Anda di halaman 1dari 24

DEHIDRASI

A11
Ketua

: M. Agsar Andriawan

(1102011150)

Sekretaris

: Airin Alia Hikmayani

(1102011015)

Anggota

: Anna Rizky Amelia

(1102011031)

Clara Laraswaty

(1102011068)

Dian Asri Gumilang Pratiwi

(1102011079)

Erina Imronikha

(1102011089)

Fadhlan Hakiki

(1102011092)

Fathan Ihtifazhuddin

(1102010096)

Fazelia Berlianthi

(1102011103)

Hoiriyah

(1102011119)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


TAHUN PELAJARAN 2011-2012
SKENARIO

Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolah raga. Pada
pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit,
temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera dibarikan
infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan : Kadar
Natrium : 130 mEq/L, Kalium : 2,5 mEq/L dan Klorida : 95 mEq/L. Setelah kondisi membaik
pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika islam.

SASARAN BELAJAR

LI.1. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi


LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi dan Etiologi Dehidrasi
LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Jenis Dehidrasi
LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Diagnostik Dehidrasi

LI. 2 Memahami dan Menjelaskan Cairan


LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Cairan
LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Cairan (CES,CIS,Plasma)

LI.3. Memahami dan Menjelaskan Larutan Elektrolit


LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Larutan Elektrolit
LO.3.2 Memahami dan menjelaskan ion-ion ( kalium,natrium,klor)
LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Pengobatan Dehidrasi

L1. 4. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam

LI.1. Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi

LO.1.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi dan Etiologi Dehidrasi


Dehidrasi adalah keadaan yang terjadi akibat kehilangan cairan tubuh secara berlebihan

Absolute dehidrasi adalah kandungan air dibawah normal atau di bawah jumlah standar
Hypernatremic dehidrasi adalah suatu kondisi kehilangan elektrolit yang lebih sedikit,

tidak seimbang dengan kehilangan cairan tubuh


Relative dehidrasi adalah dehidrasi yang disebabkan oleh peningkatan tekanan osmotic

cairan tubuh
Voluntary dehidrasi adalah dehidrasi yang terjadi ketika rasa haus tidak merangsang
pergantian hilangnya cairan tubuh secara adekuat

Dehidrasi dapat disertai kurangnya natrium (dehidrasi hipotonik) atau kelebihan natrium
(dehidrasi hipertonik) . Air tubuh lebih banyak hilang apabila suhu badan meningkat, diare,
muntah-muntah, dan kehilangan air melalui ginjal, kulit, paru dan saluran cerna . Kelebihan air
terjadi pada retensi natrium atau sekresi ADH yang berlebihan atau banyak minum

LO.1.2. Memahami dan Menjelaskan Jenis Dehidrasi


Berdasarkan kadar serum Na dan Osmolalitas serum :
1. Hipertonik
Keadaan dimana jumlah air hilang > jumlah Na yang hilang.
Na > 145 mmol/L disertai Osmolalitas serum > 295 mosmol/L
2. Isotonik
Keadaan dimana jumlah air hilang = jumlah Na yang hilang.
Kadar Na normal (135 145 mmol/L) dan Osmolalitas normal (280-295 mosmol/L)
3. Hipotonik
Keadaan dimana kehilangan elektrolit dan natrium khususnya.
Kadar Na rendah < 135 mmol/L dan Osmolalitas rendah <280 mosmol/L

Derajat dehidrasi :

Dehidrasi
Ringan
Sedang
Berat
Shock

dewasa
4%
6%
8%
15%-20%

Anak-anak
4%-5%
5%-10%
10%-15%
15%-20%

1. Ringan ( Defisit < 5 % BB )


Keadaan umum : - Muka memerah
- Kram otot terutama pada kaki dan tangan
- Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
- Turgor biasa
- Kencing biasa
- Sering mengantuk
- Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
- Sirkulasi darah nadi normal
- Pernafasan biasa
- Mata agak cekung
- Pusing dan lemah
2. Sedang ( Defisit 5-10% BB )
Keadaan umum : - Muka memerah
- Kram otot terutama pada kaki dan tangan
- Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
- Turgor biasa
- Kencing biasa
- Sering mengantuk
- Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
- Sirkulasi darah nadi normal
- Pernafasan biasa
- Mata agak cekung
- Pusing dan lemah
3. Berat (Defisit > 10 % BB )
Keadaan umum : - Kesadaraan berkurang
- Sirkulasi darah nadi cepat (>140) dan lemah hingga tidak
4. Shock

teraba
Mata cekung sekali
Turgor kurang sekali
Kencing tidak ada
Tekanan darah rendah
Ujung kuku,mulut dan lidah berwarna biru

: dewasa 15-20%, anak-anak 15-20%

LO.1.3. Memahami dan Menjelaskan Diagnostik Dehidrasi


1. Ask, Look, and Feel tanda-tanda dehidrasi.
1. Tentukan derajat dehidrasi (berat, sedang atau ringan).
2. Timbang berat badan.
3. Pilih rencana pengobatan
C: Servere dehydration (Kehilangan > 10% BB)
B: Some dehydration

(Kehilangan 5% - 10% BB)

A: No sign dehydration (Kehilangan < 5% BB)


Ciri-ciri :
C: Mata sangat cekung dan kering, mulut sangat kering, tidak bias minum.
B: Mata cekung, mulut kering, ingin banyak minum.
A: Mata normal, mulut basah, tidak ingin minum.

4. Natrium serum
5. Osmolalitas serum : meningkat karena peningkatan natrium serum
6. Berat jenis dan osmolalitas urine: peningkatan karena upaya ginjal untuk menahan air : akan
turun pada diabetes insipidus
7. Pemeriksaan dehidrasi : air diberikan selama 15-18 jam . Osmolalitas serum dan urine
kemudian diperiksa 1 jam setelah pemberian ADH. Pemeriksaan ini digunakan untuk
mengidentifikasi etiologi sindrom poliurik (mis: diabetes insipidus sentral verus nefrogenik)
8. Pemeriksaan penunjang
:
a. Hematocrit biasanya meningkat akibat hemokonsentrasi
b. Peningkatan berat jenis plasma
c. Peningkatan protein total
d. Kelainan pada analisis gas darah ( asidosis metabolic)
e. Sel darah putih meningkat ( karena hematocrit)
f. Fosfatase alkali meningkat
g. Natrium dan kalium masih normal,setelah rehidrasi kalium ion dalam serum rendah

LI. 2 Memahami dan Menjelaskan Cairan


LO.2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Cairan

Cairan adalah senyawa esensial untuk semua makhluk hidup dan mempunyai karakteristik
fisiologik :
1.Media utama pada reaksi intra sel
2.Diperlukan sel untuk mempertahankan kehidupan sel
3.Media transport pada system sirkulasi ruang di sekitar sel dan intra sel
Komposisi cairan tubuh manusia dewasa:
Zat padat = 40% dari berat badan
Zat cair = 60% dari berat badan

LO.2.2 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Cairan (CES,CIS,Plasma)

1)

Cairan Ekstraseluler (CES)

Kation :
Na+, K+, Ca++, Mg++
Anion :
Cl-, HCO3-(Bikarbonat), HPO42-(Posfat), SO42-(Sulfat)

Seluruh cairan di luar sel disebut cairan ekstraseluler. Cairan ini merupakan 20% dari
berat badan. Dua kompartemen besar dari CES adalah cairan intersisial yang
merupakan CES dan plasma hamper CES atau sekitar 3 liter. Plasma darah adalah
bagian darah non seluler dan terus menerus berhubungan dengan cairan interstisial
melalui celah-celah membrane kapiler. Celah ini sangat permeable untuk hampir semua
zat terlarut dalam cairan CES (kecuali protein), karenanya CES secara konstan terus
bercampur sehingga plasma dan cairan interstisial mempunyai komposisi yang sama
kecuali untuk protein yang konsentrasinya lebih tinggi pada plasma. Volume CES
ditentukan oleh jumlah total zat terlarut yang aktif secara osmotic dalam CES. Natrium
dan klorida merupakan zat terlarut terbanyak yang aktif secara osmotic di CES.
Natrium merupakan penentu terpenting dalam CES karena kation terbesar dan
menimbulkan tekanan osmotic paling besar.
Cairan Ekstraseluler terdiri dari:
a. Cairan intravascular/ plasma darah

Selain darah, komponen intravaskuler juga terdiri dari protein plasma dan ion,
terutama natrium (138-145 mmol/liter), klorida (97-105 mmol/liter) dan ion
bikarbonat. Hanya sebagian kecil kalium tubuh berada di dalam plasma (3,5-4,5
mmol/liter), tetapi konsentrasi kalium ini mempunyai pengaruh besar terhadap
fungsi jantung dan neuromuscular.

b. Cairan interstisium
Komponen interstisial lebih besar daripada komponen intravaskuler, jumlah total
cairan ekstraseluler (intravaskuler + interstisial ) bervariasi antara 20-35% dari berat
badan dewasa dan 40-50% pada neonatus. Air dan elektrolit dapat bergerak bebas
diantara darah dan ruang interstisial, yang mempunyai komposisi ion yang sama,
tetapi protein plasma tidak dapat bergerak bebas keluar dari ruang intravaskuler
kecuali bila terdapat cedera kapiler misalnya luka bakar atau syok septic. Jika
terdapat kekurangan cairan dalm darah atau volume darh yang menurun dengan
cepat, maka air dan elektrolit akan di tarik dari komponen interstisial ke dalam darah
untuk mengatasi kekurangan volume intravaskuler. Pemberian cairan intravena yang
terutama mengandung ion natrium dan klorida, seperti NaCl fisiologis (9 g/liter atau
0,9%), larutan Hartmann( larutan ringer laktat), dapat bergerak bebas ke dalam ruang
interstisial, sehingga efektif untuk meningkatkan volume intervaskuler dalam waktu
singkat.

c. Cairan transeluler
Cairan transelular sebenarnya adalah reservoir ruang cairan CES. Komponen cairan
transeluler yang secara kuantitas penting adalah sekresi traktus gastrointestinal, serta
urin di ginjal dan traktus urinarius bawah. Cairan transeluler juga berada dalam
cairan serebrospinal, intraokular, pleural, peritoneal, dan sinovial. Kandungan cairan
transeluler sekitar 1-3% berat badan.
1)

Cairan Intraselular (CIS)

-Kation : K+

-Anion : PO4 dan protein-protein bermuatan negative

Sekitar 28 dari 42 liter cairan tubuh ada di dalam 75 triliun sel dan keseluruhannya
disebut CIS. Jadi cairan intrasel merupakan 40% dari berat badan total pada pria. Ratarata cairan masing-masing sel mengandung campurannya tersendiri dengan berbagai
konstituen, tapi konsentrasi zat-zat ini cukup mirip antara satu sel dengan lainnya.
Sebenarnya komposisi cairan sel sangat serupa bahkan pada hewan yang berbeda.
Mulai dari mikroorganisme paling primitive sampai manusia. Dengan alasan ini CIS
dari seluruh sel yang berbeda dianggap sebagai satu kompartemen cairan yang besar.
Akibat pompa natrium-kalium dependen ATP, konsentrasi ion natrium dan kalium
intraseluler berlawanan dengan yang ada dalam CES. Ion kalium intraseluler
berkonsentrasi tinggi dan ion natrium intraseluler berkonsentrasi rendah.

Fungsi cairan tubuh :


1. Sebagai media tranportasi nutrien dalam sel
2. Sebagai media transportasi subtansi lain didalam tubuh mis, hormon,enzim,dan sel darah.
3. Berperan dalam metabolisme sel dan fungsi kimiawi.
4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan nonelektrolit.
5. Membantu mempertahankan temperatur tubuh yang normal.
6. Membantu pencernaan dan peningkatan eliminasi.
7. Berperan penting untuk menghasilkan sekresi tubuh.

LI.3. Memahami dan Menjelaskan Larutan Elektrolit


LO.3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Larutan Elektrolit

1) Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,dibedakan


atas :

a) Elektrolit kuat
Larutan elektrolit kuat adalah klarutan yang mempunyai daya hantar listrik yang
kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut ( umumnya air ), seluruhnya berubah
menjadi ion-ion ( alpha=1)
1.
Asam kuat, seperti : HCl, HCL03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain
1. Basa kuat, yaitu : basa golongan alkali dan alkali tanah seperti NAOH,
2.

Ca(OH)2. Ba(OH)2 dan lain-lain


Garam-garam yang mudah larut seperti : Nacl, KI, AI2(SO4)3 dan lain-

lain

a) Elektrolit lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan
harga derajat ionisasi sebesar 0<ALPHA<1.
1.
2.
3.

Asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain


Basa lemah, seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
Garam-garam yang sukar larut , seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-

lain

2) Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,
karena zat terlarutnya didalam pelarut pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion
(tidak berion).
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
1.
Larutan Urea
1.
Larutan Sukrosa

2.
3.

Larutan Glukosa
Larutan Alkohol

LO.3.2 Memahami dan menjelaskan ion-ion ( kalium,natrium,klor)


1. Natrium
-

Kation terbanyak dalam CES

Normal range: 135-145 mEq/l

Kontribusi besar -> osmolaritas plasma

Fungsi: Na-K ATPase, Menjaga volum darah, trnsmisi saraf dan ontraksi otot

Hormon aldosteron mempengaruhi retensi Na, semakin meningkat reabsorpsi Na

semakin tinggi
-

Tekanan osmotik NaCl dan NaHCO2

Gangguan:

Hiponatremia
Kelebihan cairan relatif yang terjadi bila :
1. Jumlah asupan cairan melebihi ekskresi
2. Ketidakmampuan menekan sekresi ADH misalnya kehilangan cairan melalui
saluran cerna, gagal jantung, sirosis hati, pada SIADH (Syndrome of Inappropriate
ADH-secretion).
Berdasarkan prinsip diatas maka etiologi hiponatremia dapat dibagi atas :
1. Hiponatremia ADH meningkat

Akibat deplesi volume sirkulasi efektif seperti muntah, diare, pendarahan, jumlah
urin meningkat, gagal jantung, sirosis hati, SIADH, insufisiensi adrenal dan
hipotiroid
2. Hiponatremia ADH tertekan fisiologik
Pada polidipsia primer dan gagal ginjal terjadi ekskresi cairan lebih rendah
dibanding asupan cairan sehingga menimbulkan respon fisiologik yang menekan
sekresi ADH dari hipotalamus sehingga ekskresi urin meningkat karena saluran
air dibagian apikal duktus koligentes berkurang (osmolalitas urin rendah)
2. Hiponatremia osmolalitas plasma normal atau tinggi
Pada pemberian cairan iso-osmotik yang tidak mengandung natrium ke dalam
cairan ekstrasel (hiponatremia osmolalitas plasma normal). Tingginya osmolalitas
plasma pada keadaan hiperglikemia atau pemberian mannitol intravena
menyebabkan ICF berdifusi ke ECF.
Hiponatremia terbagi menjadi dua yaitu :
a. Akut
Kejadian hiponatremia berlangsung cepat kurang dari 48 jam, terjadi gejala berat
seperti penurunan kesadaran dan kejang. Hal ini akibat edema sel otak, air
ekstrasel masuk ke intrasel yang osmolalitasnya lebih tinggi. Disebut juga
hiponatremia simptomatik atau berat
b. Kronik
Kejadian hiponatremia berlangsung lambat lebih dari 48 jam, gejala yang timbul
hanya ringan seperti lemas atau mengantuk. Pada keadaan ini tidak ada urgensi
melakukan koreksi konsentrasi natrium, terapi dilakukan dengan pemberian
larutan garam isotonik, disebut juga hiponatremia asimptomatik.

Isonatremia
Suatu keadaan patofisiologis yang tidak menyebabkan gangguan pada kadar natrium
didalam plasma. Keadaan ini dijumpai pada :
1. Turunnya kadar Na+ tubuh total diikuti oleh berkurangnya air tubuh total dalam
jumlah seimbang. Terjadi karena pemberian diuretik jangka panjang (kronik) atau

pada beberapa kondisi seperti muntah, diare, pendarahan, dan third space
sequestration.
2. Kondisi normal
3. Peningkatan Na+ tubuh total diimbangi oleh peningkatan air tubuh total, terjadi
pada pemberian natrium isotonik berlebihan (hipervolemia).

Hipernatremia
Keadaan dengan defisit cairan relatif. Jarang terjadi, umunya disebabkan resusitasi
cairan menggunakan larutan NaCl 0.9% (kadar natrium 154 mEq/L) dalam jumlah
besar, dapat dijumpai pada kasus dehidrasi besa dengan gangguan rasa haus (misal
pada kondisi kesadaran terganggu atau retradasi mental).
Hipernatremia terjadi akibat :
1. Defisit cairan tubuh akibat ekskresi air melebihi ekskresi natrium atau asupan air
kurang. Misalnya pada keringat, osmotik diare akibat pemberian laktulosa atau
sorbitol, diabetes insipidus sentral/nefrogenik, diuresis osmotik akibat glukosa
atau mannitol, gangguan pusat rasa haus akibat tumor atau gangguan vaskular.
2. Penambahan natrium melebihi jumlah cairan tubuh, misalnya koreksi bikarbonat
berlebihan pada asidosis metabolik.
3. Masuknya air tanpa elektrolit kedalam sel. Misalnya pada olahraga berat, asam
laktat dalam sel meningkat sehingga osmolalitas sel meningkat dan air dari
ekstrasel masuk ke intrasel. Biasanya kadar natrium akan kembali normal dalam
5-15 menit setelah istirahat.
1. Kalium
- Banyak ditemukan pada tulang dan gigi
- Normal serum: 3.5-5 mEq/l
- Fungsi: pembentukan dan mineralisasi tulang dan gigi, kontraksi dan relaksai otot
Hipokalemia

Kadar kalium dalam plasma kurang dari 3.5 mEq/L


Penyebab hipokalemia:
1. Asupan kalium kurang
1. Pengeluaran kalium berlebihan
2. Kalium masuk kedalam sel
Hiperkalemia
Kadar kalium dalam plasma lebih dari 5 mEq/L, dalam keadaan normal jarang
terjadi hiperkalemia karena adanya adaptasi tubuh.
Penyebab hiperkalemia:
1. Keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel
2. Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal
2. Klorida
-

Anion terbanyak pada CES


Norma: 95-108 mEq/l
Fungsi: osmolalitas plasma, buffer kimia, komponen utama gastic juice

LO.3.3. Memahami dan Menjelaskan Pengobatan Dehidrasi


- Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan. Penggantian
cairan ini dapat berupa banyak minum , bila minum gagal maka dilakukan
pemasukan cairan melalui infuse. Tapi yang utama disini adalah penggantian
-

cairan sedapat mungkin dari minuman.


Keputusan menggunakan cairan infuse sangat tergantung dari kondisi pasien
berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan penanganan dehidrasi dapat dilihat

dari produksi kencing.


Penggunaan obat-obatan diperlukan untuk mengobati penyakit yang merupakan
penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah, dan lain-lain.

Dehidrasi diatasi dengan pemberian cairan yang jumlahnya dihitung sebagai berikut:
1. Previous loss atau deficit yaitu jumlah cairan yang telah hilang. Biasanya berkisar
antara 5-15% berat badan.

2. Normal water losses yang terdiri dari urin ditambah jumlah cairan yang hilang
melalui penguapan dengan kulit dan pernafasan.
3. Concomitant losses yaitu jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare
kira-kira 25 ml/kgbb/24jam, dengan suction, parasentesis asites dan sebagainya.

Jenis cairan untuk dehidrasi :


1. Cairan rehidrasi oral ( CRO )
Biasanya diberikan penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula lengkap
mengandung NaCl, KCl, NaHCO3 dan glukosa : oralit
CRO yang tidak mengandung 4 komponen diatas : larutan gula garam, larutan
tepung beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin mengandung
glukosa polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh. Protein
poliglukosa yang dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses lebih
cepat padat
2. Cairan rehidrasi parental
Pada pasien dengan dehidrasi berat cairan yang diberikan secara parental. Jenis
cairannya adalah RL ( Ringer Lactate) jumlah cairan yang akan diberikan infuse,
tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan

Rehidrasi parental untuk dehidrasi berat :


Komposisi larutan RL pada bayi ( <12 bulan )
1 jam pertama : 30 ml/kgbb
5 jam berikutnya : 70 ml/kgbb
Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan )
1 jam pertama : 30 ml/kgbb
3 jam berikutnya : 70 ml/kgbb

Larutan kristaloid adalah larutan air dengan elektrolit dan atau dextrose, tidak
mengandung molekul besar. Cairan kristaloid cukup baik untuk terapi syok
hipovolemik. Keuntungan cairan kristaloid antaralain mudah tersedia, murah, mudah
dipakai, tidak menyebabkan reaksi alergi dan sedikit efek samping. Kelebihan cairan
kristaloid pada pemberian dapat berlanjut dengan edema seluruh tubuh sehingga
pemakaian berlebih perlu dicegah. (Martin, 2005)
Ekspansi cairan dari ruang intravascular ke interstitial berlangsung selama 30-60 menit
sesudah infus dan akan keluar dalam 24-48 jam sebagai urine. (Suniarto, 1999)
Tabel 1, berbagai cairan kristaloid2
Ca++

HCO3

(mEq/L) (mEq/L) (mEq/L)

(mEq/L)

(mEq/L)

130

190

28*

(mOsm/L)
273

130

109

28#

273

Asetat
NaCl 0,9 154

308

Cairan

Ringer

Na+

K+

Cl-

Tekanan
Osmotik

Laktat
Ringer

Larutan NaCl isotonis dianjurkan untuk penanganan awal syok hipovolemik dengan
hipernatremik, hipokhloremia atau alkalosis metabolic. Larutan RL adalah larutan
isotonis yang paling mirip dengan cairan ekstraseluler. RL dapat diberikan dengan
aman dalam jumlah besar kepada pasien dengan kondisi seperti hipovolemia dengan
asidosis metabolic, kombustio dan sindroma syok. NaCl 0,45% dalam larutan dextrose
5% digunakan sebagai cairan sementara untuk mengganti kehilangan cairan interstitial.
(Martin, 2005)

Terapi Hiponatremik

a. Akut : pemberian larutan Na hipertonik intravena. Kadar dinaikkan sebanyak 5


mEq/L dari kadar awal selama 1 jam. Setelah itu, kadar dinaikkan sebesar 1
mEq/L sampai mencapai 130 mEq/L. Rumus yang dipakai untuk mengetahui
jumlah Na dalam larutan natrium hipertonik yang diberikan adalah 0,5xBBxdelta
Na. Delta Na adalah selisih antara kadar Na yang diinginkan dengan kadar Na
awal.
b. Kronik : dilakukan secara perlahan yaitu sebesar 0,5 mEq/L setiap 1 jam,
maksimal 10 mEq/L dalam 24 jam. Na yang diberikan dapat dalam bentuk
natrium hipertonik intravena atau natrium oral.
Terapi Hipernatremik
1. Tetapkan etiologi (sebagian besar karena deficit cairan tanpa elektrolit)
2. Koreksi cairan berdasarkan perhitungan jumlah deficit cairan (0,4xBB(Na
plasma/140-1)
Terapi Hipokalemia
Pemberian kalium dalam bentuk oral karena lebih mudah. 40-60 mEq dapat menaikkan
kalium sebesar 1-1,5 mEq/L, sedangkan pemberian 135-160 mEq dapat menaikkan
kalium sebesar 2,5-3,5 mEq/L. Pemberian kalium intravena dalam bentuk larutan KCl
disarankan melalui vena yang besar dengan kecepatan 10-20 mEq/jam.
Terapi Hiperkalemia
Pemberian insulin 10 unit dalam glukosa 40%, 50 mL bolus intravena, diikuti dengan
infus deksrosa 5% untuk mencegah terjadinya hipoglikemi. Insulin akan memicu
pompa NaK-ATPase memasukkan kalium ke dalam sel, sedangkan glukosa/dekstrosa
akan memicu pengeluaran insulin endogen.

L1. 4. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam


Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Berikut merupakan etika minum menurut islam:

1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala
Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk
beribadah. Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar
dapat beribadah kepada Allah.
2. Memulai minum dengan membaca basmallah.
Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini
berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca bismillah sebelum makan. Bacaan
bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan
ar-Rahman dan ar-Rahim.
Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Wahai
anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu. (HR Thabrani dalam
Mujam Kabir)
3. Minum dengan tangan kanan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Jika salah seorang dari kalian
hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum,
hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan
kirinya dan minum dengan tangan kirinya. (HR. Muslim)
Allah SWT menghubungkan dengan perilaku makan dengan larangan mengikuti setan
secara tegas dalam ayat Al Quran yang Artinya : Hai sekalian manusia, makanlah
yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu..(QS:2:168)
Pengertian langkah langkah setan yang dimaksud ayat ini antara lain adalah
mengkonsumsi makanan yang tidak halal dan dengan menggunakan tangan kiri.
4. Tidak bernafas dan meniup air minum.
Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada
beberapa hadits mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.
(HR. Bukhari Muslim)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, Larangan bernafas dalam
wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori

air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari
mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.
Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika
orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan
nafas orang yang meniup akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil
nafas dalam wadah air minum dan meniupinya.

5. Bernafas tiga kali ketika minum.


Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu beliau mengatakan, Ketika Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum
sebanyak tiga kali. Dan beliau bersabda,Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih
nikmat.
Anas mengatakan, Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali. (HR.
Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam
hadits di atas adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan wadah
tersebut dari mulut terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air minum adalah
satu hal yang terlarang sebagaimana penjelasan di atas.
6. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.
Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram,
namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Dari Kabsyah alAnshariyyah, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masuk ke
dalam rumahku lalu beliau minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil
berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut dan memutus mulut qirbah itu. (HR.
Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk
mengkompromikan dengan hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar alAtsqalani mengatakan, Hadits yang menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah
air itu berlaku dalam kondisi terpaksa.
7. Minum dengan posisi duduk.

Terdapat hadits yang melarang minum sambil berdiri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah kalian minum sambil
berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha
untuk memuntahkannya. (HR. Ahmad)
Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri
diperbolehkan, meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara ulama
tersebut adalah Imam Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum sambil berdiri
diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah sambil duduk karena makan dan
minum sambil duduk adalah kebiasaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
8. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.
Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan
meniup-niup makanan atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar. Dari Ibnu
Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: Janganlah kalian minum dengan sekali
tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan.
Ucapkanlah bismillah jika kalian minum dan alhamdulillah jika kalian selesai
minum. (HR. Turmidzi).
9. Menutup bejana air pada malam hari.
Biasakan diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari. Sebagaimana hadits dari
Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda,
Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam,
ketika itu turun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun
wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit. (HR.
Muslim)
10. Tidak minum berlebihan
Tidak berlebihan (isyraf) dalam mengkonsumsi dan tidak memubazirkannya.
Berlebihan merupakan budaya yang tidak disukai Allah. Sebagaimana yang
disinggung

dalam

Alquran,

yang

artinya:

Dan Janganlah kamu sekalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak


menyukai

orang

yang

berlebih-lebihan.(QS.

Al-Anam/6:141)

Dan Mubazir adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam islam, bahkan diidentikkan
sebagai saudara setan. Sebagaimana firman Allah yang Artinya : Dan janganlah kamu

menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros


itu

adalah

saudara-saudara

syaitan.

(QS:

Al-Isra/17:26-27)

Kalau kita dilarang berlebihan, maka seharusnya pula kita makan dan minum menurut
kadar cukup. Rasulullah mengisyaratkan dalam sebuah sabdanya: Tidak ada suatu
tempat yang dipenuhi oleh anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah
bagi anak Adam itu beberapa suap makanan saja, asal dapat menegakkan tulang
rusuknya. Tetapi bila ia terpaksa melakukannya, maka hendaklah sepertiga ( dari
perutnya itu) diisi dengan makanan, sepertiganya dengan minuman dan sepertiganya
lagi dengan nafasnya (udara, dikosongkan) (HR. Imam Ahmad dan Turmudzi).
Batasan yang diajarkan oleh Rasul ini menekankan pentingnya seorang muslim agar
memperhatikan orang di sekitarnya, artinya kita harus memahami realitas sosial yang
ada di lingkungan kita, agar tidak terjadi kecemburuan sosial. Dalam sebuah sabda lain
Rasul mengancam kepada seorang yang hanya mementingkan dirinya sendiri dalam
masalah makanan sebagai orang yang bukan golongannya, yaitu: barangsiapa makan
sampai kenyang, sementara tetangganya merintih kelaparan, maka ia bukan termasuk
golonganku.
11. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak
Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA,dia berkata,Rasullullah SAW bersabda:Orangorang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak, sungguh telah
menuangkan ke dalam perutnya api dari neraka (HR. Muslim)
12. Minum dengan tiga tegukan dimulai basmalah dan diakhiri dengan hamdalah
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA,dia berkata,Rasulullah SAW bersabda, Janganlah
kalian minum seperti minumnya unta,tetapi minumlah dengan minum dua-dua (teguk)
atau tiga-tiga (teguk),hendaknya kalian membaca basmalah ketika minum dan
membaca hamdalah setelah minum.(HR.Tirmidzi)
13. Mengakhiri makan dan minum dengan berdoa
Mengakhiri makan dan minum dengan berdoa sebagai ungkapan syukur kepada Allah
atas rezeki yang telah dikaruniakan, sehingga badan menjadi sehat, dan dapat
melakukan
Doa

ibadah

singkat

yang

ibadah
kita

lainnya
baca

yang

telah

sebagaimana

Allah
Rasulullah

amanah

kan.

sabda

kan:

Alhamdulillaahilladzi attamanaa wasaqaanaa wajaalana minal muslimiin yang

artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan minum,
serta menjadikan kami sebagai orang muslim(HR. Imam Ahmad)

Rahasia medis
Dr. Abdurrazzaq al- Kailani berkata : Minum dan makan sambil duudk, dan lebih sopan,
karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding
dinding usus dengan erlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan
menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras ,
jika hal ini terjadi berulang- ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan
jatuh usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan. Adapun Rasulullah
pernah sekali minum dalam posisi berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang
menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat- tempat
suci, bukan merupakan kebiasaan. Itupun hanya sekali karena darurat.
Begitu pun makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis, dan
tidak

pernah

dikenal

dalam

Islam

dan

kaum

muslimin.

Dr. Ibrahim al-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri dalam keadaan tegang,
organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekrja keras, supaya mampu
mempetahanan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dengan sempurna.
Ini merupakan kerja yang sangat teliti ang melibatkan semua susunan saraf dan otot
secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang
merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum. ketenangan ini bisa dihasilkan
pada saat duduk, di mana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga
sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara
tepat.
Dr al-Rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri
bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak
yang kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi
usus.Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak

berfungsinya saraf yang parah, untuk menghantarkan detak yang mematikan bagi
jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.
Begitu pula makan dan minum sambil berdiri secara terus menerus tergolong
membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para
dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat yang biasa
berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.
Oleh karena itu marilah kita kembali hidup sehat dan sopan dengan kembali kepada adab
dan akhlak Islam, jauh dari sikap meniru- niru gaya orang- orang yang tidak
mendapatkan hidayah Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Setiati, S (2000). Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri untuk Dokter dan Perawat Edisi
Pertama. Pusat Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta. Hal. 15-24.
Knight EL and Minaker KL (1994). Disorder od Fluid and Electrolyte Balance. In : Evans JG, William
TF, Beattie BL, Michell JP, Wilcock GK, eds. Geriatric Medicine, 2 nd ed, Oxford University Press, New
York. PP 647-53.
Davis KM and Minaker KL (1991). Dehydration in Eldery : Insidous and Manageable. Geriatrics; 43 :
27-31.
Majid AS, Kegar B, Nur BM, Rumende M, Darwis D dkk. GANGGUAN KESEIMBANGAN AIRELEKTROLIT DAN ASAM-BASA FISIOLOGI, PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
EDISI KE-2. Jakarta : Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI.
2008.
Weinberg AD and Minaker KL (1994). Dehydration, Evaluation, and Management in Older Adults.
JAMA; 274 : 1552-6.
Sunatrio, S, Larutan Ringer Asetat dalam Praktek Klinis, Simposium Alternatif Baru Dalam Terapi
Resusitasi Cairan, Bagian Anestesiologi FKUI/RSCM, Jakarta, 14 Agustus 1999.

http://perawattegal.wordpress.com/2009/08/30/terapi-cairan-elektrolit-transfusi/. Accessed on 15th Feb


2012, 09:30 pm.
http://habibiezone.wordpress.com/2009/12/07/tata-cara-makan-menurut-islam
http: // halalmui.org/
http://ukki.polman-timah.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=6:larangan-minumsambil-berdiri&catid=3:lain-lain&Itemid=3

Anda mungkin juga menyukai