Anda di halaman 1dari 17

KULIAH 6 KODEKI & UU PRADOK

Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan tentang Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Undang-Undang Praktik Kedokteran (UU PRADOK)
• Isi Kuliah
• KODEKI
• Pengertian
• Kewajiban umum dokter
• Kewajiban dokter terhadap pasien, teman sejawat, dan diri sendiri
• UU No 29 Tahun 2012 tentang Praktik Kedokteran
• Azas dan tujuan
• Surat izin praktik
• Persetujuan tindakan kedokteran
• Rekam medis
• Rahasia kedokteran
• Hak dan kewajiban dokter
KODEKI
Prinsip-prinsip etik:
• Beneficence Berbuat baik atau berbenefit
• Non maleficence tidak merugikan
• Autonomy informed consent --> menghargai kebebasan pikiran
• Justice keadilan
KEWAJIBAN UMUM
• Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Pasal 3 KODEKI
• Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri. Pasal 4 KODEKI
• Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri. Pasal 7 KODEKI
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
• …ketika ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, ia wajib merujuk pasien kepada dokter
yang mempunyai keahlian untuk itu. Pasal 14 KODEKI
• Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia. Pasal 16 KODEKI
• Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya. Pasal 17 KODEKI
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
• Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. Pasal 18 KODEKI
• Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan keduanya atau
berdasarkan prosedur yang etis. Pasal 19 KODEKI
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
• Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik. Pasal 20 KODEKI
• Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan Psl 21
UU PRADOK UU No 29 Tahun 2004
• Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan,
kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasien. Pasal 2 UU 29/2004
• Pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk : Pasal 3 UU 29/2004
a. memberikan perlindungan kepada pasien;
b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi; dan
c. memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi.
UU PRADOK Pasal
• Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik. 36
• Surat izin praktik dokter atau dokter gigi hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat. Pasal 37 bab 7
• Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik Pasal 37
UU PRADOK
• Dokter atau dokter gigi yang berhalangan menyelenggarakan praktik kedokteran harus membuat pemberitahuan
atau menunjuk dokter atau dokter gigi pengganti. Pasal 40 ayat (1) Bagian 2 "pelaksanaan praktik"
• Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai surat izin praktik dan menyelenggarakan praktik kedokteran wajib
memasang papan nama praktik kedokteran. Pasal 41 ayat (1)
• Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mengizinkan dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki surat izin
praktik untuk melakukan praktik kedokteran di sarana pelayanan kesehatan tersebut. Pasal 43
UU PRADOK Bagian 3 (pemberian pelayanan), prgrf 2 (perse7an tindakan dr dan dr gigi Pasal 45)
• Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien
harus mendapat persetujuan. Pasal 45 ayat (1)
• Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.Pasal 45 ayat (2)
• Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. Pasal 45 ayat (4)
UU PRADOK
• Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. Pasal 46 ayat (1)
• Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan
atau tindakan. Pasal 46 ayat (3)
• Dokumen rekam medis merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam
medis merupakan milik pasien. Pasal 47 ayat (1)
UU PRADOK Psl 48
• Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran. ayt (1)
• Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur
penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-
undangan. Pasal 48 ayat (2)
• Hak Dokter atau Dokter Gigi Bagian 3 paragraf 6 pasal 50 bagian a-d
• memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional;
• memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
• memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan
• menerima imbalan jasa.
Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi Pasal 51 bagian a-e
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis
pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan
mampu melakukannya; dan
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Note:
Manfaat rekam medis:
- Administrative value: Rekam Medis merupakan rekaman data adminitratif pelayanan kesehatan.
- Legal value: Rekam Medis dapat.dijadikan bahan pembuktian di pengadilan.
- Financial value: Rekam Medis dapat dijadikan dasar untuk perincian biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar
oleh pasien.
- Research value: Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk penelitian dalam lapangan kedokteran, keperawatan dan
kesehatan.
- Education value: Data-data dalam Rekam Medis dapat menjadi bahan pengajaran dan pendidikan mahasiswa kedokteran,
keperawatan serta tenaga kesehatan lainnya.
KULIAH 7 KODERSI & UURS
Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan tentang Kode Etik Rumah Sakit (KODERSI) dan Undang-Undang Rumah Sakit (UURS)
Isi Kuliah
KODERSI
 Kewajiban umum rumah sakit
 Kewajiban RS terhadap masyarakat
 Kewajiban RS terhadap pasien, pimpinan, staf, karyawan, dan lembaga terkait
UU No 44 Tahun 2009 tentang Praktik Kedokteran
 Azas dan tujuan
 Tugas dan fungsi
 Hak dan kewajiban rumah sakit
 Hak dan kewajiban pasien
 Pengorganisasian
 Pengelolaan klinik dan keselamatan pasien
KODERSI
Kewajiban Umum Rumah Sakit
 Rumah sakit berkewajiban menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang aman,
mengutamakan kepentingan pasien dan keluarga, bermutu, non diskriminasi, efektif, dan efisien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit. BAB I Pasal 3
 Rumah sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumah-sakitan. Pasal 4 KODERSI
 Rumah sakit harus dapat mengawasi serta bertanggungjawab terhadap semua kejadian di rumah sakit. Dalam
penyelenggaraan rumah sakit dilakukan audit berupa audit kinerja dan audit klinis. Pasal 5
Kewajiban Umum Rumah Sakit
 Rumah sakit harus memelihara semua catatan/arsip, baik medik maupun non medik secara baik. Pencatatan,
penyimpanan, dan pelaporan (termasuk insiden keselamatan pasien) tentang semua kegiatan penyelenggaraan
Rumah Sakit dilaksanakan dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Pasal 7 KODERSI
 Rumah sakit dalam melakukan promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif, berpijak pada dasar
yang nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia. Pasal 8
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat
 Rumah sakit harus mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu secara berkesinambungan serta tidak
mendahulukan urusan biaya; rumah sakit harus melaksanakan fungsi sosial dengan menyediakan fasilitas pelayanan
kepada pasien tidak mampu/miskin, pasien gawat darurat, dan korban bencana.Pasal 9 BAB 2
 Rumah sakit harus senantiasa menyesuaikan kebijakan pelayanannya pada harapan dan kebutuhan masyarakat
setempat. Pasal 11
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat
 Rumah Sakit harus memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat. Pasal 12
 Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik, serta berusaha menanggapi keluhan pasien dan
masyarakat. Pasal 13
 Rumah sakit dalam menjalankan operasionalnya bertanggungjawab terhadap lingkungan agar tidak terjadi
pencemaran yang merugikan masyarakat. Pasal 14
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pasien Pasal 15,16,17
 Rumah sakit berkewajiban menghormati dan mengindahkan hak pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan.
 Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
 Rumah sakit harus memberikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarganya tentang apa yang diderita pasien,
tindakan apa yang dilakukan, dan siapa yang melakukannya.
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pasien Pasal 18,19, 20, 23, 24
 Rumah sakit harus meminta persetujuan atau penolakan pasien sebelum melakukan tindakan medik. Persetujuan
pasien diberikan setelah pasien mendapat informasi …
 Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan.
 Rumah sakit harus menjelaskan kepada pasien dan keluarganya … yang berhubungan dengan penolakan ... …
membantu dengan memberikan alternatif ...
 Rumah sakit berkewajiban memperhatikan kebutuhan khusus pasien dan mengurangi kendala fisik, bahasa dan
budaya, serta penghalang lainnya dalam memberikan pelayanan.
 Rumah Sakit berkewajiban melindungi pasien yang termasuk kelompok rentan seperti anak-anak, individu yang
memiliki kemampuan berbeda (difabel), lanjut usia, dan lainnya.
 Rumah sakit berkewajiban menggunakan teknologi kedokteran dengan penuh tanggung jawab.
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pimpinan, Staf, dan Karyawan Pasal 26,28, 30, 31, 32
 Rumah sakit harus menjamin agar pimpinan, staf, dan karyawannya memperoleh jaminan sosial nasional.
 Rumah sakit harus menetapkan ketentuan pendidikan, keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lain bagi seluruh
tenaga kesehatan.
 Rumah sakit berkewajiban menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia serta memberi
kesempatan kepada seluruh tenaga rumah sakit untuk meningkatkan diri, menambah ilmu pengetahuan, dan
keterampilannya.
 …dilakukan berdasarkan standar profesi yang berlaku. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus
bekerja sesuai …etika profesi, …
 Rumah sakit berkewajiban memberi kesejahteraan kepada karyawan dan menjaga keselamatan kerja sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Hubungan Rumah Sakit dengan Lembaga Terkait Pasal 33, 35
 Rumah sakit harus memelihara hubungan baik antar rumah sakit dan menghindarkan persaingan yang tidak sehat.
 Rumah sakit harus berusaha membantu kegiatan pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan kedokteran dan kesehatan.
UURS BAB 1 (Ketentuan, terdapat 1 pasal 7 ayat)
• Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan …
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. BAB 1 (Ketentuan Umum) pasal 1 ayat (1)
• Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa
dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Pasal 1 ayat (2)
• Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Pasal 1 ayat (3)
Azas BAB 2 (Asas dan Tujuan)
Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta
mempunyai fungsi sosial. Pasal 2
Tujuan Pasal 3 bagian a-d
a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;
b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya
manusia di rumah sakit;
c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit; dan
d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.
Tugas : Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. BAB III, Pasal 4
Fungsi Pasal 5 BAB III tentang tugas dan fungsi
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua
dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan; dan
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
Kewajiban BAB 8 tentang Kewajiban dan hak (Kewajiban pasal 29 bagian a hingga t)
a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat;
b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit;
c. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
d. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
e. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;
f. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin,
pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau
bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
g. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam
melayani pasien;
h. menyelenggarakan rekam medis;
i. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk
orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia;
j. melaksanakan sistem rujukan;
k. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan;
l. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;
m. menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
Kewajiban
n. melaksanakan etika Rumah Sakit;
o. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
p. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional;
q. membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan
lainnya;
Kewajiban
r. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws);
s. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas; dan
t. memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
Hak Pasal 30 ayat 1 bagian a-d
• menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit;
• menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
• melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan pelayanan;
• menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
Hak Pasal 30 ayat 1 bagian e-h
• menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;
• mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan;
• mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
• mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit
pendidikan.
HAK PASIEN Pasal 32
a. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
b. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
c. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
Hak pasien
e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
f. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
g. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
h. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP)
baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit;
Hak pasien
i. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;
j. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan;
k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit
yang dideritanya;
l. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
Hak pasien
m. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien
lainnya;
n. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit;
o. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
p. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;
Hak pasien
q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
r. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENGORGANISASIAN BAB IX Pasal 34 ayat 1-3
• Kepala Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang
perumahsakitan.
• Tenaga struktural yang menduduki jabatan sebagai pimpinan harus berkewarganegaraan Indonesia.
• Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala Rumah Sakit.
Pengelolaan klinik Pasal 39 ayat 1-3
• Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit harus dilakukan audit.
• Audit dapat berupa audit kinerja dan audit medis.
• Audit kinerja dan audit medis dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
Keselamatan pasien Pasal 43 ayat 1,2,4
• Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
• Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan menetapkan pemecahan
masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
• Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonim dan ditujukan untuk mengkoreksi sistem dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien.
KULIAH 8 PRINSIP HUKUM KEDOKTERAN

Pengertian hukum kesehatan / kedokteran


• Asas dari hukum kesehatan bertumpu pada ha katas pemeliharaan kesehatan sebagai hak dasar social (the right to
health care) yang ditopang oleh 2 hak individual ; ha katas informasi dan hak untuk menentukan nasib sendiri
• Definisi hukum kesehatan
o Kumpulan peraturan yang mengatur tentang hal hal yg berkaitan dengan kesehatan
o Seperangkat kaidah yang mengatur seluruh aspek yang berkaitan dengan upaya dan pemeliharaan dibidang
kesehatan
o Rangkaian peraturan perundang undangan dalam bidang kesehatan yang mengatur pelayanan medik dan
sarana medik
• Tujuan dan fungsi hukum kesehatan
o Tujuan
▪ menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan
tercapainya ketertiban dalam masyarakat diharapkan kepentingan masyarakan terpenuhi dan
terlindungi
▪ Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal
o Fungsi
▪ Menjaga ketertiban di dalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur tata kehidupan di dalam sub
sektor yang kecil tetapi keberadaannya dapat memberi sumbangan yang besar bagi ketertiban
masyarakat secara keseluruhan.
▪ Menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat (khususnya di bidang kesehatan).
Benturan antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.
▪ Merekayasa masyarakat (social engineering). Jika masyarakat menghalang-halangi dokter untuk
melakukan pertolongan terhadap penjahat yang luka-luka karena tembakan, maka tindakan tersebut
sebenarnya keliru dan perlu diluruskan.
• Hukum Kedokteran
o Merupakan bagian dari hukum kesehatan, yang merupakan ketentuan ketentuan hukum yang berhubungan
langsung dengan praktik kedokteran dan penerapan bidang hukum perdata, hukum administrasi dan hukum
pidana dalam praktik kedokteran
o Hukum kedokteran lebih memilih atau mengatur tentang pelayanan kesehatan pada individual atau seorang
saja, akan tetapi semua menyangkut tentang pelayanan kesehatan
o Hukum kedokteran > merupakan suatu cabang ilmu hukum yang menganut prinsip prinsip hukum di
samping disiplin medis yang berfungsi untuk mengisi bidang bidang tertentu yang diperlakukan oleh hukum
medis
▪ Objek adalah pelayanan medis
▪ Merupakan bagian dari hukum kesehatan yang meliputi ketentuang ketentuan yang berhubungan
langsung dengan pelayanan medis
Penerapan hukum dalam praktik kedokteran
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran sering (selanjutnya
disingkat UUPK) dianggap sebagai (sama dengan) hukum kedokteran atau juga sebagai hukum kesehatan.
• Hukum kedokteran meliputi ruang lingkup:
o Peraturan perundang-undangan yang secara langsung dan tidak langsung masalah bidang kedokteran;
contohnya, Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004;
o Penerapan ketentuan hukum administrasi, hukum perdata, dan hukum pidana yang tepat untuk hal tersebut;
o Kebiasaan yang baik dan diikuti secara terus menerus dalam bidang kedokteran, perjanjian serta
perkembangan ilmu pengetahuan praktik kedokteran menjadi sumber hukum dalam bidang kedokteran;
o Putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, menjadi sumber hukum dalam bidang
kedokteran.
• UU RI No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
o Keberadaan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran dimaksudkan untuk:
▪ Memberikan perlindungan kepada pasien
▪ Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter
gigi;
▪ Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter, dan dokter gigi.
• Dalam dunia pelayanan kesehatan, pada dasarnya terdapat dua kelompok orang yang selalu mengiginkan adanya
kepastian hukum. Sebab dengan adanya kepastian tersebut, maka orang orang tersebut akan merasa terlindungi
secara hukum, kedua kelompok tersebut adalah
o Kelompok penerima layanan kesehatan, antara lain > pasien (orang sakit) dan orang roang yang ingin
memelihara atau meningkatkan kesehatannya
▪ Kepastian hukumnya > adanya ijazah dan surat izin praktek dokter
▪ Perlindungan hukumnya > adanya ketentuan hukum (perdata) yang memberi jaminan ganti rugi
jika terjadi hal hal yang tidak sesuai dengan diperjajikan
o Kelompok pemberi layanan kesehatan (health providers) > adalah pada medical providers yaitu dokter dan
dokter gigi, serta paramedis atau tenaga kesehatan yaitu perawat, bidan, apoteker, asisiten apoteker, analis,
atau laboran, ahli gizi dll
• Cakupan hukum kedokteran antara lain
o Hubungan dokter – pasien
▪ Kewajiban dokter yang merupakan hak pasien
• bahwa ia wajib merawat pasiennya dengan cara keilmuan yang ia miliki secara adequat,
dengan penuh kesungguhan, hati-hati dan berusaha sebaik-baiknya dalam menjalankan
tugasnya.
• bahwa dokter wajib menjalankan tugasnya sendiri (tidak dikerjakan oleh orang lain) sesuai
dengan yang diperjanjikan. Kecuali apabila dalam hal pasien menyetujui perlunya ada
orang lain yaitu seseorang yang mewakili dirinya (misalnya; karena dokter juga perlu
waktu istirahat untuk memelihara kesehatan dirinya).
• bahwa dokter wajib memberi informasi kepada pasiennya mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyakit/ penderitaan pasiennya. Kewajiban dokter ini dalam hal
untuk perjanjian perawatan, maka akan dikaitkan dengan kewajiban pasien.
o Rekam medis dan rahasia kedokteran
▪ Rahasia kedokteran
• Segala sesuatu yang disampaikan oleh pasien kepada dokter, yang dilakukan baik secara
sadar maupun tidak sadar; atau
• Segala sesuatu yang telah diketahui oleh dokter sewaktu mengobati dan merawat pasien
(yang telah diketahui berupa informasi; pengkuan; dokumen; hasil laboratorium;
komunikasi; hasil investigasi; hasil observasi’ hasil diagnostik maupun terapeutik, dll).
▪ Rahasia kedokteran dan rekam medis pasien
• Rahasia Kedokteran dan Rekam Medis Pasien (Pasal 322 KUHP)
o (1) “Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib ia simpan karena
jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu, diancam
dengan pidana penjara paling lama 9 tahun atau pidana denda . . . “,
o (2) “Jika kejahatan tersebut dilakukan terhadap seseorang tertentu, maka tersebut
hanya dapat dituntut atas pengaduan orang tersebut”.
▪ Rekam medis > sarana yang mengandung informasi tentang penyakit dan pengobatan pasien yang
ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Informasi yang dicatat di
dalam Medical Record seharusnya dapat menjawab pertanyaan mengenai : siapa yang dirawat,
kapan, dimana, oleh siapa, bagaimana pengobatannya, siapa yang memberi obat, dan bagaimana
reaksi akibat obat atu pengobatan tersebut.
▪ Dasar hukum rekam medis
• Perkembangan rekam medis di Indonesia dapat dihubungkan dengan beberapa Keputusan
Menteri Kesehatan RI yaitu :
o Kepmenkes RI Nomor 031/Birhup/1972 yang menyatakan agar semua rumah sakit
diharuskan mengerjakan medical recording dan reporting, serta hospital statistic.
o Kepmenkes RI Nomor 034/Birhup/1972 tentang Perencanaan dan Pemeliharaan
Rumah Sakit, yang menyatakan: “guna menunjang terselenggaranya Rencana
Induk (Master Plan) yang baik, maka setiap rumah sakit diwajibkan :
▪ mempunyai dan merawat statistik yang up to date,
▪ membina medical record yang berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan.
o Kepmenkes RI Nomor 134/Menkes/SK/IV/78 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum, yang menyatakan : “Sub bagian pencatatan medis
mempunyai tugas mengatur pelaksanaan kegiatan pencatatan medis”,
o Fatwa IDI tentang Rekam Medis (SK Nomor 315/PB/A.4/88- 8 Februari 1988)
yang menekankan bahwa praktek profesi kedokteran harus melaksanakan rekam
medis. Fatwa IDI juga mengemukakan beberapa masalah rekam medis yang harus
diketahui oleh tenaga kesehatan;
o SK Menteri Kesehatan Nomor 749 a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis
(Medical Record). Dalam SK ini tersurat adanya kewajiban bagi tenaga kesehatan
untuk melaksanakan Rekam Medis.
• Selain beberapa Kepmenkes yang membahas tentang kewajiban mengadakan atau
melakukan rekam medis, ada juga beberapa ketentuan hukum yang menjamin kerahasiaan
informasi yang terkandung dalam rekam medis, yaitu :
o Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan rahasia
Kedokteran;
o Pasal 322 KUHP :
o Pasal 1365 KUHPerdata;
o Pasal 1367 KUHPerdata.
o Inform consent
▪ Informed Consent (persetujuan atas dasar informasi) merupakan salah satu hak pasien dan juga
bentuk hubungan yang spesial antara dokter dengan pasien. Bentuk hubungan ini merupakan salah
satu alat yang memungkinkan pasien untuk ‘menentukan nasibnya sendiri’ dalam praktik dokter.
▪ Syarat terjadinya informed consent
• Adanya Informasi yang adequat kepada pasien tentang perlunya tindakan medis diberikan
serta resiko-resiko yang dapat ditimbulkannya. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh
dokter itulah maka pasien memberikan persetujuannya.
• Adanya Persetujuan Pasien ; untuk setiap tindakan, baik yang bersifat diagnostik maupun
terapeutik. Tindakan yang dimaksud adalah Tindakan Medik. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 585/Menkes/ Per/IX/1989 :
o Pasal 1 sub b dan c; “Tindakan medik adalah tindakan yang dilakukan terhadap
pasien berupa diagnostik atau terapeutik”,
o Pasal 2 ; “Semua tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapat persetujuan”
o Malpraktik medis
▪ malpraktik dipandang telah terjadi jika :
• Seorang profesional kesehatan melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan oleh
seorang professional kesehatan,
• Seorang profesional melalaikan kewajiban atau tidak melakukan apa yang seharusnya
dilakukan berdasarkan profesinya,
• Perbuatannya melanggar ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan profesinya.
o Eusthanasia
▪ “menghilangkan nyawa orang lain ‘karena permintaan yang dinyatakan dengan kesungguhan hati’
dari orang itu sendiri” (Pasal 344 KUHP).
▪ Pembunuhan yang didasarkan pada alasan ‘karena rasa belas kasihan’ (mercy killing).
▪ Perbuatan yang dengan sengaja untuk ‘tidak memperpanjang umur’ demi kepentingan pasien yang
sudah tidak lagi mempunyai harapan sembuh atau hidup (euthanasia).
Tuntutan hukum dalam praktik kedokteran meliputi bidang pidana, hukum perdata, hukum administrasi
• HUKUMAN PIDANA
o Rahasia Kedokteran dan Rekam Medis Pasien (Pasal 322 KUHP)
“Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib ia simpan karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang
maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama 9 tahun atau pidana denda”
o Malpraktik Kriminal
▪ Kelalaian yang menyebabkan kematian pasien (Pasal 359 KUHP)
“Barangsiapa karena kelalaiannya menyebabkan matinya orang lain diancam pidana penjara paling lama 5 tahun atau
kurungan paling lama 1 tahun”
▪ Kelalaian yang menyebabkan luka orang lain (Pasal 360 dan 361 KUHP)
• Pasal 360 KUHP : Barangsiapa karena kelalaiannya orang lain mendapat luka-luka berat,
diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun
• Pasal 361 KUHP : Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam
menjalankan suatu jabatan atau pencaharian, maka pidana ditambah dengan sepertiganya,
dan yang bersalah dapat dipecat dan hakim dapat mengumumkan putusannya”
▪ Melakukan Aborsi (Pasal 348 KUHP)
“Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau matinya kandungan seorang perempuan dengan izin perempuan
tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan”. “Jika karena perbuatan itu menyebabkan perempuan
tersebut mati, diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun”
• HUKUM PERDATA
o Pasal 1366 KUHPdt
“Setiap orang bertanggungjawab bukan hanya pada kerugian yang disebabkan oleh perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian
yang disebabkan oleh kelalaian atau kekuranghatihatiannya”.
o Pasal 1367 KUHPdt
“Seorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan sendiri, tetapi juga untuk kerugian
yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barangbarang yang
berada di bawah pengawasannya”.
o Pasal 1371 KUHPdt
“Penyebab luka atau cacat suatu anggota badan dengan sengaja atau kurang hati-hati, memberikan hak kepada korban selain
penggantian biaya-biaya penyembuhan, juga menuntut penggantian kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat tersebut”
• HUKUM ADMINISTRASI
o Setiap dokter/dokter gigi yang telah menyelesaikan pendidikan dan ingin menjalankan praktikkedokteran
dipersyaratkan untuk memiliki izin. Izin menjalankan praktik memiliki dua makna, yaitu: Izin dalam arti
pemberian kewenangan secara formil (formeele bevoegdheid) dan materiil (materieele bevoegdheid). Pada
hakikatnya, perangkat izin (formal atau material) menurut hukum administrasi adalah:
▪ Mengarahkan aktivitas artinya, pemberian izin (formal atau material) dapat memberi kontribusi,
ditegakkannya penerapan standar profesi dan standar pelayanan yang harus dipenuhi oleh para
dokter (dan dokter gigi) dalam pelaksanaan praktiknya
▪ Mencegah bahaya yang mungkin timbul dalam rangka penyelenggaraan praktik kedokteran, dan
mencegah penyelenggaraan praktik kedokteran oleh orang yang tidak berhak
▪ Mendistribusikan kelangkaan tenaga dokter/dokter gigi, yang dikaitkan dengan kewenangan
pemerintah daerah atas pembatasan tempat praktik dan penataan Surat Izin Praktik (SIP)
▪ Melakukan proses seleksi, yakni penilaian administratif, serta kemampuan teknis yang harus
dipenuhi oleh setiap dokter dan dokter gigi
▪ Memberikan perlindungan terhadap warga masyarakat terhadap praktik yang tidak dilakukan oleh
orang yang memiliki kompetensi tertentu
ETIKA DAN HUKUM DALAM PELAYANAN KESEHATAN, PERMASALAHANNYA, DAN MODEL
PENYELESAIANNYA
Pendahuluan
o Fenomena terhadap risiko bagi setiap orang terutama dalam melaksanakan tugas profesi spt dokter
o Legal risk sering diabaikan banyak orang dl berbagai aktivitas
o Legal risk sering tdk teratur, tdk terbatas jenis, sasaran, waktu dan besarannya
Penyebab Orang Abai Terhadap Risiko
o Kesadaran → Pengetahuan, pandangan, penyikapan, kesadaran, kepatuhan
o Apriori → sikap apriori thd aspek & risiko hk. Dgn anggapan semua bs diatur
o Penegakan → Penegakan hk msh rendah: salah satu dampak kurang adanya perhatian thd aspek dan risiko
hk
Menumbuhkan Jiwa Profesional
o Komitmen dan Kepedulian
▪ Memegang janji, bertanggung jawab, konsekuen atas risiko
▪ Mampu memberikan perhatian pd bid tugas & yg terkait tgs
▪ Mampu berempati
o Loyalitas dan Dedikasi
▪ Setia pd pekerjaan , memberi prioritas pd tgs, konsisten thd tgs
▪ Bertanggung jawab penuh pd bid pekerjaan & tgs
▪ Semangat mempertahankan kualitas layanan/pekerjaan
▪ Meningkatkan potensi diri, disiplin & tegas dlm melakukan tgs
o Integritas
▪ Memiliki kesatuan pola (berpikir, berkata dan berbuat)
▪ Memiiki motivasi thd kualitas pelayana/tgs
Landasan Konsep
o Moral
▪ Moral: pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab.
▪ Moral: ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakukan.
▪ Moral: konsep nilai (baik dan buruk)
▪ Moral: bhs latin mores yang berarti adat kebiasaan atau cara hidup.
▪ Moral: sebagai rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi
▪ Moral : kaidah norma dan pranata yang mengatur prilaku individu dlm hub dgn masy.
▪ Moral sbg tindakan manusia yg bercorak khusus yang didasarkan kpd pengertiannya ttg baik dan
buruk.
▪ Moral yg membedakan manusia dgn makhluk tuhan lainya
Etika
o Konsep yang memberikan ukuran ttg perilaku yg baik dan buruk
o Etika: ilmu tentang adat kebiasaan
o Etika: ilmu pengetahuan yg berhubungan dgn upaya menentukan perbuatan-perbuatan yg dilakukan oleh
manusia untuk dikatakan baik atau buruk
o Etika menentukan baik buruknya seseorang dalam kehidupan bermasyarakat
o Etika: suatu norma yg digunakan sbg pedoman seseorang dlm bertingkah laku yang berkaitan dengan sifat
baik dan sifat buruk yang terdapat di masyarakat.
o Etika memiliki sifat yg sangat mutlak dan memiliki cara pandang dari segi batiniah manusia itu sendiri dan
berhub dgng perilaku kehidupan keseharian manusia
o Jenise tika
▪ Normatif
• jenis etika yang berupaya melihat sikap dan perilaku manusia serta apa yang ia kejar dalam
kehidupan ini sebagai hal yang memiliki nilai
▪ Deskriptif
• etika yang berupaya menetapkan beragam sikap dan perilaku ideal yang semestinya
dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupan ini
▪ Umum
• berhubungan dengan keadaan dasar ttg tindakan manusia secara etis
• Cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan etis
▪ Khusus
• penerapan dari prinsip moral di dlm kehidupan manusia scr khusus.
• Etika individu: kewajiban dan sikap dari manusia thd diri mrk sendiri
• Etika Sosail: kewajiban, sikap dan juga perilaku manusia sbg umat manusia
Konsep Hukum
o Hk sbg gjl sosial (Zoon Politicon-Aristoteles & ubi societas ibi ius: Cicero)
o Kaidah hk : petunjuk hidup yg berisi perintah & larangan yg dibuat lbg yg berwenang untuk ditaati, krn thd
pelanggarannya diberikan sanksi (legitimit)
o Van Kant: hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia di dalam masyarakat
o Model Pembetukan Hk
▪ Hk Negara: segala paraturan per UU an yag dibuat oleh lembaga yg berwenang (Pusat-Daerah-
Desa)
▪ Hk Adat: Norma hk yg tumbuh berkembang dari-oleh dan untuk masy
o Dalam Dunia Kesehatan Hk Negara yg lebih relevan
o HK (bid Kesehatan) merupakan norma hk yg menguatkan nilai moral dan etika sesuai bidangnya untuk
dapat dilaksanakan dgn paksaaan (sanksi yg tegas)
Hubungan moral, etika dan hukum
o Moral: sbg konsep nilai yang baik dan buruk yg direferensi oleh Etika untuk ukuran perilaku → Etika sbg
konsep tingkah laku yg memberikan penunutun bagi manusia bertingkah laku dalam masy dgn tujuan
mencapai kepantasan hidup → HK merupakan hasil keputusan pihak yg berwenang yg berisi perintah dan
larangan dan harus ditaati krn thd pelanggarannya dpt dikenakan sanksi. Dasar penetapannya adalah moral
dan etik yg dikemas melalui aliran fils hk.
Etika dalam Pelayanan Kesehatan
o Konsep
▪ upaya perorangan atau bersama-sama dlm organisasi untuk mencegah dan meningkatkan
kesehatan, memelihara serta menyembuhkan penyakit dan juga memulihkan kesehatan perorangan,
kelompok, keluarga dan ataupun publik masy.
o HAM
▪ Etika menjadi referensi dalam tugas pelayanan
▪ Kesehatan merupakan hak setiap warga negara
o Kode etik
▪ Hub yg dilandasi kepercayaan antara sang pengobat dengan penderita (hub kesepakatan terapeutik)
▪ Hippocrates: Yg meletakkan dasar etika bagi pfrofesi kedokteran dgn prinsip: beneficence, non
maleficence, autonomy, justice
KODEKI
o Pengakuan akan sifat mendasar yg baik dan bijaksana:
▪ Sifat ketuhanan, kemurnian niat, keluhuran budi, kerendahan hati, kesungguhan kerja, integritas
ilmiah dan sosial, dan kesejewatan yg tdk diragukan
o Kewajiban Dokter
▪ Sumpah, standar profesi, otonomi keilmuan, tdk memuji diri
▪ Orientasi advis: kebaikan pasien & persetujuan, informasi temuan obat yg tdk meyesatkan, jaminan
thd akurasi keterangan
o Praktek Medis
▪ Sesuai kompetensi, jujur, mampu mengingatkan sejawatnya thd kekeliruan, menghormati hak
pasien, sejawat, tng kesehatan lainnya, menjag aketerpercayaan, melindungi hidup mahluk insani,
sikap saling menghormati
Kewajiban Khusus
o Pasien
▪ Tulus untuk kepentingan pasien, memberikan kebebasan kpd pasien untuk beribadah & hub social
lainnya, menjaga rahasia pasien, memberi pertolongan darurat,
o Sejawat
▪ Memperlakukan sjwt yg sama spt untuk diri sendiri
▪ Tdk mengambil alih pasien kecuali atas persetujuan etis
o Diri sendiri
▪ Memelihara kesehatan agar produktivitasnya tinggi
▪ Update thd perkembangan IPTEK
Hubungan Etika dan Hukum
o Setiap pelaksana profesi rentan thd risiko hukum
o Kode etik profesi sbg payung & referensi dlm melaksanakan tugas profesi
o Pelanggaran Hak pasien dpt berisiko hk bila terjadi pelanggaran kode etik
Beberapa contoh kasus
o Risiko Hk
▪ Sepasang suami istri harus menerima kenyataan pahit jika bayi mereka ternyata tewas usai
dilahirkan dengan kondisi leher patah dan kulit terkelupas di Palembang.
▪ pelanggaran etika profesi yang dilakukan dokter Kevin Samuel Marpaung melalui konten TikTok
"pembukaan persalinan."
▪ Kasus organ tubuh Humaida mengalami kaku hingga kelumpuhan sejak 2011 lalu pasca
kelahiran anak kelimanya, di klinik milik DPD Muhammadiyah di Kabupaten Paser, KalTim.
Padahal, empat anak sebelumnya lahir normal
▪ Kasus bocah laki-laki berusia 11 tahun yang terancam cacat seumur hidupnya karena kelaminnya
terpotong hampir seluruhnya karenasaat disunat menggunakan laser
Beberapa ketentuan pidana dalam UU 36/2009
o Pasal 190
▪ Ayat 1
• Pimpinan fasilitas pelyn keshtn dan/atau nakes yg melakukan praktik atau pekerjaan pd
fastss pelyn keshtn yg dgn sengaja tdk memberikan pertolongan pertama thd pasien yg dlm
keadaan gawat darurat sbgmn dimaksud Psl 32 (2) atau Psl 85 (2) dipidana dgn Pdn Pjr
paling lama 2 th dan denda paling banyak 200 jt rp
▪ Ayat 2
• Dlm hal perbuatan sbgmn dimaksud ayat (1) mengakibatkan terjadinya
kecacatan/kematian, pimpinan faslts pelkes dan/atau nakes tsb dipidana (penjara pl 10 th
dan denda plbyk 1 M rp R
o Pasal 191
▪ Setiap orang yg tanpa izin melakukan praktik pelkes tradisional yg menggunakan alat dan teknologi
sbgmn dimaksud Psl 60 (1) shg mengakibatkan kerugian harta benda, luka berat atau kematian
dipidana (Pjr pl 1 th dan denda plbyk 100 jt rp
o Pasal 192
▪ Setiap orang yg tanpa izin melakukan praktik pelkes tradisional yg menggunakan alat dan teknologi
sbgmn dimaksud Psl 60 (1) shg mengakibatkan kerugian harta benda, luka berat atau kematian
dipidana (Pjr pl 1 th dan denda plbyk 100 jt rp
Model Penyelesaian Masalah
o Non Litigasi
▪ Negosiasi: Dilakukan diantara mereka tanpa bantua pihak lain
▪ Mediasi: para pihak dibantu mediator dalam menyelesaikan masalahnya
▪ Musyawarah kekeluargaan yg berorientasi pd kelarasan, kerukunan dan kepatutan
o Litigasi
▪ Aspek administrasi dg unsur perdata dan/atau pidana
▪ Aspek Perdata dg unsur administrasi dan/atau pidana
▪ Aspek Pidana dg unusr administrasi dan/atau perdata
Pertanyaan
o Jelaskan indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menentukan suatu tindakan merupakan pelanggaran
Kode Etik dan merupakan pelanggaran hukum dari contoh kasus dalam slide 15 bagi tenaga Kesehatan
o Berikan/buat analisis dalam perspektif pelanggaran Kode Etik dan pelanggaran hukum sebagai Tindakan
malpraktik tenaga Kesehatan dengan pendekatan konsep terhadap beberapa contoh kasus dalam slide 15
ASPEK HUKUM dan ETIKA PRAKTIK TELEMEDICINE
Pengertian Telemedicine
o Pasal 1 ayat 2 PMK no 20 tahun 2019
▪ Pelayanan Telemedicine Antar Fasyankes (PelayananTelemedicine) adalah Telemedicine yang
dilaksanakan antara fasyankes satu dengan yang lain berupa konsultasi untuk menegakkan
diagnosis, terapi, dan/atau pencegahan penyakit.
o Pasal 3 PMK no 20 Tahun 2019
▪ Pelayanan Telemedicine terdiri atas pelayanan:
• Teleradiologi
• Teleelektrokardiografi
• Teleultrasonografi
• Telekonsultasi klinis
• Pelayanan konsultasi Telemedicine lain sesuai dengan perkembangan Iptek.
o Fasyankes Telemedicine
▪ Fasyankes penyelenggara terdiri dari ;
• Fasyankes Pemberi Konsultasi (RS)
• Peminta Konsultasi (FTP) → pasal 5
▪ Dengan persyaratan memiliki :
a. SDM
b. Sarana, prasarana, peralatan
c. Aplikasi (Pasal 8 PMK no 20 tahun 2019)
o Telemedicine Isoman
▪ Yankes jarak jauh dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pemberian
informasi kesehatan, diagnosis, pengobatan, pencegahan perburukan, evaluasi kondisi kesehatan
pasien, dan/atau pelayanan kefarmasian, termasuk untuk pemantauan terhadap pasien COVID-19
yang melakukan isolasi mandiri, yang dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan lain pada
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya dengan tetap
memperhatikan mutu pelayanan dan keselamatan pasien →KMK No 4829 tahun 2021
Sejarah Telemedicine
o Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 18.306 pulau, dengan luas sekitar 2.027.087
km2.
o Pada daerah terpencil, yaitu Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK), terdapat masalah
kesehatan, misalnya Fasyankes dan tenaga kesehatan yang terbatas, terutama yankes spesialistik.
o Diperlukan mendekatkan dan meningkatkan mutu yankes pada daerah terpencil.
o Salah satu upaya meningkatan mutu yankes adalah menggunakan teknologi informasi bidang kesehatan
yaitu Pelayanan konsultasi antar fasilitas pelayanan kesehatan melalui Telemedicine
o Dibutuhkan pelayanan telemedicine yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif serta
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien
Dasar Hukum
o UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
o PMK no. 20 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Telemedicine antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan
o KMK No.4829 tahun 2021 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan melalui Telemedicine Masa Pandemi
Covid-19
Peran dalam Pradok
o Meliputi ;
▪ Waktu pelaksanaan
▪ Asas-asas
▪ Tujuan
▪ Legalitas
▪ Dokumentasi/Rekam medik
▪ Hubungan dokter-pasien
▪ Expertise
o Waktu Telemedicine
▪ Pada masa tanggap darurat COVID-19 berlangsung atau
▪ Bila keadaan normal kembali ada regulasi tentang pelayanan medis telemedicine tersendiri
o Asas Telemedicine
▪ Norma-norma dalam praktik kedokteran.
▪ Bekerja sesuai Standar profesi dan SPO medis
o Tujuan Telemedicine
▪ Meningkatkan akses pelayanan Dokter Spesialis karena akses yang jauh dan terpencil serta ada
masalah Physical Distancing
▪ Peningkatan dan Kendali mutu yankes, serta Keselamatan pasien.
▪ Bukan untuk membenarkan, mensahkan atau bahkan mengendorse platform.
o Legalitas
▪ Dokter, dokter spesialis/subspesialis;dan Nakes lainnya memiliki SIP/STR.
▪ RS menetapkan SPO Pelayanan Telemedicine
▪ Aplikasi Telemedicine dari Kemenkes, bila mandiri, harus teregistrasi di Kemenkes, dalam rangka
interoperabilitas data secara
otomatis dan real time, berupa data agregat Pelayanan Telemedicine.
▪ Ada 11 platform telemedicine di Indonesia yang bekerjasama dengan Kemenkes : Halodoc,
YesDok, Alodokter, Klik Dokter, SehatQ, Good Doctor, Klinikgo, Link Sehat, Milvik, Prosehat,
dan Getwell.
▪ Kemenkes telah memiliki program Temenin alias Telemedicine Indonesia ; konsultasi online di RS
- PKM.
▪ Pradok konvensional dengan tatap muka memerlukan fasyankes, misal RS
▪ Telemedicine memerlukan platform sebagai fasyankes, misalnya aplikasi Temenin.
▪ Terdapat hak & kewajiban pemberi & peminta telekonsultasi
▪ Dokumentasi atau rekam medis
• Rekam medik harus baik dan benar
• Rekam medik tidak boleh diserahkan kepada platform (end-to-end encryption)
• Kerahasiaan harus tetap terjaga (privacy/ 3rd can not read)
• Tahan lama
• Lengkap
• Aman
▪ Hubungan dokter pasien
• Harus diawali dengan pemeriksaan langsung (tatap muka) untuk melakukan asesmen awal.
• Untuk pelayanan medis lanjutan melalui daring hanya dilakukan setelah diawali dengan
pemeriksaan langsung.
• Bila tidak memungkinkan bertemu langsung, maka dokter memberikan saran pengobatan
dengan melakukan pemantauan yang ketat kondisi pasien melalui online/daring.
• Segera melakukan pemeriksaan langsung di fasyankes sesegera mungkin (terutama pasien
baru)
▪ Expertise
• Fasyankes Pemberi Konsultasi memberikan jawaban konsultasi dan/atau menerbitkan
Expertise kepada Fasyankes Peminta Konsultasi.
• Jawaban konsultasi berupa pertimbangan medis dari dokter spesialis/subspesialis dan/atau
ahli lainnya terkait tindakan/penatalaksanaan pasien.
• Jawaban konsultasi/Expertise harus mencantumkan nama dokter peminta, dokter
spesialis/subspesialis atau ahli lainnya, data identitas pasien, dan keterangan lain yang
dibutuhkan.
Aspek Hukum
Aspek Etika
o Etika atau moral adalah nilai-nilai atau norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau kelompok
dalam bersikap tindak
o Etika Medis bagi dokter adalah etika terapan dan etika normatif yang merupakan pedoman dan rambu-
rambu sistematis bagi perilaku etis seorang dokter.
o Moral hazard
▪ Sumpah Dokter Indonesia (1960), “kontrak moral” dengan Tuhan
▪ KODEKI (2012)“kontrak moral” dengan Peer Group
Aplikasi Etika bisnis
o Bagaimana menentukan sesuatu perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk ?
o Berdasarkan :
1. Teori Etika
2. Kaidah Dasar Bioetik
Ethical Frame Work

Aplikasi Etika Medis

Etika Profesi Kedokteran

Telemedicine yg baik dan benar


o Dapat menilai keadaan pasien dengan cermat dan tepat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan tambahan
o Diupayakan menegakkan diagnosis dan talaksana setelah bertemu pasien secara langsung.
o Dokter membuat daftar dengan melakukan seleksi terhadap penyakit BUKAN emergencies yang dapat
ditangani melalui online/daring.
o Bila terjadi perburukan segera rujuk ke RS.
o Harus menjamin adanya hubungan dokter-pasien secara professional.
o Hati-hati akibat terbatasnya penilaian klinis karena konsultasi jarak jauh yang rawan terjadi
kesalahpahaman.
o Hati-hati risiko kesalahan ;
▪ Penegakkan diagnosis
▪ Pemberikan resep obat
▪ Pemberikan nasehat medis hal-hal diluar masalah kesehatan yang ringan
Kesimpulan
o Aspek hukum telemedicine merupakan penerapan hukum dalam telemedicine yang meliputi hukum
Administrasi, Perdata dan Pidana
o Aspek etika telemedicine merupakan moral hazard bagi dokter memberikan telemedicine yang baik dan
bermutu tinggi.
o Yankes telemedicine bukan untuk menggantikan interaksi tatap muka dokter-pasien, tetapi sebagai upaya
peningkatan mutu pradok dalam yankes.

Anda mungkin juga menyukai