kemudian dijabarkan menjadi
nilai-nilai instrumental dan nilai praxis yang lebih bersifat fleksibel dalam bentuk aturan
atau norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai dasar yang memiliki sifat tetap (tidak berubah), nilai-nilai ini terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4. Nilai nilai itu adalah nilai Ketuhanan (Sila Pertama), nilai
kemanusian, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan sosial. Nilai nilai dasar ini
tidak dapat di rubah, dan menjadi dasar atau landasan pokok dan fundamental bagi
penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila adalah sebagai dasar negara dan ideologi
negara kita. Berikut adalah penjelasan dari nilai-nilai dasar Pancasila :
Nilai Ketuhanan
Nilai dasar Pancasila yang pertama adalah nilai Ketuhanan. Nilai yang terdapat pada sila
yang pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa" mempunyai arti bahwa adanya pengakuan dan
keyakinan suatu bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Artinya
bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempercayai adanya Tuhan sehingga merupakan
bangsa religious, dan bukan merupakan atheis (golongan yang tidak percaya adanya
Tuhan). Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk
memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antar umat beragama.
Nilai Kemanusiaan
Sila yang kedua pada Pancasila adalah "Kemanusiaan yang adil dan beradab".
Nilai kemanusian ini mengandung arti bahwa kesadaran sikap dan perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Sila ini
juga mengartikan bahwa setiap manusia memiliki hak dasar yang dimilikinya
sejak lahir, dan tidak boleh kita rampas hak-haknya. Hak ini sering kita sebut
dengan hak asasi manusia (HAM)
Nilai Persatuan
Bunyi sila yang ketiga dari Pancasila adalah "Persatuan Indonesia", ini
mengandung arti bahwa bangsa kita harus bersatu dalam kebulatan rakyat untuk
membina rasa nasionalisme dalam NKRI. Persatuan Indonesia mengartikan
bahwa, dengan perbedaan yang dimiliki masing masing daerah seperti
perbedaan suku, ras, agama, warna kulit, bahasa dan masih banyak lagi kita
harus tetap bersatu, sesuai dengan semboyan kita "Bhineka Tunggal Ika" yang
memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Perbedaan jangan dijadikan
sebagai alasan untuk berselisih atau bermusuhan, perbedaan kita jadikan sebagai
alat pemersatu membentuk negara Indonesia yang berwarni warni dengan
kebudayaan yang beraneka ragam. Kita akan kuat kalau kita bersatu, dan dulu
para pejuang dapat meraih kemerdekaan berkat mereka menjunjung persatuan
demi kepentingan bersama
Nilai kerakyatan
Bunyi sila keempat pada Pancasila adalah "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan", ini memiliki arti bahwa negara
kita menggunakan prinsip demokrasi, pemerintahaan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat yang mana untuk menyelesaikan masalah diselesaikan dengan jalan
musywarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan (legislatif seperti DPR).
Jadi kita sebagai rakyat di wakili oleh wakil wakil rakyat, dan seharusnya wakil wakil
rakyat tersebut berpihak kepada rakyat bukan kepada golongan atau partai atau
malah mementingkan kepentingan individu.
Nilai Keadilan
Sila pancasila yang kelima adalah "Keadilan sosial bagi seluruh rayat Indonesia",
mengandung arti bahwa salah satu tujuan yang hendak dicapai oleh bangsa kita
adalah tercapainya masyarakat yang adil dan makmur secara lahiriah maupun
batiniah. Keadilan adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh rakyat Indonesia,
terutama mereka para rakyat kecil. Karena biasanya rakyat kecil selalu kalah
(tertindas) oleh mereka yang memiliki kedudukan dan kekayaan yang lebih tinggi.
Semua rakyat Indonesia harus memperoleh keadilan.
Nilai dasar dari Pancasila ini masih bersifat abstrak dan normatif, maka dari itu isinya
belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat dioperasionalkan maka perlu dijabarkan
menjadi nilai instrumental, setelah itu dijabarkan lagi kedalam nilai praxis
Pengertian nilai instrumental
Definisi dari nilai instrumental adalah penjabaran
lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih kreatif dan
dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan peraturan
Perundang-undangan lainnya, dalam Tata Urutan
Peraturan Perundang-undangan Negara menurut UU
No. 10 Tahun 2004. Nilai instrumental ini dapat
berubah atau diubah.
Pengertian nilai praxis
Definisi dari Nilai Praxis adalah nilai yang
sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata
sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Nilai praxis juga dapat
berubah/diubah
Nilai-Nilai Moral Dan Norma Yang Terkandung Dalam Pancasila Serta Peran Pancasila Dalam Pertahanan
Dan Sumber Perubahan Hukum
1. Pancasila Sebagai Moral Bangsa
Ungkapan Pancasila sebagai moral bangsabukanlah suatu hal yang berlebihan karena Pancasila
mempunyai nilai luhur, norma dan sikap yang bisa dijabarkan menjadi sesuatu yang utuh dan
menyatu dalam kepribadian bangsa kita. Dengan Pancasila sebagai moral bangsa diharapkan akan
membawa perubahan yang baik bagi bangsa sehingga masyarakat Indonesia akan menjadi pribadi
dengan tingkah laku yang baik.
“Dengan penerapan Pancasila sebagai moral bangsa, bangsa kita akan mampu menghindarkan dari
dari watak hipokrit yang senang berpura-pura. Sifat ini akan membatasi manusia untuk berbuat
jujur dan kebohongan akan membawa negara kita pada kehancuran ini.”
Penerapan Pancasila sebagai dasar Negara mengamanatkan bahwa moral Pancasila juga sebagai
moral Negara, artinya negara tunduk pada moral Pancasila. Negara wajib mengamalkan moral
Pancasila . Seluruh tindakan kebijakan Negara harus sesuai dengan pancasila. Seluruh Perundang-
undangan harus mengacu pada pancasila. Nilai-nilai Pancasila menjadi pembimbing dalam
pembuatan policy. Sebagai moral Negara, Pancasila mengandung kewajiban-kewajiban moral bagi
Negara Indonesia.
Pancasila adalah dasar negara yang telah dirumuskan dan disepakati oleh pendiri bangsa kita
sebagai tujuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini,
hendaknya semua tingkah laku bisa dijiwai oleh Pancasila yan bulat dan utuh.
Pancasila sebagai moral bangsaini juga mampu memberikan keyakinan pada masyarakat tentang
keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam suatu hubungan. Hubungan ini tidak hanya
antara kita dan Tuhan tapi juga antara manusia dan manusia serta manusia dan alam. Dengan
hubungan baik yang terjalin ini, diharapkan akan mampu untuk mengejar kemajuan lahiriah dan
batiniah.
Pancasila sebagai moral bangsa juga diharapkan bisa menjadi
tuntutan bagi bangsa kita agar mampu menghindari hal-hal
buruk yang akan membawa bangsa kita pada perubahan yang
memprihatinkan. Dengan penerapan ini, bangsa kita akan
mempunyai manusia-manusia dengan kualitas yang tinggi
sehingga Indonesia akan menjadi bangsa yang maju.
Dengan penerapan Pancasila sebagai moral bangsa, bangsa
kita akan mampu menghindarkan dari dari watak hipokrit
yang senang berpura-pura. Sifat ini akan membatasi manusia
untuk berbuat jujur dan kebohongan akan membawa negara
kita pada kehancuran ini. Nilai Pancasila yang diterapkan akan
membantu anda untuk bersikap tanggung jawab sehingga
tidak perlu melemparkan kesalahaan pada orang lain. Selain
itu, penerapan Pancasila sebagai moral bangsa juga akan
melatih bangsa kita menjadi bangsa yang adil sehingga tidak
akan ada perbudakan pada yang lemah oleh yang kuat.
Penerapan Pancasila sebagai moral bangsa ini juga penting dalam membentuk pribadi yang kuat akan
keyakinan yang benar dan tidak mudah goyah oleh tekanan dan godaan apapun. Selain itu, penerapan
tersebut juga akan membuat kita terhindar dari sifat dengki, cemburu dan juga kurang sabar.
Nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan moral bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai dasar falsafah negara berarti bahwaa moral bangsa telah menjadi moral negara
yaitu mengikat negara sekaligus mengandugn arti telah menjadi sumber tertib negara dan menjadi sumber
tertib hukum serta jiwa seluruh kegiatan negara dalam segala aspek kehidupan negara.
Pancasila merupakan nilai moral, sekaligus mengandung arti sebagai norma. Pancasila sebagai norma
terdiri dari lima norma, sebagi mana tercantum dalam lima sila pancasila yang memiliki unsur bersama,
sehingga dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai moral mengikat seluruh bangsa
Indonesia bahkan sebenarnya seluruh umat manusia karena nilai-nilai moral yang terkandung dalam
Pancasila yang bersifat universal.
Pancasila yang merupakan moral individu bangsa republik Indonesia dan karena telah ditetapkan sebgai
dasar negara maka Pancasila sekaligus menjadi moral negara, sebagai moral individu mengatur sikap dan
tingkah laku orang-perorang sebagai berikut
Sila pertama, mewajibkan untuk mengakui dan memuliakan Tuhan Yang Maha Esa
Sila kedua, mewajibkan untuk mengakui dan memperlakukan semua dan setiap orang sama tanpa
alasan/deskriminasi
Sila ketiga, mewajibkan untuk menjunjung tinggi dan mencintai tanah air, bangsa, dan negara Indonesia, ikut
memperjuangkan kepentingannya, mengambil sikap yang solider dan layak terhadap sesama warga negara
Sila keempat, mewajibkan untuk ikut serta dalam kehidupan politik serta pemerintahan negara
Sila kelima, mewajibkan untuk bersifat adil, berjiwa sosial, memberikan sumbangan yang wajar sesuai
dengan kemampuan dan kedudukan orang-perorang masing-masing kepada negara demi terwujudnya
kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Nilai Pancasila Sebagai Norma Bernegara
Ada hubungannya antara nilai dengan norma. Norma atau kaidah adalah
aturan pedoman bagi manusia dalam berprilaku sebagai perwujudan dari
nilai. Nilai yang abstrak dan normatif dijabarkan dalam wujud norma.
Sebuah nilai mustahil dapat menjadi acuan berprilaku kalau tidak
diwujudkan dalam sebuah norma. Dengan demikian pada dasarnya norma
adalah perwujudan dari nilai. Tanpa dibuatkan norma, nilai tidak bisa
praktis artinya tidak mampu berfungsi kongkret dalam kehidupan sehari-
hari.
Setiap norma pasti mengandung nilai. Nilai sekaligus menjadi sumber
bagi norma. Tanpa ada nilai tidak mungkin terwujud norma. Sebaliknya ,
tanpa dibuat norma , nilai yang hendak dijalankan itu mustahil terwujudkan.
Sebagai contoh ada norma yang berbunyi “Dilarang membuang sampah
sembarangan”atau”Buanglah sampah pada tempatnya”. Norma diatas
berusaha mewujudkan nilai kebersihan. Dengan mengikuti norma tersebut
diharapkan kebersihan sebagai nilai dapat terwujudkan dalam kehidupan.
Ada norma lain misalnya yang berbunyi “Dilarang merokok”. Norma
tersebut dimaksudkan agar terwujud nilai kesehatan
Akhirnya yang tampak dalam kehidupan dan melingkupi kehidupan kita adalah
norma. Norma yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari ada 4 (empat),yaitu
sebagai berikut :
Norma agama
Norma ini disebut juga dengan norma religi atau kepercayaan. Norma
kepercayaan atau keagamaan ditujukan kepada kehidupan beriman. Norma ini
ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan dan dirinya sendiri. Sumber
norma ini adalah ajaran-ajaran kepercayaan atau agam yang oleh pengikut-
pengikutnya dianggap sebagai perintah Tuhan.Tuhanlah yang mengancam
pelanggaran-pelanggaran norma kepercayaan atau agama itu dengan sanksi.
Norma moral (etik)
Norma ini disebut juga dengan norma kesusilaan atau etika atau budi perketi.
Norma moral atau etik adalah norma yang paling dasar. Norma moral
menentukan bagaimana kita menilai seseorang . Norma kesusilaan berhubungan
dengan manusia sebagai individu karena menyangkut kehidupan pribadi. Asal
atau sumber norma kesusilaan adalah dari manusia sendiri yang bersifat otonom
dan tidak ditujukan kepada sikap lahir,tetapi ditujukan kepada sikap batin
manusia. Sanksi atau pelanggaran norma moral berasal dari diri sendiri.
Norma kesopanan
Norma kesopanan disebut juga norma adat,sopan santun,tata karma atau
norma fatsoen. Norma sopan santun didasarkan atas kebiasaan, kepatuhan, atau
kepantasan yang berlaku dalam masyarakat. Daerah berlakunya norma kesopana
itu sempit , terbatas secara local atau pribadi. Sopan santun disuatu daerah tidak
sama dengan daerah lain. Berbeda lapisan masyarakat, berbeda pula sopan
santunnya. Sanksi ats pelanggaran norma kesopanan berasal dari masyarakat
Norma hukum
Norma hukum berasal dari luar diri manusia. Norma
hukum berasal dari kekuasaan luar diri manusia yang
memaksakan kepada kita. Masyarakat secara resmi (Negara)
diberi kuasa untuk memberikan sanksi atau menjatuhkan
hukuman. Dalam hal ini pengadilan sebagai lembaga yang
mewakili masyarakat resmi untuk menjatuhkan hukuman.
Sebagai perangkat nilai dasar, pancasila harus dijabarkan
kedalam norma agar praksis dalam kehidupan bernegara.
Norma yang tepat sebagai penjabaran atas nilai dasar pancasila
tersebut adalah norma etik dan norma hukum. Pancasila
dijabarkan sebagai norma etik karena pada dasarnya nilai-nilai
dasar pancasila adalah nilai-nilai moral. Jadi, pancasila menjadi
semacam etika prilaku para penyelenggara Negara dan
masyarakat Indonesia agar sejalan dengan nilai normatif
pancasila itu sendiri
3. Pancasila Sebagai Nilai Pertahanan Dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan ini dikaitkan dengan penegak hukum yang memiliki
integritas sesuai dengan sumpah jabatan dan tanggung jawab moralsebagai
hukum. Integritas dan moraritas para aparat penegak hukum dengan sendirunya
harusberlandaskan nilai-nilai dannorma yang bersumber pada landasan filosofis
negara pancasila. Hal ini tidak hanya berlaku bagi aparat keamanan, tetapi juga
bagi kalangan politisi dan intelektual.
4. Pancasila Sebagai Sumber Perubahan Hukum
Dalam negara terdapat suatu dasar fundamental atau pokok kaidah yang
merupakan sumber hukum positif, yaitu pancasila.
Pancasila merupakan cita-cita hukum :
a. kerangka berpikir,
b. sumber nilai,
c. sumber arah penyusunan dan perubahan hukum positif di indonesia.
Dalam pengertian inilah pancasila berfungsi sebagai paradigma hukum
terutama kaitannya dengan berbagai macam upaya perubahan atan pembaharuan
hukum. Materi dalam suatu produk hukum dapat senantiasa sesuai dengan
perkembangan zaman, iptek serta perkembangan aspirasi rakyat. Namun sumber
nilai hukumnya harus tetap pancasila, mengingat kenyataan hukum itu tidak
berada pada situasi vakum. Pancasila dipandang sebagai cita-cita hukum dapat
memenuhi fungsi konstitutif dan fungsi regulatif.
Fungsi Konstitutif :
“Pancasila menentukan dasar suatu tata hukum yang memberi arti
dan makna bagi hukum itu sendiri. Tanpa dasar yang diberikan oleh
pancasila, hukum itu akan kehilangan arti dan maknanya.
Fungsi Regulatif :
“Pancasila menentukan apakah suatu hukum positif itu merupakan
produk yang adil atau tudak adil.” Pancasila disebut sebagai sumber
daru segala sumber peraturan perundang-undangan di indonesia
karena ia adalah pangkal derivasi (sumber penjabaran) dari tertib
hukum din indonesia termasuk UUD 1945, yaitu pasal 27 (1).
Sumber hukum pancasila meliput dua pengertian :
Sumber formal hukum, yaitu sumber hukum ditinjau dari bentuk dan
tata cara penyusunan hukum, yang mengingat terhadap
komunitasnya, misalnya UU, PERMEN, PERDA.
Sumber material hukum, yaitu sumber hukum yang menentukan
materi atau isi suatu norma hukum.
Bentuk Prilaku Moral Dalam Pancasila
Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya kpd Tuhan YME.
Contoh: Memeluk satu agama dan menjalankan norma agama tanpa memandang rendah pemeluk
agama lain.
Bangsa Indonesia percaya kpd Tuhan YME sesuai agama dan kepercayaan menurut dasar
beragama.
Contoh: Umat nonmuslim yang tidak makan scr terbuka ketika umat muslim berpuasa.
Membina kerukunan hidup antarumat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
Tuhan.
Contoh: Kebebasan beragama.
Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.