Anda di halaman 1dari 22

Foto RSUD KABUPATEN BEKASI/ KOMITE MEDIK RSUD KABUPATEN BEKASI

Panduan Etika &


Sikap Dokter RSUD
Kabupaten Bekasi
MOTO:
Bla.. bla.. bla..

K o m i t e m e d i k / e ti k d a n h u k u m

RSUD KABUPATEN BEKASI


Tim Penyusun:

Komite medik RSUD Kabupaten Bekasi

Komite Etik dan Hukum RSUD Kabupaten Bekasi

Jl. Raya Teuku Umar No. 202, Wanasari, Kec. Cibitung, Bekasi, Jawa Barat
Daftar Isi:

Sambutan Direktur Utama RSUD Kabupaten Bekasi

Visi RSUD Kabupaten Bekasi

Misi RSUD Kabupaten Bekasi

Tujuan RSUD Kabupaten Bekasi

Etika Kedokteran di RSUD Kabupaten Bekasi:

Kode Etik Kedokteran Indonesia

Dasar Bioetika Pengambilan Keputusan

Pola Pikir Dokter RSUD Kabupaten Bekasi

Sikap dalam pelayanan di RSUD Kabupaten Bekasi

Komponen komponen Sikap

Faktor Faktor yang mempengaruhi Sikap

Nilai nilai dan Budaya Dokter RSUD Kabupaten Bekasi


VISI RSUD KABUPATEN BEKASI
MISI RSUD KABUPATEN BEKASI
TUJUAN RSUD KABUPATEN BEKASI
ETIKA KEDOKTERAN DI RSUD KABUPATEN BEKASI

Kode Etik Kedokteran Indonesia


Atas berkat rahmat Tuhan  Yang Maha Esa, dengan maksud untuk lebih nyata
menjamin dan mewujudkan kesungguhan dan keluhuran ilmu kedokteran sebagaimana
dimaksud di atas, kami para dokter Indonesia yang  tergabung dalam  Ikatan Dokter 
Indonesia, membakukan dan membukukan nilai-nilai tanggungjawab profesional profesi
kedokteran dalam suatu Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), yang diuraikan
dalam pasal-pasal berikut :

KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau
janji dokter.
Pasal 2
Seorang  dokter wajib   selalu  melakukan  pengambilan  keputusan profesional secara 
independen, dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi
oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan  psikis
maupun  sik, wajib memperoleh  persetujuan  pasien/ keluarganya dan  hanya diberikan
untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan
setiap penemuan teknik atau  pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan 
terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7
Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam  setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan  secara  
kompeten  dengan  kebebasan  teknis  dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih
sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan
sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani
pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan.
Pasal 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya  melindungi hidup makhluk
insani.
Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib  memperhatikan keseluruhan 
aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif ), baik sik
maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
sejati masyarakat.
Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral  di bidang 
kesehatan,   bidang  lainnya  dan  masyarakat, wajib  saling menghormati.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan  dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk
pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat
berinteraksi  dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk  dalam beribadat dan atau
penyelesaian masalah pribadi lainnya.
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya  atau berdasarkan prosedur yang etis.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 20
Setiap dokter wajib  selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat
bekerja dengan baik.
Pasal 21
Setiap  dokter  wajib  senantiasa  mengikuti  perkembangan  ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan.
DASAR BIOETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN :

1. Principle of respect for Autonomy (menghormati autonomi pasien)

Otonomi secara literatur adalah aturan yang mengatur diri sendiri secara

(30)
tenang dan tidak tergesa-gesa. Pada keputusan di bidang medis,

hormat kita kepada keputusan pasien berarti kita mengetahui bahwa

pasien mempunyai kapasistas untuk bertindak dengan sengaja, dengan

penuh kesadaran dan tidak dipengaruhi pihak yang dapat mengubah

(31)
keputusan dan melawan kebebasan akan pengambilan keputusannya.

2. Principle of nonmaleficence (tidak merugikan orang lain)

Dasar ini menentukan kita untuk tidak melakukan sesuatu secara sengaja

yang dapat menyebabkan kerugian kepada pasien, baik melalui kesalahan


34

(31)
atau kelalaian kita. Tujuan prinsip ini adalah juga untuk melindungi

orang yang tidak mampu (cacat) atau orang yang non-otonomi. Prinsip
ini mengemukakan bahwa keharusan untuk tidak melukai orang lain

(30)
lebih kuat dibandingkan keharusan untuk berbuat baik.

3. Principle of beneficence (berbuat baik)

Pengertian dari prinsip ini adalah bahwa tenaga kesehatan memiliki

kewajiban yang memihak pada kebaikan pasien, juga untuk mengambil

langkah yang positif untuk mencegah atau menjauhkan hal buruk dari

pasien. Tugas ini dilihat secara rasional dan terbukti dengan sendirinya

dan diterima oleh masyarakat luas sebagai inti dari tujuan di bidang

(31)
medis.

4. Principle of justice (keadilan)

Keadilan pada bidang kesehatan biasanya didefinisikan sebagai

kesetaraan, atau sebagaimana pendapat Aristotle: “giving to each that

which is his due,” atau memberikan kepada masing-masing apa yang

mereka butuhkan. Hal ini mengemukakan tentang distribusi yang setara

kepada masyarakay dan perlu ditinjaunya hal ini berdasarkan apa yang

masing-masing mereka butuhkan. Faktanya, masyarakat menggunaka

banyak faktor sebagai kriteria untuk kesetaraan distribusi, sebagai

(29)
demikian:

a. Kepada setiap orang dengan jumlah yang setara

b. Kepada setiap orang berdasarkan kebutuhannya


35

c. Kepada setiap orang berdasarkan upayanya

d. Kepada setiap orang berdasarkan kontribusinya

e. Kepada setiap orang berdasarkan kepantasannya

f. Kepada setiap orang berdasarkan nilai pertukaran pasar bebas (-

free-market exchange)
POLA PIKIR DOKTER RSUD KABUPATEN BEKASI

Pola pikir adalah koleksi pemikiran dan kepercayaan yang membentuk sikap

dan kepribadian seseorang. Pemikiran tersebut akan mempengaruhi bagaimana

seseorang berpikir, berperasaan dan bertingkah. Pola pikir akan mempengaruhi

bagaimana seseorang meninjau suatu keadaan dan bagaimana dia menempatkan

dirinya dalam hal itu. Pola pikir adalahsesuatu yang penting karena dapat membantu

manusia mengerti akan tindakan dan kepercayaan yang mereka punya.

Pola pikir dan Sikap sangat berhubungan erat. Sikap adalah proses

pembelajaran untuk mengevaluasi hal-hal dalam perspektif tertentu, bisa positif dan

bisa negatif. Menurut ahli-ahli, ada tiga komponen untuk membentuk suatu sikap dan

salah satunya adalah ‘Cognitive Component’ yaitu komponen pemikiran dan

kepercayaan seseorang terkait objek tersebut. Sikap adalah perasaan seseorang

tentang suatu hal. Pola iker orang itu akan membentuk sikap tersebut dan sikap itu

akan menguatkan pola pikirnya.


SIKAP DALAM PELAYANAN DI RSUD KABUPATEN BEKASI

Sikap dapat diartikan sebagai suatu syarat untuk munculnya suatu tindakan.

Menurut Karlinger, sikap adalah kecenderungan yang tertata untuk berfikir, merasa,

berperilaku terhadap sesuatu himpunan fenomena seperti objek-objek fisik, kejadian,

atau perilaku.

Sikap manusia didefinisikan sebagi berikut: Pertama adalah kerangka pemikiran

yang diwakili oleh para ahli psikolog seperti Louis Thurstone, Renis Likert, dan

Charles Osngood menyatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi

perasaan. (Berkowitz) sikap sesorang terhadap objek adalah perasaan mendukung

atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorable) pada objek tersebut. Secara lebih spesifik Thurstone sendiri

memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu

objek psikologis.

Kelompok pemikiran yang kedua diwakili oleh para ahli seperti Chave,

Bogardus, La Pierre, Mead, dan Gordon Allport (tokoh terkenal dibidang Psikologi

Sosial dan Psikologi Kepribadian) menegenai sikap lebih kompleks. Menurut

kelompok pemikiran ini, sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap

suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang

dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu

apabila individu dihadapkan pada suatu stimilus yang menghendaki adanya respon.

La Pierre mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tedensi, atau kesiapan

antisipatis, presi posisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara

sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Kelompok pemikiran yang ketiga adalah kelompok yang berorientasi kepada

skema triadik (triadic scheme). Menurut kerangka pemikiran ini suatu sikap

merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling

berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku tehadap suatu objek.

Secord dan Backman mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal

perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang

terhadap suatu aspek di lingkungan sekitar.”

Dari paparan di atas dapat diraih kesimpulan bahwa sikap merupakan suatu

kecenderungan reaksi perasaan, yang mempunyai preferensi terhadap suatu objek

tertentu didasarkan oleh keyakinan masing-masing individu.

KOMPONEN KOMPONEN SIKAP

Sikap termasuk kedalam aspek pikir yang akan membentuk pola pikir setiap

individu pada topik-topik tertentu. Pola pikir ini kemudian akan mempengaruhi sikap

yang akan dilakukan manusia dalam rangka merespon peristiwa atau insiden yang

terjadi. Sikap akan menentukan perilaku manusia mengenai hubungan dalam

memberikan penilaian terhadap objek-objek tertentu serta memberikan arah pada

tingdakan selanjutnya. Menurut Baron dan Byrne, sikap mengandung tiga komponen

yang menjadi struktur dasar sikap yaitu:

1. Komponen kognitif (perseptual), yaitu komponen yang berkaitan

dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan dan hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana seseorang menempatkan persepsinya.

2. Komponen afektif (emosional), yaitu komponen yang berhubungan

dengan perasaan individu terhadap objek sikap. Rasa senang diartikan


sebagai tanggapan dan sikap positif, sedangkan rasa tidak senang

sebagai sikap negatif.


50

3. Komponen konatif (perilaku atau action kcomponent), yaitu komponen

yang berhubungan dengan kecenderungan tindakan terhadap suatu objek

yang perlu disikapi. Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu

seberapa besar atau kecil kecenderungan tindakan atau perilaku

seseorang terhadap objek sikap.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

Sikap merupakan hal yang penting dalam psikologi khususnya psikologi sosial.

Psikologi sosial menempatkan sikap sebagai hal yang sentral. Pendapat tersebut

kiranya beralasan jika dilihat pentingnya sikap dalam tingkah laku dan perbuatan

manusia sehari-hari. Sikap seseorang akan mempengaruhi tingkah laku orang tersebut

dalam menanggapi sesuatu. Sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat

menentukan perubahan sikap. Saifuddin Azwar mengemukakan bahwa faktor yang

dapat mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

1. Pengalaman Pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Hal tersebut

melibatkan keadaan emosional agar penghayatan akan pengalaman lebih

mendalam dan lebih lama membekas.

2. Kebudayaan. Kebudayaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

pembentukan sikap seseorang. Tanpa kita sadari kebudayaan telah

menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.


Kebudayaan juga telah mewarnai sikap dan memberi corak pengalaman

kepada individu yang menjadi anggota masyarakat asuhannya. Hanya

kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat

memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individu.

3. Orang lain yang dianggap penting. Orang lain di sekitar kita merupakan

salah satu di antara komponen sosial yang ikut memepengaruhi sikap kita.

Seseorang akan meniru dan bersikap sama seperti orang lain jika orang

tersebut dianggap memang pantas untuk dijadikan panutan.

4. Media Massa. Pengaruh media massa tidaklah terlalu besar dalam interaksi

individu secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan perubahan

sikap, peranan media massa tidak kecil artinya. Dalam penyampaian

informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan

yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama. Lembaga pendidikan serta

lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam

pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian

dan konsep moral dalam diri individu. Konsep moral dan ajaran agama

sangat menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan

kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam

menentukan sikap individu.

6. Pengaruh Faktor Emosi. Suatu pembentukan sikap seseorang tidaklah

ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang


namun suatu sikap merupakan pernyataan yang didasari suatu emosi yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego. Suatu sikap yang didasari emosional adalah

prasangka yaitu sikap yang tidak toleran terhadap sekelompok orang.


NILAI NILAI DAN BUDAYA DOKTER RSUD KABUPATEN

BEKASI

NILAI NILAI DOKTER RSUD KABUPATEN BEKASI

1. Profesionalisme. Sikap profesional akan memberikan rasa puas bagi orang lain, dan

tercermin dalam perilaku yang cepat dan tepat waktu dalam memberi respon, akurat,

dapat bekerjasama, ahli dan kompeten, memberi pelayanan yang terbaik,  dapat

dijamin, membawa terobosan-terobosan, dan membawa perbaikan yang terus-menerus

(continuous improvement). Kompeten dan bertanggung jawab dalam menjalankan

peran untuk memberikan yang terbaik, dan berorientasikan pada keselamatan

2. Integritas. Sikap memiliki integritas dengan menjaga keselarasan antara yang

dipikirkan dengan yang dikatakan dan yang dilakukan, dengan selalu menjunjung

tinggi moral, etika dan kemanusiaan

3. Rendah hati. Sikap rendah hati akan memberikan rasa senang (comfort) bagi orang

lain, dan tercermin dalam perilaku yang ramah, baik, murah senyum, sabar, siap

menolong, komunikatif, pengertian, respek, dan melayani dengan hati.

4. Berbagi dan peduli. Sikap berbagi dan peduli dapat dirasakan orang lain dalam bentuk

empati, dan tercermin dalam perilaku yang bersedia untuk mendengar, menghargai

orang lain, penuh pengertian, murah hati, bersedia memberikan waktu dan perhatian,

dan bersedia memberi informasi yang diperlukan (informative).

5. Disiplin. Sikap disiplin akan membangun konsistensi, dan tercermin dalam perilaku

kerja yang tepat waktu, taat pada peraturan (compliance), dan konsisten.

6. Belajar dan mendidik. Sikap belajar dan mendidik yang berorientasi pada pelayanan

terbaik dengan menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien


7. Bertanggung jawab. Sikap bertanggungjawab akan membangun kepercayaan, dan

tercermin dalam perilaku yang dapat dipercaya, transparan, adil, taat pada peraturan,

mampu mempertimbangkan risiko, dan terbuka terhadap masukan


BUDAYA DOKTER RSUD KABUPATEN BEKASI

1. Menghargai dan menghormati: merupakan wujud dari nilai kepedulian yang

terkandung didalamnya terdapat sebuah sikap menghargai perbedaan, rasa saling

membutuhkan, dan saling mempercayai dalam membangun hubungan kerja sama yang

sinergis dan berperasangka positif (baik) serta menunjukan sikap tulus dalam

memberikan pelayanan yang baik.

2. Cekatan: merupakan wujud dari nilai professional dan disiplin yang terkandung

didalamnya terdapat sikap selalu siap untuk bertindak, tidak menunggu instruksi,

berinisiatif untuk mencari peluang perbaikan dan terobosan terobosan untuk mencapai

kualitas kerja dan layanan yang lebih baik.

3. Teliti: merupakan wujud dari nilai profesionalisme dan integritas, kompeten dan

akuntabel yang perwujudannya tampak melalui upaya untuk melakukan sesuatu

dengan teliti, seksama dan sungguh sungguh dalam mengoptimalkan sumber daya

yang tersedia untuk mencapai hasil yang terbaik.

4. Luhur: merupakan wujud dari nilai belajar dan mendidik, mengandung pengertian

mulia, unggul/ bermutu tinggi yang melandasi perilaku perilaku utama jujur, dapat

dipercaya, kreatif, inovatif, santun dan tanggap serta terbuka pada perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan manajemen dalam upaya mewujudkan komitmen RSUD

Kabupaten Bekasi “ …”

Anda mungkin juga menyukai