Anda di halaman 1dari 10

Perubahan fisiologi saat kehamilan Pada kehamilan, terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat

genitalia eksterna dan interna dan pada payudara (mamma). Dalam hal ini, hormone somatomammotropin, estrogen, dan progesterone mempunyai peranan penting. Perubahan yang terdapat pada wanita hamil ialah antara lain sebagai berikut : 1. Uterus Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus, disamping itu, serabut-serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Selanjutnya, pada akhir kehamilan, uterus kembali ke bentuk semula, lonjong seperti telur ayam. Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus : Normal (30g) Kehamilan 12 minggu simphisis Kehamilan 16 minggu pusat dan simphisis Kehamilan 20 minggu (sepusat) Kehamilan 28 minggu xyphpoid : sebesar buah peer : 3 jari diatas

: Pertengahan antara : Setinggi umbilikus : sepertiga pusat

Kehamilan 32 minggu : pertengahan antara umbilikus dan processus xyphoideus dan menjadi segmen bawah uterus 2. Cervix uteri Cervix uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormone estrogen. Jika corpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka cervix lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi cervix menjadi lunak. Kelenjar-kelenjar cervix juga mengalami proliferasi hebat. Segera setelah konsepsi, terbentuk suatu bekuan mucus yang sangat kental yang menyubat canalis cervicis uteri. Pada saat partus/sebelumnya, sumbatan mucus akan terlepas dan menimbulkan bloody slow

3. Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Corpus luteum graviditas mulai mengecil setelah plasenta terbentuk. Corpus ini mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone, yang lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta. Selama kehamilan ovarium beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulaasi dan tidak terjadi siklus hormonal menstruasi. 4. Vagina dan vulva Vagina dan vulva akibat hormone estrogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna portio pun tampak livide. 5. Mammae Mamma akan membesar dan tegang akibat hormone somatomammatropin, estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi system saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mamma. Somatomammatropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Disamping itu, di bawah pengaruh progesterone dan somatomammatropin, terbentuk lemak di sekitar kelompokkelompok alveolus, sehingga mamma menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol d permukaan areola mammae. 6. Kulit Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH

ini adalah salah satu hormone yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen di dahi, pipi, dan hidung, dikenal ebagai kloasma gravidarum. Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga areola mammae. Linea alba pada pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak, warnanya agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae livide. Setelah partus, striae albikantes. Pada seorang multigravida, sering tampak striae livide bersamaan dengan striae albikantes

7. Hematologi Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%. Akibat hemodilusi tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16 minggu, ibu tang mempunya penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis.

Eritropoiesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport zat asam yang sangat dibutuhkan dalam kehamilan. 8. Sistem respiratorius Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam , dan bagian bawah thoraksnyajuga melebar ke sisi, yang sesudah partus kadang-kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik. 9. Sistem urinarius Pada bulan-bulan pertama kehamilan, vesica urinaria tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga frekuensi berkemih meningkat. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu-atas panggul, keluhan sering berkemih akan timbul lagi karena vesica urinaria mulai tertekan kembali 10. Sistem digestivus Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek/mual (nausea). Mungkin ini akibat kadar hormone estrogen yang meningkat. Tonus-tonus otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pagi hari, dikenal dengan morning sickness. Emesis bila terlampau sering dan terlalu banyak dikeluarkan, disebut hiperemesis gravidarum, keadaan ini patologik. 11. Metabolisme dalam kehamilan Pada wanita hamil, basal metabolic rate (BMR) meninggi, system endokrin juga meningkat, dan tampak lebih jelas galndula thyroid-nya. BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada trimester terakhir. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat samapi 300 g/100ml. Ferum dibutuhkan sampai kadar 800mg.

Anemia pada kehamilan Karena kebutuhan oksigen pada wanita hamil meningkat sehingga eritropoesis juga meningkat yang menyebabkan volume darah meningkat yang disebut sebagi hidremia. Namun penambahan volume darah berbanding terbalik dengan volume plasma sehingga terjadi pengenceran atau hemodilusi. Jenis-jenis anemia 1. Anemia defisiensi besi Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoesis. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan. Namun banyak letratur yang menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih 2. Anemia megaloblastik Pada kehamilan kebutuhan asam folat meningkat dari 5 sampai 10 kali lipat keran transfer folat dari ibu ke janin yang menyebabkan dilepaskannya cadangan folat maternal. Penatalaksanaan defisiensi asam folat adalah pemberian folat secara oral sebanyak 1-5 mg/hari. Pada dosis 1mg, anemia umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien mengalami pula malabsorpsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya 400 g/hari

3. Anemia Aplastik Pada beberapa kasus, yang terjadi adalah eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada sebelumnya oleh kehamilan dan hanya membaik setelah terminasi kehamilan. Terminasi kehamilan dapat memperbaiki fungsi sumsum tulang tetapi penyakit dapat memburuk bahkan menjadi fatal setelah persalinan. Terapi meliputi terminasi kehamilan elektif, terapi supportif, imunisupressan atau transplantasi sumsum tulang setelah persalinan 4. Anemia sickle cell Kehamilan dengan anemia penyakit sel sabit disertai dengan peningkatan insiden pielonefritis, infark pulmonal, pneumonia, perdarahan antepartum, premature dan kematian janin. Peningkatan anemia megaloblastik yang responsive asam folat, terutama pada akhir masa kehamilan, juga meningkatkan frekuensinya. Berat lahir bayi dari ibu anemia sel sabit biasanya diwah rata-rata dan kenatian janin tinggi. Sehingga pada ibu dengan anemia sel sabit harus dipantau ketat selam kehamilan. Pemberian transfuse darah Gizi pada wanita hamil Nutrisi dan gizi yang baik sangat dibutuhkan bagi seorang ibu hamil. Karena makanan yang dikonsumsi ibu bukanlah untuk ibu sendiri tetapi di asup pula oleh sang jabang bayi. Sehingga seorang ibu hamil wajib memperhatikan kebutuhan gizinya. 1. Protein Wanita hamil dan janin memerlukan banyak protein sebagai nutrisi penunjang pertumbuhan jaringan. Wanita hamil perlu mengkonsumsi 60 gram protein sehari, yaitu 20-36% lebih tinggi dari kebutuhan normal.Beberapa sumber protein hewani yang bisa dikonsumsi adalah ikan, seafood, unggas, daging sapi, hati, dan telur. Sedangkan untuk sumber protein nabati adalah tahu, tempe, kacang polong, kacang-kacangan, dan serealia. 2. Lemak Lemak dapat membantu tubuh untuk menyerap banyak nutrisi. Lemak juga menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan dalam fungsi-fungsi. Jika mengkonsumsi makanan berlemak terlalu banyak, berat badan akan cepat sekali naik. Makanan yang tinggi lemak antara lain daging berlemak, susu, keju, mentega, margarin, dan minyak. 3. DHA Selama masa kehamilan, asam lemak dokosaheksaenoat (DHA) sangat penting untuk perkembangan otak bayi. Bayi dalam kandungan bergantung pada kecukupan asupan DHA. Penelitian menunjukkan bahwa suplementasi DHA dari ibu dapat meningkatkan status DHA bayi.

4. Karbohidrat dan serat Karbohidrat dan serat adalah salah satu sumber energi penting. Bahan makanan sumber karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal, gandum, dan pasta. Serat sangat penting, terutama bagi wanita hamil yang sering mengalami konstipasi. Makanan berserat tinggi seperti misalnya padi-padian, buah segar, dan sayuran segar bisa mengatasi kesulitan buang air besar (konstipasi) tersebut 5. Vitamin dan mineral Seorang wanita hamil memiliki kebutuhan vitamin dan mineral lebih tinggi dari biasanya. Buah-buahan dan sayuran memberikan berbagai vitamin dan mineral lebih banyak dibanding makanan lain. Konsumsi buah dan sayuran segar lebih disarankan dibanding buah/sayuran kaleng, karena jumlah gizinya yang lebih banyak serta tidak mengandung tambahan gula, garam dan lemak. a. Vitamin b12 Manfaat : 1) Menjaga kerja sel-sel sumsum tulang belakang, sistem saraf dan saluran pencernaan. Dengan demikian berbagai sel tubuh janin yang telah terbentuk berfungsi normal. 2) Membantu kelancaran pembentukan sel darah merah. Jenis makanan : produk olahan kacang kedelai tahu dan tempe, susu dan produk lainnya. b. Vitamin C Manfaat : 1) Membantu penyerapan zat besi kacang-kacangan, buah serta sayuran. 2) Meningkatkan penyerapan asam folat, mengurangi risiko pre-eklampsia, meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jenis makanan : jeruk, kiwi, blimbing, paprika c. Vitamin D Manfaat : 1) Memperbaiki penyerapan kalsium (Ca) dan membantu keseimbangan mineral dalam darah. 2) Untuk pembentukan tulang dan gigi. Jenis makanan : Ikan salmon, ikan hering dan susu.

6. Asam folat Asam folat sangat penting bagi kesehatan pertumbuhan bayi. Asupan asam folat yang cukup sebelum pembuahan dan beberapa minggu awal kehamilan dapat membantu mencegah cacat

lahir saluran syaraf (NTD). Wanita hamil harus mengkonsumsi setidaknya 600 mcg asam folat setiap hari.

7. Zat besi Pada masa hamil, volume darah meningkat seiring dengan kebutuhan zat besi. Zat besi adalah komponen utama hemoglobin, yaitu bagian darah yang mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh anda dan bayi. Suplementasi zat besi semasa hamil terbukti membantu mencegah defisiensi zat besi. Kekurangan zat besi dapat mempertinggi resiko komplikasi disaat persalinan dan resiko melahirkan bayi berat lahir rendah dan prematur. Makananmakanan yang kaya zat besi antara lain, daging sapi, hati, kacang polong dan padi-padian. 8. Seng Seng sangat penting bagi kesehatan Wanita hamil dan janin. Defisiensi seng bisa menimbulkan komplikasi pada saat hamil dan melahirkan. Kadar seng rendah pada bayi telah dihubungkan dengan NTD dan berat lahir rendah. Sumber seng yang baik adalah seafood, hati, dan daging. 9. Cairan Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketuban. Minum setidaknya 6 hingga 8 gelas setiap harinya. Mengurangi asupan cairan tidak akan mengurangi bengkak yang dialami. Akan tetapi dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Konsumsi cairan yang terbaik adalah air putih, selain itu juga dapat mengkonsumsi sup, jus, dan teh. 10. Garam Garam dapat membantu mengatur air dalam darah. Kebutuhan tubuh akan garam sedikit, sekitar 2000 hingga 8000 mg per hari. Beberapa ibu yang terkena darah tinggi atau preeklamsia.

Keringanan puasa pada saat hamil Jika wanita hamil itu khawatir kepada dirinya atau anaknya jika berpuasa di bulan Ramadhan, maka hendaknya ia tidak berpuasa dan wajib baginya untuk mengqadha puasanya saja. Statusnya saat itu adalah seperti orang yang tidak kuat untuk berpuasa atau takut akan timbulnya bahaya pada dirinya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bagi ibu hamil dan menyusui jika dikhawatirkan keadaan keduanya, maka diperbolehkan berbuka dan memberi makan setiap harinya seorang miskin, dalilnya adalah firman Allah."Artinya : Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makan seorang miskin" [Al-Baqarah : 184]. Sisi pendalilannya, bahwasanya ayat ini adalah khusus bagi orang-orang yang sudah tua renta (baik laki-laki maupun perempuan), orang yang sakit yang tidak diharapkan kesembuhannya, ibu hamil dan menyusui, jika dikhawatirkan keadaan keduanya.

Fisiologi Fertilisasi

Implantasi

Anda mungkin juga menyukai