Anda di halaman 1dari 14

BIOETIKA & MEDIKOLEGAL

HIV/AIDS
dr. Suryo Wijoyo., Sp.KF., MH.Kes
BIOETIKA
 Bioetika bahasa Yunani:
 bios = hidup
 Ethos = perilaku

 Pencetus :
 Fritz Jahr 1926
 Van Rensselaer Potter 1970“etika global”

 Bioetika cabang etika  ilmu yang memelajari


sistematika dan membuat rekomendasi tentang
perbuatan yang benar dan salah
BIOETIKA
 Etika  seperangkat konsep dan prinsip yang
memandu manusia dalam menentukan perilaku
apa yang membantu atau merusak makhluk
yang memiliki kesadaran (Paul&Elder)
 3 subdisiplin utama Bioetika :
 etika kedokteran
 etika hewan
 etika lingkungan
ETIKA KEDOKTERAN
 Etika kedokteran  suatu perangkat prinsip-
prinsip moral yang memengaruhi:
 pasien
 praktisi kedokteran
 institusi kedokteran
 penerapan nilai-nilai tersebut pada praktik
kedokteran
ETIKA KEDOKTERAN
 Etika Kedokteran berpusat
 Moralitas
 kemungkinan-kemungkinan masalah yang mungkin
timbul
 pengambilan keputusan yang terbaik.
SEJARAH
 Sumpah Hipokrates 5 SM
 IndonesiaSumpah DokterDeklarasi Jenewa
1948
 Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 1960
tentang Lafal Sumpah Dokter
KODEKI
 Kode Etik Kedokteran Indonesia:
 kumpulan peraturan etika profesi yang akan
digunakan sebagai tolok ukur perilaku ideal dan
optimal seorang dokter dalam menjalankan
profesinya
 sebagai acuan utama proses pengajaran, pelatihan,
dan pencontohan etik di seluruh fakultas kedokteran
dan institusi pendidikan kesehatan lainnya.
ETIKA PADA HIV/AIDS
 Prinsipmenjaga rahasia pasien
 Sumpah Dokter :
 No 5 “Saya akan merahasiakan segala sesuatu
yang akan ketahui kepada orang lain karena
pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter”
 KODEKI:
 Pasal 16 Kodeki, “Setiap dokter wajib merahasiakan
segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien,bahkan juga setelah pasien itu meninggal
dunia.”
4 PRINSIP ETIKA KEDOKTERAN
 (Respect for) Autonomy
Pasien memiliki otonomi dalam mengambil
keputusan mengenai prosedur pelayanan
kesehatan, dan dalam pengambilan keputusan
ini pasien tidak boleh berada dalam tekanan
mau pun paksaan, terutama dari praktisi
kesehatan.
 Justice”

Prosedur kesehatan yang ada harus sesuai


dengan peraturan dan undang-undang yang
berlaku di suatu masyarakat.
LANJUTAN PRINSIP
 Beneficence
Suatu prosedur kesehatan harus dilakukan
dengan tujuan utama kebaikan pasien.
 Nonmaleficence

Prosedur yang dilakukan tidak boleh membuat


pasien malah makin parah.
4 ETIKA PROFESIONAL
 Veracity
Pasien berhak & dokter wajib menjelaskan
selengkapnya keadaan pasien yang
sebenarnyabahasa yang dimengerti oleh
pasien, sebaiknya:
 hindari menggunakan istilah-istilah kedokteran
Penjelasan lengkap:
 prognosis pasien
 Biaya

 kemungkinan yang akan dialami keluarga pasien

 dll
LANJUTAN ETIKA PROFESIONAL
 Privacy
hak penuh atas informasi mengenai penyakit &
memutuskan siapa yang boleh tahu.
 Confidentiality

tidak boleh membagikan informasi kepada


pihak-pihak yang tidak berwenang
 Fidelity

Inti dari prinsip fidelity adalah mendahulukan


kepentingan pasien di atas kepentingan pribadi
dokter.
RAHASIA MEDIS
 UUPK 2004 pasal 48 ayat 1:
“Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
wajib menyimpan rahasia kedokteran.”
 UUPK 2004 pasal 47 ayat 1:
“Dokumen rekam medis ... merupakan milik dokter, dokter gigi, atau
sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan
milik pasien.”
 UURS 2009 pasal 29 ayat 1 huruf h:
“Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban menyelenggarakan rekam
medis.”
 UURS 2009 pasal 32 huruf i:
“Setiap pasien mempunya hak mendapatkan privasi dan kerahasiaan
penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.”
 Permenkes 2008 pasal 10 ayat 1:
“Informasi tentang identitas diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga
kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu,
petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.”
KESIMPULAN
 Dokter berpedoman pada:
 kode etik kedokteran
 peraturan yang berlaku
 Sumpah Dokter
 Prosedur Medis bertujuan demi kebaikian pasien
 Tidak memaksakan kehendak
 Pasien HIV/AIDS dokter tidak hanya menangani
penyakitnya tapi juga bersentuhan dengan wilayah
sosialharus sangat berhati-hati dalam memutuskan
apakah dia akan membuka status HIV pasiennya atau
tidak.
 Pembukaan rahasia medis secara etis dibenarkan bila ada
alasan yang kuat untuk melakukannya
 Kondisi pasien yang tidak menyangkut status HIV dan
AIDS-nya tetap harus dirahasiakan dan tidak dibuka
secara sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai