Putra1
1Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan
kerja bagi tenaga kerja maupun orang lain di tempat kerja. Risiko yang dapat terjadi pada pekerja dapat berasal dari mesin,
lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja, proses produksi, dan lain-lain. Seorang pasien Tn. T, 46 tahun datang ke poliklinik
PT. Great Giant Pineapple (GGP) bagian Harvesting PG 2 dengan keluhan keluhan mata kiri merah sejak 1 jam yang lalu. Pasien
bekerja tidak menggunakan pelindung mata, sehingga pasien terkena duri nanas saat bekerja. Pada status oftalmologis
didapatkan Injeksi konjungtiva(+), Injeksi siliar (+) sekret (-), corpal ujung tanaman 2 mm berjarak 2mm dari limbus (+) pada
mata kiri.Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik bisa dikatakan bahwa pasien didiagnosis sebagai
penyakit kecelakaan kerja. Tatalaksana yang diberikan pada pasien berupa ekstraksi korpal oculi sinistra, dan pemberian
Tetrazoline HCL 3x1 tetes selama 3 hari. Kondisi lingkungan kerja sebagai resiko utama pasien.
Kata Kunci : corpus alienum oculi, kecelakaan kerja, kedokteran okupasi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Keywords: corpus alienum oculi, occupational medicine, occupational safety and health, work accident
Korespondensi: Fuad Iqbal Elka Putra, S.Ked, alamat Jl. Masjid Al-Umar, Jakarta Timur, HP 081261720458, e-mail
fuadiqbal91@gmail.com
Pendahuluan
Masalah keselamatan dan kesehatan Risiko yang dapat terjadi pada pekerja
kerja (K3) pertama kali di atur dalam UU No.1 dapat berasal dari mesin, lingkungan kerja, sifat
Tahun 1970. Secara umum di Indonesia K3 pekerjaan, cara kerja, proses produksi, dan lain-
masih sering terabaikan. Keselamatan dan lain. Dengan begitu risiko terjadinya hal yang
Kesehatan Kerja adalah semua kondisi dan tidak diinginkan seperti kecelakaan ataupun
faktor yang dapat berdampak pada keselamatan penyakit akibat kerja, diperlukan tindakan
dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja maupun promosi dan pemeliharaan derajat tertinggi dari
orang lain di tempat kerja. Menurut Peraturan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial pekerja di
Pemerintah No. 50 Tahun 2012, pengertian lingkungan kerja tersebut.2
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 Jumlah angkatan kerja di Indonesia
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan diperkirakan sebesar 121,9 juta pada Agusus
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga 2014, diperkirakan 160 pekerja mengalami sakit
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja, angka kematian kecelakaan dan
kerja dan penyakit akibat kerja.1 penyakit akibat kerja mencapai 2 juta kasus
setiap tahunnya.2 Hasil laporan kerja di 26 tersebut hanya terbuat dari kain sehingga tidak
provinsi di Indonesia tahun 2013 menunjukkan dapat melindungi dengan baik. Pasien tidak
data jumlah kasus penyakit umum pada pekerja menggunakan kacamata atau google saat
berjumlah sekitar 2.998.766 kasus. Berdasarkan bekerja.
data tersebut, dapat diketahu bahwa masalah Selama melakukan kegiatan pekerjaan,
kesehatan kerja di Indonesia saat ini masih pasien sering terpapar oleh debu atau partikel
rendah dibandingkan dengan negara-negara kecil dan pasien tidak menggunakan google
maju yang telah menerapkan dan mengelola saat melakukan pekerjaan karena google mudah
sistem manajemen kesehatan dan keselamatan berembun sehingga mengganggu pekerjaan,
kerja (SMK3). pasien hanya menggunakan masker yang
terbuat dari selayer kain, sepatu boot, topi.
Kasus Pasien tidak menggunakan google yang sudah
Seorang pasien Tn. T, 46 tahun datang disediakan.
ke poliklinik PT. Great Giant Pineapple (GGP)
bagian Harvesting PG 2 dengan keluhan keluhan Pemeriksaan Fisik
mata kiri merah sejak 1 jam yang lalu. Keluhan Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
lain yang dirasakan oleh pasien yaitu mata umum tampak sakit ringan, kesadaran compos .
berair dan gatal. Sebelumnya pada pukul 09.30 Tmentis, TD: 120/80 mmHg, nadi 94x/menit,
WIB pasien sedang melakukan pemanenan pernapasan 24x/menit, suhu 36,5 C, berat
buah nanas di wilayah perkebunan nanas PG 2 badan 50 kilogram (Kg), tinggi badan 155
pasien mengaku tidak memakai kacamata/ centimeter (cm).
google saat bekerja, pada saat memanen pasien
merasakan ada benda asing yang masuk ke Status Generalis
mata sebelah kiri pasien. Kemudian pasien Pada pemeriksaan telinga, hidung kesan
mengucek ngucek matanya dan meminta tolong dalam batas normal. Pada pemeriksaan leher,
temannya umtuk mengeluarkan benda asing tidak ditemukan pembesaran KGB, JVP tidak
tersebut dengan diberi air aqua, namun keluhan meningkat, kesan dalam batas normal. Pada
tidak berkurang. Kemudian pasien langsung pemeriksaan paru, gerak dada dan fremitus
diantar teman dan mandornya ke sentra taktil simetris, tidak didapatkan rhonki dan
pengobatan PT. GGP. wheezing, kesan dalam batas normal. Pada
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pemeriksaan jantung, auskultasi dan batas
pernah merasakan matanya sering merah dan jantung normal. Pada pemeriksaan abdomen,
berair namun keluhan hilang dengan sendirinya. datar dan supel, tidak didapatkan organomegali
Pasien tidak memiliki riwayat alergi ataupun asites, kesan dalam batas normal.
makanan/obat, riwayat asma, ekzim,
konjungtivitis alergi, disangkal. Di keluarga
pasien tidak pernah ada yang menderita
keluhan serupa, hanya ada beberapa teman
pasien yang pernah mengeluhkan hal yang sama
karena kemasukan benda asing duri ujung
nanas.
Pada anamnesis okupasi didapatkan
hasil bahwa pasien selama melakukan kegiatan
pekerjaan, pasien yang bekerja selama 8 jam di
perkebunan nanas bagian harvesting. Pasien
bekerja dengan posisi membungkuk atau
berdiri. Pasien bekerja memanen nanas besar.
Selama proses kerja pasien menggunakan APD
seperti masker yang terbuat dari selayer kain, Gambar 1. Oculi sinistra Tn.T
sepatu boot, sarung tangan, serta topi. Masker
Simpulan
Pada pasien ini didiagnosis dengan
korpus alienum oculi sinistra. Penegakan
diagnosis dilakukan dengan mengidentifikasi
faktor resiko area pekerjaan pasien di bagian
harvesting. Resiko yang menyebabkan
kecelakaan kerja pada pasien yaitu duri nanas,
karena pasien tidak menggunakan pelindung
mata saat bekerja.
Daftar Pustaka
1. ILO. 2013. Health and Safety in Work Place
for Productivity. Geneva: International
Labour Office.
2. ILO. 2014. Safety and Health at Work: A
Vision for Sustainable Prevention. Jerman:
International Labour Office.
3. Ilyas, Sidarta. 2008. Ilmu Penyakit Mata,
Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
4. Kementerian Tenaga Kerja RI. Pedoman
penyelesaian kasus kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja [internet]. Jakarta:
Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia; 2012
[disitasi tanggal 11 September 2018].
Tersedia dari:
https://aswinsh.files.wordpress.com.
5. Alrasyid H. Analisis kecelakaan kerja pada
kasus kecelakaan pekerja proyek
pembangunan hotel panghegar tewas
terjatuh dari lantai 20, rabu 23 maret 2011.
Sriwijaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya; 2011.
6. Hutaganol, Felix. (2012). Penyebab
Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja.