Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika profesi saat ini sangatlah dibutuhkan di berbagai bidang


khususnya bidang yang berkaitan dengan teknologi dan informasi, karena
teknologi dan informasi saat ini selalu berkembang disetiap menit bahkan detik.
Pada zaman sekarang banyak sekali orang – orang yang melanggar peraturan atau
tata tertib pada profesinya tersebut, akibatnya akan merugikan orang lain dan
dirinya sendiri sehingga menurunkan tingkat kepercayaan seseorang kepada
profesi tersebut bukan kepada orang yang melanggar peraturan tersebut. Disetiap
profesi apapun kode etik perlu diterapkan bukan sekedar diucapkan.
Pada jaman modern seperti saat ini yang ditandai oleh spesialisasi dan
keseminatan kedokteran atau kelompok kesejawatan lainnya, nilai-nilai etika
profesi akan senantiasa mewarnai ciri dan cara pelayanan pasien, klien atau
masyarakat setempat atau pun manusia sejagat, dengan dimensi meningkatkan
hubungan dokter-pasien juga dalam format hubungan saling kerjasama
(Mukadimah Kodeki, 2012)
Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) merupakan salah satu
penjabaran dari norma yang berlaku dimasyarakat sekitar, yang tujuan utamanya
diantaranya untuk memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat dan
mementingkan kepentingan teman sejawat sesama profesi. KODEKI ini terakhir
direvisi pada tahun 2012 yang berisi 21 pasal yang mana pada tahun 2002 hanya
berisi 17 pasal, penambahan pasal tersebut hanya mengartikan bahwa KODEKI
perlu direvisi untuk kepentingan masyarakat maupun sesame profesi dibidang
kesehatan khususnya profesi dokter. KODEKI ini pertama kali disahkan oleh IDI
(Ikatan Dokter Indonesia) pada tahun 2002 yang mana dibuat pertama kali yaitu
pada tahun 2001 (Kodeki, 2012)

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kode Etik Kedokteran Indonesia

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan professional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik serta apa yang salah dan yang tidak
baik bagi suatu profesi. Kode Etik Kedokteran Indonesia ini juga menyatakan hal-hal
apa saja yang mesti dilakukan oleh seorang dokter maupun hal-hal yang tidak harus
dilakukan oleh seorang dokter.

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) merupakan kumpulan peraturan


etika profesi yang akan digunakan sebagai tolak ukur perilaku ideal/optimal dan
penahan godaan penyimpangan profesi perorangan dokter yang merupakan pengabdi
profesi di Indonesia. KODEKI merupakan (Buku Panduan KODEKI, 2012))

Kode etik seiring perkembangan zaman akan selalu direvisi sesuai dengan
kebutuhannya apabila kode etik tersebut telah dianggap kurang baik ataupun tidak
lagi sesuai dengan norma dimasyarakat. Maka dari itu kode etik tidak bersifat kaku,
melainkan fleksibel. Kode Etik Kedokteran Indonesia terakhir kali direvisi pada tahun
2012 dan hanya baru satu kali mengalami revisi.

Kode etik dibuat oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi


memiliki kode etiknya masing-masing. Misalnya kode etik untuk para dokter dibuat
oleh para dokter yang mana telah disyahkan oleh IDI sebagai organisasi para dokter
di Indonesia. Bila seorang dokter terbukti melanggar kode etik tersebut, maka dia
akan diperiksa oleh Majelis Kode Etik Kedokteran Indonesia, bukannya oleh
pengadilan. Pelanggaran kode etik ini tidaklah dihukum oleh pengadilan negeri
melainkan suatu organisasi kedisiplinan terkait yang mengurusi tentang pelanggaran
etik.

2
2.2 Pasal Kode Etik Kedokteran Indonesia

KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1

Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan
atau janji dokter.

Pasal 2

Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional


secara independen, dan mempertahankan perilaku professional dalam ukuran yang
tertinggi.

Pasal 3

Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi


oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

Pasal 4

Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .

Pasal 5

Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis
wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan untuk
kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.

3
Pasal 6

Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan


setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan
terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Pasal 7

Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya.

Pasal 8

Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikanpelayanan secara


kompeten dengan kebebasan teknis dan moralsepenuhnya, disertai rasa kasih
sayang (compassion) dan penghormatanatas martabat manusia.

Pasal 9

Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan
sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menangani
pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan.

Pasal 10

Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.

Pasal 11

Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup


makhluk insani.

Pasal 12

4
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan
aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif ), baik _sik
maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan
pengabdi sejati masyarakat

Pasal 13

Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di bidang
kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

Pasal 14

Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan
dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya,
ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.

Pasal 15

Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat


berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau
penyelesaian masalah pribadi lainnya.

Pasal 16

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Pasal 17

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.

5
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 18

Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin


diperlakukan.

Pasal 19

Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 20

Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan
baik.

Pasal 21

Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi kedokteran/ kesehatan.

2.3 Penjelasan pasal KODEKI

Pasal 1
Lafal Sumpah dokter ini dikemukakan setelah seseorang lulus pertama kali menjalani
proses keprofesian dokternya di Fakultas Kedokteran di Indonesia (bukan luar negeri)
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional
secara independen, keputusan yang professional ketika seorang dokter melakukan
pemeriksaan dan penilaian yang teliti terhadap pasien sesuai pedoman.

Pasal 3

6
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak diperkenankan
melibatkan dirinya dengan usaha apotik atau farmasi, laboratorium klinik, rumah
sakit dll yang dengan perjanjian dokter akan menerima komisi jika mengirimkan
pasien kesana.

Pasal 4

Seorang dokter harus sadar profesi yang ditekuninya merupakan suatu nikmat dan
karunia dari Allah SWT maka dari itu dokter tidak boleh menyombongkan dirinya
sendiri. Dengan demikian imbalan jasa yang diperoleh tidaklah berlebihan.
Mengiklankan kemampuan yang dimilikinya pun tidak boleh, karena itu melanggar
etika seorang dokter.

Pasal 5

Seorang dokter harus selalu memberikan informasi memadai dengan jujur dan cara
yang santun kepada pasien/keluarganya ketika akan memberikan tindakan ataupun
obat kepada pasien.

Pasal 6

Seorang dokter hanya dibenarkan untuk mengumumkan hasil penemuannya kepada


media ilmiah profesi yang diakui sesuai tentang ketentuan penelitian kedokteran yang
berlaku.

Pasal 7

Seorang dokter hanya boleh memberikan surat keterangan dokter wajib mendasarkan
isinya pada fakta medis yang diyakininya.

Pasal 8

Seorang dokter yang akan melakukan praktik wajib memiliki kompetensi yang
berlaku sebagai prasyarat profesionalisme.

7
Pasal 9

Setiap dokter untuk mencegah hal buruk wajib ikhlas dalam meluangkan waktunya
untuk menasehati/memberitahukan kepada teman sejawatnya apabila teman
sejawatnya dikategorikan dokter bermasalah.

Pasal 10

Setiap dokter dalam menjalankan profesinya harus menghormati, melindungi atau


memenuhi hak pasien sebagai bagian dari hak asasi manusia dalam bidang kesehatan.

Pasal 11

Seorang dokter dilarang terlibat atau melibatkan diri dalam praktek aborsi, euthanasia
ataupun hukuman mati yang tidak dapat dipertanggungjawabkan moralitasnya.

Pasal 12

Seorang dokter harus memperhatikan pasien yang dihadapinya agar sesuai dengan
lingkungan dan latar belakang si pasien dalam mengatasi penyakitnya.

Pasal 13

Seorang dokter harus membina hubungan yang baik dan harmonis terhadap profesi
kesehatan yang lainnya dimanapun ia bekerja.

Pasal 14

Dalam hal penyakit jika seorang dokter tidak mampu atau diluar kemampuannya
untuk menyembuhkan penyakit, seorang dokter wajib mengkonsultasikan
penyakitnya.

Pasal 15

Merupakan perbuatan tercela apabila dokter melakukan tindakan yang memengaruhi


kepercayaan untuk pindah dari agama yang dianutnya.

8
Pasal 16

Seorang dokter wajib merahasiakan apa yang dia ketahui tentang pasien dari
hubungan dokter pasien sesuai ketentuan undang-undang.

Pasal 17

Seorang dokter wajib menilai diperlukannya Bantuan Hidup Dasar atau tidak bagi
setiap pasien saat panggilan pertolongan daruratyang diterimanya di lingkungan
sekitarnya.

Pasal 18

Seorang dokter harus menghindari persaingan dan saling membantu apabila terdapat
teman sejawat yang sedang dalam kesulitan.

Pasal 19

Seorang dokter tidak diperbolehkan mengambil alih pelayanan kesehatan suatu pasien
dari teman sejawat kecuali didasarkan atas rujukan dari teman sejawat kepada dokter
tersebut agar hubungan dokter-pasien tidak terlepas.

Pasal 20

Dokter harus menjaga kesehatannya jangan sampai terkena penyakit yang mana akan
menganggu pekerjaannya serta menganggu kondisi fisik pasien nantinya.

Pasal 21

Seorang dokter harus tetap up to date terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terus berkembang tiap menitnya. Jangan sampai kita menggunakan
obat yang mana tubuh kita telah kebal terhadap obat tersebut.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi, kode etik adalah suatu penjabaran dari norma-norma yang dibuat
oleh organisasi profesi dan bertujuan untuk kepentingan masyarakat. Kode etik ini
juga mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti menggunakan kemampuan
untuk diperjual belikan, atau menggunakan kemampuan melebihi dari yang
diperbolehkan.
Kode Etik Kedokteran Indonesia atau biasa disebut KODEKI yang
disahkan oleh IDI pada tahun 2002 ini memiliki 17 pasal pada awalnya, lalu
sesuai dengan perkembangan zaman maka direvisi pada tahun 2012 menjadi 21
pasal. Kodeki ini berisi tentang kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien,
kewajiban terhadap teman sejawat dan kewajiban terhadap diri sendiri.
Dengan dibuat dan disyahkan KODEKI ini setiap tindakan yang
dilakukan oleh seorang dokter yang bersifat melanggar akan diadili oleh Majelis
Kode Etik Kedokteran Indonesia bukan diadili oleh pengadilan negara.
Disebutkan juga bahwa dokter harus menghormati kedudukan profesi tenaga
kesehatan lain, karena dokter juga butuh mereka dalam mengupayakan dan
melayani kesehatan masyarakat.

3.2 Saran

Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan yang ada pada diri
penulis sendiri oleh karena itu penulis akan berusaha memperbaiki tulisan ini dan
mengharapkan saran dari para pembaca agar makalah ini bisa bermanfaat walau
sedikit bagi diri penulis dan para pembaca sekalian.

10

Anda mungkin juga menyukai