discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/301749212
READS
521
3 authors, including:
Drajat Martianto
Hadi Riyadi
17 PUBLICATIONS 10 CITATIONS
SEE PROFILE
58 PUBLICATIONS 11 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Hadi Riyadi on 01 May 2016.
POLA ASUH MAKAN PADA RUMAH TANGGA YANG TAHAN DAN TIDAK TAHAN
PANGAN SERTA KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA
DI KABUPATEN BANJARNEGARA
(Feeding Practices in Food-secure and Food-insecure Households and Its Impacts to Underfive
Nutrition in Banjarnegara)
Drajat Martianto1, Hadi Riyadi1*, dan Rizma Ariefiani1
1
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680.
* Alamat korespondensi: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Bogor, Bogor 16680. Telp: 0251-8621258; Fax: 0251-8622276. Email: hadiriyadi@yahoo.com
ABSTRACT
This study aimed to analyze the impacts of feeding practices on underfive childrens
nutritional status in different level of household food security. The study design was a crosssectional study. Data on feeding practices were collected through personal interviews used
questionnaire and nutritional status was calculated by using WHO-NCHS z-score. The average
scores of feeding practices among samples were categorized as low (54.4%) and children of
group very food-insecure had the lowest score of feeding practices. There was a significantly
difference among the groups in the scores of samples feeding practices. The study showed
that about 86 percent of children were categorized as normal (BB/TB indicator), but there
were 11.6 percent categorized as wasting, while 32.0 percent and 54.3 percent categorized
as underweight and stunting, respectively. Statistical analyses showed significant difference
in term of nutritional status. There was a significant correlation between childs nutritional
status (BB/U, TB/U and BB/TB) and household food security. The study showed that childs
nutritional status (BB/TB) was influenced by energys adequacy level.
Keywords: underfive children, feeding practices, nutritional status, household food security
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keberhasilan tumbuh kembang pada
masa kanak-kanak menentukan kualitas
sumberdaya manusia yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan nasional. Faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, diantaranya
faktor gizi, kesehatan dan praktek pengasuhan
(caring) yang terkait satu sama lain.
Anak balita merupakan kelompok penduduk yang paling rentan terhadap gangguan
kesehatan dan gizi. Sukarni (1994) menyebutkan beberapa alasan yang memperkuat
pernyataan tersebut, antara lain status imunisasi, diet dan psikologi anak belum matang
atau masih dalam taraf perkembangan yang
pesat dan kelangsungan hidup anak balita sangat tergantung pada orang dewasa, terutama
keluarga. Sebagai orang terdekat, ibu sangat
berperan dalam pengasuhan anak. Pemberian
makan (feeding) ibu dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak, baik secara positif
maupun negatif (Fitriana et al. 2007).
51
52
laki-laki. Umur anak pada penelitian ini berkisar antara 24-60 bulan dengan rata-rata 41.1
bulan. Pada saat pengambilan data, persentase tertinggi (36.7%) anak balita berumur 2435 bulan.
Pola Asuh Makan Anak Balita
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh
kualitas makanan dan gizi yang dikonsumsi.
Sementara itu, kualitas makanan dan gizi
sangat tergantung pada pola asuh makan anak
yang diterapkan oleh keluarga. Karyadi (1985)
mendefinisikan pola asuh makan sebagai praktek-praktek pengasuhan yang diterapkan oleh
ibu kepada anak balita yang berkaitan dengan
cara dan situasi makan.
Sebagian besar (75.7%) ibu di daerah
penelitian tidak memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Hal ini disebabkan oleh adanya
tradisi untuk memberikan madu atau gula merah sesaat setelah bayi lahir. Disamping itu,
lebih dari separuh ibu sudah memberikan
makanan saat bayi berumur 2 bulan. Menurut
ibu, bayi akan menjadi lebih tenang dan kuat
jika diberi makanan sejak dini. Sebagian besar
(79.0%) ibu juga tidak memberikan kolostrum.
Kolostrum dinilai kotor dan tidak sehat, padahal kolostrum dapat memberikan perlindungan
kekebalan terhadap tubuh bayi (Krisnatuti &
Yenrina 2000). Hampir seluruh (98.3%) ibu
memberikan ASI sesuai dengan permintaan
anak dan sebanyak 57.0 persen ibu memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun atau
lebih.
Dilihat dari praktek pemberian makan,
sebagian besar (65.0%) ibu tidak memberikan
makanan yang beragam kepada anaknya. Konsumsi makanan yang tidak beragam bagi anak
dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anggota tubuh. Di samping
Tabel 1. Sebaran anak balita berdasarkan keragaan pola asuh makan anak balita
Keragaan Pola Asuh Makan Anak Balita
Riwayat Menyusui dan Penyapihan
Pemberian ASI eksklusif (ASI saja hingga 6 bulan)
Pemberian kolostrum
ASI diberikan sesuai dengan permintaan anak
ASI diberikan sampai anak berumur 2 tahun
Praktek Pemberian Makan
Anak biasa mengkonsumsi makanan yang beragam
Ibu memperkenalkan makanan kepada anak karena kebutuhan gizi
Ibu biasa menyediakan makanan kudapan untuk anak
Ibu biasa mencuci tangan sebelum mempersiapkan makanan anak
Ibu membiasakan anak makan sendiri
Anak selalu menghabiskan makanannya
Jadwal makan anak tetap
Ya
Tidak
73
237
295
171
24.3
79.0
98.3
57.0
227
63
5
129
75.7
21.0
1.7
43.0
105
81
137
259
215
125
95
35.0
27.0
45.7
86.3
71.7
41.7
31.7
195
219
163
41
85
175
205
65.0
73.0
54.3
13.7
28.3
58.3
68.3
53
Tabel 2. Sebaran anak balita berdasarkan pola asuh makan pada berbagai tingkat ketahanan
pangan rumah tangga
Pola Asuh Makan
Anak Balita
Kurang (<60%)
Sedang (60-80%)
Baik (>80%)
Total
Rata-rata SD
P-value
*berbeda nyata pada =5%
Tangga
Tahan Pangan
n
53
26
14
93
57.5
%
57.0
28.0
15.1
100.0
18.9
Total
n
%
189
63.0
75
25.0
36
12.0
300
100.0
54.4 19.0
Tabel 3. Sebaran anak balita berdasarkan tingkat kecukupan energi pada berbagai tingkat
ketahanan pangan rumah tangga
Tingkat
Kecukupan Energi
Anak Balita
54
Total
n
%
Defisit berat (<70%)
41
36.6
Defisit sedang (70-90%)
26
23.2
Cukup (>90%)
45
40.2
Total
112
100.0
Rata-rata (kkal) SD
874 357.7
P-value
0.001*
*berbeda nyata pada =5%
n
%
30
31.6
19
20.0
46
48.4
95
100.0
973 411.3
n
%
27
29.0
21
22.6
45
48.4
93
100.0
1098 502.3
n
%
98
32.7
66
22.0
136
45.3
300
100.0
975 432.3
Tabel 4. Sebaran anak balita berdasarkan tingkat kecukupan energi dan skor pola asuh makan
Tingkat
Kecukupan Energi
Anak Balita
Defisit berat (<70%)
Defisit sedang (70-90%)
Cukup (>90%)
Total
Rata-rata (kkal) SD
*hubungan nyata =5%
Baik
n
5
4
27
36
1283
%
13.9
11.1
75.0
100.0
481.2
Total
n
%
98
32.7
66
22.0
136
45.3
300
100.0
975 432.3
Pvalue
0.000*
55
Tabel 5. Sebaran anak balita berdasarkan status gizi pada berbagai tingkat ketahanan pangan
rumah tangga
Status Gizi
Anak Balita
BB/U
Gizi buruk (<-3SD)
Gizi kurang (-3SD s/d -2SD)
Gizi baik (-2SD s/d +2SD)
Gizi lebih (>+2SD)
Total
Rata-rata SD
P-value
TB/U
Pendek (<-2SD)
Normal (-2SD)
Total
Rata-rata SD
P-value
BB/TB
Sangat kurus (<-3SD)
Kurus (-3SD s/d -2SD)
Normal (-2SD s/d +2SD)
Gemuk (>+2SD)
Total
Rata-rata SD
P-value
*berbeda nyata pada =5%
13
13.7
27
28.4
54
56.8
1
1.1
95
100.0
-1.6 1.2
1
2
90
0
93
-1.0
1.1
2.2
96.8
0.0
100.0
0.8
Total
n
31
65
203
1
300
-1.5
%
10.3
21.7
67.7
0.3
100.0
1.1
75
67.0
37
33.0
11
100.0
2
-2.4 1.1
0.000*
54
41
56.8
43.2
34
59
36.6
63.4
163
137
54.3
45.7
95
100.0
93
100.0
300
100.0
-2.1 1.4
-1.6 1.0
-2.1 1.2
4
3.6
12
10.7
94
83.9
2
1.8
11
100.0
2
-0.7 1.3
0.003*
3
11
77
4
3.2
11.6
81.1
4.2
0
5
86
2
0.0
5.4
92.5
2.2
7
28
257
8
2.3
9.3
85.7
2.7
95
100.0
93
100.0
300
100.0
-0.6 1.5
-0.1 1.1
-0.5 1.3
Tabel 6. Sebaran anak balita berdasarkan status gizi dan skor pola asuh makan
Status Gizi
Anak Balita
BB/U
Gizi buruk (<-3SD)
Gizi kurang (-3SD s/d -2SD)
Gizi baik (-2SD s/d +2SD)
Gizi lebih (>+2SD)
Total
Rata-rata SD
TB/U
Pendek (<-2SD)
Normal (-2SD)
Total
Rata-rata SD
BB/TB
Sangat kurus (<-3SD)
Kurus (-3SD s/d -2SD)
Normal (-2SD s/d +2SD)
Gemuk (>+2SD)
Total
Rata-rata SD
*hubungan nyata pada =5%
56
Kurang
n
%
21
11.1
39
20.6
128
67.7
1
0.5
189
100.0
-1.6 1.1
9
12.0
17
22.7
49
65.3
0
0.0
75
100.0
-1.5 1.1
1
2.8
9
25.0
26
72.2
0
0.0
36
100.0
-1.3 0.9
31
10.3
65
21.7
203
67.7
1
0.3
300
100.0
-1.5 1.1
107
56.6
82
43.4
189
100.0
-2.1 1.2
44
58.7
31
41.3
75
100.0
-2.1 1.2
14
38.9
22
61.1
36
100.0
-1.8 1.0
165
55.0
135
45.0
300
100.0
-2.1 1.2
4
2.1
20
10.6
157
83.1
8
4.2
189
100.0
-0.5 1.4
3
4.0
6
8.0
66
88.0
0
0.0
75
100.0
-0.5 1.3
0
0.0
2
5.6
34
94.4
0
0.0
36
100.0
-0.4 1.0
7
2.3
28
9.3
257
85.7
8
2.7
300
100.0
-0.5 1.3
Total
Baik
n
P-value
%
0.409
0.428
0.861
Tabel 7. Sebaran anak balita berdasarkan status gizi dan tingkat kecukupan energi
Status Gizi
Anak Balita
BB/U
Gizi buruk (<-3SD)
Gizi kurang (-3SD s/d -2SD)
Gizi baik (-2SD s/d +2SD)
Gizi lebih (>+2SD)
Total
Rata-rata SD
TB/U
Pendek (<-2SD)
Normal (-2SD)
Total
Rata-rata SD
BB/TB
Sangat kurus (<-3SD)
Kurus (-3SD s/d -2SD)
Normal (-2SD s/d +2SD)
Gemuk (>+2SD)
Total
Rata-rata SD
*hubungan nyata pada =5%
Total
n
P-value
%
7
18
72
1
98
-1.4
7.1
18.4
73.5
1.0
100.0
1.0
9
15
42
0
66
-1.7
13.6
22.7
63.6
0.0
100.0
1.0
15
32
89
0
136
-1.6
11.0
23.5
65.4
0.0
100.0
1.1
31
65
203
1
300
-1.5
10.3
21.7
67.7
0.3
100.0
1.1
52
46
98
-2.0
53.1
46.9
100.0
1.2
38
28
66
-2.0
57.6
42.4
100.0
1.3
75
61
136
-2.2
55.1
44.9
100.0
1.2
165
135
300
-2.1
55.0
45.0
100.0
1.2
1
5
87
5
98
-0.3
1.0
5.1
88.8
5.1
100.0
1.3
3
10
53
0
66
-0.7
4.5
15.2
80.3
0.0
100.0
1.3
3
13
117
3
136
-0.5
2.2
9.6
86.0
2.2
100.0
1.3
7
28
257
8
300
-0.5
2.3
9.3
85.7
2.7
100.0
1.3
Hasil uji korelasi Spearman juga menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata antara
status gizi (BB/U, TB/U dan BB/TB) dengan
tingkat kecukupan energi (p>0.05). Data konsumsi pangan bukan merupakan gambaran
status gizi secara langsung. Status gizi merupakan dampak dari faktor-faktor yang bersifat
kontinu, sedangkan data konsumsi pangan diambil pada satu periode saja dengan metode
recall.
Menurut Kusharto dan Sadiyyah (2007),
metode recall memiliki kekurangan, yaitu hanya mengandalkan daya ingat seseorang, sehingga hasil yang diperoleh belum tentu sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Walaupun
demikian, rata-rata nilai z-score indikator
BB/U, TB/U dan BB/TB anak balita dengan
tingkat kecukupan energi defisit berat relatif
lebih rendah daripada anak balita dengan tingkat kecukupan energi yang cukup (Tabel 7).
Disamping itu, hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa tingkat kecukupan energi mempengaruhi status gizi (BB/TB) anak balita
(p=0.033), yang berarti penurunan atau peningkatan konsumsi pangan akan berdampak
langsung terhadap berat badan dan tinggi badan anak balita.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pola asuh makan anak balita termasuk
kategori kurang. Pola asuh makan anak balita
0.148
0.800
0.169
57
58