Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan tentang Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Undang-Undang Praktik Kedokteran (UU PRADOK)
• Isi Kuliah
• KODEKI
• Pengertian
• Kewajiban umum dokter
• Kewajiban dokter terhadap pasien, teman sejawat, dan diri sendiri
• UU No 29 Tahun 2012 tentang Praktik Kedokteran
• Azas dan tujuan
• Surat izin praktik
• Persetujuan tindakan kedokteran
• Rekam medis
• Rahasia kedokteran
• Hak dan kewajiban dokter
KODEKI
Prinsip-prinsip etik:
• Beneficence Berbuat baik atau berbenefit
• Non maleficence tidak merugikan
• Autonomy informed consent --> menghargai kebebasan pikiran
• Justice keadilan
KEWAJIBAN UMUM
• Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Pasal 3 KODEKI
• Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri. Pasal 4 KODEKI
• Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri. Pasal 7 KODEKI
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
• …ketika ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, ia wajib merujuk pasien kepada dokter
yang mempunyai keahlian untuk itu. Pasal 14 KODEKI
• Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia. Pasal 16 KODEKI
• Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya. Pasal 17 KODEKI
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
• Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. Pasal 18 KODEKI
• Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan keduanya atau
berdasarkan prosedur yang etis. Pasal 19 KODEKI
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
• Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik. Pasal 20 KODEKI
• Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan Psl 21
UU PRADOK UU No 29 Tahun 2004
• Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan,
kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasien. Pasal 2 UU 29/2004
• Pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk : Pasal 3 UU 29/2004
a. memberikan perlindungan kepada pasien;
b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi; dan
c. memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi.
UU PRADOK Pasal
• Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik. 36
• Surat izin praktik dokter atau dokter gigi hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat. Pasal 37 bab 7
• Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik Pasal 37
UU PRADOK
• Dokter atau dokter gigi yang berhalangan menyelenggarakan praktik kedokteran harus membuat pemberitahuan
atau menunjuk dokter atau dokter gigi pengganti. Pasal 40 ayat (1) Bagian 2 "pelaksanaan praktik"
• Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai surat izin praktik dan menyelenggarakan praktik kedokteran wajib
memasang papan nama praktik kedokteran. Pasal 41 ayat (1)
• Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mengizinkan dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki surat izin
praktik untuk melakukan praktik kedokteran di sarana pelayanan kesehatan tersebut. Pasal 43
UU PRADOK Bagian 3 (pemberian pelayanan), prgrf 2 (perse7an tindakan dr dan dr gigi Pasal 45)
• Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien
harus mendapat persetujuan. Pasal 45 ayat (1)
• Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.Pasal 45 ayat (2)
• Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. Pasal 45 ayat (4)
UU PRADOK
• Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. Pasal 46 ayat (1)
• Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan
atau tindakan. Pasal 46 ayat (3)
• Dokumen rekam medis merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam
medis merupakan milik pasien. Pasal 47 ayat (1)
UU PRADOK Psl 48
• Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran. ayt (1)
• Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur
penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-
undangan. Pasal 48 ayat (2)
• Hak Dokter atau Dokter Gigi Bagian 3 paragraf 6 pasal 50 bagian a-d
• memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional;
• memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
• memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan
• menerima imbalan jasa.
Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi Pasal 51 bagian a-e
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis
pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan
mampu melakukannya; dan
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
Note:
Manfaat rekam medis:
- Administrative value: Rekam Medis merupakan rekaman data adminitratif pelayanan kesehatan.
- Legal value: Rekam Medis dapat.dijadikan bahan pembuktian di pengadilan.
- Financial value: Rekam Medis dapat dijadikan dasar untuk perincian biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar
oleh pasien.
- Research value: Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk penelitian dalam lapangan kedokteran, keperawatan dan
kesehatan.
- Education value: Data-data dalam Rekam Medis dapat menjadi bahan pengajaran dan pendidikan mahasiswa kedokteran,
keperawatan serta tenaga kesehatan lainnya.
KULIAH 7 KODERSI & UURS
Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan tentang Kode Etik Rumah Sakit (KODERSI) dan Undang-Undang Rumah Sakit (UURS)
Isi Kuliah
KODERSI
Kewajiban umum rumah sakit
Kewajiban RS terhadap masyarakat
Kewajiban RS terhadap pasien, pimpinan, staf, karyawan, dan lembaga terkait
UU No 44 Tahun 2009 tentang Praktik Kedokteran
Azas dan tujuan
Tugas dan fungsi
Hak dan kewajiban rumah sakit
Hak dan kewajiban pasien
Pengorganisasian
Pengelolaan klinik dan keselamatan pasien
KODERSI
Kewajiban Umum Rumah Sakit
Rumah sakit berkewajiban menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang aman,
mengutamakan kepentingan pasien dan keluarga, bermutu, non diskriminasi, efektif, dan efisien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit. BAB I Pasal 3
Rumah sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumah-sakitan. Pasal 4 KODERSI
Rumah sakit harus dapat mengawasi serta bertanggungjawab terhadap semua kejadian di rumah sakit. Dalam
penyelenggaraan rumah sakit dilakukan audit berupa audit kinerja dan audit klinis. Pasal 5
Kewajiban Umum Rumah Sakit
Rumah sakit harus memelihara semua catatan/arsip, baik medik maupun non medik secara baik. Pencatatan,
penyimpanan, dan pelaporan (termasuk insiden keselamatan pasien) tentang semua kegiatan penyelenggaraan
Rumah Sakit dilaksanakan dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Pasal 7 KODERSI
Rumah sakit dalam melakukan promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif, berpijak pada dasar
yang nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia. Pasal 8
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat
Rumah sakit harus mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu secara berkesinambungan serta tidak
mendahulukan urusan biaya; rumah sakit harus melaksanakan fungsi sosial dengan menyediakan fasilitas pelayanan
kepada pasien tidak mampu/miskin, pasien gawat darurat, dan korban bencana.Pasal 9 BAB 2
Rumah sakit harus senantiasa menyesuaikan kebijakan pelayanannya pada harapan dan kebutuhan masyarakat
setempat. Pasal 11
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat
Rumah Sakit harus memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat. Pasal 12
Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik, serta berusaha menanggapi keluhan pasien dan
masyarakat. Pasal 13
Rumah sakit dalam menjalankan operasionalnya bertanggungjawab terhadap lingkungan agar tidak terjadi
pencemaran yang merugikan masyarakat. Pasal 14
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pasien Pasal 15,16,17
Rumah sakit berkewajiban menghormati dan mengindahkan hak pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan.
Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
Rumah sakit harus memberikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarganya tentang apa yang diderita pasien,
tindakan apa yang dilakukan, dan siapa yang melakukannya.
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pasien Pasal 18,19, 20, 23, 24
Rumah sakit harus meminta persetujuan atau penolakan pasien sebelum melakukan tindakan medik. Persetujuan
pasien diberikan setelah pasien mendapat informasi …
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan.
Rumah sakit harus menjelaskan kepada pasien dan keluarganya … yang berhubungan dengan penolakan ... …
membantu dengan memberikan alternatif ...
Rumah sakit berkewajiban memperhatikan kebutuhan khusus pasien dan mengurangi kendala fisik, bahasa dan
budaya, serta penghalang lainnya dalam memberikan pelayanan.
Rumah Sakit berkewajiban melindungi pasien yang termasuk kelompok rentan seperti anak-anak, individu yang
memiliki kemampuan berbeda (difabel), lanjut usia, dan lainnya.
Rumah sakit berkewajiban menggunakan teknologi kedokteran dengan penuh tanggung jawab.
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pimpinan, Staf, dan Karyawan Pasal 26,28, 30, 31, 32
Rumah sakit harus menjamin agar pimpinan, staf, dan karyawannya memperoleh jaminan sosial nasional.
Rumah sakit harus menetapkan ketentuan pendidikan, keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lain bagi seluruh
tenaga kesehatan.
Rumah sakit berkewajiban menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia serta memberi
kesempatan kepada seluruh tenaga rumah sakit untuk meningkatkan diri, menambah ilmu pengetahuan, dan
keterampilannya.
…dilakukan berdasarkan standar profesi yang berlaku. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus
bekerja sesuai …etika profesi, …
Rumah sakit berkewajiban memberi kesejahteraan kepada karyawan dan menjaga keselamatan kerja sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Hubungan Rumah Sakit dengan Lembaga Terkait Pasal 33, 35
Rumah sakit harus memelihara hubungan baik antar rumah sakit dan menghindarkan persaingan yang tidak sehat.
Rumah sakit harus berusaha membantu kegiatan pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan kedokteran dan kesehatan.
UURS BAB 1 (Ketentuan, terdapat 1 pasal 7 ayat)
• Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan …
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. BAB 1 (Ketentuan Umum) pasal 1 ayat (1)
• Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa
dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Pasal 1 ayat (2)
• Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Pasal 1 ayat (3)
Azas BAB 2 (Asas dan Tujuan)
Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta
mempunyai fungsi sosial. Pasal 2
Tujuan Pasal 3 bagian a-d
a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;
b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya
manusia di rumah sakit;
c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit; dan
d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.
Tugas : Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. BAB III, Pasal 4
Fungsi Pasal 5 BAB III tentang tugas dan fungsi
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua
dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan; dan
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
Kewajiban BAB 8 tentang Kewajiban dan hak (Kewajiban pasal 29 bagian a hingga t)
a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat;
b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;
c. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
d. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
e. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;
f. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin,
pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau
bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
g. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam
melayani pasien;
h. menyelenggarakan rekam medis;
i. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk
orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia;
j. melaksanakan sistem rujukan;
k. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan;
l. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;
m. menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
Kewajiban
n. melaksanakan etika Rumah Sakit;
o. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
p. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional;
q. membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan
lainnya;
Kewajiban
r. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws);
s. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas; dan
t. memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
Hak Pasal 30 ayat 1 bagian a-d
• menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit;
• menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
• melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan pelayanan;
• menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
Hak Pasal 30 ayat 1 bagian e-h
• menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;
• mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan;
• mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
• mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit
pendidikan.
HAK PASIEN Pasal 32
a. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
b. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
c. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
Hak pasien
e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
f. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
g. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
h. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP)
baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
Hak pasien
i. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;
j. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan;
k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit
yang dideritanya;
l. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
Hak pasien
m. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien
lainnya;
n. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit;
o. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
p. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;
Hak pasien
q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
r. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENGORGANISASIAN BAB IX Pasal 34 ayat 1-3
• Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang
perumahsakitan.
• Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai pimpinan harus berkewarganegaraan Indonesia.
• Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah Sakit.
Pengelolaan klinik Pasal 39 ayat 1-3
• Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit harus dilakukan audit.
• Audit dapat berupa audit kinerja dan audit medis.
• Audit kinerja dan audit medis dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
Keselamatan pasien Pasal 43 ayat 1,2,4
• Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
• Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan menetapkan pemecahan
masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
• Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonim dan ditujukan untuk mengkoreksi sistem dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien.
KULIAH 8 PRINSIP HUKUM KEDOKTERAN