BAB II
LANDASAN HUKUM
secara
lengkap
terhadap
akibat
dan
risiko
yang
ditimbulkannnya.
7. SE Dirrektorat Jendral Pelayanan Medik No: HK.00.06.1.5.01160 tentang
Petunjuk Teknis Pengadaan Formulir Rekam Medis Dasar dan
Pemusnahan Arsip Rekam Medis.
Surat edaran ini mengatur tata cara pengabadian dan pemusnahan
rekam medis.
1.2 Pelanggaran dan Sanksi Rekam Medis
Pelanggaran kerahasiaan rekam medis ini telah melanggar Pasal 13
KODEKI, Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 Tentang
Wajib Simpan Rahasia Kedokteran, Pasal 322 KUHP dan Pasal 79 butir c
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
Lebih lengkap rumusan pasalnya adalah sebagai berikut:
1. Pasal 13 KODEKI :
Setiap
dokter
wajib
merahasiakan
segala
sesuatu
yang
e. Pencabutan izin
2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 Tentang Wajib Simpan
Rahasia Kedokteran Pasal 4 :
Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai : wajib simpan rahasia
kedokteran yang tidak atau tidak dapat dipidana menurut Pasal 322 KUHP,
maka Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan administratif
berdasarkan Pasal 11 Undang-undang Tenaga Kesehatan.
3. Pasal 322 Kitab Undang-undang Hukum Pidana :
Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib
disimpannya karena jabatan atau pencariannya, baik yang sekarang
maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
4. Pasal 79 butir c Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran :
Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap
dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban
dalam Pasal 51 huruf c yaitu merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meinggal
dunia.
Seperti yang kita ketahui peraturan-peraturan hukum pidana Umum di
Indonesia terwujud dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
sedangkan peraturanperaturan Hukum Pidana Khusus adanya tersebar dalam
perbagai Undangundang yang secara khusus dan tersendiri mengatur tentang
delikdelik tertentu lebih mendalam daripada pengaturannya dalam KUHP
yang bersifat umum. Selaras dengan adagium atau semboyan Lex Specialis
Derogat Lex Generali (hukum yang khusus mengenyampingkan hukum
yang umum), maka untuk delik delik tertentu yang diatur dalam ketentuan
khusus sepanjang telah diatur oleh undangundang tersendiri, KUHP tidak
berlaku penerapannya terhadap delikdelik tertentu tersebut. Dan Oleh karena
undang-undang memiliki dasar hukum yang lebih tinggi dari sekedar
Keputusan Menteri Kesehatan, maka makna rekam medis harus mengacu
BAB III
TUJUAN, FUNGSI, MANFAAT, PRINSIP, SIFAT, DAN UNSUR
1.1 Tujuan Rekam Medis
Secara umum tujuan rekam medis adalah untuk menunjang
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang didukung oleh suatu sistem pengelolaan
rekam medis yang cepat, tepat, bernilai dan dapat dipertanggung
6
Tujuan Sekunder
Rekam Medis
a. Edukasi
1) Bahan pengajaran
2) Menyiapkan sesi pertemuan
dan presentasi
3) Mendokumentasikan
pengalaman profesional di
bidang kesehatan
b. Peraturan
1) Bukti pengajuan perkara ke
pengadilan
2) Membantu pemasaran
pengawasan
3) Menilai kepatuhan sesuai
standar pelayanan
4) Membandingkan Organisasi
pelayanan kesehatan
c. Riset
1) Mengembangkan produk baru
2) Melaksanakan riset klinis
3) Menilai Teknologi
4) Studi keluaran pasien
5) Mengidentifikasi populasi yang
beresiko
menjaga mutu
4) Memberikan corak dalam
menggunakan sarana pelayanan
asuransi
dengan
untuk
aspek
diatas
maka
rekam
medis
4.
5.
6.
7.
8.
keputusan yang diambil oleh pasien itu tanggung jawabnya, sedangkan apa
yang dilakukan oleh pelayan kesehatan (dokter dan paramedis) yang
memberikan informasi yang lengkap dan akurat bertanggungjawab atas
kelengkapan dan kenaran informasinya.
Di samping itu, agar rekam medis yang mengandung informed
consent itu dapat berfungsi sebagai alat bukti di dalam proses peradilan,
maka isi rekam medis modern (Contents of a Modern Medical Record)
harus meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Identification Data (Identifikasi data);
2. Provisional Diagnosis (Diagnosis awal);
3. Chief Complaint (Keluhan utama);
4. Present Illness (Penyakit yang diderita saat ini/saat masuk);
5. History and Physical examination (Sejarah pemeriksaan fisik);
6. Consultations (Konsultan/para konsultan jika lebih dari satu);
7. Clinical Laboratory Reports (Laporan laboratorium klinik);
8. X-ray Reports (Laporan kamar X-ray);
9. Tissue Report (Laporan Kamar bebat);
10. Treatment-Medical and Surgical (tindakan medik operatif);
11. Progress Notes (Catatan Kemajuan);
12. Final Diagnosis (diagnosis akhir);
13. Summary (Ringkasan); dan
14. Autopsy Findings(Penemuan-penemuan otopsi)
10
3. Financial value, yaitu Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk perincian
biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar oleh pasien
4. Research value, yaitu Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk
penelitian dalam lapangan kedokteran, keperawatan dan kesehatan.
5. Education value, yaitu Rekam Medis sebagai sebuah instrumen untuk
proses pembelajaran baik bagi rumah sakit maupun bagi peserta
pendidikan. Data/informasi
11
12
BAB III
14
KLASIFIKASI
1. Menurut Bentuk
Rekam medis dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Rekam medis konvensional
Rekam medis yang terbuat dan berbentuk lembaranlembaran
kertas yang diiisi dengan tulisan tangan atau ketikan komputer yang telah
diprint. Bentuk rekam medis ini sangat umum dan dapat ditemukan
diseluruh rumah sakit, klinik, maupun praktek dokter.
Keuntungan dari RM bentuk konvensional ini adalah mudah
untuk didapatkan, bisa dilakukan oleh siapa saja dalam hal ini staf medis
yang tidak memerlukan ketrampilan khusus, mudah dibawa dan mampu
di isi kapan saja dan di mana saja. Namun RM dalam bentuk ini memiliki
kerugian, yaitu dapat terjadi kesalahan dalam penulisan dan pembacaan,
tidak ringkas, mudah rusak oleh keadaan basah, mudah terbakar karena
terbuat dari bahan kertas, memiliki keterbatasan dalam hal penyimpanan
karena bentuknya yang bisa dikatakan besar, dan kerapian dari penulisan
akan berkurang.
2. Rekam medis elektronik
Rekam medis yang terbuat dan berbentuk elektronik berupa data
data di komputer yang diisi dengan hanya mengetik di komputer. Bentuk
rekam medis ini sangat jarang ditemukan. Hanya ditemukan pada rumah
sakit, klinik ataupun praktek dokter yang sudah modern dan canggih.
Rekam medis dalam bentuk ini memiliki beberapa keuntungan
antara lain, yaitu ringkas, bisa menampung dalam jumlah yang sangat
banyak, tidak memakan banyak tempat dalam hal penyimpanan karena
disimpan dalam bentuk data komputer, bisa disimpan lama, serta mudah
dan cepat diakses. Di samping itu, kerugian dari rekam medis bentuk ini
juga ada, yaitu mudah terserang virus yang merusak data, tidak semua
orang bisa mengoperasikannya, hanya terjangkau oleh kalangan tertentu,
tidak dapat dioperasikan apabila tidak ada sumber listrik, dan biaya awal
tinggi.
Namun rekam medis elektronik belum berkembang begitu cepat
dikarenakan tidak adanya hukum yang jelas sehingga apabila terjadi
kesalahan
tidak
ada
landasan
hukum
yang
kuat
untuk
15
berorientasi
Masalah
(POMR
Problem
Oriented
Medical
16
Record).POMR ini pertama kalu diperkenalkan oleh Weed (1968) dan akhirakhir ini makin banyak dipergunakan.
Rekam medis berorientasi masalah atau problem oriented medical
record adalah system pencatatan medis yang dikembangkan dengan
pendekatan metode ilmiah untuk menunjang pemecahan masalah secara
klinik. POMR ini biasanya digunkan di pusat-pusat pendidikan. Adapun
tujuan dari POMR adalah untuk:
a. Mencatat riwayat kesehatan pasien dan keluarganya secara lengkap sesuai
dengan permasalahan yang ada.
b. Memperoleh
keterangan
yang
jelas
tentang
riwayat
medis
dan
17
18
19
20
Secara garis besar perbedaan formulir data rekam medis dalam negeri
dengan data rekam medis dari luar negeri dapat dilihat dari segi pengisian
21
data. Formulir dari dalam negeri harus dilakukan oleh orang yang benar-benar
ahli dikarenakan data yang diisikan berupa data deskriptif tentang kondisi
kesehatan pasien, sedangkan formulir luar negeri lebih mudah untuk input
data dikarenakan format yang diberikan berupa multiplechois. Selain itu, di
dalam formulir luar negeri terdapat data riwayat kesehatan keluarga yang
tidak terdapat di formulir dalam negeri, yang bertujuan untuk mengetahui
faktor penyebab terjadinya suatu penyakit pasien apakah tertular oleh anggota
keluarga yang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari formulir
rekam medis luar negeri lebih terperinci dan spesifik dibandingkan dengan
formulir rekam medis dari rumah sakit didalam negeri.
BAB IV
STRUKTUR DEPARTEMEN
1.1 Tugas Departemen Rekam Medis
Keberadaan departemen rekam medis adalah hal yang esensial dalam
sebuah rumah sakit. Hal ini karena sumber informasi yang berasal dari data
rekam medis sangat berguna sebagai landasan untuk menilai kinerja unit
pelayanan medik.Secara umum, departemen rekam medis bertanggung jawab
dalam menyelenggarakan, menjaga, mengelola rekam medis. Administator
dari rumah sakit harus menyediakan tempat penyimpanan rekam medis,
menyediakan staf yang tercukupi. Staf Departemen rekam medis ini
bertanggung jawab untuk menjaga keamanan catatan medis dari gangguan,
penggunaan yang tidak sah, menjaga kerahasiaan dari informasi yang terdapat
dalam catatan rekam medis pasien.Fungsi departemenrekam medis adalah
sebagai berikut:
1. prosedur pendaftaran, termasuk identifikasi pasien dan pengembangan
juga pemeliharaan indeks pasien master (MPI)
22
ketiga yang
23
PENDAFTARAN
RAWAT JALAN
PENDAFTARAN
RAWAT INAP
Assembling,
cooding, dan
Indexing
Statistik dan
pelaporan
Pendistribusian
dan penyimpanan
rekam medis
Memberi pengarahan pelaksanaan tugas staf Rekam Medis
Memberi bimbingan pelaksanaan tugas staf Rekam Medis
Memimpin rapat tingkat unit
Penilaian pelaksanaan tugas staf dan perencanaan pengembangan SDM
unit
b. Kepala sub seksi registrasi
1) Menyusun langkah kegiatan pendaftaran pasien dan kegiatan
pencatatan identifikasi pasien, serta teknis wawancara terhadap pasien
yang akan berobat
2) Membagi tugas dan memberi petunjuk serta mengawasi pelaksanaan
petugas pendaftaran pasien
3) Mengkoordinasi pengisian jaminan kesehatan
4) Mengawasi dan menyiapkan berkas rawat jalan dan rawat inap serta
KIUP
c. Tugas bagain Pendaftaran Rawat jalan
1) Mengelola pendaftaran pasien rawat inap
d. Pendaftaran Rawat inap
1) Mengelola pendaftaran pasien rawat darurat
e. Kepala Sub Seksi Penyimpanan dan Pelaporan
1) Melakukan koordinasi dengan seluruh
staf
pelaksana
untuk
merawat
berkas
rekam
medis
yang
BAB VI
TAHAPAN DAN SISTEM REKAM MEDIS
1.1 Perencanaan Rekam Medis
25
26
ketidaklengkapan/ketidakterisian
dikarenakan
jumlah
pralansia/lansia
masih
pasien
relatif
yang
formulir
masuk
banyak.
pendaftaran
dalam
Beberapa
kategori
diantaranya
27
informasi
kesehatan.Pertimbangan
pemilihan
alternatif
keterbatasan
pendaftaran
(jika
kemampuan
petugas
yang
kekurangan
orang)
untuk
membantu
menjalankan
dibagian
sistem
28
30
3) Setiap jam 13.00 s/d 14.00 mengambil serah terima kembali semua
rekam medis dari poliklinik ke sub bagian rekam medis sesuai
ekspedisi pagi hari.
Setelah
selesai
pemeriksaan
di
poliklinik,
ada
(empat)
Pasien boleh pulang dengan diberi resep atau tidak diberi resep
2.
32
membahas
spesifik
mengenai
fungsi
dan
prosedur
Depatemen Rekam Medis, kita harus melihat bagaimana pasien dan rekam
medis diidentifikasi. Accurate identification of a patient is the backbone of an
effective and efficient medical record system. Correct identification is needed
to positively identify the patient and ensure that each patient has one medical
record number and one medical record (WHO,2006). Tanggung jawab untuk
mengidekntifikasi pasien dengan benar terletak pada petugas yang melakukan
wawancara dengan pasien pada admission office atau departemen rawat jalan.
Petugas harus berhati-hati mempertanyakan pasien atau orang yang
menyertai pasien apabila dalam kasus pasien tidak mampu untuk memberikan
informasi yang diperlukan (misalnya, anak, orang tua tua, dll). Perlu
memastikan bahwa pertanyaan yang diajukan adalah jelas dan dipahami oleh
orang yang diwawancarai. Banyak orang yang datang ke rumah sakit atau
klinik dalam keadaan gugup dan mungkin mengalami kesulitan dengan
beberapa pertanyaan yang sederhana, oleh karena itu mereka harus
menenangkan diri dan diberikan waktu untuk merespon. Data yang
dikumpulkan harus ditulis dengan jelas pada bentuk yang benar. Correct
patient identification enables hospital staff:
1. To find a particular patient's medical record whenever they come to the
health care facility;
2. To link a patient's previous admission or outpatient attendance to the
current admission using his or her medical record number;
3. To find the correct medical record of patients when there are more than
one patient with the same name.
Dalam tahap pencatatan terdapat 2 sistem yang penting, yaitu:
1. Sistem Penamaan
33
34
ditemukan dokumen rekam medis baru dan lama dijadikan satu, dan
yang menjadi patokan nomor rekam medis adalah nomor yang lama.
Sedang nomor baru diberikan lagi ke pasien yang lain. Kelebihan
sistem ini yaitu pelayanan menjadi lebih cepat karena semua pasien
dianggap pasien baru. Sedangkan kekurangannya yaitu, petugas
menjadi lebih repot setelah selesai pelayanan, informasi klinis menjadi
tidak berkesinambungan.
1.4 Penyimpanan Rekam Medis
Penyimpanan dokumen rekam medis merupakan usaha melindungi
rekam
medis dari kerusakan fisik dan isi dari rekam medis itu sendiri.
Dokumen rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka
setiap dokumen harus disimpan dan dilindungi dengan baik karena bertujuan
untuk :
1. Mempermudah dan mempercepat ditemukannya kembali dokumen yang
disimpan dalam rak penyimpanan.
2. Mempermudah mengambil dari tempat penyimpanan.
3. Melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian, kerusakan fisik,
kimiawi dan biologis.
Dalam menyimpan data rekam medis terdapat proses penjajaran.
Penjajaran merupakan sistem penataan rekam medis dalam suatu sekuens
yang khusus agar rujukan dan pengambilan kembali (retrieve) menjadi mudah
dan cepat. Dokumen rekam medis yang disimpan di dalam rak penyimpanan
tidak ditumpuk melainkan disusun, berdiri sejajar satu dengan yang lain.
Menurut Bambang Shofari dalam bukunya Pengantar Sistem Rekam
Kesehatan (PSRK) tahun edisi 1998 penjajaran dokumen rekam medis ada 3
cara yaitu:
1. Sistem Nomor Langsung (StraightNumericalFiling)
Suatu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan
mensejajarkan berkas dokumen rekam medis berdasarkan urutan langsung
nomor rekam medis dari awal pada rak penyimpanan.
Contoh :
36
kelompokke-1
kelompok ke-2
kelompok ke-3
Seksi 01
Seksi 02
Seksi 03
01-44-98
02-62-75
03-81-55
01-44-99
02-62-76
03-81-56
dari
sistem
Nomor
Langsung
(StraightNumericalFiling):
a) Petugas harus memperhatikan seluruh angka nomor sehingga mudah
terjadi kekeliruan menyimpan.
b) Terjadinya konsentrasi pada rak penyimpanan untuk nomor besar yaitu
rekam medis dengan nomor terbaru.
c) Pengawasan kerapian penyimpanan sangat sulit dilakukan, karena
petugas tidak terbagi menurut nomor.
2. Sistem Angka Tengah (Middle Digit Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan
folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada
2 angka kelompok tengah.
Contoh :
kelompok ke-1
kelompokke-2
kelompok ke-3
Seksi 01
Seksi 02
Seksi 03
44-01-98
62-02-75
81-03-55
44-01-99
62-02-76
81-03-56
37
b) Sistem ini tidak dapat digunakan apabila nomor sudah melebihi 6 digit.
c) Terjadi rak-rak lowong pada beberapa seksi apabila dilakukan
pencabutan dokumen non aktif.
3. Sistem Angka Akhir (Terminal Digit Filing)
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan menjajarkan
folder dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada
dua angka kelompok akhir.
Contoh :
a)
b)
c)
d)
kelompok ke-1
kelompokke-2
kelompok ke-3
Seksi 01
Seksi 02
Seksi 03
98-44-01
75-62-02
55-81-03
99-44-01
76-62-02
56-81-03
38
39
BAB VII
KENDALA REKAM MEDIS
1.1 Kendala Rekam Medis Di Indonesia
Kendala-kendala rekam medis yang terjadi di Indonesia adalah
sebagai berikut:
a. Pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap yang terkadang tidak
diisi oleh dokter.
b. Dokter tidak tahu pengembalian rekam medis ke tempat penyimpanan
atau ke unit rekam medis yang telah ditetapkan oleh rumah sakit
c. Adanya kesulitan dalam pengolahan data, data yang tercecer atau
pengarsipan data yang belum teratur, seperti halnya penumpukan data
pasien, data poliklinik, data rawat inap.
d. Data rekam medik yang tersimpan di rak-rak penyimpanan semakin hari
semakin bertambah dan semakin menumpuk sehingga memakan tempat
yang banyak.
e. Banyaknya data rekam medik yang tersimpan terkadang salah
penempatan pada tempatnya dan menimbulkan data rekam medik hilang
atau rusak
f. Pegawai melakukan kesalahan dalam mengolah data
g. Pasien ganti rumah sakit sementara catatan rekam medis yang manual di
atas kertas sangat sulit untuk di transfer antar rumah sakit apalagi pada
kondisi geografis Indonesia dengan bentuk negeri seribu pulau.
h. Masalah transportasi menjadi permasalahan yang bisa menghambat
pertukaran informasi riwayat kesehatan pasien.
1.2 Kendala Rekam Medis Di Luar Negeri
Kendala-kendala rekam medis yang terjadi di luar negeri adalah
sebagai berikut:
41
42
BAB VI
KESIMPULAN
43
44
[Online]
Didapat
dari
http://eprints.undip.ac.id/37539/1/Firman_Haji_NA_G2A008083_PDF_K
TI.pdf [diakses pada 24 September 2015 pukul 04.06].
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Perencanaan Tingkat
Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medis.
Erfavira, Avita.2012. Perbedaan kelengkapan pengisisan rekam medis antara
instalasi rawat jalan dan instalasi rawat darurat di poli bedah RSUP DR.
KARIADI
SEMARANG.
[Online]
Didapat
dari
http://eprints.undip.ac.id/37401/1/AVITA_ERFAVIRA_G2A008035_LAP.
_KTI.pdf[diakses pada 04 Oktober 2015 pukul 03.13].
Ery, Rustiyanto. 2009. Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kumala, Ade. 2013. Sanksi Pidana Terhadap Pelanggaran Kerahasiaan Rekam
Medis Pasien Ditinjau Dari Undang Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran. Medan. Universitas Sumatra Utara. Skripsi.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Didapat
dari
http://www.wpro.who.int/publications/PUB_9290610050/en/[Diakses pada
tanggal 25 September 2015 pukul 21.23].
45