Anda di halaman 1dari 13

Etika Kedokteran

MKEK IDI CABANG BONTANG


REGULASI YANG PENTING DIKETAHUI
• PP No 10 tahun 1966, tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran.
• PERMENKES, No 512/Menkes/PER/IV/2007, tentang izin Praktek dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
• PERMENKES, No 150/Menkes/PER/2011, tentang Keanggotaan Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
• Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia, No. 18/KKI/KEP/IX/2006, Tentang
Buku Penyelenggaraan Praktek Kedokteran Yang Baik di Iindonesia.
• Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia, No 2, thn 2011, tentang Tata Cara
Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi.
• Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia, No 3, thn 2011, tentang
Organisasi dan Tata kerja Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia dan Majelis Kehormatan di Tingkat Propinsi
IDENTIFIKASI MASALAH DOKTER..?
1. Pemburu Dolar/ Rupiah
2. Saya Sibuk
3. Saya Hebat
4. Konflik sesama TS, dan Team kerja, Manajemen
5. Akhlak dan Budi Pekerti
6. Ikuti kemauan saya
7. Teknologi kedokteran
8. Gratifikasi
9. Fraud
PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER
• Melakukan Praktek Kedokteran dengan tidak kompeten.
• Tidak merujuk pasien kepada dokter atau dokter gigi lain yang
memilki kompetensi yang sesuai.
• Mendelagasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu
yang tidak memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.
• Menyediakan dokter/ dokter gigi pengganti sementara yang tidak
memiliki kompetensi dan kewenangan yang sesuai, atau tidak
melakukan pemberitahuan perihal penggantian tersebut.
• Menalankan praktek kedokteran dalam kondisi tingkat kesehatan
fisik ataupun mental sedemikian rupa, sehingga tidak kompeten
dan dapat membahayakan pasien.

Peraturan KKI, No. 4 thn 2011, tentang Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi, pasal 3
• Tidak melakukan tindakan/ asuhan medis yang memadai pada situasi
tertentu yang dapat membahayakan pasien.
• Melakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan, yang tidak sesuai
dengan kebutuhan pasien.
• Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis dan memadai (adequat
information) kepada pasien atau keluargnya dalam melakukan Praktek
Kedokteran.
• Melakukan asuhan/ tindakan medis tanpa memperoleh persetujuan
dari pasien, atau keluarga dekat/ wali atau pengampunya.
• Tidak membuat atau tidak menyyimpan rekam medis dengan sengaja
• Melakukan perbuatan yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan,
yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
• Melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan pasien
atas permintaan sendiri atau keluarganya.
• Menjalankan praktek kedokteran dengan menerapkan
pengetahuan, keterampilan, atau teknologi yang belum diterima
atau di luar tata cara kedokteran yang layak.
• Melakukan penelitian dalam Praktik Kedokteran dengan
menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, tanpa
memperoleh persetujuan etik (ethical clearance) dari lembaga
yang diakui pemerintah.
• Tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
padahal tidak membahayakan dirinya, kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.
• Menolak atau menghentikan tindakan/asuhan medis atau tindakan
pengobatan terhadap pasien, tanpa alasan yang layak dan sah sesuai
dengan ketentuan etika profesi atau peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
• Membuka rahasia kedokteran
• Membuat keterangan medis yang tiak berdasarkan kepada hasil
pemeriksaan yang diketahuinya secara benar dan patut.
• Turut serta dalam perbuatan yang termasuk dalam tindakan penyiksaan
(torture) ,
• Atau hukuman mati
• Meresepkan atau memberikan obat golongan Narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya yang tidak sesuai dengan ketentuan etika profesi
atau peraturan perundang undangan yang berlaku.
PRINSIP ETIKA
BENEFICENCE   NON MALEFICIENCE  

1. Semua untuk kebaikan pasien 1. Mengutamakan kepentingan pasien


2. Prioritasnya manfaat untuk paien
3. Memperkecil dampak buruk yang akan 2. Tidak melakukan kecurangan
terjadi
3. Tidak melakukan gratifikasi
     
4. Menyesuaikan dengan kondisi px
OUTONOMY   JUSTICE    
1. Mengutamakan hak pasien 1. Melihat dampak buruk pasien dan
keluarganya
2. Dokter beterus terang, menyerahkan
pilihan kepada pasien 2. Melakukan pasien, keluarga, team
dengan adil
3. Dokter terbebas dari konflik
kepentingan
3. Tidak melakukan wan prestasi
4. Tidak melakukan Fraud
SANKSI ETIK
• Pelanggaran Etik ‘hanya’ berakibat sanksi
moral bagi pelanggarnya.
• Dapat dikenai sanksi disiplin profesi
• Sanksi diberikan MKEK setelah dapat
dibuktikan ada pelanggaran etik (profesi)
kedokteran.
• Dilanjutkan ke ranah hukum perdata dan
pidana.
MALPRAKTEK ETIK
• Dokter melakukan tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang bertentangan
dengan etika kedokteran.
• Etika kedokteran tertuang dalam KODEKI
(seperangkat standard etis, prinsip, aturan,
atau norma yang berlaku untuk dokter).
Pelanggaran Etika Berdimensi Hukum
• Sebenarnya dokter pada umumnya mengerti dengan baik
norma, etika, hukum. Para dokter sangat paham pada
nilai yang harus diunjung tinggi. Sayang kemampuan
mereka hanya terbatas pada tataran mengerti dan
memahami, bukan pada implementasinya.
• Disinilah dirasakan arti penting organisasi profesi yang
solid. Namun jika pelanggaran tidak lagi sekedar
berkaitan dengan kode etik, tetapi memasuki wilayah
norma hukum, pemberian sanksinya, disamping oleh
organisasi profesi, harus juga diserahkan kepada negara.
SIAPA YANG MENENTUKAN SESUATU ITU ETIS?
1.800 SM Penegakkannya oleh Penguasa
Code of Hummarabi dan Code of Hittites

460- 370 SM Banyak macam Sumpah Dokter, yang


Sumpah Hipocrates paling dikenal Sumpah Hipocrates

1968 Sumpah Dokter Dunia dan Kode Etik Kewajiban Umum


Kedokteran Internasional Kewajiban terhadap pasien
Deklarasi Geneva (word Medical Association) Kewajiban terhadap sesama
Kewajiban terhadap diri sendiri

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA Mengacu pada Kode Etik Kedokteran


PERAN Indonesia
PENTING IDI
DAN
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIAMKEK Mengacu pada Kode Etik Kedokteran
MULTI REGULASI Indonesia, multi disiplin, dan Hukum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai