Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) PANCASILA

Gracella Gita Giofanny


1908521031
Pancasila B

1. Coba saudara jelaskan filsafat Pancasila dari segi ; Ontologis, Estimologis, dan Aksiologis.
 Ontologis, Ontologis sendiri adalah ilmu yang meyelidiki hakikat sesuatu atau tentang
ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Filsafat
Pancasila dari Ontologis sendiri dapat berarti memiliki makna yang ada eksistensinya
terhadap manusia dan alam semesta. Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang terdiri
atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri,
malainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologism. Dasar ontologis Pancasila pada
hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat mutlak yaitu monopluralis, atau
monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar antropologis. Subyek pendukung
pokok dari sila-sila Pancasila adalah manusia.
 Estimologis, adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode,
dan validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses
dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan. Secara
epistemologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai sistem
filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti Pancasila
telah menjadi suatu belief system, sistem cita-cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena
itu Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai
sistem pengetahuan.
 Aksiologis, Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau
yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan
metafisika suatu nilai. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan
dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya
juga merupakan suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita
membahas tentang filsafat nilai Pancasila.

2. Jelaskan apa yang saudara ketahui dengan Ideologi Pancasila. Jelaskan Ideologi Pancasila
dari segi ; Realita, Idealis, dan Fleksibilitas.
 Segi realita ialah suatu ideologi berasal dari niaai nyata yg dikembangankan bersama
oleh warga masyarakat. Contohnya pada sila pertama ; seseorang menjalankan ibadah
menurut agamanya.
 Segi Idealis ialah suatu ideologi mengandung nilai yg ideal yg ingin dicapai oleh suatu
masyarakat. Contohnya pada sila pertama ; Pengakuan terhadap adanya Tuhan yang
Maha Esa.
 Segi Fleksibilitai ialah ideologi memiliki sifat fleksibel dan berkembang, atau tidak
stuck di satu tempat. Contohnya pada sila pertama ; Pengakuan Konghuchu sebagai
agama baru.

3. Coba sebutkan kelembagaan negara setelah Undang – Undang Dasar 1945 di amandemen.
Coa saudara sebutkan tugas dan fungsinya.
 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Tugas dan wewenanga MPR, mengubah dan
menetapkan UUD, melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilu.
 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). DPR memilik tiga fungsi yang wajib dilaksanakan,
yakni legislasi, anggaran, dan pengawasan. Ketiga fungsi itu dijalankan dalam
kerangka representasi rakyat. Legislasi berarti DPR mempunyai wewenang menyusun
Prolegnas, RUU, dan menerima RUU. Anggaran berarti persetujuan atas RUU tentang
APBN (yang diajukan presiden), memperhatikan DPD atau RUU tentang APBN dan
RUU terkait pajak, pendidikan dan agama. Pengawasan artinya melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah. DPR juga
membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD.
 Dewan Perwakilan Daerah (DPD). DPD ikut merancang undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah, pertimbangan atas rancangan undang-undang dan
pemilihan anggota BPK serta menjadi pengawas atas pelaksanaan UU. DPD juga
berperan mengelola SDA dan SDE serta pembentukan dan pemekaran suatu daerah.

4. Coba saudara jelaskan dengan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional dari
sudut ; Agama, Hukum, Pertahanan, Keamanan, Sosial Budaya, IPTEK, dan Reformasi.
 Paradigma Pancasila dari sudut Agama, Indonesia dengan kemajemukan, binneka dan
plural. Indonesia juga terdiri dari suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja
sama untuk meraih dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia kita. Dengan adanya
prinsip yang membuat prsamaan hak dan kewjiban sesama warga negara serta
semangat persahabatan yang erat maka akan tercipta paradigma ini.
 Paradigma Pancasila dari sudut Hukum, Salah satu tujuan negara Indonesia adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal
tersebut bermakna bahwa negara bertugas dan bertanggung jawab atas seluruh rakyat
Indonesia sehingga perlu memperkuat pertahanan dan keamanan dengan membangun
pertahanan dan keamanan Indonesia yang kini dikenal dengan sishankamrata (sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta). Sesuai dengan UUD 1945, yang terdapat
rumusan Pancasila, Pembukaan UUD 1945 sebagai bagian dari UUD 1945 atau bagian
dari hukum positif yang mana kedudukan Pancasila mengandung segi positif dan
negatif. Segi positif kedudukan Pancasila adalah dapat dipaksakan berlakunya oleh
negara, sedangkan dalam segi negatif adalah pembukaan dapat diubah oleh MPR
sesuai dengan ketentuan Pasal 37 UUD 1945.
 Paradigma Pancasila dari sudut Pertahanan, Sistem pertahanan yang sifatnya semesta
dengan melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya
serta dengan mempersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara
total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Penyelenggaraan
sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga
negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
 Paradigma Pancasila dari sudut Keamanan, Pancasila sebagai sistem-nilai acuan,
kerangka-acuan berpikir, pola-acuan berpikir; atau jelasnya sebagai sistem nilai yang
dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah/tujuan bagi
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia.
 Paradigma Pancasila dari sudut Sosial Budaya, Pancasila bersifat humanistik karena
memang Pancasila bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia sendiri. Hal
tersebut tertuang dalam sila Kemanusiaan Manusia harus dapat mengembangkan
dirinya dari tingkat homo menjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia,
pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai
sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada
tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Hak budaya komuniti dapat sebagai
perantara/penghubung/penengah antara hak negara dan hak asasi individu. Paradigma
tersebut dapat mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan yang mengabaikan
kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia.
 Paradigma Pancasila dari sudut IPTEK, yaitu didasarkan moral ketuhanan dan
kemanusiaan yang adil dan beradab. Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas
manusia yang tidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan
menentukan kebenaran dan kenyataan.
 Paradigma Pancasila dari sudut Reformasi, Pancasila menjadi kerangka pikir atau pola
pikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai landasan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini berarti bahwa setiap gerak langkah bangsa dan
negara Indonesia haru selalu dilandasi oleh sila-sila yang terdapat dalam Pancasila.
Sebagai negara hukum setiap perbuatan, baik dari warga masyarakat, maupun dari
pejabat-pejabat dan jabatan-jabatan harus berdasarkan hukum yang jelas. Jadi hukum
yang dibentuk tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Kualitas
kewarganegaraan yang tinggi di kalangan para pemimpin selain dapat memahami dan
menjabarkan sila-sila Pancasila yang abstrak, tetapi juga mampu memimpin rakyat
yang memang hidup dalam lingkungan primordialnya masing-masing agar tidak keliru
memberi makna kekuasaan bagi seorang pemimpin. 

Anda mungkin juga menyukai