Anda di halaman 1dari 43

Kelompok 6

KETAATAN MORAL
DALAM MELAKSANAKAN
PANCASILA
-
-
-
-
-
 Moral
 Istilah moral itu sendiri berasal dari bahasa latin
mos (jamak: mores), yang berarti juga kebiasaan
dan adat. Moral (Moralitas) adalah
istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki ilai
positif di mata manusia lainnya. Teori moral
adalah penilaian tentang apa yang harus
dilaukan didasarkan pada prinsip-prinsip moral
yang bersumber dari nilai-nilai kebajikan.
 Etika
 Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti
kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika
bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk. Yang mana
dapat disimpulkan bahwa etika adalah: (1) ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk dan terutama tentang hak dan kewajiban moral; (2) kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; (3) nilai mengenai benar atau salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
 Secara terminologis, De Vos mendefinisikan etika sebagai ilmu pengetahuan
tentang kesusilaan (moral). Sedangkan William Lillie mendefinisikannya
sebagai the normative science of the conduct of human being living in societies
is a science which judge this conduct to be right or wrong, to be good or bad.
Sedangkan ethic, dalam bahasa Inggris berarti system of moral principles.
 Dari hasil analisis K Bertens (2004: 6) disimpulkan bahwa etika memiliki tiga
posisi, yaitu sebagai (1) sistem nilai, yakni nilai-nilai dan norma-norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya, (2) kode etik, yakni kumpulan asas atau nilai moral, dan (3)
filsafat moral, yakni ilmu tentang yang baik atau buruk. Dalam poin ini, akan
ditemukan keterkaitan antara etika sebagai sistem filsafat sekaligus artikulasi
kebudayaan
 Pengertian Norma
 Secara umum, Pengertian norma adalah pedoman perilaku untuk
melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok masyarakat.
Norma dapat juga diartikan sebagai petunjuk atua patokan perilaku yang
dibenarkan dan pantas dilakukan saat menjalani interaksi sosial dalam
kelompok masyarakat tertentu. Perbedaan mendaasar mengenai nilai dengan
norma sosial adalah jika norma sosial terdapat sanksi sosial(penghargaan
maupun hukuman) untuk orang yang mematuhi atau melanggar norma. 
 Norma disebut juga dengan peraturan sosial yang sifatnya memaksa
sehingga seluruh anggota masyarakat harus tunduk sesuai dengan norma-
norma yang berlaku sejak lama. Norma merupakan hasil ciptaan mausia
sebagai makhluk sosial. Sejarah terbentuknya norma terjadi secara tidak
sengaja, namun lama-kelamaan norma-norma tersebut disusun dan dibentuk
secara sadar. Norma yang berada dalam masyarakat berisi dan terkandung
tata tertip, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar. 
A. Pengertian Norma Sosial Menurut Definisi Para Ahli 
 Pengertian norma banyak diutarakan oleh beberapa para ahli mengenai
definisi pengertian norma. Macam-macam pengertian norma menurut para ahli
adalah sebagai berikut...
 John J. Macionis: Menurutnya norma adalah aturan-aturan dan harapan-
harapan masyarakat untuk memandu perilaku anggota-anggotanya
 Robert Mz. Lawang: Pengertian norma menurut Robert Mz. Lawang adalah
gambaran mengenai apa yang diinginkan baik dan pantas sehingga sejumlah
angggapan yang baik dan perlu dihargai sebagaimana mestinya
 Hans Kelsen: Menurut Hans Kelsen, pengertian norma adalah perintah yang
tidak personal dan anonim 
 Soerjono Soekano: Pengertian norma menurut soerjono soekanto adalah suatu
perangkat agar hubungan antar masyarakat terjalin dengan baik. 
 Isworo Hadi Wiyono: Pengertian norma menurut Isworo Hadi Wiyono bahwa
norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar
perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perubatan mana yang harus
dihindari. 
 Antony Gidden: Menurut Antony Gidden bahwa pengertian norma adalah
prinsip atau aturan konkret yang seharusnya diperhatikan oleh masyarakat. 
B. Ciri-Ciri Norma Sosial
 Norma sosial mempunyai beberapa ciri-ciri antara lain sebagai berikut : 

 Norma sosial pada umumnya tidak tertulis: Dalam masyarakat, norma sosial

tidak tertulis yang hanya diingat dan diserap serta mempraktekkannya


dalam interkasi antara anggota kelompok masyarakat
 Hasil kesepatakan bersama: Sebagai peraturan sosial yang difungsikan

untuk megnarahkan perilaku seluruh anggota masyarakat. Norma sosial


dibentuk dan disepakati bersama seluruh warga masyarakat
 Mengalami perubahan: Sebagai aturan yang lahir dari proses interkasi sosial

di masyarakat, norma mengalami perubahan sesuai atas keinginan dan


kebutuhan dari anggota masyarakat itu sendiri. 
 Ditaati bersama: Norma sosial merupakan seperangkat aturan sosial untuk

mengarahkan dan menertipkan perilaku anggota masyarakat untuk dari


keinginan bersama. Oleh sebab itu, norma didukung dan ditaati bersama. 
 Pelanggar norma mendapatkan saksi: Norma sosial bersifat memaksa

individu agar berperilaku untuk sesuai dengan kehendak bersama.


Sehingga pelanggaran diberikansanksi dengan tindakan atau daya ikat
norma.
C. Macam-Macam Norma  Norma kesopanan
 Norma agama  Adapun norma kesopanan yang
 Yang pertama adalah norma hidup di masyarakat, sehingga
agama, norma yang didasarkan kita bersikap sopan dan santun
pada aturan agama masing- untuk menghargai sesama.
masing individu yang Berikut adalah contoh norma
menganutnya. Norma agama kesopanan.
datang dari Tuhan sehingga tidak  Mengucapkan salam ketika
bisa dibantah oleh siapapun. bertemu dengan orang lain dan
Untuk itu semua masyarakat memberi senyum.
yang tinggal di Indonesia harus  Berjalan pelan dan menundukkan
mempunyai agama sehingga bisa kepala saat lewat didepan orang
menjalankan norma agama tua.
dengan baik. Berikut adalah
 Membuang sampah pada
beberapa contoh norma agama
tempatnya
yang berkembang di Indonesia.
 Menjalankan perintah agama dan
menjauhi larangan, seperti
melakukan beberapa hal buruk,
misalnya berjudi, mabuk,
memfitnah orang lain dan masih
banyak lainnya.
 Melaksanakan ibadah rutin
 Norma hukum
 Selanjutnya ada norma hukum yang dijadikan sebagai pedoman masyarakat
dalam menjalankan hukum yang berlaku, norma hukum bersifat tegas dan
memaksa, dimana semua orang harus mematuhinya tanpa terkecuali.
 Mematuhi aturan lau lintas
 Memnuhi semua persyaratan menjadi pengendara motor atau mobil yang baik
 Mempunyai kartu identitas sebagai salah satu syarat warga negara yang baik
 Norma kesusilaan
 Sedangkan di poin ke empat kita memiliki norma kesusilaan, norma kesusialaan
tinggal dimasyarakat dan bila ada yang melanggar norma ini akan dikucilkan
dari masyarakat. Berikut adalah contoh norma kesusilaan.
 Menghargai dan menghormati hak dan kewajiban orang lain.
 Menghormati mereka yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
 Berkata dan bertindak jujur dalam masyarakat. 
 Norma adat
 Dan yang terkhir adalah norma adat, norma yang masih berlaku dimasyarakat
mengenai aturan adat tertentu, berikut adalah contoh norma adat.
 Melakukan upacara adat yang biasa dilakukan.
 Menghargai kegiatan adat yang dijalankan.
D. Fungsi dan Peranan Norma Sosial
 Norma memiliki beberapa fungsi dan peranannya dalam

kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut :


 Sebagai pedoman hidup untuk seluruh masyarkat di

wilayah tertentu
 Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan

warga masyarkat
 Menciptakan kondisi dengan susanan yang tertip dalam

masyarakat
 Wujud konkret terhadap nilai-nilai di masyarakat

 Mengikat seluruh warga masyarkat, karena disertai

dengan sanksi dan aturan tegas bagi yang melanggar


 Merupakan standar atau skala dari seluruh kategori

tingkah laku suatu masyarakat.


E. Pengertian Nilai
 Nilai (value, bhs. Inggris) diartikas sebagai harga, penghargaan, penaksiran. Nilai adalah salah satu bagian penting dari
kebudayaan itu sendiri. Suatu tindakan dapat diterima secara moral apabila harmonis ataupun selaras dengan nilai nilai yang
telah disepakati dan dijunjung oleh masyarakat dimana tindakan tersebut dilakukan. Pengertian nilai secara menyeluruh
adalah konsep konsep umum tentang sesuatu dianggap baik, patut, layak, pantas yang keberadaannya dicita citakan,
diinginkan, dihayati, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari dan menjadi tujuan kehidupan bersama di dalam
kelompok masyarakat tersebut, mulai dari unit kesatuan sosial terkecil hingga suku, bangsa, dan masyarakat internasional.
 Ciri-ciri nilai
 Menurut Andrain, nilai nilai memiliki 6 ciri atau karakteristik yaitu:
 Umum dan abstrak.

 Nilai adalah patokan umum tentang sesuatu yang dicita citakan atau dianggap baik. Nilai dapat dikatakan

umum sebab tidak akan ada masyarakat tanpa pedoman umum tentang sesuatu yang dianggap baik, patut,
layak, pantas sekaligus sesuatu menjadi larangan atau tabu bagi kehidupan masing masing kelompok. Nilai
sosial memiliki sifat abstrak, artinya nilai tidak hanya dilihat sebagai benda secara fisik terlihat, dapat diraba
ataupun difoto .
 Konsepsional

Nilai memiliki ciri konsepsional artinya bahwa nilai nilai tersebut hanya diketahui berdasarkan ucapan
ucapan, tulisan dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang. 
 Nilai Mengandung Kualitas moral

Kualitas moral suatu masyarakat baik individu ataupun kelompok ditentukan oleh nilai nilai
yang dianut oleh masyarakat tersebut..
 Nilai tidak selamanya realistik

Nilai yang ada dalam masyarakat biasanya bersifat idealis atau tidak mampu secara penuh
dilaksanakan. Hal ini dikarenakan sifat nilai yang abstrak sehingga pemahamannya tidak mampu sama untuk
tiap individu dalam masyarakat tersebut.
 Dalam bermasyarakat, Nilai bersifat campuran

 Cenderung bersifat stabil.


 Macam-macam Nilai
 Dalam filsafat nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu :
 Nilai Logika adalah nilai benar salah, contohnya jika seorang siswa dapat
menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia keliru dalam
menjawab kita katakan salah. Kita tidak bisa mengatakan bahwa siswa itu
buruk karena jawabannya salah. Sebab buruk adalah nilai moral sehingga
bukan pada tempatnya kita untuk mengatakan demikian.
 Nilai Estetika adalah nilai indah tidak indak, maksudnya apabila kita melihat
suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan
makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan.
Seseorang akan merasakan senang dengan melihat sebuah lukisan yang
menurutnya indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu.
Dan kita tidak bisa memaksakan bahwa lukisan itu indah.
 Nilai Moral adalah nilai baik buruk, yaitu suatu nilai yang menangani
kelakuan baik atau buruknya manusia. Karena moral selalu berhubungan
dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan
dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai seperti ini lebih terkait dengan
tingkah laku kita sehari-hari.
 Dalam kehidupan, nilai itu banyak sekali dan beragam. Nilai yang banyak
tersebut dapat diklasifikasikan atau digolong-golongkan. Nilai juga memiliki
tingkatan.
 Menurut Prof. Notonegoro dan Kaelan (2000), nilai ada 3 macam yaitu sebagi berikut :
 Nilai materil yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau
kebutuhan ragawi manusia.
 Nilai Vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan
atau aktivitas.
 Nilai Kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Niali kerohanian ini
meliputi :
 Nilai Kebenaran, yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
 Nilai Keindahan, atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan (emotion) manusia.
 Nilai Kebaikan, atau nilai moral yang bersumber pada unsur
 kehendak (karsa) manusia.
 Sedangkan Walter G. Everet menggolongkan nilai-nilai manusiawi dalam delapan kelompok
yaitu :
 Nilai-nilai Ekonomis (meliputi semua benda yang dapat dibeli dan ditunjukan oleh harga pasar)
 Nilai-nilai Kejasmanian (membantu pada kesehatan, efisiensi dari kehidupan badan)
 Nilai-nilai Hiburan (nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyeimbangkan pada
pengayaan hidup)
 Nilai-nilai sosial (berasal mula dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan)
 Nilai-nilai watak (keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan)
 Nilai-nilai estetis (nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni)
 Nilai-nilai intelektual (nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran)
 Nilai-nilai Keagamaan
 Hubungan Nilai, Norma, Etika dan Moral
 Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan norma dan etika. Dalam pengertian inilah maka kita
memasuki wilayah norma sebagai penutup sikap dan tingkah laku manusia. Sedangkan hubungan
moral dengan etika sangat erat sekali dan kadangkala kedua hal tersebut di samakan begitu saja.
Namun sebenarnya kedua hal tersebut memiliki perbedaan. Moral merupakan suatu ajaran-ajaran
ataupun wewenang-wewenang, patokan-patokan, kumpulan peraturan, baik lisan maupun tertulis
tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. Sedangkan
Etika tidak berwenang menentukan apa yang boleh atau tidak boleh di lakukan oleh seseorang.
 Nilai, norma dan moral langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang cukup erat,
karena masing-masing akan menentukan etika bangsa ini. Hubungan antarnya dapat diringkas
sebagai berikut :
 Nilai: kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (lahir dan batin).
 Nilai bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati oleh manusia;
 Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu pertimbangan batiniah
manusia;
 Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek, dan bersifat obyektif bila melekat pada
sesuatu yang terlepas darti penilaian manusia.
 Norma: wujud konkrit dari nilai, yang menuntun sikap dan tingkah laku manusia. Norma hukum
merupakan norma yang paling kuat keberlakuannya karena dapat dipaksakan oleh suatu kekuasaan
eksternal, misalnya penguasa atau penegak hukum.
 Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika
 Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan tercermin pada sikap dan tingkah
lakunya. Norma menjadi penuntun sikap dan tingkahlaku manusia.
 Moral dan etika sangat erat hubungannya. Etika adalah ilmu pengetahuan yangmembahas tentang
prinsip-prinsip moralitas. Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa yang
ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan Manusia.
1. Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila
 Nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila setidaknya ada 3, yaitu nilai dasar, nilai
instrumental dan nilai praxis. Apa pengertian dari ketiga nilai tersebut, berikut ini kami
jelaskan secara singkat.
 Nilai Dasar

 Definisi dari nilai dasar adalah nilai-nilai dasar yang mempunyai sifat tetap (tidak berubah),
nilai-nilai ini terdapat dalam Pembukaan UUD 194. Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial) kemudian dijabarkan menjadi
nilai-nilai instrumental dan nilai praxis yang lebih bersifat fleksibel dalam bentuk aturan
atau norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai dasar yang memiliki sifat tetap (tidak berubah), nilai-nilai ini terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4. Nilai nilai itu adalah nilai Ketuhanan (Sila Pertama), nilai
kemanusian, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan sosial. Nilai nilai dasar ini
tidak dapat di rubah, dan menjadi dasar atau landasan pokok dan fundamental bagi
penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila adalah sebagai dasar negara dan ideologi
negara kita. Berikut adalah penjelasan dari nilai-nilai dasar Pancasila :
 Nilai Ketuhanan
 Nilai dasar Pancasila yang pertama adalah nilai Ketuhanan. Nilai yang terdapat pada sila
yang pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa" mempunyai arti bahwa adanya pengakuan dan
keyakinan suatu bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Artinya
bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempercayai adanya Tuhan sehingga merupakan
bangsa religious, dan bukan merupakan atheis (golongan yang tidak percaya adanya
Tuhan). Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk
memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antar umat beragama.
 Nilai Kemanusiaan
 Sila yang kedua pada Pancasila adalah "Kemanusiaan yang adil dan beradab".
Nilai kemanusian ini mengandung arti bahwa kesadaran sikap dan perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Sila ini
juga mengartikan bahwa setiap manusia memiliki hak dasar yang dimilikinya
sejak lahir, dan tidak boleh kita rampas hak-haknya. Hak ini sering kita sebut
dengan hak asasi manusia (HAM)
 Nilai Persatuan
 Bunyi sila yang ketiga dari Pancasila adalah "Persatuan Indonesia", ini
mengandung arti bahwa bangsa kita harus bersatu dalam kebulatan rakyat untuk
membina rasa nasionalisme dalam NKRI. Persatuan Indonesia mengartikan
bahwa, dengan perbedaan yang dimiliki masing masing daerah seperti
perbedaan suku, ras, agama, warna kulit, bahasa dan masih banyak lagi kita
harus tetap bersatu, sesuai dengan semboyan kita "Bhineka Tunggal Ika" yang
memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Perbedaan jangan dijadikan
sebagai alasan untuk berselisih atau bermusuhan, perbedaan kita jadikan sebagai
alat pemersatu membentuk negara Indonesia yang berwarni warni dengan
kebudayaan yang beraneka ragam. Kita akan kuat kalau kita bersatu, dan dulu
para pejuang dapat meraih kemerdekaan berkat mereka menjunjung persatuan
demi kepentingan bersama
 Nilai kerakyatan
 Bunyi sila keempat pada Pancasila adalah "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan", ini memiliki arti bahwa negara
kita menggunakan prinsip demokrasi, pemerintahaan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat yang mana untuk menyelesaikan masalah diselesaikan dengan jalan
musywarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan (legislatif seperti DPR).
Jadi kita sebagai rakyat di wakili oleh wakil wakil rakyat, dan seharusnya wakil wakil
rakyat tersebut berpihak kepada rakyat bukan kepada golongan atau partai atau
malah mementingkan kepentingan individu.
 Nilai Keadilan
 Sila pancasila yang kelima adalah "Keadilan sosial bagi seluruh rayat Indonesia",
mengandung arti bahwa salah satu tujuan yang hendak dicapai oleh bangsa kita
adalah tercapainya masyarakat yang adil dan makmur secara lahiriah maupun
batiniah. Keadilan adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh rakyat Indonesia,
terutama mereka para rakyat kecil. Karena biasanya rakyat kecil selalu kalah
(tertindas) oleh mereka yang memiliki kedudukan dan kekayaan yang lebih tinggi.
Semua rakyat Indonesia harus memperoleh keadilan.
 Nilai dasar dari Pancasila ini masih bersifat abstrak dan normatif, maka dari itu isinya
belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat dioperasionalkan maka perlu dijabarkan
menjadi nilai instrumental, setelah itu dijabarkan lagi kedalam nilai praxis
 Pengertian nilai instrumental
 Definisi dari nilai instrumental adalah penjabaran
lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih kreatif dan
dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan peraturan
Perundang-undangan lainnya, dalam Tata Urutan
Peraturan Perundang-undangan Negara menurut UU
No. 10 Tahun 2004. Nilai instrumental ini dapat
berubah atau diubah.
 Pengertian nilai praxis
 Definisi dari Nilai Praxis adalah nilai yang
sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata
sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Nilai praxis juga dapat
berubah/diubah
 Nilai-Nilai Moral Dan Norma Yang Terkandung Dalam Pancasila Serta Peran Pancasila Dalam Pertahanan
Dan Sumber Perubahan Hukum
1. Pancasila Sebagai Moral Bangsa

Ungkapan Pancasila sebagai moral bangsabukanlah suatu hal yang berlebihan karena Pancasila
mempunyai nilai luhur, norma dan sikap yang bisa dijabarkan menjadi sesuatu yang utuh dan
menyatu dalam kepribadian bangsa kita. Dengan Pancasila sebagai moral bangsa diharapkan akan
membawa perubahan yang baik bagi bangsa sehingga masyarakat Indonesia akan menjadi pribadi
dengan tingkah laku yang baik.
 “Dengan penerapan Pancasila sebagai moral bangsa, bangsa kita akan mampu menghindarkan dari

dari watak hipokrit yang senang berpura-pura. Sifat ini akan membatasi manusia untuk berbuat
jujur dan kebohongan akan membawa negara kita pada kehancuran ini.”
 Penerapan Pancasila sebagai dasar Negara mengamanatkan bahwa moral Pancasila juga sebagai

moral Negara, artinya negara tunduk pada moral Pancasila. Negara wajib mengamalkan moral
Pancasila . Seluruh tindakan kebijakan Negara harus sesuai dengan pancasila. Seluruh Perundang-
undangan harus mengacu pada pancasila. Nilai-nilai Pancasila menjadi pembimbing dalam
pembuatan policy. Sebagai moral Negara, Pancasila mengandung kewajiban-kewajiban moral bagi
Negara Indonesia.
 Pancasila adalah dasar negara yang telah dirumuskan dan disepakati oleh pendiri bangsa kita

sebagai tujuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini,
hendaknya semua tingkah laku bisa dijiwai oleh Pancasila yan bulat dan utuh. 
Pancasila sebagai moral bangsaini juga mampu memberikan keyakinan pada masyarakat tentang
keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam suatu hubungan. Hubungan ini tidak hanya
antara kita dan Tuhan tapi juga antara manusia dan manusia serta manusia dan alam. Dengan
hubungan baik yang terjalin ini, diharapkan akan mampu untuk mengejar kemajuan lahiriah dan
batiniah.
 Pancasila sebagai moral bangsa juga diharapkan bisa menjadi
tuntutan bagi bangsa kita agar mampu menghindari hal-hal
buruk yang akan membawa bangsa kita pada perubahan yang
memprihatinkan. Dengan penerapan ini, bangsa kita akan
mempunyai manusia-manusia dengan kualitas yang tinggi
sehingga Indonesia akan menjadi bangsa yang maju.
 Dengan penerapan Pancasila sebagai moral bangsa, bangsa
kita akan mampu menghindarkan dari dari watak hipokrit
yang senang berpura-pura. Sifat ini akan membatasi manusia
untuk berbuat jujur dan kebohongan akan membawa negara
kita pada kehancuran ini. Nilai Pancasila yang diterapkan akan
membantu anda untuk bersikap tanggung jawab sehingga
tidak perlu melemparkan kesalahaan pada orang lain. Selain
itu, penerapan Pancasila sebagai moral bangsa juga akan
melatih bangsa kita menjadi bangsa yang adil sehingga tidak
akan ada perbudakan pada yang lemah oleh yang kuat.
 Penerapan Pancasila sebagai moral bangsa ini juga penting dalam membentuk pribadi yang kuat akan
keyakinan yang benar dan tidak mudah goyah oleh tekanan dan godaan apapun. Selain itu, penerapan
tersebut juga akan membuat kita terhindar dari sifat dengki, cemburu dan juga kurang sabar.
 Nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan moral bangsa

Indonesia. Pancasila sebagai dasar falsafah negara berarti bahwaa moral bangsa telah menjadi moral negara
yaitu mengikat negara sekaligus mengandugn arti telah menjadi sumber tertib negara dan menjadi sumber
tertib hukum serta jiwa seluruh kegiatan negara dalam segala aspek kehidupan negara.
 Pancasila merupakan nilai moral, sekaligus mengandung arti sebagai norma. Pancasila sebagai norma

terdiri dari lima norma, sebagi mana tercantum dalam lima sila pancasila yang memiliki unsur bersama,
sehingga dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai moral mengikat seluruh bangsa
Indonesia bahkan sebenarnya seluruh umat manusia karena nilai-nilai moral yang terkandung dalam
Pancasila yang bersifat universal.
 Pancasila yang merupakan moral individu bangsa republik Indonesia dan karena telah ditetapkan sebgai

dasar negara maka Pancasila sekaligus menjadi moral negara, sebagai moral individu mengatur sikap dan
tingkah laku orang-perorang sebagai berikut
 Sila pertama, mewajibkan untuk mengakui dan memuliakan Tuhan Yang Maha Esa

 Sila kedua, mewajibkan untuk mengakui dan memperlakukan semua dan setiap orang sama tanpa

alasan/deskriminasi
 Sila ketiga, mewajibkan untuk menjunjung tinggi dan mencintai tanah air, bangsa, dan negara Indonesia, ikut

memperjuangkan kepentingannya, mengambil sikap yang solider dan layak terhadap sesama warga negara
 Sila keempat, mewajibkan untuk ikut serta dalam kehidupan politik serta pemerintahan negara

 Sila kelima, mewajibkan untuk bersifat adil, berjiwa sosial, memberikan sumbangan yang wajar sesuai

dengan kemampuan dan kedudukan orang-perorang masing-masing kepada negara demi terwujudnya
kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia.
 2. Nilai Pancasila Sebagai Norma Bernegara
 Ada hubungannya antara nilai dengan norma. Norma atau kaidah adalah
aturan pedoman bagi manusia dalam berprilaku sebagai perwujudan dari
nilai. Nilai yang abstrak dan normatif dijabarkan dalam wujud norma.
Sebuah nilai mustahil dapat menjadi acuan berprilaku kalau tidak
diwujudkan dalam sebuah norma. Dengan demikian pada dasarnya norma
adalah perwujudan dari nilai. Tanpa dibuatkan norma, nilai tidak bisa
praktis artinya tidak mampu berfungsi kongkret dalam kehidupan sehari-
hari.
 Setiap norma pasti mengandung nilai. Nilai sekaligus menjadi sumber
bagi norma. Tanpa ada nilai tidak mungkin terwujud norma. Sebaliknya ,
tanpa dibuat norma , nilai yang hendak dijalankan itu mustahil terwujudkan.
Sebagai contoh ada norma yang berbunyi “Dilarang membuang sampah
sembarangan”atau”Buanglah sampah pada tempatnya”. Norma diatas
berusaha mewujudkan nilai kebersihan. Dengan mengikuti norma tersebut
diharapkan kebersihan sebagai nilai dapat terwujudkan dalam kehidupan.
Ada norma lain misalnya yang berbunyi “Dilarang merokok”. Norma
tersebut dimaksudkan agar terwujud nilai kesehatan
 Akhirnya yang tampak dalam kehidupan dan melingkupi kehidupan kita adalah
norma. Norma yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari ada 4 (empat),yaitu
sebagai berikut :
 Norma agama
 Norma ini disebut juga dengan norma religi atau kepercayaan. Norma
kepercayaan atau keagamaan ditujukan kepada kehidupan beriman. Norma ini
ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan dan dirinya sendiri. Sumber
norma ini adalah ajaran-ajaran kepercayaan atau agam yang oleh pengikut-
pengikutnya dianggap sebagai perintah Tuhan.Tuhanlah yang mengancam
pelanggaran-pelanggaran norma kepercayaan atau agama itu dengan sanksi.
 Norma moral (etik)
 Norma ini disebut juga dengan norma kesusilaan atau etika atau budi perketi.
Norma moral atau etik adalah norma yang paling dasar. Norma moral
menentukan bagaimana kita menilai seseorang . Norma kesusilaan berhubungan
dengan manusia sebagai individu karena menyangkut kehidupan pribadi. Asal
atau sumber norma kesusilaan adalah dari manusia sendiri yang bersifat otonom
dan tidak ditujukan kepada sikap lahir,tetapi ditujukan kepada sikap batin
manusia. Sanksi atau pelanggaran norma moral berasal dari diri sendiri.
 Norma kesopanan
 Norma kesopanan disebut juga norma adat,sopan santun,tata karma atau
norma fatsoen. Norma sopan santun didasarkan atas kebiasaan, kepatuhan, atau
kepantasan yang berlaku dalam masyarakat. Daerah berlakunya norma kesopana
itu sempit , terbatas secara local atau pribadi. Sopan santun disuatu daerah tidak
sama dengan daerah lain. Berbeda lapisan masyarakat, berbeda pula sopan
santunnya. Sanksi ats pelanggaran norma kesopanan berasal dari masyarakat
 Norma hukum
 Norma hukum berasal dari luar diri manusia. Norma
hukum berasal dari kekuasaan luar diri manusia yang
memaksakan kepada kita. Masyarakat secara resmi (Negara)
diberi kuasa untuk memberikan sanksi atau menjatuhkan
hukuman. Dalam hal ini pengadilan sebagai lembaga yang
mewakili masyarakat resmi  untuk menjatuhkan hukuman.
 Sebagai perangkat nilai dasar, pancasila harus dijabarkan
kedalam norma agar praksis dalam kehidupan bernegara.
Norma yang tepat sebagai penjabaran atas nilai dasar pancasila
tersebut adalah norma etik dan norma hukum. Pancasila
dijabarkan sebagai norma etik karena pada dasarnya nilai-nilai
dasar pancasila adalah nilai-nilai moral. Jadi, pancasila menjadi
semacam etika prilaku para penyelenggara Negara dan
masyarakat Indonesia agar sejalan dengan nilai normatif
pancasila itu sendiri
 3. Pancasila Sebagai Nilai Pertahanan Dan Keamanan
 Pertahanan dan keamanan ini dikaitkan dengan penegak hukum yang memiliki
integritas sesuai dengan sumpah jabatan dan tanggung jawab moralsebagai
hukum. Integritas dan moraritas para aparat penegak hukum dengan sendirunya
harusberlandaskan nilai-nilai dannorma yang bersumber pada landasan filosofis
negara pancasila. Hal ini tidak hanya berlaku bagi aparat keamanan, tetapi juga
bagi kalangan politisi dan intelektual.
 4. Pancasila Sebagai Sumber Perubahan Hukum
 Dalam negara terdapat suatu dasar fundamental atau pokok kaidah yang
merupakan sumber hukum positif, yaitu pancasila.
 Pancasila merupakan cita-cita hukum :
 a. kerangka berpikir,
 b. sumber nilai,
 c. sumber arah penyusunan dan perubahan hukum positif di indonesia.
 Dalam pengertian inilah pancasila berfungsi sebagai paradigma hukum
terutama kaitannya dengan berbagai macam upaya perubahan atan pembaharuan
hukum. Materi dalam suatu produk hukum dapat senantiasa sesuai dengan
perkembangan zaman, iptek serta perkembangan aspirasi rakyat. Namun sumber
nilai hukumnya harus tetap pancasila, mengingat kenyataan hukum itu tidak
berada pada situasi vakum. Pancasila dipandang sebagai cita-cita hukum dapat
memenuhi fungsi konstitutif dan fungsi regulatif.
 Fungsi Konstitutif :
 “Pancasila menentukan dasar suatu tata hukum yang memberi arti
dan makna bagi hukum itu sendiri. Tanpa dasar yang diberikan oleh
pancasila, hukum itu akan kehilangan arti dan maknanya.
 Fungsi Regulatif :
 “Pancasila menentukan apakah suatu hukum positif itu merupakan
produk yang adil atau tudak adil.” Pancasila disebut sebagai sumber
daru segala sumber peraturan perundang-undangan di indonesia
karena ia adalah pangkal derivasi (sumber penjabaran) dari tertib
hukum din indonesia termasuk UUD 1945, yaitu pasal 27 (1).
 Sumber hukum pancasila meliput dua pengertian :
 Sumber formal hukum, yaitu sumber hukum ditinjau dari bentuk dan
tata cara penyusunan hukum, yang mengingat terhadap
komunitasnya, misalnya UU, PERMEN, PERDA.
 Sumber material hukum, yaitu sumber hukum yang menentukan
materi atau isi suatu norma hukum.
 Bentuk Prilaku Moral Dalam Pancasila
 Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya kpd Tuhan YME.

Contoh: Memeluk satu agama dan menjalankan norma agama tanpa memandang rendah pemeluk
agama lain.
 Bangsa Indonesia percaya kpd Tuhan YME sesuai agama dan kepercayaan menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.


Contoh: Tidak melecehkan agama lain seperti membakar rumah ibadah, dll.
 Menghormati dan menghargai setiap pemeluk agama agar tercipta kerukunan hidup antarumat

beragama.
Contoh: Umat nonmuslim yang tidak makan scr terbuka ketika umat muslim berpuasa.
 Membina kerukunan hidup antarumat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.

Contoh: Saling membantu dlm pelaksanaan acara keagamaan.


 Manusia bebas memilih agama yang akan di peluknya krn agama berhubungan lgs dengan

Tuhan.
Contoh: Kebebasan beragama.
 Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

Contoh: Tidak meribut saat org lain beribadah.


 Tidak memaksakan suatu agama terhadap orang lain krn kepercayaan bukanlah suatu paksaan.

Contoh: Memaksakan agama krn jumlah penganut.


 Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya.
 Contoh: Menentang keras human trafficking (perdagangan manusia).
 Mengakui persamaan derajat dan HAM, tanpa membedakan ras, kasta, gender, dll.
 Contoh: Peluang kerja setiap individu sama tanpa perbedaan.
 Saling menyayangi dan menghargai agar tercipta kerukunan.
 Contoh: Berusaha utk tidak menyakiti hati org lain.
 Saling toleransi dan tenggang rasa serta inhin berbaur.
 Contoh: Kerja bakti.
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Contoh: Atasan tidak boleh merendahkan bawahannya.
 Menjunjung tinghi nilai kemanusiaan.
 Contoh: Saling menghargai dan menghormati.
 Gemar melakukan kegiataan kemanusiaan
 Contoh: Bakti sosial, dan bentuk kepedulian sosial lainnya.
 Berani membela kebebaran dan keadilan.
 Contoh: Bersedia mjd saksi atas sebuah kasus/insiden.
 Menumbuhkan rasa kemanusiaan dalam diri masing-masing. Yakin bahwa kita sama dengan
manusia lainnya dan dapat berbuat sesuatu untuk dunia.
 Contoh:
 Mengembangkan sikap hormat dan kerjasama.
 Contoh: Tergabungnya Indonesia dlm anggota PBB.
  
 Sila ketiga: Persatuan Indonesia
 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
 Contoh: Tidak berpindah kewarganegaraan ketika negara sedang bermasalah.
 Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
 Contoh: ABRI yang di tempatkan di lokasi ancaman.
 Mengembangkan rasa cinta kpd tanah air.
 Contoh: Tidak menggunakan produk luar negeri dan menggunakan produk dalam
negeri.
 Mengembangkan sikap cinta tanah air.
 Contoh: Menjaga kebersihan dan kelestarian Indonesia
 Memelihara ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
 Contoh: Relawan PBB yang dikirim utk menjaga perdamaian dunia.
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
 Contoh: Tidak mendiskriminasi seseorang.
 Bergaul dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan.
 Contoh: Kodrat setiap manusia sama tanpa perbedaan ras, gender, agama, dll
 Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyarahan/perwakilan
 WNI berkedudukan dan memiliki hak dan kewajiban yang sama.
 Contoh: Peluang pendidikan dan pekerjaan setiap orang sama.
 Tidak memaksakan kehendak terhadap orang lain.
Contoh: Penyuapan.
 Mengutamakan musyawarah dlm mengambil keputusan utk kepentingan bersama.
Contoh: Perbedaan pendapat dpt disatukan dlm permusyawarahan.
 Musyawarah utk mencapai mufakat dan saling menghargai pendapat.
Contoh: Perbedaan pendapat harus saling dihargai.
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dlm musyawarah.
Contoh: Keputusan yang telah di ambil melalui musyawarah harus dihargai.
 Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah dengan rasa tanggung jawab.
Contoh: Tidak boleh egois dan berusaha utk merusak keputusan yang telah di ambil karena ego
semata.
 Mengutamakan kepentingan bersama dlm permusyawarahan.
Contoh: Berpendapat yang dpt menguntungkan seluruh pihak, bukan pihak golongan.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hari nurani yang luhur.
Contoh: Pendapat dan keputusan dlm musyawarah tidak boleh didasarkan atas rasa benci dan
dendam yang dpt merugikan.
 Keputusan yang di ambil harus dpt di pertanggungjawabkan kpd Tuhan YME dan
mengutamakan kepentingan bersama.
 Contoh: Pengambilan keputusan harus dilalui dengan jalan yang benar.
 Memberi kepercayaan kpd wakil-wakil yang di percayai utk melaksanakan musyawarah.
Contoh: Wakil yang dipercaya utk musyawarah haruslah org yang jujur dan bijak.
 Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
 Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan agar tercipta kerukunan
dan keadilan.
Contoh: Tidak melakukan jalan pintas utk mencapai suatu tujuan krn dpt merugikan pihak lain.
 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
 Contoh: Hukum yang hanya berlaku utk orang kecil.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Contoh: Di lalu lintas, kita berhak mendapatkan kenyamanan dlm berkendara namun tetap menaati peraturan
lalu lintas.
 Menghormati hak orang lain.
 Contoh: Berkendara sesuka hati.
 Suka memberi pertolongan kpd orang lain agar dpt berdiri sendiri.
 Contoh: Memberi bantuan usaha mandiri.
 Tidak menggunakan hak milik utk usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
Contoh: Pemilik yang melakukan pemerasan biaya sewa yang tinggi tanpa memperhatikan kesejahteraan para
penyewa.
 Tidak menggunakan hak milik utk hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
Contoh: Korupsi.
 Tidak menggunakan hak milik utk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Contoh: Membangun pabrik dan mengalirkan limbahnya menuju perkampungan dan merugikan warga sekitar.
 Suka bekerja keras,
 Contoh: Gigih berusaha sekalipun selalu menemui kegagalan.
 Menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan berupa gambar ataupun
musik.
 Contoh: Tidak mengolok-olok hasil kerja keras orang lain.
 Suka melakukan kegiatan dlm rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
 Contoh: Memberikan bantuan kpd orang kecil
 Aktualisasi Pancasila
 Aktualisasi Pancasila adalah menerapkan pengamalan nilai-nilai tersebut
dalam hidup keseharian. Dan kita akan terus menjadikan Pancasila sebagai
pedoman berbangsa --bangsa Indonesia. Dan Pancasila akan selalu bertahan dan
dipakai dalam setiap pengambilan keputusan. Ruang lingkup untuk penerapan
aktualisasi pancasila dan UUD 45 anatara lain ruang politik, ekonomi, sosial
budaya,  dan hukum di negara Indonesia. 
 Dalam kehidupan berpolitik saat ini belum mencerminkan aktualisasi
Pancasila dengan benar. Partai politik sering mengabaikan kepentingan rakyat
dan mengutamakan kepentingan partai atau golongannya. Nilai-nilai dalam
Pancasila menegaskan bahwa politik yang dilandasi kedaulatan rakyat sesuai
dengan hak asasi manusia. Karena itu harus diupayakan menjaga system politik
yang berkedaulatan rakyat dan demokrasi ini. Selain itu partai politik harus
mandiri dalam memperjuangkan kepentingan rakyat serta terus melakukan
pendidikan politik dan membangun budaya politik yang demokratis.
 Dalam bidang ekonomi saat ini, terlihat kurang terwujudnya
perkembangan ekonomi di Indonesia dikarenakan kurang adanya
mekanisme perjuangan pemerintah untuk menyamaratakan derajat
pendidikan yang menjadi kendala utama yaitu masalah ekonomi.
Biaya yang mahal dan sebagainya. Juga banyaknya kesenjangan
sosial dalam masyarakat, baik antara sesama pengusaha atau-pun
dengan rakyat biasa. Ekonomi menurut pancasila adalah
berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya walaupun
terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama
untuk memajukan bangsa Indonesia. Jadi walaupun kita
menjalankan persaingan bebas dibidang pemasaran dengan
menerapkan aktualisasi Pancasila tersebut kita dapat mengatur
sendiri bagaimana arti sebenarnya persaingan yang bebas itu tapi
tetap dapat mewujudkan bersama cita – cita bangsa. Pengalaman
ekonomi haruslah didasarkan dengan azas kekeluargan dan gotong
royong. Sehingga interaksi antar pelaku ekonomi sama-sama
menguntungkan dan tidak saling menjatuhkan. Aktualisasi
Pancasila dalam bidang ekonomi menekankan pada pengembangan
kemampuan dasar yang harus berkembang, penggunaan ilmu dan
teknologi untuk mengelola sumber daya alam demi kesejateraan
rakyat. Dan membangun etos rasa profesionalisme yang tinggi dan
pertanggung jawaban terhadap pekerjaannya
 Dalam bidang sosial budaya : aktualisasi Budaya Demokrasi,
Budaya Politik dan Budaya Pers mempunyai kendala atau faktor-
faktor penghambat dalam pelaksanaannya, hal ini sangat terasa
yang mana penggunaan Sistem Demokrasi,Politik dan Pers yang
baik masih sebatas pada teori. Masih banyaknya rakyat Indonesia
yang primitif dan kurangnya rasa toleransi terhadap satu unsur
budaya denagn budaya lain adalah salah satu pemicu terjadinya
kekacauan antar satu-suku dengan suku lain. Dari sini sangatlah di
perlukan pengaktualisasi pancasila dan UUD'45 sebagai dasar
pedoman pemersatu bangsa.kita janganlah hanya melihat dari
sebelah sisi saja terhadap suku budaya lain. Karena dari sana akan
terwujud persatuan dari banyaknya perbedaan dibangsa
ini.Karena itu aktualisasi pancasila harus bisa mengangkat nilai-
nilai yang dimiliki bangsa Indonesia seperti menghormati
martabatnya sebagai manusia, memperlakukan secara manusiawi
dan adil sebagaimana tertuang dalam pancasila, sila ke 5
yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, memberi
kesejahteraan yang layak bagi manusia dan mempunyai jiwa
solidaritas terhadap sesama
 Dalam bidang hukum : akhir akhir ini
terjadi ekskalasi banyaknya penyalahgunaan
kekuasaan, dan tindakan main hakim sendiri
diberbagai daerah. Korupsi terjadi dalam segala
aspek kehidupan. Karena itu pegembangan hukum
haruslah diperuntukan demi terwujudnya keadilan
dalam hidup bermasyarakat. Agar benar-benar
Negara meletakan pada fungsi yang sebenarnya
sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu
negara yang berdasarkan kekuasaan. Untuk itu
pertahanan dan keamanan harus dikembangkan
sesuai dengan nilai-nilai pancasila
 Kesenjangan, korupsi yang “membudaya” dan
penggelapan keuangan yang terjadi disetiap
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif adalah
hari dimana akan lahir sejarah ketidak-percayaan
pada ideologi Pancasila.
 Ketaatan Moral Melaksanakan Pancasila
 Rasa wajib untuk melaksanakan Pancasila  belum
tertanam di dalam diri manusia Indonesia dan belum
meresap dalam hati sanubari sebagai sebuah kesadaran,
sehingga setiap insan manusia Indonesia belum bersedia
melaksanakan Pancasila. Keadaan ini berakar dari belum
adanya sumber-sumber yang menunjukkan keadilan
secara hakiki dalam realitas hubungan antara
masyarakat dan masyarakat dengan negara. Masyarakat
melihat contoh-contoh dalam kehidupan nyata mereka
bahwa belum ada keadilan buat mereka khususnya bagi
masyarakat yang dikelompokkan dalam kelas bawah
atau tingkat ekonomi rendah. Mereka inilah yang paling
banyak merasakan ketidakadilan baik dalam ekonomi,
hukum dan kehidupan sosial lainnya. Bilamana keadilan
belum tercipta niscaya sulit untuk meresapi nilai-nilai
mulia dalam Pancasila.
 Setiap nilai-nilai filosofis dan aktualisasi Pancasila harus
dikonkretkan dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan
hukum. Memerlukan cara radikal dan keseriusan untuk
tidak hanya menjadikan Pancasila sekedar “slogan”,
lambang, dan “simbol mati” untuk diparaktikan dalam
tatanan politik, ekonomi, budaya, dan hukum. Kesenjangan,
korupsi yang “membudaya” dan penggelapan keuangan
yang terjadi disetiap lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif adalah hari dimana akan lahir sejarah ketidak-
percayaan pada ideologi Pancasila. Ketidakadilan sosial akan
terus menggerogoti dan menggerus nilai-nilai Pancasila dari
hati sanubari insan Indonesia. Karena itu pendekatan yang
dilakukan adalah menjadikan pemerintah menjadi contoh
yang bersih untuk melaksanakan amanat rakyat dan terus
menunjukkan upaya membangun kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah harus mampuh melakukan dialogue yang efektif
dengan rakyat, membangun kepercayaan dan terus
meyakinkan masyarakat tentang nilai-nilai luhur Pancasila
sebagai sumber hukum dan tatatertib negara dan bangsa
 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
 Bobroknya moral dan tatanan bangsa ini sudah demikian luas dan
merata di seluruh penjuru tanah air. Dasar dan filosofi pandangan
hidup bangsa (welstanschaung) Pancasila, hanyalah sebagai kedok
belaka. Sumpah jabatan para aparat negara hanyalah ritual semu dan
palsu belaka. Sehingga tak mengherankan kalau korupsi di Indonesia
ini 'mustahil' diberantas. Dari tingkat kelurahan hingga Istana Negara
telah terjadi kesamaan pola perilaku berkorupsi.
Terjadi degradasi dan antitesis dari nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam Pancasila. Orang suka jadi beringas, anti sosial, anarkhis
dan destruktif. Anasir-anasir yang telah berubah didalam
implementasi nilai-nilai ke lima sila sedemikian parah, sehingga kini
telah menjadi antitesis dari nilai-nilai Pancasila yang sejati --sebut
saja Pancasial. Realita yang ada menunujukkan :
 Keuanganlah yang Maha Kuasa 
 Kemanusiaan yang Jahil dan Biadab 
 Perseteruan bangsa Indonesia 
 Kerakyatan yang dipimpin oleh Kemunafikan dan Keculasan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan 
 Kebangkrutan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
 Gejala-gejala diatas bersumber pada kegagalan pendekatan
pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan
ekonomi semata. Pemerintah terlihat lebih focus terhadap
angka-angka pertumbuhan, indikator ekonomi makro dan
mikro tetapi melupakan aspek sosial apalagi kemanusiaan.
Sudah terbukti dalam banyak kasus pendekatan
pembangunan di belahan bumi manapun yang
mengabaikan aspek mental dan spiritual menciptakan
manusia-manusia ekonomikus yang mengutamakan
mencari keuntungan ekonomi. Karena itu Pancasila harus
dijadikan sebagai kurikulum dan silabus wajib pada
seluruh sistem pendidikan nasional, dari jenjang PAUD
hingga pascasarjana. Pancasila juga harus dijadikan way of
life dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
benegara melalui pemulihan persaudaraan sejati sebagai
cerminan Bhinneka Tunggal Ika yang dipelopori kaum
cendikiawan, rohaniawan, dan budayawan.
 Kesadaran untuk Membentuk Pancasila
 Untuk membentuk ketaatan dan keharusan melaksanakan
Pancasila dibutuhkan kesadaran dalam melaksanakan dan
mengamalkan Pancasila. Kesadaran ini dibentuk melalui proses
bertahap sehingga semakin lama semakin melekat dalam pribadi
insan Indonesia. Kesadaran ini berupa pengetahuan tentang sifat-
sifat dalam diri manusia. Menurut Kant, pada setiap diri manusia
ada kecenderungan berbuat baik dan melaksanakan
kewajibannya. Ini yang disebut Kant sebagai humum moral yang
datang dari diri sendiri, dari hakikat manusia yang paling dalam.
Titik pusat dari teori moral Kant ini adalah kehendak baik. Manusia
harus mengiginkan yang baik, yang timbul karena merasa baik.
Apabila seseorang bertindak dengan didasari motivasi baik, hasil
tindakannya tentu baik tanpa melihat hasil dan konsekuensi yang
timbul. Disisi lain menurut Kant, manusia bebas menentukan
kehendaknya sekaligus moral mengikat manusia. Namun moral
tidak bersifat memaksa. Manusia bebas menerima ataupun
menolaknya. Kant menyebukan kekebasan ini sebagai otonomi atau
kemandirian manusia. Seseorang dikatakan otonom atau mandiri
apabila melakukan sesuatu yang baik demi kebaikannya sendiri.
Moral Pancasila disebut otonom karena nilai-nilainya datang dari
akal budi manusia Indonesia yang ingin berkehendak baik.
 Kesadaran untuk Melaksanakan Pancasila
 Sebagaimana kita ketahui bahwa Pancasila bersifat abstrak umum
universal yang membutuhkan penjabaran kedalam norma-norma
kenegaraan dan norma-norma moral yang mengatur prilaku warga
negara. Dengan demikian norma-norma tersebut dapat diaktualisasikan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kondisi paradoks pada
berbagai aras kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai akibat
derasnya globalisasi, telah menjadikan kurangnya wacana tentang
Pancasila baik pada aras politik, budaya dan akademis. keadaan
tersebut disebabkan oleh adanya kekacauan epistemologis dalam
pemahaman tentang Pancasila. Tawaran yang diajukan untuk me-
revitalisasi nilai-nilai Pancasila adalah dengan mengembangkan nilai-
nilai Pancasila melalui pengembangan Pancasila sebagai kerangka dasar
pengembangan dasar epistemis ilmu; Pancasila sebagai landasan etis
bagi pengembangan ilmu; Pancasila sebagai landasan filosofis
pengembangan pendidikan yang berkepribadian Indonesia; dan nilai-
nilai Pancasila sebagai sumber nilai dalam realisasi normatif dan praksis
kehidupan bernegara dan berbangsa. Dengan demikian Pancasila
sebagai sebuah system nilai semakin dapat di-elaborasi lebih jauh. Krisis
pemahaman terhadap Pancasila yang sekarang melanda bangsa
Indonesia adalah cermin dari kegagalan atau keterlambatan bangsa
Indonesia memahami hakekat globalisasi sebagai bentuk baru dari
perkembangan idiologi besar dunia yang merembes kedalam tatanan
hidup masyarakat kita yang sangat terbuka
 Dalam aktualisasi Pancasila
dibutuhkan suatu kondisi yang dapat
menunjang terlaksananya
pengaktualisasian Pancasila, seperti
kondisi yang berkaitan dengan sikap
warganegara Indonesia dan wujud
realisasi nilai-nilai Pancasila. Karena
itu perlu disadari bahwa setiap
warganegara memiliki kodrat manusia
sebagai makhluk individu dan
sekaligus sebagai makhluk sosial. 
Simpulan
 Teori moral adalah penilaian tentang apa yang harus dilaukan
didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang bersumber dari nilai-
nilai kebajikan. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan
norma dan etika. Dalam pengertian inilah maka kita memasuki
wilayah norma sebagai penutup sikap dan tingkah laku manusia.
Sedangkan hubungan moral dengan etika sangat erat sekali dan
kadangkala kedua hal tersebut di samakan begitu saja. Namun
sebenarnya kedua hal tersebut memiliki perbedaan. Moral
merupakan suatu ajaran-ajaran ataupun wewenang-wewenang,
patokan-patokan, kumpulan peraturan, baik lisan maupun tertulis
tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar
menjadi manusia yang baik. Sedangkan Etika tidak berwenang
menentukan apa yang boleh atau tidak boleh di lakukan oleh
seseorang. Nilai, norma dan moral langsung maupun tidak
langsung memiliki hubungan yang cukup erat, karena masing-
masing akan menentukan etika bangsa ini.
 Pancasila yang merupakan moral individu bangsa republik
Indonesia dan karena telah ditetapkan sebgai dasar negara maka
Pancasila sekaligus menjadi moral negara, sebagai moral individu
mengatur sikap dan tingkah laku orang-perorang.
Saran
 Sebaiknya sebagai warga negara Indonesia
baik pemerintah maupun masyarakat
untuk membiasakan diri menanamkan
sedikt-demi sedikit nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah
juga seharusnya menjadi contoh yang baik
dalam menjalankan ketaatan moral sesuai
Pancasila. Agar terciptanya bangsa
Indonesia yang sesuai dengan cita-cita
leluhur bangsa Indonesia yang telah
tertuang dalam nilai-nilai Pancasila

Anda mungkin juga menyukai