Resume Student Project 1. Embriologi Systema Genitalia
Organ sistem genitalia dan sistem urinaria terbentuk dari bagian mesoderm intermediet, yang tepatnya akan membentuk ginjal dan organ genital. Mesoderm intermediet terletak di bagian dinding posterior dari abdomen. Mesoderm intermediet bermuara di kloaka. Kloaka terbentuk pada minggu ke-3. Bagian cranial kloaka akan membentuk suatu lipatan yang menyatu, yang disebut tuberculum genitale. Sedangkan bagian caudalnya akan membentuk lipatan urethra dibagian anterior dan lipatan anus pada bagian posteriornya. Lalu, perkembangan mesoderm intermediet bermula dari minggu ke-4 kehamilan. Perkembangan embrio sistem genitalia awalnya terdiri dari gonad primitif, ductus genitalis, dan genitalia eksterna. Pada awalnya ketiganya ada pada fase indiferen (tidak mengalami perkembangan). Tetapi sel benih primordial yang ada dapat memicu ketiga hal tersebut berdiferensiasi lalu dapat membentuk ovarium ataupun testis yang berkembang. Pada laki-laki, gonad primitif berproliferasi lalu membentuk testis dan corda medullaris. Selanjutnya, akan menjadi rete testis. Korda testis akan membentuk tubulus seminiferus dan bergabung menjadi ductus eferen dan deferen. Sel primordial dengan sel sertoli akan berkembang menjadi tubuli seminiferi setelah pubertas. Tubuli seminiferi akan membentuk rete testis lalu menjadi ductuli eferentes, saluran wolff, dan juga ductus deferens. Ductus genitalis ada 2 yaitu, ductus mesonefros (ductus wolfii) yang akan membentuk epididymis, vesica seminalis, ductus deferen, dan ductus ejaculatorius. Sedangkan, ductus paramesonefros (ductus mullerian) akan membentuk appendix testis. Genitalia eksterna akan berkembang karena adanya pengaruh dari androgen, yang berawal dari memanjangnya tuberculum genital menjadi phallus. Phallus akan memanjang juga membentuk urethral groove yang akan menjadi meatus erethra externus. Pembentukkan skrotum dikarenakan adanya penebalan genital yang terjadi. Pada perempuan, perkembangan sistem genitalia dimulai dari corda gonad indiferen (sumsum ovarium) dengan sel benih sederhana (oogonia). Pada saat fase indiferen terdapat saluran mesonefros dan saluran paramesonefros. Saluran paramesonefros akan berdiferensiasi menjadi saluran rahim seperti, uterus, cervix, dan sebagian vagina serta menjadi saluran telur yaitu, oviduk. Diferensiasi akan terjadi akibat sirkulasi hormonal yang ada. Pada perempuan, lipatan uretra yang tidak menyatu disebut dengan labia minora. Lalu, tonjolan kelamin (pembengkakkan genital atau penebalan genital) disebut dengan labia mayora. Sedangkan, jalur urogenitalis yang terbuka disebut sebagai vestibulum. Vagina berasal dari sepertiga bagian atas dari jaringan paramesonefros, serta dua pertiga bagian bawah dari jaringan bulbus sinovaginalis. Sedangkan, hymen atau selaput dara itu merupakan suatu batas anatara rongga vagina dengan sinus urovaginalis. Seluruh perkembangan organ genital baik laki-laki maupun perempuan dipengaruhi oleh hormon-hormon untuk melaksanakan kemampuannya berdiferensiasi.
Referensi : Sadler, T.W. 2012. Langman’s Medical Embriology. 12th Ed. Lippincott Williams & Wilkins.