Anda di halaman 1dari 16

Portofolio Etik

MEMBUKA RAHASIA KEDOKTERAN

OLEH
dr. Radilla Nelson

PENDAMPING
1. dr. Endayani T,MPH
2. dr. Dessy Rahmawati

RSUD KOTA PADANG PANJANG


2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Di jaman era globalisasi saat ini kemudahan akses informasi melalui
media internet meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal-hal yang
terjadi di penjuru dunia ataupun tentang pengetahuan-pengetahuan umum tidak
terkecuali tentang pengetahuan kedokteran. Peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang tindakan kedokteran sebanding dengan peningkatan kasus tuntutan pasien
terhadap tindakan yang dilakukan oleh dokter. Kasus tuntutan pasien tersebut
sebagian besar dikarenakan kurangnya komunikasi antara dokter dengan pasien.
Oleh karena itu tindakan kedokteran harus diikuti dengan pembuatan tindakan
persetujuan tindakan medik (informed consent) dan terjaminnya kerahasiaan
pasien.
Dokter harus sadar bahwa masyarakat kita sekarang ini sudah kritis dan
dapat merespon terhadap segala sesuatu yang dirasa tidak sesuai dan
merugikan mereka. Sering timbul masalah yang menyangkut hubungan
dokter, pasien, dan pembocoran rahasia. Harus disadari bahwa tanggung jawab
dari profesi kedokteran ini sangatlah besar dan harus sesuai dengan hukum
yang berlaku termasuk kode etik kedokteran dan kondisi masyarakat.
Seperti yang telah kita ketahui, tindakan terapeutik memiliki hak dan
kewajiban kepada masing-masing pihak secara timbal balik. Salah satu
kewajiban dokter adalah berkewajiban menyimpan rahasia kedokteran yang
dimiliki pasiennya. Di bidang Etik Kedokteran, sepanjang dapat ditelusuri
masalah rahasia kedokteran mulai diatur dalam Sumpah Hipocrates pada abad
469-399 SM yang berbunyi, ”Apa yang saya lihat atau dengar sewaktu
menjalankan praktek atau tidak, tentang kehidupan seseorang yang seharusnya
tidak diungkapkan, akan saya perlakukan sebagai rahasia”.
Rahasia kedokteran tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah berkas
yang disebut dengan Rekam Medik/Kesehatan. Dengan demikian pemilik
rahasia kedokteran dan isi rekam medik/kesehatan adalah pasien, sedangkan

2
dokter mempunyai kewajiban untuk merahasiakan isi rekam medis tersebut
terhadap pihak-pihak lain selain pasien. Hak atas rahasia kedokteran ini
bertujuan untuk melindungi hubungan baik antara dokter dengan pasiennya,
sebab rahasia merupakan hak dasar manusia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Rahasia Kedokteran


2.1.1 Pengertian
Rahasia kedokteran adalah suatu norma yang secara tradisional dianggap
sebagai norma dasar yang melindungi hubungan dokter dengan pasien.
Sumpah Dokter Indonesia salah satunya berbunyi : “Saya akan
merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian saya”,
sedangkan Kode Etik Kedokteran Indonesia merumuskannya sebagai “Setiap
dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.”
Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 yang mengatur tentang wajib
simpan rahasia kedokteran mewajibkan seluruh tenaga kesehatan untuk
menyimpan segala sesuatu yang diketahuinya selama melakukan pekerjaan
dibidang kedokteran sebagai rahasia kedokteran. Namun PP tersebut
memberikan pengecualian, sebagaimana terdapat dalam pasal 2, yaitu apabila
terdapat peraturan perundang-undangan yang sederajat (PP) atau yang lebih
tinggi (UU) yang mengaturnya lain.

UU No.29 tahun 2004


Paragraf 4
Rahasia Kedokteran

Pasal 48
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Rahasia Kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien,
memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-
undangan.

4
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rahasia kedokteran diatur dengan peraturan
menteri.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 10 TAHUN 1966
TENTANG WAJIB SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 1
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui
oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan
pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.
Pasal 2
Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut
dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi
daripada Peraturan Pemerintah ini menentukan lain.
Pasal 3
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:
a. tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara tahun 1963 No. 79).
b. mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,
pengobatan dan/atauperawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Pasal 4
Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai: wajib simpan rahasia kedokteran yang
tidak atau tidak dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana, Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan
administratif berdasarkan pasal 11 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan.

5
Pasal 5
Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh mereka yang
disebut dalam pasal 3 huruf b,maka Menteri Kesehatan dapat mengambil
tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya.
Pasal 6
Dalam pelaksanaan peraturan ini Menteri Kesehatan dapat mendengar Dewan
Pelindung Susila Kedokteran dan/atau badan-badan lain bilamana perlu.
Pasal 7
Peraturan ini dapat disebut "Peraturan Pemerintah tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran".
Pasal 8
Peraturan ini mulai berlaku pada hari diundangkannya.Agar setiap orang dapat
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Mei 1966.

KUHP Pasal 322


(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya
karena jabatan atau pekerjaannya yang sekarang maupun yang dahulu, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak
sembilan ribu rupiah.
(2) Jika kejahatan dilakukan pada seorang tertentu maka perbuatannya itu hanya
dapat dituntut atas pengaduan orang tersebut.

KUH Perdata Pasal 1365


“Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang
lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian
itu,mengganti kerugian tersebut”.

6
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 1966
TENTANG WAJIB SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN UMUM

Setiap orang harus dapat meminta pertolongan kedokteran dengan


perasaan aman dan bebas. Ia harus dapat menceritakan dengan hati terbuka segala
keluhan yang mengganggunya, baik yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah,
dengan keyakinan bahwa hak itu berguna untuk menyembuhkan dirinya. Ia tidak
boleh merasa khawatir bahwa segala sesuatu mengenai keadaannya akan
disampaikan kepada orang lain, baik oleh dokter maupun oleh petugas kedokteran
yang bekerja sama dengan dokter tersebut. Ini adalah syarat utama untuk
hubungan baik antara dokter dengan penderita. Pada waktu menerima ijazah
seorang dokter bersumpah: "Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya
ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter". Dan
sebagai pemangku suatu jabatan ia wajib merahasiakan apa yang diketahuinya
karena jabatannya,

menurut pasal 322 KUHP yang berbunyi:


"Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang ia wajib
menyimpan oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun
yang dahulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan
atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah".
"Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang yang tertentu maka ini
hanya dituntut atas pengaduan orang itu".Peraturan Pemerintah ini diperlukan
untuk mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan pelanggaran rahasia
kedokteran yang tidak dapat dipidana menurut pasal 322 KUHP tersebut atau
pasal 112 KUHP tentang pengrahasiaan sesuatu yang bersifat umum.

7
Pihak yang Berkewajiban Menyimpan Rahasia Medis
Berdasarkan penjelasan pada pasal 2 PP no.10 tahun 1966 yang wajib
menyimpan rahasia medis yaitu :
Berdasarkan pasal ini orang (selain dari pada tenaga kesehatan) yang
dalam pekerjaanya berurusan dengan orang sakit atau mengetahui keadaan si
sakit, (baik) yang tidak maupun yang belum mengucapkan sumpah jabatan,
berkewajiban menjunjung tinggi rahasia mengenai keadaan si sakit. Dengan
demikian para mahasiswa kedokteran, kedokteran gigi, ahli farmasi, ahli
laboratorium, ahli sinar, bidan, para pegawai, murid paramedis, dan sebagainya
termasuk dalam golongan yang diwajibkan menyimpan rahasia. Menteri
Kesehatan dapat menetapkan, baik secara umum, maupun secara insedentil,
orang-orang lain yang wajib menyimpan rahasia kedokteran, misalnya pegawai
tata-usaha pada rumahsakit dan laboratorium-laboratorium.
Yang termasuk sebagai tenaga kesehatan :
a) tenaga medis : dokter, dokter gigi
b) tenaga keperawatan : perawat, bidan
c) tenaga kefarmasian : apoteker, analisis farmasi, asisten apoteker
d) tenaga kesehatan masyarakat : epidemiologi kesehatan, entomology
kesehatan, mikrobio, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan,
sanitarian kesehatan
e) tenaga gizi : nutrisionis, defisien
f) tenaga keterapian fisik : fisio terapis, okupasi terapis, terapis wicara
g) tenaga keteknisan medis : radiographer, radio terapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis

8
Pembukaan Rahasia Kedokteran
Rahasia medis dapat dibuka, ketika:
1. Ijin atau Otorisasi Pasien
Berdasarkan Undang-undang Praktik Kedokteran pasal 48 tentang Rahasia
Kedokteran:
 Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.
 Rahasia kedokteran dapat di buka hanya untuk kepentingan
kesehatan pasien, memenuhi aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan
 Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diaturdengan
Peraturan Menteri.

Menurut Herkutanto sebagaimana disitir oleh J.Guwandi ada beberapa


keadaan dimana dokter dapat membuka rahasia kedoktera tersebut tanpa
sanksi hukum. Keadaan tersebut dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu :
1. Adanya kerelaan atau izin pasien
2. Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar KUHP pasal48, 50, dan 51.
Sementara itu, Eck mengemukakan empat justifikasi untuk pengecualian
pengungkapan rahasia kedokteran, yaitu :
1.Ijin dari pasien
2. Keadaan yang mendesak atau terpaksa
3. Peraturan perundang-undangan
4. Perintah jabatan yang sah
Seorang dokter boleh membuka rahasia medis atau rahasia kedokteran
tanpa perlu di jatuhi hukuman, apabila dokter membuka rahasia tersebut
berdasarkan ketentuan perundang-undangan seperti berikut:

9
 KUHP pasal 49
Tidak dipidana, barang siapa yang melakukan perbuatan pembelaan
terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau
harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman
serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum .
 KUHP Pasal 50
Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan
undang-undang tidak dipidana.
 KUHP Pasal 51
Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan
yang di berikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana.

Sanksi Hukum yang Berhubungan dengan Rahasia Medis


Menurut pasal 322 KUHP yang berbunyi:
1) “Barangsiapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang ia wajib
menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang
sekarang maupun yang dulu, dihukum dengan penjara selama-lamanya
sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ribu rupiah“
2) “Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang yang tertentu, ia hanya
dituntut atas pengaduan orangtersebut“
Berdasarkan ayat pertama, bukan hanya dokter melainkan juga seseorang
yang berprofesi selain dokter berlaku terhadap sanksi ini, serta sanksi ini akan
tetap terus berlaku meskipun seorang dokter tersebut telah tidak berpraktik,
sudah pensiun, ataupun pindah pekerjaan.
Berdasarkan ayat kedua, apabila dokter membuka rahasia pasiennya,
tidak akan langsung dituntut oleh pengadilan, melainkan hanya sesudah ada
pengaduan atau tuntutan dari pasiennya.

10
Menurut pasal 1365 KUHP Perdata yang berbunyi:
“Barang siapa yang berbuat salah sehingga seorang lain menderita
kerugian, berwajib mengganti kerugian tersebut“
Berdasarkan pasal tersebut, dapat dimengerti bahawa apabila seorang
dokter membuka rahasia medis pasiennya, dan pasien tersebut menderita
kerugian akibat hal itu,maka dokter tersebut wajib mengganti kerugian pasien
tersebut.
Selain itu etika kedokteran umumnya membenarkan pembukaan rahasia
kedokteran secara terbatas untuk kepentingan konsultasi profesional,
pendidikan, dan penelitian. Permenkes No.749a juga memberi peluang bagi
penggunaan rekam medis untuk pendidikan dan penelitian.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Konsil kedokteran Indonesia


2. UU No.29 tahun 2004
3. Sampurna Budi, Zulhasmar Syamsu, Tjetjep Dwidja Siswaja. Bioetik dan
Hukum Kedokteran. Jakarta: Pustaka Dwipar.2007.
4. PP no 32 tahun 1996. Diunduh dari
http://www.idionline.org/wp-content/uploads/2010/03/PP-No.-32-Th-1996-
ttg-Tenaga-Kesehatan.pdf pada tanggal 15 Januari 2013.

12
BORANG PORTOFOLIO

Nama : dr. Radilla Nelson


Nama wahana : RSUD Padang Panjang
Topik : Kasus Etik – Membuka Rahasia Kedokteran
Tanggal Kasus : 26 April 2017
Nama Pasien : Tn. D
Tanggal Presentasi : 4 Mei 2017
Nama Pembimbing : dr. Endayani T MPH
Tempat Presentasi : RSUD Padang Panjang
Objek Presentasi : Keilmuan dan Diagnostik
Bahan Bahasan : Kasus
Cara Membahas : Presentasi dan Diskusi

13
Borang Portofolio Kasus Etik

No. ID dan Nama Peserta dr.Radilla Nelson


No. ID dan Nama Wahana RSUD Kota Padang Panjang
Topik Kasus Etik – Membuka Rahasia Kedokteran
Tanggal (kasus) 26 April 2017
Nama Pasien Tn. D No. RM
Tanggal Presentasi 4 Mei 2017 Pendamping dr. Endayani
Tempat Presentasi RSUD Kota Padang Panjang
Objektif Presentasi
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi Dokter X melakukan pelanggaran Etik membuka Rahasia pasien
□ Tujuan Mempelajari jenis pelanggaran rahasia kedokteran
Bahan □ Tinjauan □ Kasus
□ Riset □ Audit
Bahasan Pustaka
Cara □Presentasi dan
□ Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas Diskusi
Data Pasien Tn. D No. Registrasi :
Nama RS : RSUD Kota Padang Panjang Telp : Terdaftar sejak :
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
Dokter menyampaikan jenis obat yang dikonsumsi pasien kepada seseorang yang mengaku bagian
administrasi dari kantor pasien bekerja
Daftar Pustaka :
1. Konsil kedokteran Indonesia
2. UU No.29 tahun 2004
3. Sampurna Budi, Zulhasmar Syamsu, Tjetjep Dwidja Siswaja. Bioetik dan Hukum Kedokteran.
Jakarta: Pustaka Dwipar.2007.
4. PP no 32 tahun 1996. Diunduh dari http://www.idionline.org/wp-content/uploads/2010/03/PP-No.-32-

14
Th-1996-ttg-Tenaga-Kesehatan.pdf pada tanggal 15 Januari 2013.
Hasil Pembelajaran :
1. Mengetahui dan memahami tentang rahasia kedokteran
2. Mengetahui dan memahami sanksi pelanggaran membuka rahasia kedokteran

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Kasus
Seorang dokter X di rumah sakit menangani seorang pasien dengan keluhan
sering mengalami cemas, waswas dan takut. Setelah melakukan pemeriksaan
yang cermat, pasien disimpulkan menderita gejala gangguan kejiwaan dan
dokter meresepkan obat kejiwaan.
Beberapa minggu kemudian datang seseorang yang mengaku berasal dari
bagian administrasi kantor tempat pasien bekerja. Orang tersebut menanyakan
jenis obat apa yang diberikan kepada pasien. Dokter menyangka pasien
tersebut perwakilan resmi dari kantor tempat pasien bekerja dan
menyampaikan jenis obat kejiwaan yang diberikan kepada pasien.
Beberapa bulan kemudian, dokter di tuntut di pengadilan oleh pasien dengan
alasan telah membocorkan rahasia jenis obat kepada perusahaan tempat pasien
bekerja tanpa izin dari pasien. Karena itu perusahaan tau bila pasien menderita
gangguan kejiwaan dan akhirnya diberhentikan dari pekerjaannya.

2. Pembahasan Kasus
Tindakan yang dilakukan dokter X melanggar UU No.29 tahun 2004
Paragraf 4 Rahasia Kedokteran Pasal 48 :
 Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.
 Rahasia kedokteran dapat di buka hanya untuk kepentingan
kesehatan pasien, memenuhi aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan

15
 Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diaturdengan
Peraturan Menteri.
Dokter seharusnya tidak melakukan tindakan tersebut. Sebelumnya
dokter harus memastikan terlebih dahulu kepada siapa dokter boleh
menyampaikan diagnose dan jenis obat apa yang diberikan. Dokter seharusnya
meminta izin dahulu kepada pasien untuk menyampaikan diagnose dan jenis
obat apa yang dikonsumsi.
Dalam kasus ini dokter juga dikenakan sanksi seperti yang tercantum
dalam KUHP Pasal 322
(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya
karena jabatan atau pekerjaannya yang sekarang maupun yang dahulu, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak
sembilan ribu rupiah.
(2) Jika kejahatan dilakukan pada seorang tertentu maka perbuatannya itu hanya
dapat dituntut atas pengaduan orang tersebut.
KUH Perdata Pasal 1365
“Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang
lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian
itu,mengganti kerugian tersebut”.

16

Anda mungkin juga menyukai