Anda di halaman 1dari 37

TRILOGI

RAHASIA KEDOKTERAN

Drg Ayu Kristin


Rakhmawati
Departemen IKGM-P FKG UNIMUS
–TRILOGI
RAHASIA
KEDOKTERAN

–Informed Consent
–Rekam Medik
–Rahasia Kedokteran
Pengertia
n

Aspek Etik,
Hukum dan
HAM dalam Dasar
Implementa
Hukum
si Informed
Consent

INFORM
ED
CONSEN
T
Landasan
Hak Pasien vs etik, filosofis
Kewajiban dan sejarah
Dokter dalam informed
IC consent

Six Principles
of informed
consent
INFORMED CONSENT
• PROSES KOMUNIKASI
• Informed Consent merupakan suatu
persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarga terdekatnya terhadap
tindakan medik invasif yang akan
dilakukan setelah mendapat penjelasan
tentang tata cara, risiko, alternatif tindakan
dari dokter yang akan melakukan tindakan
Pasal
8
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
Setiap orang berhak memperoleh
informasi tentang data kesehatan
dirinya termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah maupun
yang akan diterimanya dari tenaga
kesehatan.
PERATURAN MENTERI
KESEHATAN RI
NO.
290/MENKES/PER/III/2008
Tentang
PERSETUJUAN
TINDAKAN
KEDOKTERAN
– Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan
yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat
setelah mendapat penjelasan secara lengkap
mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang akan dilakukan terhadap pasien.
Pasal 3
(1)Setiap tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi harus
memperoleh persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang
berhak memberikan persetujuan.
(2) Tindakan kedokteran yang tidak termasuk dalam ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dengan
persetujuan lisan.
(3)Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat
dalam bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir khusus
yang dibuat untuk itu.
(4)Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
diberikan dalam bentuk ucapan setuju atau bentuk gerakan
menganggukkan kepala yang dapat diartikan sebagai
ucapan setuju.
(5)Dalam hal persetujuan lisan yang diberikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dianggap meragukan, maka dapat
dimintakan persetujuan tertulis.
Penjelasan Tentang
Tindakan Kedokteran
mencakup:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;
b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;
c. Alternatif tindakan lain, dan risikonya;
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
dan
e.Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
f. Perkiraan pembiayaan.
MEDICAL RECORD

–Pengertian
–Dasar Hukum
–Aspek Etik
–Penyimpanan dan
Pemusnahan
–Kerahasiaan dan
Kepemilikan
–MR sebagai barang bukti
PENGERTI
• RM adalah berkas
AN yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.

• UU 29/2004 Tentang Praktek Kedokteran


penjl.Ps. 46 (1)
• Permenkes No.
269/MENKES/PER/III/2008 –
Ps 46
UU No. 29/2004 tentang Praktik
Kedokteran
(1) Setiap dr atau drg dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat RM
(2) RM sebagaimaan dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi
setelah
pasien selesai menerima pelayanan kesehatan
(3) Setiap catatan RM harus dibubuhi nama. waktu, dan tanda
tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan
Pasal 29
UU Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah
Sakit

(1) Setiap Rumah Sakit mempunyai


kewajiban :
.......
h. menyelenggarakan rekam medis
Pasal
52
UU Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah
Sakit
(1) Setiap Rumah Sakit wajib
melakukan pencatatan dan
pelaporan tentang semua kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit
dalam bentuk Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit.
Pasal 53
UU Nomor 44 Tahun
2009
Tentang Rumah
(1)Rumah Sakit wajib menyelenggarakan penyimpanan terhadap pencatatan
dan Sakit
pelaporan yang dilakukan untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)Pemusnahan atau penghapusan terhadap berkas pencatatan dan
pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
RM mengandung 6
(Gemala Hatta, 1986)
NILAI
• Adminsitrative (administratif)
• Law (Hukum), jaminan kepastian hukum bagi
pasien, RS, dr, bahkan pelayanan kesehatan
yang lain
• Finance (Keuangan),tinggi
rendahnya biaya perawatan
• Research (Riset), obyek
penelitian dan pengembangan
iptek
• Education (Edukasi), kronologis kegiatan
pelayanan medik  referensi
• Documentation (dokumentasi), sumber
What is not
written, it never
happened
– Diduga Beberkan Rekam Medik Disidik
Polisi Tempo Interaktif: Selasa, 05
April 2005
– LBH Minta Fotokopi Rekam Medik Dugaan
Kasus Malapraktik, Suara Merdeka 25
Feb.2005

– Yayasan Pemeliharaan Kesehatan Bantah


Malapraktek
Koran Tempo, 10 Juli 2004
– Dody melaporkan malapraktek lantaran rumah
sakit itu tak memberikan catatan medis istrinya.
– Surat persetujuan untuk memberikan informasi
yang ditandatangani oleh pasien selalu
diperlukan untuk setiap pemberian informasi dari
rekam medik.
WAJIB
SIMPAN
• Diatur dalam KUHP ps 322 (1):
BarangsiapaRAHASIA
dengan sengaja
membuka rahasia yang wajib
disimpan karena jabatan atau
pencariannya, baik sekarang
maupun yang dahulu,
………………
• Segala sesuatu yang berkaitan
dengan pasien, penyakit yang
WAJIB
SIMPAN
• PP No. 10/1966 menetapkan
Wajib SimpanRAHASIA
Rahasia Kedokteran
• Semua petugas kesehatan wajib
menyimpan rahasia kedokteran
termasuk berkas rekam medik
UU 36/2009 Tentang Kesehatan

Pasal 57
(1) Setiap orang berhak atas rahasia
kondisi kesehatan pribadinya yang
telah dikemukakan kepada
penyelenggara pelayanan
kesehatan.
UU 36/2009 Tentang Kesehatan
(2) Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal:
a. perintah undang-undang;
b. perintah pengadilan;
c. izin yang bersangkutan;
d. kepentingan masyarakat; atau
e. kepentingan orang tersebut.
UU 44/2009 Tentang Rumah Sakit

Pasal
32
Setiap pasien mempunyai hak:
.......
i. mendapatkan privasi dan
kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
UU 44/2009 Tentang Rumah Sakit
Pasal 38

(1) Setiap Rumah Sakit harus menyimpan rahasia kedokteran.


(2)Rahasia kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dibuka untuk kepentingan kesehatan pasien, untuk pemenuhan
permintaan aparat penegak hukum dalam rangka penegakan hukum,
atas persetujuan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan peraturan
perundangundangan.
UU 44/2009 Tentang Rumah Sakit

Perlindungan Hukum Rumah


Sakit Pasal 44
(1) Rumah Sakit dapat menolak mengungkapkan
segala informasi kepada publik yang berkaitan
dengan rahasia kedokteran.
KODEKI Pasal 16 : Rahasia Jabatan
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

(1)Seorang dokter wajib merahasiakan apa yang dia ketahui tentang pasien yang ia
peroleh dari diri pasien tersebut dari suatu hubungan dokter - pasien sesuai
ketentuan perundang-undangan.
(2)Seorang dokter tidak boleh memberikan pernyataaan tentang diagnosis
dan/atau pengobatan yang terkait diagnosis pasien kepada pihak ketiga atau
kepada masyarakat luas tanpa persetujuan pasien.
(3)Seorang dokter tidak boleh menggunakan rahasia pasiennya untuk merugikan
pasien, keluarga atau kerabat dekatnya dengan membukanya kepada pihak
ketiga atau yang tidak berkaitan.
(4)Dalam hal terdapat dilema moral atau etis akan dibuka atau
dipertahankannya rahasia pasien, setiap dokter wajib berkonsultasi dengan
mitra bestari dan/atau organisasi profesinya terhadap pilihan keputusan etis
yang akan diambilnya.
(5)Setiap dokter wajib hati-hati dan mempertimbangkan implikasi sosial-ekonomi-
budaya dan legal terkait dengan pembukaan rahasia pasiennya yang
diduga/mengalami gangguan jiwa, penyakit infeksi menular seksual dan
penyakit lain yang menimbulkan stigmatisasi masyarakat
(6) Setiap dokter pemeriksa kesehatan untuk kepentingan
hukum dan
kemasyarakatan wajib menyampaikan
pihak berwewenangyang memintanya hasil pemeriksaaan
secara
tertulis
ketentuan sesuaikepada
perundang-undangan.
(7) Seorang dokter dapat membuka rahasia medis seorang
pasien
untuk kepentingan pengobatan pasien tersebut, perintah
undang- undang, permintaan pengadilan, untuk
melindungi keselamatan dan kehidupan masyarakat
setelah berkonsultasi dengan organisasi profesi,
sepengetahuan/ijin pasien dan dalam dugaan perkara hukum
pihak pasien telah secara sukarela menjelaskan sendiri
diagnosis/pengobatan penyakitnya di media massa/
elektronik/internet
(8) Seorang dokter wajib menyadari bahwa membuka
rahasia jabatan dokter dapat membawakonsekuensi
SANKSI HUKUM

Sanksi
Administratif
Sanksi Pidana
Sanksi Perdata
Sanksi
PELANGGARAN & CARA
PENANGANAN
ETIK
A
MKEK
DR DISIPLI
DR N MKDKI
G SENGKETA PERADILAN
HUKUM
PIDANA
PERADILAN
SENGKETA
PERDATA
NON HUKUM
PERADILAN TATA
USAHA NEGARA
Beberapa alasan pasien menuntut
Rorry Hartono
– Rasa ketidakpuasan
– sil pengobatan tidak
memenuhi harapan,
masyarakat,
– Hubungan antara dokter dan
– Meningkatnya kesadaran
pasien kurang atau tidak baik hukum masyarakat,
(lack of communication)
– Dorongan arus reformasi,
– Kepercayaan pasien terhadap
dokter hilang,
– Motivasi ganti rugi,
– Pelayanan atau ucapan yang – Pemberlakuan Undang-Undang
tidak – Perubahan dari low-tech
menyenangkan, menjadi
– Diduga ada kelalaian medis high-tech
(kinerja),
– Terlalu profit oriented,
– Diduga tidak taat aturan
(standar, SPO, pedoman), – Perubahan dari paternalistik
– Provokasi pihak tertentu (pihak ke menuju customer based
tiga), oriented,
– Tingginya biaya perawatan, – Kemudahan memperoleh
Landasan Hukum Informed Consent

– Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 290/Menkes/PER/III/2008 Tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran, diatur pada :
o Pasal 2 Ayat (1), (2), (3)
o Pasal 3 Ayat (1)
o Pasal 4 ayat (1), (2), (3)
o Pasal 5Ayat (1), (2), (3)
o Pasal 6
o Pasal 7 Ayat (1), (2), (3)
Landasan hukum Medical Record

– Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


269/Menkes/PER/III/2008 Pasal 10 ayat (1) Tentang Rekam Medis :
segala yg ada di Medical Record harus dijaga kerahasiaan oleh
tenaga kesehatan, dr / drg). Dan pada pasal 29 ayat (1) huruf h,
bahwa Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban
menyelenggarakan rekam medis
– Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran Pasal 46 ayat (1) bahwa Setiap dokter atau
dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat
rekam medis dan Pasal 46 ayat (2) Rekam medis harus lengkap
setelah perawatan selesai.
– Pasal 47 ayat (1) bahwa Dokumen rekam medis merupakan milik
dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan
isi rekam medis merupakan milik pasien. Sehingga dengan
penyimpanan yang baik dan menjaga kerahasiaan data pasien
dalam Rekam Medik, maka Hak Pasien untuk Rekam Mediknya
telah terpenuhi.
Landasan hukum medical secrecy

– Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun


2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 32 huruf i (hak privasi
pasien ) dan Pasal 38 ayat (1) (kewajiban RS simpan
Rahasia kedokteran)
– 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 48
ayat (1)
(dr/drg dalam praktik simpan rahasia kedokteran).
– Diperkuat Pasal 51huruf c (bahwa Dokter atau dokter
gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai kewajiban merahasiakan segala sesuatu
yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga
setelah pasien itu meninggal dunia)

Anda mungkin juga menyukai