Anda di halaman 1dari 7

KODEKI

Kode Etik Kedokteran Indonesia disusun dalam 3 kelompok, yaitu :


kewajiban dokter yaitu kewajiban kepada pasien, kewajiban kepada diri sendiri,
dan teman sejawatnya.
1. Definisi KODEKI
Merupakan kesepakatan dokter Indonesia bagi pedoman pelaksanaan
profesi.
2. Tujuan KODEKI
Agar dalam hubungan dokter dan pasien tetap terjaga 6 sifat dasar yaitu
sifat ketuhanan, kemurnian niat, keluhuran budi, kerendahan hati, kesungguhan
kinerja, integritas ilmiah, dan sosial.
3. Isi KODEKI
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
dokter.
Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa melaksanakan profesinya sesuai dengan
standar profesi yang tertinggi.
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi.
Pasal 4
Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis
maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah
memperoleh persetujuan pasien
Pasal 6
Setiap dokter senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan
setiap penemuan tehnik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya
dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7
Seorang dokter hanya memberi surat keterangan atau pendapat yang telah

diperiksa sendiri kebenarannya.


Pasal 7a
Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan
medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai
rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 7b
Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan
teman sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yng dia
ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien
Pasal 7c
Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan
hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien
Pasal 7d
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi mahluk
hidup insani
Pasal 8
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan
yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik
maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat
yang sebenar-benarnya
Pasal 9
Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan
bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati
KEWAJIBAN DOKTER
TERHADAP PASIEN
Pasal 10
Setiap dokter harus bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,
ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam
penyakit tersebut.
Pasal 11

Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa


dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat atau
dalam masalah lainnya.
Pasal 12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 13
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 14
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan
Pasal 15
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali
dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 16
Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan
baik.
Pasal 17
Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/kesehatan
( Hanafiah M.Jusuf, Amri Amir.2008.Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan.Edisi
4)

UU TENTANG PEMBUKAAN RAHASIA MEDIS

1. PP No.10/1996
a. PP No.26/1996 tentang lafal sumpah dokter : Saya akan merahasiakan segala
sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya
sebagai dokter

b. PP No.10/1996 pasal 3 : wajib simpan rahasia kedokteran diperluas bagi


tenaga kesehatan lainnya, seperti perawat, bidan, mahasiswa kedokteran, ahli
farmasi, analis laboratorium, radiologi, dll.

2. Pasal 324 KUHP


a. Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya
karena jabatan/mata pencariannya, baik sekarang maupun yang dahulu akan
diancam hukuman pidana penjara paling lama 9 bulan atau denda paling banyak
Rp 600.000
b. Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seseorang tertentu, maka perbuatan itu
hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.

3. Pasal 1365 KUHP Perdata


Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian terhadap
seorang lain mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian,
mengganti kerugian tersebut. Seorang dokter tanpa sadar membuka rahasia
tentang penderita, kebetulan majikannya mendengarnya selanjutnya ia
melepaskan pegawai tersebut karena takut penyakitnya akan menulari pegawai
lainnya.

4. UU Praktik Kedokteran Pasal 48 Rahasia Kedokteran


a. Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
wajib menyimpan rahasia kedokteran
b. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan
pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegak
hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundangundangan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai Rahasia kedokteran diatur dengan
Peraturan Menteri.

5. UU Praktik Kedokteran Pasal 51 huruf C UU No.29 tahun 2004 untuk


melindungi rahasia yang ada dari dokter dan pasien, etika, dan hukum
menggunakan 3 asumsi
1. Diagnostik dan terapi yang tepat sangat diperlukan oleh masyarakat
2. Diagnostik dan terapi yang tepat mesti didasari atas fakta dari
informasi yang sepenuhnya dibuka oleh pasien

3. Untuk mendapatkan informasi dan fakta yang lengkap dari pasien serta
untuk mengetahui penyakit dan pengobatan yang sesungguhnya, kepada pasien
harus dijamin bahwa tidak akan dibuka oleh siapapun.

6. UU Kesehatan
Hak pasien untuk dirahasiakan ihwalnya oleh dokter.
Esensi hubungan dokter-pasien :
a. Itikad baik
b. saling percaya
c. Bebas mengutarakan informasi
d. To Preserve The Human Dignity
e. Bersama dengan hak privacy diturunkan dengan hak autonomy
7. KUHP Pasal 170
Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat, atau jabatannya, diwajibkan
menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi
keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.
Hakim yang menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan
tersebut.

SUMPAH HIPPOKRATES
Saya bersumpah demi Apollo dewa penyembuh, dan Aesculapius, dan
Hygeia, dan Panacea, dan semua dewa-dewa sebagai saksi, bahwa sesuai
dengan kemampuan dan pikiran saya, saya akan mematuhi janji-janji berikut ini :
1. Saya akan memperlakukan guru yang telah mengajarkan ilmu ini dengan
penuh kasih sayang sebagaimana terhadap orang tua saya sendiri, jika perlu
akan saya bagikan harta saya untuk dinikmati bersamanya.
2. Saya akan memperlakukan anak-anaknya sebagai saudara kandung saya dan
saya akan mengajarkan ilmu yang telah saya peroleh dari ayahnya, kalau
memang mereka mau mempelajarinya, tanpa imbalan apapun.
3. Saya akan meneruskan ilmu pengetahuan ini kepada anak-anak saya sendiri,
dan kepada anak-anak guru saya, dan kepada mereka yang telah mengikatkan
diri dengan janji dan sumpah untuk mengabdi kepada ilmu pengobatan, dan
tidak kepada hal-hal yang lainnya .
4. Saya akan mengikuti cara pengobatan yang menurut pengetahuan dan
kemampuan saya akan membawa kebaikan bagi pasien, dan tidak akan
merugikan siapapun.
5. Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapapun
meskipun diminta , menganjurkan kepada mereka untuk tujuan itu. Atas dasar
yang sama , saya tidak akan memberikan obat untuk menggugurkan kandungan.
6. Saya ingin menempuh hidup yang saya baktikan kepada ilmu saya ini dengan
tetap suci dan bersih.

7. Saya tidak akan melakukan pembedahan terhadap seseorang, walaupun ia


menderita penyakit batu, tetapi akan menyerahkannya kepada mereka yang
berpengalaman dalam pekerjaan ini.
8. Rumah siapapun yang saya masuki, kedatangan saya itu saya tujukan untuk
kesembuhan yang sakit dan tanpa niat-niat buruk atau mencelakakan, dan lebih
jauh lagi tanpa niat berbuat cabul terhadap wanita atau pun pria, baik merdeka
maupun hamba sahaya
9. Apapun yang saya dengar atau lihat tentang kehidupan seseorang yang tidak
patut di sebar luaskan, tidak akan saya ungkapkan karena saya harus
merahasiakannya.
10. Selama saya tetap mematuhi sumpah saya ini, izinkan lah saya menikmati
hidup dalam mempraktikan ilmu saya ini, dihormati oleh semua orang,
disepanjang waktu! Akan tetapi, jika sampai saya menghianati sumpah ini,
balikkanlah nasib saya.

Anda mungkin juga menyukai