Anda di halaman 1dari 30

PERATURAN PERUNDANG

UNDANGAN
YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PRAKTIK KEDOKTERAN
Disusun oleh :

Dr. Andi Machmud R, M.Kes


ILMU KEDOKTERAN ADALAH ILMU
YANG PALING MULIA DAN HANYA
ORANG-ORANG YANG SANGGUP
MENJUNJUNG KEHORMATAN DIRI DAN
PROFESINYA LAYAK MENJADI DOKTER
(HYPPOCRATES)
Pusat dari praktek kedokteran adalah
hubungan/relasi antara pasien dengan dokter.
Praktek kedokteran mengombinasikan
sains dan seni.

• Seni kedokteran adalah penerapan gabungan


antara ilmu kedokteran, intuisi, serta
keputusan medis untuk menentukan
diagnosis yang tepat dan perencanaan
perawatan untuk pasien.
DUNIA KEDOKTERAN
SEAKAN TIDAK
TERJANGKAU OLEH HUKUM
PRAKTIK KEDOKTERAN

Dalam praktek, seorang dokter harus:


• membangun relasi dengan pasien
• mengumpulkan data (riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik termasuk hasil laboratorium atau
penunjang medis)
• menganalisa data
• membuat rencana perawatan (tes yang harus
dijalani berikutnya, terapi, rujukan)
• merawat pasien
• memantau dan menilai jalannya perawatan dan
dapat mengubah perawatan bila diperlukan.
Peraturan yang digunakan :
Undang-Undang Dasar 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
PP No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia kedokteran
PP No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Permenkes RI No. 585/Men.Kes/Per/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik
Permenkes RI No. 729a/Men.Kes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis/Medical
Record
Kepdirjen Pelayanan Medis No. HK.00.06.6.5.1866 tentang Pedoman Persetujuan
Tindakan Medis (Informed Consent)
• Praktik kedokteran merupakan inti dari
berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan

• Karena itu harus dilakukan oleh dokter yang


memiliki etik dan moral yang tinggi, serta
kompetensi yang secara terus menerus harus
ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan.
Siapakah Tenaga kesehatan
(Pasal 2 PP No. 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan)

1. Tenaga medis;
2. Tenaga keperawatan;
3. Tenaga gizi;
4. Tenaga kefarmasian;
5. Tenaga keteknisian medis;
6. Tenaga keterapian fisik.
 Praktik kedokteran (promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif)
dilaksanakan sebagai suatu
kesepakatan berdasarkan hubungan
kepercayaan antara dokter dengan
pasien.
UNDANG-UNDANG PRAKTIK
KEDOKTERAN (UUPK)

• Pengaturan penyelenggaraan praktik


kedokteran dilandaskan pada asas
kenegaraan, keilmuan, kemanfaatan,
kemanusiaan dan keadilan.
Keberadaan UUPK bertujuan untuk:

1. memberikan perlindungan kepada pasien,


2. mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan medis yang diberikan oleh dokter,
3. memberikan kepastian hukum kepada
masyarakat maupun dokter.
Asas dalam Hukum Kesehatan

• Pembangunan kesehatan diselenggarakan


dengan berasaskan perikemanusiaan,
keseimbangan, manfaat, pelindungan,
penghormatan terhadap hak dan kewajiban,
keadilan, gender dan nondiskriminatif dan
norma-norma agama
HAK PASIEN BERDASARKAN UU NO.29 / 2004
TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN ( Pasal 52 )
- Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan
medis sebagaimana dimaksud Pasal 45 ayat 3 yaitu :
* Diagnosis dan tata cara tindakan medis
* Tujuan tindakan medis yang dilakukan
* Alternatif tindakan lain dan resikonya
* Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
- Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
- Meminta pendapat dokter atau dokter gigi
- Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
- Menolak tindakan medis
- Mendapatkan isi rekam medis
HAK PASIEN BERDASARKAN UU NO.8 / 1999 TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN
· Kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
· Memilih
· Informasi yang benar, jelas, dan jujur
· Didengar pendapat dan keluhannya
· Mendapatkan advokasi, pendidikan dan perlindungan
konsumen
· Dilayani secara benar, jujur, tidak diskriminatif
· Memperoleh kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian
HAK YANG MELEKAT PADA DIRI TENAGA KESEHATAN

BERDASARKAN UU NO.29/2004 TENTANG


PRAKTIK KEDOKTERAN ( PASAL 50 )

• Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas


sesuai dengan Profesinya
• Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan
standar prosedur operasional
• Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan
keluarganya
• Menerima imbalan jasa
KEWAJIBAN PASIEN
1. BERDASARKAN UU NO.8 / 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
· Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur
· Beritikad baik
· Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
· Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut.
2. BERDASARKAN UU.NO.29/2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN
- Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
- Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi
- Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana kesehatan
- Memberikan imbalan jasa atas pelayan yang diterima
KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN
Pasal 51 UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien
2. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian
atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan
BERDASARKAN UU NO.8 / 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien
STANDAR PROFESI MEDIK DAN STANDAR
PELAYANAN RUMAH SAKIT
Menurut Leenen, yang dikenal dalam dunia kedokteran sebagai “Lege artis”
adalah hakikatnya sebagai suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan
Standar Profesi Medis (SPM) yang terdiri dari beberapa unsur utama
meliputi :
1. Bekerja dengan teliti, hati-hati dan seksama;
2. Sesuai dengan ukuran medis;
3. Sesuai dengan kemampuan rata-rata/sebanding dengan dokter dengan
kategori keahlian medis yang sama;
4. Dalam keadaaan yang sebanding
5. Dengan sarana dan upaya yang sebanding wajar dengan tujuan konkrit
tindak medis tersebut.
Informed consent
(Peraturan Menteri Kesehatan RI No.585.Menkes/Per/IX/1989)

Dalam dunia kedokteran, biasanya untuk menghindari resiko malpraktik,


tenaga medis membuat exconeratic clausule yaitu :
Syarat-syarat pengecualian tanggung jawab berupa pembatasan atau pun
pembebasan dari suatu tanggung jawab
Dalam hal ini, bentuk dari exconeratic clausule adalah informed
consent/persetujuan tindakan medis (pertindik).
Pertindik merupakan suatu izin atau pernyataan setuju dari pasien yang
diberikan secara bebas, sadar dan rasional setelah memperoleh informasi
yang lengkap, valid dan akurat dipahami dari dokter tentang keadaan
penyakitnya serta tindakan medis yang akan diperolehnya.
Persetujuan Tindakan Medik (Informed Concent) dapat
terdiri dari :
1. Yang dinyatakan (expressed), yakni secara lisan
(oral) atau tertulis (written)
2. Dianggap diberikan (Implied atau tocit concent),
yakni dalam keadaan biasa (normal) atau dalam
keadaan darurat (emergency).
Expressed concent adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau
tulisan, bila yang akan dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaaan dan
tindakan biasanya.
Implied Concent adalah persetujuan yang diberikan pasien secara tersirat,
tanpa pernyataan tegas. Isyarat persetujuan ini ditangkap oleh dokter dari
sikap dan tindakan pasien. Implied concent dalam bentuk lain apabila pasien
dalam keadaan gawat darurat dan memerlukan penanganan secara cepat dan
tepat sementara keadaan tidak dapat memberikan persetujuannya dan
keluargapun tidak ada ditempat, maka dokter dapat melakukan tindakan medis
tertentu yang terbaik menurut dokter ((Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.585.Menkes/Per/IX/1989)

Jenis ini dapat pula disebut sebagai presumed consent.


Hal-hal yang perlu disampaikan dalam Informed concent
1. Maksud dan tujuan tindakan medis tersebut;
2. Resiko yang melekat pada tindakan medis itu
3. Kemungkinan timbulnya efek samping
4. Alternatif lain tindakan medis itu;
5. Kemungkinan-kemungkinan (sebagai konsekuensi) yang terjadi bila
tindakan medis itu tidak dilakukan;
6. Dalam menjelaskan mengenai resiko perlu dikatakan mengenai :
a. Sifat dan resiko tindakan
b. Berat ringannya resiko yang terjadi
c. Kemungkinan resiko itu terjadi
d. Kapan resiko tersebut akan timbul seandainya terjadi
Sanksi Hukum terhadap Informed Consent
• Sanksi pidana
Apabila seorang tenaga kesehatan menorehkan benda tajam tanpa persetujuan
pasien dipersamakan dengan adanya penganiayaan yang dapat dijerat Pasal
351 KUHP
• Sanksi perdata
Tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang mengakibatkan kerugian dapat
digugat dengan 1365, 1367, 1370, 1371 KUHPer
• Sanksi administratif
Pasal 13 Pertindik mengatur bahwa :
Terhadap dokter yang melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien atau
keluarganya dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin
praktik.
REKAM MEDIS / MEDICAL RECORD
Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 749/Menkes/XII/1989

• Medical record adalah berkas yang berisikan catatan, dan


dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana
pelayanan kesehatan

• Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan


untuk menyelenggarakan upaya kesehatan baik untuk rawat
jalan maupun rawat inap yang dikelola oleh pemerintah
ataupun swasta.
MANFAAT REKAM MEDIS

1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;


2. Bahan pembuktian dalam perkara hukum;
3. Bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan;
4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan;
5. Bahan untuk menyiapkan stastitik kesehatan.
Sanksi Hukum terhadap Kewajiban
Menyimpan Rekam Medis
1. Kerahasiaan Rekam Medis
a. Pasal 112 KUHP
b. Pasal 322 KUHP
c. Pasal 1365 KUHPer
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang
diketahui oleh tenaga kesehatan dan mahasiswa kedokteran yang sedang
praktik pada waktu atau selama melakukan pekerjaan dalam lapangan
kedokteran .
Segala sesuatu adalah segala fakta yang didapat dalam pemeriksaan
penderita, interpretasinya untuk menegakkan diagnosis dan melakukan
pengobatan dari anamtesis, pemeriksaaan jasmaniah, pemeriksaan
dengan alat kedoketran dsb.
Pasal 112 KUHP
Barangsiapa sengaja mengumumkan atau menyampaikan surat kabar dan keterangan
tentang sesuatu hal kepada negara asing, sedang diketahuinya bahwa surat kabar atau
keterangan itu harus dirahasiakan karena kepentingan negara, maka i dihukum
dengan pidana paling lama tujuh tahun.

Pasal 322 KUHP


Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang menurut jabatan atau
pekerjaaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu ia diwajibkan untuk
menyimpannya, dihukum dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan

Pasal 1365 KUHPer


Tiap perbuatan melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain,
mewajibkan orang yang karena kesalahannya menyebabkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut
2. Hilangnya, Rusaknya atau pemalsuan Rekam Medis
Pasal 20 Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 749/Menkes/XII/1989
dikenakan sanksi administratif mulai dari teguran sampai dengan pencabutan
izin praktik.

Pengecualian terhadap kewajiban menyimpan rahasia kedokteran


1. Karena daya paksa (Pasal 48 KUHP)
a. Kepentingan umum;
b. Kepentingan orang yang tidak bersalah;
c. Kepentingan pasien;
d. Kepentingan tenaga kesehatan itu sendiri tidak dapat dipidana.
1. Karena menjalankan perintah UU (Pasal 50 KUHP)
2. Karena perintah jabatan (Pasal 51 KUHP)
3. Karena untuk mendapatkan santunan asuransi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai