01 02 03
Dani Meila Nurrahma
Sari Faneda Khansa Purnomo Arizky Agil Syahroni
22316902010 22316902012 22316902025
04 05 06
Putri Riska Nor Alfa Vivin Oktaviani
22316902041 22316902044 22316902051
Penjelasan Atas PP No 10 Tahun 1966 Tentang
Wajib Simpan Rahasia Kedokteran
5
Isi Dan Penjelasan Pasal
PP No 10 Tahun 1966
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah
Pasal segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang
2
Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan
oleh orang-orang yang tersebut dalam pasal 3,
kecuali apabila suatu peraturan lain yang
sederajat atau lebih tinggi daripada Peraturan
Pemerintah ini menentukan lain
Penjelasan Pasal 2
Berdasarkan pasal ini orang (selain dari pada tenaga kesehatan) yang
dalam pekerjaannya berurusan dengan orang sakit atau mengetahui keadaan sisakit,
(baik) yang tidak maupun yang belum mengucapkan sumpah jabatan, berkewajiban
menjunjung tinggi rahasia mengenai keadaan sisakit.
Dengan demikian para mahasiswa kedokteran "kedokteran gigi, ahli
farmasi, ahli laboratorium, ahli sinar, bidan, para pegawai, murid para medis dan
sebagainya termasuk dalam golongan yang diwajibkan menyimpan rahasia. Menteri
Kesehatan dapat menetapkan, baik secara umum, maupun secara insidentil, orang-
orang lain yang wajib menyimpan rahasia kedokteran, misalnya pegawai tata-usaha
pada rumah-rumah sakit dan laboratorium-laboratorium,
Pasal
3
Yang diwajibkan menyimpan rahasia
yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:
a. tenaga kesehatan menurut pasal 2
Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara tahun 1963 No. 79).
b. mahasiswa kedokteran, murid yang
bertugas dalam lapangan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan, dan
orang lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Pasal Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai: wajib
Berdasarkan pasal 322 KUHP, maka membocorkan rahasia jabatan, dalam hal
ini rahasia kedokteran, adalah suatu tindak pidana yang dituntut atas pengaduan
(klachdelict), apabila kejahatan itu ditujukan pada seseorang tertentu. Demi kepentingan
umum Menteri Kesehatan dapat bertindak terhadap pembocoran rahasia kedokteran,
meskipun tidak ada suatu pengaduan.
Seorang pejabat kedokteran berulangkali mengobrolkan di depan orang banyak
tentang keadaan dan tingkah laku pasien yang diobatinya. Dengan demikian ia
merendahkan martabat jabatan kedokteran dan mengurangi kepercayaan orang kepada
penjabat-penjabat kedokteran
Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh
Pasal
mereka yang disebut dalam pasal 3 huruf b, maka Menteri Kesehatan
dapat mengambil tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan
kebijaksanaannya.
5
Penjelasan Pasal 5
7
Peraturan ini dapat disebut "Peraturan
Pemerintah tentang Wajib Simpan Rahasia
6
Kedokteran".
Pasal
8
Peraturan ini mulai berlaku pada hari
diundangkannya.
Pentingnya Etika Kedokteran Dalam Menjaga Kerhasiaan
Informasi Pasien
Pentingnya etika kedokteran dalam menjaga kerahasiaan informasi pasien sangatlah
fundamental dalam praktik kedokteran modern. Berikut adalah beberapa alasan mengapa hal ini sangat
penting:
1. Kepercayaan Pasien: Kerahasiaan informasi pasien adalah aspek kunci dalam membangun dan
mempertahankan hubungan kepercayaan antara dokter dan pasien. Pasien harus merasa nyaman
untuk berbagi informasi pribadi dan sensitif tentang kesehatan mereka tanpa takut bahwa
informasi t ersebut akan tersebar luas atau disalahgunakan.
2. Hak Asasi Manusia: Hak privasi merupakan hak asasi manusia yang diakui secara luas. Dalam
konteks kesehatan, ini berarti bahwa pasien memiliki hak untuk menjaga informasi tentang kondisi
kesehatan mereka sebagai hal yang pribadi dan rahasia.
3. Efektivitas Perawatan Kesehatan: Tanpa kepercayaan dan kerahasiaan, pasien mungkin enggan
untuk memberikan informasi yang penting bagi diagnosis dan pengobatan yang tepat. Ini dapat
20
mengganggu proses perawatan kesehatan dan menghambat kemajuan dalam pemulihan.
4. Menghormati Dignitas Pasien: Menghormati kerahasiaan informasi pasien adalah
bagian dari menghormati martabat dan integritas pribadi
mereka. Dokter diharapkan untuk memperlakukan pasien dengan hormat dan
menjaga kerahasiaan sebagai ekspresi dari penghormatan ini.
5. Hukum dan Etika: Banyak yurisdiksi memiliki undang-undang dan regulasi yang
menetapkan kewajiban dokter untuk menjaga kerahasiaan
informasi pasien. Selain itu, kode etik medis juga sering kali menegaskan
pentingnya kerahasiaan dalam praktik kedokteran.
6. Perlindungan dari Diskriminasi: Informasi tentang kondisi kesehatan seseorang
dapat digunakan untuk diskriminasi, baik dalam aspek pekerjaan,
asuransi, atau dalam kehidupan sosial secara umum. Kerahasiaan
informasi pasien membantu melindungi pasien dari potensi diskriminasi ini.
21
TERIMA
KASIH