PLANT SURVEY
1102011011
Aldora Oktaviana
1102011019
1102011197
Salsa Fadhzillah Z
1102011253
Talib
1102011274
Pembimbing :
dr. Dian Mardhiyah, MKK
Plant Survey
Merupakan salah satu cara awal yang dilakukan untuk mengidentifikasi
bahaya-bahaya potensial yang terdapat pada lingkungan kerja, dengan cara
mempelajari alur produksi yang digunakan dan dilanjutkan dengan melihat secara
langsung ke lapangan atau tempat kerja.
Aktivitas pengamatan ini meliputi beberapa rangkaian yaitu:
Opening conference
Walkthrough survey
Closing conference
Literature review.
Besarnya akibat yang pernah tercatat atau pernah dilaporkan oleh karena
mengerjakan jenis pekerjaan tertentu dengan alat tertentu.
Risk Assesment
Risk (R) = E x P
R : Resiko
Efek
Adalah akibat yang ditimbulkan dari suatu bahaya.
Kriteria :
insignificant/tidak significant
Minor
Moderate
Mayor
Irreversibel
Tingkat
Kriteria
Penjelasan
Insignificant
Minor
Moderate
Mayor
Catastropic/
bencana
Probability
Merupakan keseringan munculnya situasi tidak aman yang mengakibatkan
efek yang telah teridentifikasi.
Probability situasi tidak aman dikategorikan kedalam lima klasifikasi :
Tingkat
A
B
C
D
Kriteria
Penjelasan
Almost
certain/hampir pasti
Likely/cenderung
mungkin terjadi
semua kondisi
Moderate/mungkin
dapat terjadi
tertentu
Unlikely/kecil
kemungkinannya
terjadi
Rare/jarang sekali
terjadi
Peluan
g
dan analisa sederhana. Walk Through Survey dan Check list Walk through survey
merupakan teknik utama yang penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat memberikan efek atau gangguan
pada kesehatan pekerja yang terpajan.
Tujuan dari survei ini sendiri adalah agar sebagai seorang pakar kesehatan
lingkungan kerja kita dapat memahami proses produksi, denah tempat kerja.
Kemudian dapat mendengarkan pandangan pekerja dan pengawas kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) mengenai lingkungan kerjanya, memahami pekerja dan
tugas pekerja, memahami dan mengenal bahaya lingkungan kerja serta
menginventarisir upaya K3 terhadap kebijakan, pengendalian dan pemenuhan
perundang undangan.
Walk through survey adalah salah satu upaya untuk mengenal bahaya di
tempat kerja. Upaya lainnya adalah pemeriksaan ditempat kerja, misalnya dengan
kamera fotografi, video kamera, termometer, higrometer, light meter, sound level
meter dll. Berbeda dengan penggunaan alat-alat itu Walk through survey
mengandalkan kemampuan indra penglihatan dan intra pendenagaran sekali-sekali
dilakukan wawancara dengan pekerja.
Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah
kerahasiaan perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja. Sebelum
melakukan pemotretan perlu dimintakan ijin terlebih dahulu kepada pimpinan
perusahaan. Ada dua lasan untuk melarang pemotretan : Pertama trade secrecy
dan kedua adalah safety. Ada beberapa sensor pemadam apai yang bekerja dengan
adanya cahaya.
Keuntungan dari melakukan survey ini termasuk :
manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia
yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan yang
prima baik fisik maupun psikis.
Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut :
1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan
gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar,
misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas &
dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.
2. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat
memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui : inhalation
(melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan),
skin contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap
tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau
kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan
(toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.
3. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang
berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakitpenyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang
berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi.
4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang
disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai
dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan
serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai,
pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan
kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.
5. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau
ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang
kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan
tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi,
10
11
6. Analisis Risiko
Dalam kegiatan ini, semua jenis risiko, akibat yang bisa terjadi, tingkat
keparahan, frekuensi kejadian, cara pencegahannya, atau rencana tindakan
untuk mengatasi risiko tersebut dibahas secara rinci dan dicatat selengkap
mungkin. Ketidaksempurnaan dapat juga terjadi, namun melalui upaya
sitematik, perbaikan senantiasa akan diperoleh.
7. Evaluasi risiko
Memprediksi tingkat risiko melalui evaluasi yang akurat merupakan
langkah yang sangat menentukan dalam rangkaian penilaian risiko. Kualifikasi
dan kuantifikasi risiko, dikembangkan dalam proses tersebut. Konsultasi dan
nasehat dari para ahli seringkali dibutuhkan pada tahap analisis dan evaluasi
risiko.
8. Menentukan langkah pengendalian
Apabila dari hasil evaluasi menunjukan adanya risiko membahayakan bagi
kelangsungan kerja maupun kesehatan dan keselamatan pekerja perlu
ditentukan langkah pengendalian yang dipilih dari berbagai cara seperti :
a. Memilih teknologi pengendalian seperti eliminasi, substitusi, isolasi,
engineering
control,
pengendalian
administratif,
pelindung
12
Seluruh kegiatan yang dilakukan dalam penilaian risiko harus dicatat dan
disusun sebagai bahan pelaporan secara tertulis. Format yang digunakan
dapatdisusun sesuai dengan kondisi yang ada.
10. Mengkaji ulang penelitian
Pengkajian ulang perlu senantiasa dilakukan dalam periode tertentu atau
bila terdapat perubahan dalam proses produksi, kemajuan teknologi,
pengembangan
informasi
terbaru
dan
sebagainya,
guna
perbaikan
13
JENIS
YA
TIDAK
GANGGUAN
KESEHATAN
KECELAKAAN YANG
MUNGKIN
PENGENDALIAN RISIKO
MESIN
APD
JENIS APD
YA
TIDA
BAHA
14
PRODUKSI
N
APD
MENGGUNAKA
N
PEKERJ
A
A.P. Kepala
15
Lokasi pekerjaan :
Risiko
Penilaian risiko
Akibat
Peluang
Tgl penilaian :
Pengendalian risiko
Tingkat
risiko
Peluang
A
1
H
2
H
M H
Akibat
3 4
E E
H
Penjelasan
5
E
E = Extreme Risk
H = High Risk
Akibat
1 = Tidak ada cedera, kerugian materi
2 = Cedera ringan / P3K, kerugian materi
sedang
16
M H
M H
M H
M = Moderate
Risk
L = Low Risk
17
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Hiperkes & Keselamatan Kerja Indonesia. Walkthrough Survey. Program
Pelatihan & Sertifikasi Higienis Industri Muda (HIMU): 2010
Buraena, S. Walk Through Survey (Survei Jalan Sepintas). RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo. Makassar. p:1-4
Kamal K. Penerapan Kesehatan Kerja Praktis Bagi Dokter dan Manajemen
Perusahaan. Program Studi Magister Kedokteran Kerja Fakultas
Kedoteran Universitas Indonesia, Jakarta; Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
18