Anda di halaman 1dari 8

Etika Profesi Kedokteran

1. Pengertian Etika Kedokteran


Etika kedokteran merupakan seperangkat perilaku anggota profesi kedokteran dalam
hubungannya dengan klien / pasien, teman sejawat dan masyarakat umumnya serta merupakan
bagian dari keseluruhan proses pengambilan keputusan dan tindakan medis ditinjau dari segi
norma-norma / nilai-nilai moral.

2. Pengertian Dokter
Dokter adalah pihak yang mempunyai keahlian di bidang kedokteran. Pada Kedududukan
ini, dokter adalah orang yang dianggap pakar dalam bidang kedokteran. Dokter adalah orang
yang memiliki kewenangan dan izin sebagaimana mestinya untuk melakukan pelayanan
kesehatan, khususnya memeriksa dan mengobati penyakit dan dilakukan menurut hukum dalam
pelayanan kesehatan.

3. Pengertian Kedokteran
Kedokteran (Inggris: medicine) adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang
penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang
mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia
pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan cedera. Ilmu ini meliputi
pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan
dari pengetahuan tersebut.

4. Tujuan Etika Profesi Dokter


Tujuan dari etika profesi dokter adalah untuk mengantisipasi atau mencegah terjadinya
perkembangan yang buruk terhadap profesi dokter dan mencegah agar dokter dalam menjalani
profesinya dapat bersikap professional maka perlu kiranya membentuk kode etik profesi
kedokteran untuk mengawal sang dokter dalam menjalankan profesinya tersebut agar sesuai
dengan tuntutan ideal. Tuntunan tersebut kita kenal dengan kode etik profesi dokter.

5. Pentingnya Kode Etik Profesi


Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat, antara lain adalah (Adams,
dkk, dalam Ludigdo, 2007):
 Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga individu
individu dapat berlaku secara etis.
 Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu mengarahkan
perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan
bisnisnya.
 Perusahaan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah profesi,
dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
 Kode etik dapat dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai
pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya perusahaan dan
membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.
 Kode etik berperan sangat penting pada suatu profesi. Agar profesi dapat berjalan dengan
benar maka perlu diikat dengan suatu norma tertulis yang disebut dengan kode etik profesi.
 Kode etik profesi dapat diubah seiring dengan perkembangan zaman yang mengatur diri
profesi yang bersangkutan dan perwujudan nilai moral yang hakiki dan tidak dipaksakan dari
luar. Jadi kode etik diadakan sebagai sarana kontrol sosial dan untuk menjaga martabat dan
kehormatan profesi serta melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan atau
penyalahgunaan keahlian.

5.1 Fungsi Kode Etik Kedokteran


1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.

6. Kode Etik Kedokteran di Indonesia

6.1 Kewajiban Umum


Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau
janji dokter.
Pasal 2
Seorang  dokter wajib   selalu  melakukan  pengambilan  keputusan professional
secara independen, dan mempertahankan perilaku professional dalam ukuran yang
tertinggi.
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan  psikis
maupun  sikis, wajib memperoleh  persetujuan  pasien/ keluarganya dan  hanya diberikan
untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap
penemuan teknik atau  pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan  terhadap hal
hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7
Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa
sendiri kebenarannya.
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam  setiap praktik medisnya, memberikan
pelayanan  secara  kompeten  dengan  kebebasan  teknis  dan moral sepenuhnya, disertai
rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya,
dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui
memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan
atau
penggelapan.
Pasal 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya  melindungi hidup makhluk
insani.
Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib  memperhatikan
keseluruhan  aspek
pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik sik maupun
psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati
masyarakat.
Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral  di
bidang  kesehatan,  bidang  lainnya  dan  masyarakat, wajib  saling menghormati.

6.2   Dokter terhadap Pasien


Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan  dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk
pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.

Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat
berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk  dalam beribadat dan atau
penyelesaian masalah pribadi lainnya.
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.

6.3   Kewajiban Dokter terhadap Teman Sejawat


Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya  atau berdasarkan prosedur yang etis.

6.4   Kewajiban Dokter tehadap Diri Sendiri


Pasal 20
Setiap dokter wajib  selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.
Pasal 21
Setiap  dokter  wajib  senantiasa  mengikuti  perkembangan  ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/ kesehatan

7. Hak dan Kewajiban Dokter Secara Umum


7.1 Hak Dokter
1) Menerima imbalan jasa yang sesuai dari jerih payahnya menangani pasien yang
ditanganinya.
2) Melakukan usaha terbaik untuk menjaga dokter dalam profesinya dan juga di
dalam negara dengan menyediakan dukungan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan profesional dan personal.
3) Dokter yang bekerja di negara yang berbeda dengan negara asalnya baik
sementara atau selamanya, harus diperlakukan secara adil seperti juga dokter lain
di negara tersebut supaya tidak terjadinya kesenjangan diantara para pihak.
4) Dokter harus memiliki kebebasan profesional untuk merawat pasien mereka
seperti juga semua manusia, dokter mempunyai hak dan juga kewajiban tanpa
campur tangan.
5) Dokter harus memiliki kebebasan medis untuk mewakili dan membela kebutuhan
kesehatan pasien melawan semua yang menyangkalnya atau membatasi
kebutuhan akan perawatan bagi yang sakit atau terluka.

7.2 Kewajiban Dokter


1) Memberikan pelayanan medis sesuai dg standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan pasien
2) Merujuk pasien ke dokter atau drg lain yg memiliki keahlian/ ketrampilan yg
lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan
3) Merahasiakan segala sesuatu yg diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah
pasien meninggal dunia, serta tunduk pada tata cara pembukaan Rahasia
Kedokteran menurut Hukum yg berlaku
4) Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali: ia yakin ada
orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya
5) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau
kedokteran gigi.

8. Sanksi dari Pelanggaran Kode Etik Kedokteran


Dalam Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata Cara
Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, menyebutkan beberapa
sanksi disiplin antara lain:
1) Dokter maupun dokter gigi yang melanggar kodek etik akan diberikan peringatan
tertulis.
2) Surat tanda registrasi atau surat izin praktik dokter akan dicabut dalam waktu
sesuai ketentuan.
3) Dokter dan dokter gigi diwajibkan mengikuti pendidikan atau pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi masing-masing keahliannya.
Dengan ketatnya aturan yang ada maka diharapkan pada dokter dan dokter gigi
melaksanakan aturan-aturan hukum yang mengatur Rekam Medis. Membuat rekam medis yang
baik akan meningkatkan pelayanan pada pasien dan memberikan kemudahan bagi dokter
amupun dokter gigi dalam manjalankan pelayanannya.

9. Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi


1) Pengaruh sifat kekeluargaan
Misalnya Seorang dosen yang memberikan nilai tinggi kepada seorang mahasiswa
dikarenakan mahasiswa tersebut keponakan dosen tersebut.
2) Pengaruh jabatan
Misalnya seorang yang ingin masuk ke akademi kepolisian , dia harus membayar puluhan
juta rupiah kepada ketua polisi di daeranhya , kapolsek tersebut menyalah gunakan
jabatannya.
3) Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia, sehingga menyebabkan
pelaku pelanggaran kode etik profesi tidak merasa khawatir melakukan pelanggaran.
4) Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat
5) Organisasi profesi tidak dilengkapi denga sarana dan mekanisme bagi masyarakat untuk
menyampaikan keluhan
6) Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena
buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri
7) Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk menjaga
martabat luhur profesinya
8) Tidak adanya kesadaran etis dan moralitas diantara para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya

Sumber:
Isbeey. 2018. Contoh Makalah Etika Profesi, Kode Etik Profesi Dokter, Manajemen Bisnis.
http://isbeey.blogspot.com/2018/01/contoh-makalah-etika-profesi-kode-etik.html (Dikses pada
tanggal 21 Februari 2020).
ETIKA
ETIKA PROFESI KEDOKTERAN

Disusun oleh :

Naumi Paramita Putri Monicasari


1908521036

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2020

Anda mungkin juga menyukai