Anda di halaman 1dari 31

PENGUNGKAPAN

INFORMASI MEDIS

Gatot Suharto / Aulia Parvasani


ABH Associate & Bumida Advisor
INFORMASI KESEHATAN

SEGALA SESUATU BERBENTUK TULISAN, CATATAN, GAMBAR


( IMAGING ) ATAU BENTUK LAIN DARI HASIL PEMERIKSAAN
PASIEN YANG MENGGUNAKAN FASYANKES.

BIASANYA BERBENTUK MEDICAL RECORD.


CONTOH : ILMU PATOLOGI ANATOMI
• Merupakan salah satu pelayanan
kesehatan yang bersifat spesialistik
klinis dengan keluaran berupa tulisan
setelah mempertimbangkanberbagai
aspek klinis terhdap seorang pasien.

•Seorang Patolog / Pathologist adalah :

•KONSULTAN KLINIS, SERTIFIKATOR DAN PENANGGUNG JAWAB ILMIAH


Ranah Profesional P.A.

1.
2. Follow
Memastika
up
n diagnose
penyakit.
panyakit
• Berbasis otentik ( sbg alat bukti )
• Sesuai dengan evidence 4. base
3.Prognosa Penyaring /
penyakit pencegah
penyakit
Ranah Profesional Forensik

• 1. Memastikan identitas.
• 2. Memastikan kondisi fisik seseorang.
• 3. Memastikan kerusakan jaringan / tubuh.
• 4. Memastikan penyebab kematian.
HUBUNGAN PROFESIONAL

1
• Antara dokter dengan rumah sakit

2
• Antara dokter dengan dokter
• Antara pasien dengan rumah
3 sakit.
4.
• Antara pasien dokter
Profesi

SYARAT

1. Ada
2. Ada 3. Punya kode 4. Untuk
pendidikan
organisasi nya etik kemanusiaan
formil
PROFESI DOKTER MEMERLUKAN

PENGAWAL PENGENDALI PENGEMBANG

• Sumpah Dokter • STR ( KKI ) • Jenjang


( FK ) • SIP ( Dinkes ) Spesialis
• Kodeki ( IDI ) • Sub Spesialis
(Kolegium)
Apa penjabaran nya ?

Profesional Dilaksanakan sesuai standar profesi

Proporsional Dilaksanakan sesuai kompetensi

Dilandasi etika, disiplin dan hukum

Ada batas kemampuan

Ada batas kewenangan


Strategi : “Tampil Beda”

Hambatan untuk dokter :


• Place : ada aturan etika
• Product : Lulusan dokter standarnya sama (ujian UKMPPD, ujian KOLEGIUM)
• Promotion : Mouth to mouth
• Price : Jasa 3 – 5x harga makanan pokok
Bentuk Ancaman
Terhadap Tenaga
Medis

Intimidasi atau
teror
Kekerasan
Pemberitaan
fisik
buruk di media
Tuntutan
massa dan/atau
Hukum,
media sosial
Disiplin, Etik
dan/atau
Pengaduan lain
PERLINDUNGAN ETIKA
TERHADAP PASIEN

Pasal 7 KODEKI
• Seorang dokter wajib hanya memberikan
keterangan dan pendapat yang telah diperiksa
sendiri kebenarannya.
Pasal 16 KODEKI
• Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia.
PERLINDUNGAN DISIPLIN

PERKONSIL Kedokteran Indonesia No. 4 Tahun


2011
• Poin 17  Membuka rahasia kedokteran
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan atau etika profesi.
• Poin 18  Membuat keterangan medic yang tidak
didasarkan pada hasil pemeriksaan yang
diketahuinya secara benar dan patut.
Empat Permasalahan Hukum
Hubungan Dokter - Pasien

Perlindungan hukum yang asimetris

Tingkat Kepercayaan masyarakat terhadap RS dan tenaga medis yang rendah

Komitmen RS dan tenaga medis yang acap kali bikin frustasi masyarakat

Rendahnya empati dan kemampuan komunikasi tenaga medis


PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP PASIEN (1)

Pasal 66 UU Praktik Kedokteran:


(1) Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya
dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan
secara tertulis kepada Ketua Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia.
(2) Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat:
a. identitas pengadu;
b. nama dan alamat tempat praktik dokter atau dokter gigi
dan waktu tindakan dilakukan; dan
c. alasan pengaduan.
Perlindungan Hukum
Terhadap Pasien (2)

(3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat


(2) tidak menghilangkan hak setiap orang untuk
melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak
yang berwenang dan/atau menggugat kerugian perdata
ke pengadilan.
Perlindungan Hukum
Terhadap Pasien (3)

• Pasal 8 UU No.36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan :
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang
data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah maupun yang akan
diterimanya dari tenaga kesehatan.
Perlindungan Hukum
Terhadap Pasien (4)

Pasal 58 UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan:

(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap


seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat
kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan
yang diterimanya.

(2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang
melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan
darurat.
Perlindungan Hukum
Terhadap Pasien (5)

Pasal 32 UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit:

Setiap pasien berhak:


f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan
yang didapatkan;

q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila


Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana;
dan

r. mengeluhkan pelayanan Rumah sakit yang tidak sesuai


dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Perlindungan Hukum
Terhadap Pasien (6)

Pasal 46 UU Rumah Sakit:


Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di Rumah Sakit.
Pasal 45 UU Rumah Sakit ayat (1):
Rumah Sakit tidak bertanggungjawab secara hukum apabila pasien
dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang
dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis
yang komprehensif.
Pasal 68 UU Praktik Kedokteran:
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran etika, Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia meneruskan pengaduan
pada organisasi profesi.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
TENAGA KESEHATAN/RS (1)

Pasal 50 UU Praktik Kedokteran:

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan


praktik kedokteran mempunyai hak:

a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang


melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
Perlindungan Hukum Terhadap
Tenaga Kesehatan/RS (2)

Pasal 45 UU Rumah Sakit ayat (2):

Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan


tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia

Pasal 75 UU Tenaga Kesehatan:

Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak


mendapatkan pelindungan hukum sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Perlindungan Hukum Terhadap
Tenaga Kesehatan/RS (3)

Pasal 29 Permenkes No.69/2014:

1.Imbalan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal


28 huruf g merupakan pembayaran atas
konsultasi, pemeriksaan medis, tindakan medis dan
pelayanan lain yang diterima, yang didasarkan
atas itikad baik Pasien sesuai dengan jasa yang
diterima.

2.Dalam hal Pasien belum dapat memenuhi kewajiban


pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka
Pasien dapat diberikan tenggang waktu sesuai
dengan perjanjian antara Pasien atau keluarganya
dengan rumah sakit.
Perlindungan Hukum Terhadap
Tenaga Kesehatan/RS (4)

Pasal 29 Permenkes No.69/2014:

3.Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


sekurang-kurangnya memuat tenggang waktu,
cara pelunasan kekurangan pembayaran dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak.

4.Pasien dapat meninggalkan rumah sakit


apabila Pasien atau keluarga telah
menandatangani perjanjian sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
UU No. 29 Tahun 2009 tentang Praktik Kedokteran
• Pasal 52 :
a) Mendapat penjelasan secara lengkap.
b) Meminta pendapat dokter lain.
c) Mendapat pelayanan sesuai kebutuhan medis.
d) Menolak tindakan medis.
e) Mendapat isi rekam medis.
Permekes RI No. 269 tahun 2008 Tentang Rekam
Medis
• Pasal 8  Rekam Medis wajib disimpan 5 tahun.
• ( Termasuk block paraffin wajib disimpan 5 tahun ).
Tanggung Jawab Hukum
Dokter dan Rumah Sakit

• Pasal 1365 KUH Perdata:


Tiap perbuatan melanggar hukum, yang
membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut.
Tanggung Jawab Hukum
Dokter dan Rumah Sakit

• Pasal 1367 KUH Perdata:


Seorang tidak saja bertanggungjawab untuk
kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri,
tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan
perbuatan orang-orang yang menjadi
tanggungannya atau disebabkan oleh barang-
barang yang berada di bawah pengawasannya.
Tanggung Jawab Hukum
Dokter dan Rumah Sakit

• Pasal 359 KUHP


Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya)
menebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan
paling lama satu tahun.
Tanggung Jawab Hukum
Dokter dan Rumah Sakit

• Pasal 360 KUHP


Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya)
menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
Skema Penyelesaian Terhadap
Kepentingan Pasien

Ada Perasaan
Kerugian
Adukan ke MKEK Kepentingan Keluhan via Media

Adukan ke MKDKI Gugat Perdata Tuntut Pidana

Anda mungkin juga menyukai