Anda di halaman 1dari 49

KEAMANAN DAN KERAHASIAAN

REKAM MEDIS
Sri erawati, s.kom, mph
TUJUAN UMUM

Peserta mampu memahami

tentang upaya menjaga


keamanan dan kerahasiaan
rekam medis
KERAHASIAAN REKAM MEDIS
Perbedaan privasi,
kerahasian dan
keamanan ?
Hakim Warren dan
Brandeis privasi : hak
“untuk menjadi diri
sendiri”

Richard Rognehaugh :“hak individu untuk menyimpan informasi tentang diri mereka
sendiri dari yang diungkapkan kepada orang lain; hak individu untuk diketahui diri
sendiri, jauh dari pengawasan atau gangguan dari individu lain, organisasi atau
pemerintah ”

https://journalofethics.ama-assn.org/article/electronic-health-records-privacy-confidentiality-and-security/2012-09
KERAHASIAAN
• Kunci untuk menjaga kerahasiaan adalah MEMASTIKAN bahwa
hanya individu yang berwenang yang memiliki akses ke informasi
tersebut.
• Proses mengendalikan akses — membatasi siapa yang dapat
melihat sesuatu — dimulai dengan memberi wewenang kepada
pengguna
KEAMANAN
 Keamanan meliputi “ perlindungan fisik dan elektronik untuk informasi berbasis

komputer secara utuh sehingga menjamin ketersediaan dan kerahasiaan”

termasuk :

sumber sumber yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengolah dan

menyampaikan, alat-alat untuk mengatur akses dan melindungi informasi dari

pengungkapan yang tak di sengaja maupun yang disengaja.

Harman, 2001a, hlm. 372


STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS

Kriteria
8.4.4. Rekam medis berisi informasi yang memadai
dan dijaga kerahasiaannya tentang identifikasi
pasien, dokumentasi prosedur kajian, masalah,
kemajuan pasien dan hasil asuhan
STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS

Pokok Pikiran:

• Kelengkapan isi rekam medis diperlukan untuk

menjamin kesinambungan pelayanan, memantau


kemajuan respons pasien terhadap asuhan yang diberikan.
Puskesmas menetapkan kebijakan dan prosedur
kelengkapan rekam medis.
STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
Pokok Pikiran:
• Privasi dan kerahasiaan data serta informasi wajib
dijaga, terutama data dan informasi yang sensitif.
Keseimbangan antara berbagi (sharing) data dan
kerahasiaan data perlu diatur. Perlu ditetapkan tingkat
privasi dan kerahasiaan yang harus dijaga untuk kategori
beragam informasi (misalnya: rekam medis pasien, data
riset dan lainnya).
STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS

Elemen Penilaian:
1 Isi rekam medis mencakup diagnosis, pengobatan, hasil
pengobatan, dan kontinuitas asuhan yang diberikan.
Dilakukan penilaian dan tindak lanjut kelengkapan dan
2 ketepatan isi rekam medis.
Tersedia prosedur menjaga kerahasiaan rekam medis.
3
UU NO. 29 TH 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN
BAB VII : PENYELENGGARAAN PRAKTIK
KEDOKTERAN
BAGIAN KETIGA
Paragraf 4 : Rahasia Kedokteran, Pasal 48 :
persyaratan membuka rekam medis kedokteran

(1) Dr, drg wajib menyimpan rahasia kedokteran


(2) Rahasia kedokteran dibuka hanya untuk :
(1) kepentingan kesehatan pasien,
(2) permintaan aparatur penegak hukum,
(3) permintaan pasien sendiri atau
(4) berdasarjan perundang-undangan.
PERMENKES 269 TAHUN 2008 TENTANG REKAM MEDIS

Pasal 10
1) Informasi tentang identitas, diagnosa, riwayat penyakit,

riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus di


jaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga
kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan
2).Informasi tentang identitas,diagnosa, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :

a. keperluan kesehatan pasien

b. permintaan aparatur penegak hukum (atas perintah


pengadilan)

c. permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri

d. kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis


sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
3). Permintaan rekam medis harus secara tertulis kepada
pimpinan sarana pelayanan kesehatan
Pasal 11
 penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh
dilakukan oleh dokter/ dr gigi yang merawat pasien
dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan
perundang-undangan
 pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat
menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau
langsung kepada pemohon tanpa izin pasien
berdasarkan peraturan perundang-undangan
PERATURAN PEMERINTAH NO 10 TAHUN 1966

TENTANG WAJIB SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN


PASAL 1
Rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-
orang tersebut (pasal 3) pada waktu atau selama melakukan
pekerjaannya dalam lapangan kedokteran

PASAL 2
Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan dalam pasal 3,
KECUALI apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih
tinggi daripada peraturan pemerintah ini
PASAL 3
Yang diwajibkan menyimpan rahasia (pasal 1) :
a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 UU tentang Tenaga
Kesehatan (lembaran Negara th 1963 No. 79)
b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam
lapangan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan dan orang lain yang ditetapkan oleh
Menkes
PASAL 4

 Pelanggaran ketentuan mengenai : wajib simpan rahasia


kedokteran yang tidak/ tidak dapat dipidanakan menurut
pasal 322 atau pasal 112 KUHP.

 Menkes dapat melakukan tindakan administartif


berdasarkan pasal 11 Undang-undang tentang
Tenaga Kesehatan.
PASAL 5

Bila yang melakukan pelanggaran pasal 3 (b).


Menkes dapat mengambil tindakan-tindakan berdasarkan
wewenang dan kebijakannya
PERMENKES NOMOR 36 TAHUN 2012
TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

Rahasia kedokteran adalah DATA DAN INFORMASI


tentang kesehatan seseorang yang DIPEROLEH tenaga
kesehatan pada waktu menjalankan pekerjaan atau
profesinya
PEMBUKAAN RAHASIA KEDOKTERAN

Pasal 5 – Pasal 14 Permenkes 36 tahun 2012


Rahasia kedokteran DAPAT DIBUKA hanya untuk
kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur
penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan
pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan

Pembukaan rahasia kedokteran tersebut dilakukan


terbatas sesuai kebutuhan
Pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan
kesehatan pasien meliputi:

kepentingan pemeliharaan kesehatan, pengobatan,


a penyembuhan, dan perawatan pasien; dan

keperluan administrasi, pembayaran


b asuransi atau jaminan pembiayaan
kesehatan.
Pembukaan rahasia tersebut dilakukan dengan SEIZIN
pasien baik secara tertulis maupun elektronik

Persetujuan dari pasien tersebut telah diberikan pada saat


pendaftaran pasien di fasilitas pelayanan kesehatan

Dalam hal pasien TIDAK CAKAP untuk memberikan persetujuan,


persetujuan dapat diberikan oleh KELUARGA TERDEKAT ATAU
PENGAMPUNYA
PEMBUKAAN RAHASIA kedokteran untuk memenuhi permintaan
aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum dapat
dilakukan pada proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan
sidang pengadilan

PEMBUKAAN RAHASIA kedokteran tersebut dapat


MELALUI pemberian data dan informasi berupa visum et
repertum, keterangan ahli, keterangan saksi, dan/atau
ringkasan medis
Permohonan untuk pembukaan rahasia kedokteran harus
DILAKUKAN SECARA TERTULIS dari pihak yang
berwenang.

Pembukaan rahasia kedokteran dilakukan atas dasar


PERINTAH PENGADILAN ATAU DALAM SIDANG
PENGADILAN, maka rekam medis seluruhnya dapat
diberikan
Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar permintaan pasien
sendiri, dapat dilakukan dengan pemberian data dan informasi
kepada pasien baik secara lisan maupun tertulis

Keluarga terdekat pasien dapat memperoleh data dan informasi


kesehatan pasien, kecuali dinyatakan sebaliknya oleh pasien

Pernyataan pasien tersebut diberikan pada waktu penerimaan pasien.


Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan DILAKUKAN TANPA PERSETUJUAN
PASIEN dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin,
serta kepentingan umum.

Pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan penegakan etik atau


disiplin sebagaimana diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis
Kehormatan Etik Profesi atau Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia.
Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan
umum DILAKUKAN TANPA MEMBUKA IDENTITAS
PASIEN.
Kepentingan umum yang dimaksud meliputi :
a. audit medis;
b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah penyakit menular;
c. penelitian kesehatan untuk kepentingan negara;
d. pendidikan atau penggunaan informasi yang akan berguna di masa
yang akan datang
e. ancaman keselamatan orang lain secara individual atau masyarakat.
Pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan huruf
b dan huruf e, identitas pasien dapat dibuka kepada
institusi atau pihak yang berwenang untuk melakukan
tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PEMBUKAAN atau pengungkapkan rahasia kedokteran
DILAKUKAN OLEH:
 Penanggung jawab pelayanan pasien
 Jika pasien ditangani/dirawat oleh tim, dilakukan oleh
ketua tim
 Jika ketua tim berhalangan, maka dilakukan oleh salah
satu anggota tim yang ditunjuk.
 Jika penanggung jawab pelayanan pasien tidak ada maka
dilakukan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
Penanggung jawab pelayanan pasien atau pimpinan
fasilitas pelayanan kesehatan DAPAT MENOLAK
membuka rahasia kedokteran apabila permintaan
tersebut bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Pasien atau keluarga terdekat pasien yang telah meninggal dunia yang
menuntut tenaga kesehatan dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan serta
menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah
MELEPASKAN HAK rahasia kedokterannya kepada umum.

Penginformasian melalui media massa berarti memberikan kewenangan


kepada tenaga kesehatan dan/atau fasillitas pelayanan kesehatan untuk
membuka atau mengungkap rahasia kedokteran yang bersangkutan
sebagai HAK JAWAB.
TATA CARA PENYERAHAN INFORMASI

 Pasien menerima surat keterangan yang berisikan

informasi kesehatannya
 saryankes harus dapat memastikan bahwa infomasi kesehatan
yang diberikan cukup lengkap dan akurat

 Pasien menerima fotocopi rekam medisnya


 saryankes harus membubuhkan stampel, paraf dan
tanggal di setiap lembar fotocopi tersebut
KEPEMILIKAN REKAM
MEDIS
Pasal 12

1. Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan

2. Isi rekam medis merupakan milik pasien

3. Isi rekam medis dalam bentuk ringkasan rekam medis

4. Ringkasan rekam medis dapat diberikan, dicatat, atau dicopy oleh

pasien atau orang yang diberi kuasa atau persetujuan tertulis


pasien atau keluarga yang berhak untuk itu

PERMENKES NO. 269 TAHUN 2008 TENTANG REKAM MEDIS


BAB V KEPEMILIKAN, PEMANFAATAN DAN TANGGUNG JAWAB
UU no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
BAB VII : PENYELENGGARAAN PRAKTIK
KEDOKTERAN
Bagian Ketiga

Pasal 47 : Kepemilikan dokumen rekam medis dan isi dokumennya

(1) DRM milik dokter, drg, atau saryankes, isi RM milik pasien
(2) Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya
SANKSI HUKUM

Pasal 79 :
sanksi pidana bila dokter dan dokter gigi tidak membuat
rekam medis.

Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda
paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

UU no. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


SANGSI DISIPLIN DAN ETIK

Selain sanksi hukum, dr/ drg yg tidak membuat rekam


medis mendapat sanksi disiplin dan etik sesuai dengan :
 UU Praktik Kedokteran,

 Peraturan KKI,

 Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan

 Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI)


PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 20 tahun 2014


tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran
Disiplin dokter dan dokter gigi

3 alternatif sanksi disiplin, yaitu


 Pemberian peringatan tertulis

 Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktik

 Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di Institusi

Pendidikan Kedokteran/ kedokteran gigi


STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
Elemen Penilaian:

1 metode identifikasi yang baku.


Puskesmas mempunyai rekam medis bagi setiap pasien dengan

2 Sistem pengkodean, penyimpanan, dan dokumentasi


memudahkan petugas untuk menemukan rekam pasien tepat
waktu maupun untuk mencatat pelayanan yang diberikan kepada
pasien.

3 Ada kebijakan dan prosedur penyimpanan berkas rekam medis


dengan kejelasan masa retensi sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
Terima kasih
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai