OLEH
dr. Radilla Nelson
PENDAMPING
1. dr. Endayani T,MPH
2. dr. Dessy Rahmawati
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
dokter mempunyai kewajiban untuk merahasiakan isi rekam medis tersebut
terhadap pihak-pihak lain selain pasien. Hak atas rahasia kedokteran ini
bertujuan untuk melindungi hubungan baik antara dokter dengan pasiennya,
sebab rahasia merupakan hak dasar manusia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pasal 48
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Rahasia Kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien,
memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-
undangan.
4
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rahasia kedokteran diatur dengan peraturan
menteri.
Pasal 1
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui
oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan
pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.
Pasal 2
Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut
dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi
daripada Peraturan Pemerintah ini menentukan lain.
Pasal 3
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:
a. tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara tahun 1963 No. 79).
b. mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,
pengobatan dan/atauperawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Pasal 4
Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai: wajib simpan rahasia kedokteran yang
tidak atau tidak dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana, Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan
administratif berdasarkan pasal 11 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan.
5
Pasal 5
Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh mereka yang
disebut dalam pasal 3 huruf b,maka Menteri Kesehatan dapat mengambil
tindakan-tindakan berdasarkan wewenang dan kebijaksanaannya.
Pasal 6
Dalam pelaksanaan peraturan ini Menteri Kesehatan dapat mendengar Dewan
Pelindung Susila Kedokteran dan/atau badan-badan lain bilamana perlu.
Pasal 7
Peraturan ini dapat disebut "Peraturan Pemerintah tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran".
Pasal 8
Peraturan ini mulai berlaku pada hari diundangkannya.Agar setiap orang dapat
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Mei 1966.
6
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 1966
TENTANG WAJIB SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN UMUM
7
Pihak yang Berkewajiban Menyimpan Rahasia Medis
Berdasarkan penjelasan pada pasal 2 PP no.10 tahun 1966 yang wajib
menyimpan rahasia medis yaitu :
Berdasarkan pasal ini orang (selain dari pada tenaga kesehatan) yang
dalam pekerjaanya berurusan dengan orang sakit atau mengetahui keadaan si
sakit, (baik) yang tidak maupun yang belum mengucapkan sumpah jabatan,
berkewajiban menjunjung tinggi rahasia mengenai keadaan si sakit. Dengan
demikian para mahasiswa kedokteran, kedokteran gigi, ahli farmasi, ahli
laboratorium, ahli sinar, bidan, para pegawai, murid paramedis, dan sebagainya
termasuk dalam golongan yang diwajibkan menyimpan rahasia. Menteri
Kesehatan dapat menetapkan, baik secara umum, maupun secara insedentil,
orang-orang lain yang wajib menyimpan rahasia kedokteran, misalnya pegawai
tata-usaha pada rumahsakit dan laboratorium-laboratorium.
Yang termasuk sebagai tenaga kesehatan :
a) tenaga medis : dokter, dokter gigi
b) tenaga keperawatan : perawat, bidan
c) tenaga kefarmasian : apoteker, analisis farmasi, asisten apoteker
d) tenaga kesehatan masyarakat : epidemiologi kesehatan, entomology
kesehatan, mikrobio, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan,
sanitarian kesehatan
e) tenaga gizi : nutrisionis, defisien
f) tenaga keterapian fisik : fisio terapis, okupasi terapis, terapis wicara
g) tenaga keteknisan medis : radiographer, radio terapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis
8
Pembukaan Rahasia Kedokteran
Rahasia medis dapat dibuka, ketika:
1. Ijin atau Otorisasi Pasien
Berdasarkan Undang-undang Praktik Kedokteran pasal 48 tentang Rahasia
Kedokteran:
Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.
Rahasia kedokteran dapat di buka hanya untuk kepentingan
kesehatan pasien, memenuhi aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan
Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diaturdengan
Peraturan Menteri.
9
KUHP pasal 49
Tidak dipidana, barang siapa yang melakukan perbuatan pembelaan
terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau
harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman
serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum .
KUHP Pasal 50
Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan
undang-undang tidak dipidana.
KUHP Pasal 51
Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan
yang di berikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana.
10
Menurut pasal 1365 KUHP Perdata yang berbunyi:
“Barang siapa yang berbuat salah sehingga seorang lain menderita
kerugian, berwajib mengganti kerugian tersebut“
Berdasarkan pasal tersebut, dapat dimengerti bahawa apabila seorang
dokter membuka rahasia medis pasiennya, dan pasien tersebut menderita
kerugian akibat hal itu,maka dokter tersebut wajib mengganti kerugian pasien
tersebut.
Selain itu etika kedokteran umumnya membenarkan pembukaan rahasia
kedokteran secara terbatas untuk kepentingan konsultasi profesional,
pendidikan, dan penelitian. Permenkes No.749a juga memberi peluang bagi
penggunaan rekam medis untuk pendidikan dan penelitian.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
BORANG PORTOFOLIO
13
Borang Portofolio Kasus Etik
14
Th-1996-ttg-Tenaga-Kesehatan.pdf pada tanggal 15 Januari 2013.
Hasil Pembelajaran :
1. Mengetahui dan memahami tentang rahasia kedokteran
2. Mengetahui dan memahami sanksi pelanggaran membuka rahasia kedokteran
2. Pembahasan Kasus
Tindakan yang dilakukan dokter X melanggar UU No.29 tahun 2004
Paragraf 4 Rahasia Kedokteran Pasal 48 :
Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.
Rahasia kedokteran dapat di buka hanya untuk kepentingan
kesehatan pasien, memenuhi aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan
15
Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diaturdengan
Peraturan Menteri.
Dokter seharusnya tidak melakukan tindakan tersebut. Sebelumnya
dokter harus memastikan terlebih dahulu kepada siapa dokter boleh
menyampaikan diagnose dan jenis obat apa yang diberikan. Dokter seharusnya
meminta izin dahulu kepada pasien untuk menyampaikan diagnose dan jenis
obat apa yang dikonsumsi.
Dalam kasus ini dokter juga dikenakan sanksi seperti yang tercantum
dalam KUHP Pasal 322
(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya
karena jabatan atau pekerjaannya yang sekarang maupun yang dahulu, diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak
sembilan ribu rupiah.
(2) Jika kejahatan dilakukan pada seorang tertentu maka perbuatannya itu hanya
dapat dituntut atas pengaduan orang tersebut.
KUH Perdata Pasal 1365
“Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang
lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian
itu,mengganti kerugian tersebut”.
16