1102011015
1.1. Definisi Sindrom Dispepsia
Dalam konsensus Roma II tahun 2000 disepakati dispepsia
merupakan kumpulan keluhan atau gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak atau sakit yang berpusat di perut bagian atas.1
Sindrom dispepsia juga didefinisikan sebagai kumpulan gejala
yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual,
muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh, sendawa, atau rasa
panas yang menjalar di dada.2
1.3 Epidemiologi Sindrom Dispepsia
Keluhan
dispepsia
merupakan
keadaan
klinis
yang
sering
1.4 Klasifikasi
Klasifikasi dispepsia tebagi dua, yaitu:5
a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya
b. Dispepsia nonorganik
atau
dispepsia
fungsional,
atau
dispepsia
1.5 Etiologi
Etiologi sindroma dispepsi antara lain:6
1. Obat-obatan
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), antibiotik (makrolides,
metronidazole),
kortikosteroid,
besi,
levodopa,
KCl,
digitalis,
niacin,
estrogen,
gemfibrozil,
Etanol
narkotik,
(alkohol),
quinidine,
theophiline
2. Idiosinkrasi makanan (intoleransi makanan)
a. Alergi : susu sapi, putih telur, kacang, makanan laut, beberapa jenis
produk kedelai dan beberapa jenis buah-buahan
b. Non-alergi
-
Akhalasia
Obstruksi esophagus
Karsinoma gaster
Kholesistitis
d. Penyakit pankreas
-
Pankreatitis
Karsinoma pankreas
e. Penyakit usus
-
Malabsorbsi
Angina abdominal
Karsinoma kolon
iritasi
lambung
(gastritis),
Ulkus
gastrikum
atau
Ulkus
sudah
menyebabkan
diakui,
dispepsia
tetapi
apakah
fungsional
Helicobacter
masih
pylori
kontroversi.
dapat
Pravelensi
penyebab
dari
beberapa
dispepsia
fungsional
dengan
frekuensi
buang
air
besar
atau
bentuknya
mengalami
perubahan, perut tegang, tidak dapat menahan buang air besar dan perut
kembung. Beberapa pasien juga mengalami aerophagia,yaitu perut
kembung diikuti oleh masuknya udara untuk menginduksi sendawa,
diikuti oleh kembung yang lebih parah. Abnormalitas di atas belum semua
diidentifikasi oleh semua peneliti dan tidak selalu muncul pada semua
penderita.
1,7
Nyeri episodik
Mudah kenyang
Mual
Muntah
1.8 Diagnosis
Untuk
anamnesis
menegakkan
yang
baik,
diagnosis
pemeriksaan
dispepsia
fisis
diperlukan
yang
akurat,
data
disertai
Nyeri
sering
membangunkan
pasien
pada
malam
hari
banyak
tidak
spesifik
(bedakan
dengan
pasien
jantung
koroner),
tumor
abdomen,
ascites,
jaundice
tetap
penting
yaitu,
OMD
dengan kontras
ganda,
serologi Helicobacter
pylori, dan urea breath test (belum tersedia di Indonesia). Endoskopi
merupakan
pemeriksaan
baku
emas,
selain
diagnostik
sekaligus
1. Laboratorium
Pemeriksaan
laboratorium
perlu
dilakukan,
setidak-tidaknya
perlu diperiksa darah, urine dan tinja secara rutin. Dari hasil pemeriksaan
darah bila ditemukan leukositosis berarti ada tanda tanda infeksi. Pada
pemeriksaan tinja, jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung
lemak berarti kemungkinan menderita malabsorpsi. Seseorang yang
diduga menderita dispepsi tukak, sebaiknya diperiksa asam lambung.
Pada karsinoma saluran pencernaan perlu diperiksa pertanda tumor,
misalnya dugaan karsinoma kolon perlu diperiksa CEA, dugaan kearah
karsinoma pankreas perlu diperiksa CA 19-9. Dan lain lain pemeriksaan
laboratorium yang ada relevansi terhadap penyakit yang menimbulkan
sindroma dispepsia.
2. Radiologi
Pemeriksaan radiologi banyak menunjang diagnosis sesuatu
9
penyakit
di
pemeriksaan
saluran
makan. Setidak
radiologi
terhadap
saluran
- tidaknya
makan
perlu dilakukan
bagian
atas,
dan
fase
berpendapat
III
migrating
bahwa
saat
motor
ini
complex.
dispepsia
Banyak
merupakan
ahli
yang
gangguan
pengosongan lambung.
7. Waktu Pengosongan Lambung
Dapat dilakukan dengan scintigrafi atau dengan pellet radioopak.
Pada dispepsia terdapat perlambatan pengosongan lambung 30-40%.
1.9 Penatalaksanaan Umum1,2,4,6
Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter
pylori
1996,
ditetapkan
skema
penatalaksanaan
dispepsia,
yang
11
12
ialah
makan
sedikit
berulang
kali,
makanan
yang
banyak
mengandung susu dalam porsi kecil. Jadi makanan yang dimakan harus
lembek, mudah dicerna, tidak merangsang dan kemungkinan dapat
menetralisir asam HCl. Pemberiannya dalam porsi kecil dan berulang kali.
Dilarang makan pedas, masam, dan alkohol.
13
2. Antasida 20-150ml/hari
Antasida akan menetralisir sekresi asam HCl. Obat ini biasa
digunakan untuk sindroma dispepsia. Golongan obat ini mudah didapat
dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi asam lambung. Antasid
biasanya mengandung Na bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat.
Pemberian antasid jangan terus-menerus, sifatnya hanya simtomatis,
untuk mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih
lama, juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik,
namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk
senyawa MgCl2.
3. Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang
agak selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik
yang dapat menekan seksresi asam lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin
juga memiliki efek sitoprotektif.
4. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia
organik atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan
antagonis respetor H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan
famotidin.
14
6. Sitoprotektif
Prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil
(PGE2). Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung
oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostoglandin
endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan
produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta
membentuk lapisan protektif (site protective), yang bersenyawa dengan
protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA).
7. Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon,
dan
metoklopramid.
Golongan
ini
cukup
efektif
untuk
mengobati
1.10 Pencegahan1
Pencegahan dispepsia antara lain:
-
Olahraga teratur.
Hindari
obat
yang
mengiritasi
dinding
lambung,
seperti
obat
1.11 Prognosis
Sindrom dispepsia yang ditegakkan setelah pemeriksaan klinis
dan
penunjang yang akurat, mempunyai prognosis yang baik.1
17
DAFTAR PUSTAKA
Dalam.Jilid
I.
Edisi
ke-5.
Jakarta
Pusat
Penerbitan
dari
http://payayat.blogspot.com/2011/11/anatomi-
18
19